Penjelajahan Pasifik
Sejak tahun 1718, pembuangan orang-orang Inggris ke koloni-koloni di Amerika Utara telah menjadi suatu bentuk hukuman bagi berbagai tindak pidana di Inggris. Ribuan orang buangan diangkut setiap tahunnya melewati Atlantik.[65] Namun setelah lepasnya Tiga Belas Koloni pada tahun 1783, Inggris dipaksa untuk mencari lokasi alternatif sebagai tempat pembuangan baru bagi orang-orang tahanan. Kemudian, Inggris berpaling ke daratan di selatan yang baru ditemukan bernama Australia.[66] Pantai barat Australia sebenarnya telah ditemukan oleh seorang penjelajah Belanda bernama Willem Janszoon pada tahun 1606 yang kemudian dinamakannya Belanda Baru, namun tidak ada usaha lebih lanjut untuk membangun koloni di sana sampai pada tahun 1770, James Cook menemukan pantai timur Australia dalam perjalanannya menuju Samudera Pasifik Selatan. Cook mengklaim benua tersebut atas nama Inggris dan menamakannya New South Wales.[67] Pada tahun 1778, Joseph Banks, seorang ahli botani yang ikut serta dalam pelayaran bersama Cook memberi saran kepada Pemerintah Inggris supaya Australia dijadikan sebagai koloni tahanan yang baru. Selanjutnya, pada tahun 1787, pengiriman perdana para tahanan dari Inggris dilakukan dan sampai di New South Wales pada tahun 1788.[68] Inggris terus mengirim para tahanan ke New South Wales hingga tahun 1840.[69] Seiring perkembangannya, koloni Australia akhirnya menjadi koloni yang sangat menguntungkan, terutama karena produksi wol dan tambang emasnya,[70] yang turut didukung oleh adanya "demam emas" yang sedang berlangsung di koloni-koloni Victoria. Hal ini menjadikan Melbourne sebagai kota terkaya di dunia pada saat itu,[71] sekaligus kota terbesar kedua (setelah London) dalam Imperium Britania.[72]Dalam perjalanannya, Cook juga mengunjungi Selandia Baru, yang ditemukan pertama kali pada tahun 1642 oleh penjelajah Belanda bernama Abel Tasman. Cook kemudian mengklaim pulau-pulau di Utara dan di Selatan atas nama Kerajaan Inggris pada tahun 1769 dan 1770. Awalnya, interaksi antara Suku Māori; penduduk asli Selandia Baru dengan orang-orang Eropa terbatas hanya pada transaksi perdagangan. Namun, permukiman bagi orang-orang Eropa makin diperluas selama dekade awal abad ke-19 dan pos-pos perdagangan banyak didirikan, terutama di Pulau Utara. Pada tahun 1839, perusahaan Inggris bernama New Zealand Company menyatakan rencananya untuk membeli lahan yang luas dan mendirikan koloni di Selandia Baru. Pada tanggal 6 Februari 1840, William Hobson dan sekitar 40 orang tokoh adat Māori menandatangani Perjanjian Waitangi.[73] Perjanjian ini dianggap sebagai dokumen awal pendirian negara Selandia Baru,[74] namun penafsiran terhadap teks perjanjian versi Inggris dan versi Māori amat berbeda, sehingga tidak ada kesepakatan pada masalah yang telah disetujui dan terus menerus menjadi sumber sengketa hingga saat ini.[75][76]
James Cook, penjelajah Inggris yang menemukan pantai timur di benua selatan baru bernama Australia.
Peperangan dengan Napoleon
Inggris sekali lagi ditantang oleh Perancis di bawah pemerintahan Napoleon Bonaparte. Namun tidak seperti perang-perang sebelumnya, perang kali ini lebih merupakan suatu kontes ideologi antar kedua negara.[77] Perang ini tidak hanya mengancam posisi Inggris sebagai pemimpin di kancah imperialisme dunia, namun Napoleon mengancam akan menyerang Inggris sendiri, seperti yang telah dilakukan oleh pasukannya terhadap negara-negara lainnya di Benua Eropa.[78]Perang Napoleon adalah peperangan pertama yang membuat Inggris benar-benar harus menginvestasikan modal dan sumber daya dalam jumlah besar supaya bisa memenangkan peperangan. Pelabuhan Perancis berhasil diblokade oleh Angkatan Laut Inggris, yang selanjutnya menjadi penentu kemenangan Inggris atas armada Perancis-Spanyol dalam Pertempuran Trafalgar pada tahun 1805. Koloni seberang lautan Inggris diserang dan diduduki, termasuk pemberian Belanda, yang dianeksasi oleh Napoleon pada tahun 1810. Perancis akhirnya berhasil dikalahkan oleh koalisi tentara Eropa pada tahun 1814.[79] Setelah kekalahan Napoleon, Inggris lagi-lagi memperoleh keuntungan besar dari hasil perjanjian damai: Perancis menyerahkan Kepulauan Ionia, Malta (yang diduduki pada tahun 1797 dan 1798), Mauritius, St. Lucia, dan Tobago. Sedangkan Spanyol menyerahkan Trinidad, Guyana Belanda dan Koloni Cape. Sementara itu Inggris mengembalikan Guadeloupe, Martinique, Guyana Perancis dan Réunion kepada Perancis serta Jawa dan Suriname kepada Belanda.[80]
Pertempuran Waterloo yang berakhir dengan kekalahan Napoleon.
Pendudukan Hindia-Belanda
Pada tahun 1811, tentara Inggris melancarkan serangan terhadap daerah-daerah yang diduduki oleh Belanda, termasuk Hindia Timur atau yang lebih dikenal dengan Hindia-Belanda (sekarang Indonesia). Pasukan Inggris tidak mengalami kesulitan menghadapi pasukan Belanda. Selain itu, pasukan Belanda juga mendapat serangan dari pasukan raja-raja di Jawa. Serangan itu menyebabkan Belanda akhirnya menyerah kepada Inggris.[81] Oleh sebab itu, sejak tahun 1811 Hindia Timur menjadi jajahan Inggris dengan kongsi dagang EIC nya yang dipimpin oleh Gubernur-Jenderal Lord Minto. Lord Minto kemudian mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai pemegang kekuasaan atas Pulau Jawa dengan pangkat Letnan Gubernur Jenderal.[82]Peristiwa yang terjadi di Eropa selanjutnya turut mempengaruhi kekuasaan Inggris di Hindia Timur. Napoleon berhasil dikalahkan dalam Pertempuran Leipzig. Sebagai dampak dari kekalahan Napoleon itu, pada tahun 1814 Inggris harus mengembalikan semua daerah kekuasaan Belanda yang pernah dikuasainya melalui Perjanjian London. Raffles tidak setuju atas keputusan-keputusan itu.[83] Ia meletakkan jabatannya dan kemudian digantikan oleh Letnan Gubernur Jenderal John Fendall. Pada tahun 1816, Fendall menyerahkan Hindia Timur kembali kepada Belanda.[84]
Penghapusan sistem perbudakan
Di bawah tekanan yang meningkat dari gerakan abolisionisme, Pemerintah Inggris mengesahkan Undang-Undang Perdagangan Budak pada tahun 1807 yang menghapuskan perdagangan budak di Imperium Britania. Pada tahun 1808, Sierra Leone ditetapkan sebagai koloni Inggris pertama yang secara resmi membebaskan semua budak.[85] Undang-Undang Penghapusan Perbudakan disahkan pada tahun 1833 dan tanggal 1 Agustus 1834, sistem perbudakan secara resmi dihapuskan di segenap koloni Inggris di seluruh dunia (kecuali St. Helena, Ceylon dan koloni yang dikelola oleh EIC, meskipun pada akhirnya pengecualian ini dicabut). Menurut Undang-Undang Penghapusan Perbudakan, para budak diberi kebebasan dan emansipasi penuh setelah "magang" selama 4 sampai 6 tahun.[86](Bersambung)
0 komentar:
Posting Komentar