Senin, 06 Januari 2014

Kota-kota Kuno Paling Menakjubkan (2-Habis)

7. Palenque (Meksiko)

Palenque adalah sebuah kota Maya kuno yang berada dekat Sungai Usumacinta di Negara Bagian Chiapas, Meksiko. Kota kuno ini masih memiliki arsitektur, patung, sisir atap dan ukiran relief Maya yang mengagumkan.

Kota yang tersembunyi selama berabad-abad ini berhasil ditemukan oleh tim arkeolog internasional di hutan hujan sebelah timur Meksiko. Kota ini berjuluk Chactun yang berarti Batu Merah atau Batu Besar. Kota ini memasuki kejayaannya saat dipimpin oleh Pakal, raja yang memerintah dari 615-683 SM.

8. Vijayanagar (India)

Vijayanagar adalah salah satu ibukota kerajaan Hindu terbesar yang pernah ada di dunia. Kota ini didirikan oleh pembesar dinasti Sangama, Harihara dan Bukka pada tahun 1336. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya ketika berada di bawah kepemimpinan Krishnadevaraya (1509-1529). Ia berhasil menguasai hampir seluruh semenanjung selatan Krishna dan sungai Tungabhadra. Kekayaan Vijayanagar berasal dari perdagangan rempah-rempah dan kapas.

Kekaisaran ini runtuh setelah pertempuran Talikota pada tahun 1565, ketika kekuasaan kota ini diambil alih oleh konfederasi sultan Deccan (Bidar, Bijapur, Golconda, Ahmednagar dan Berar). Mereka membuka akses ke India selatan untuk masa penaklukan Muslim.

9. Ephesus (Turki)

Ephesus adalah sebuah kota Yunani kuno yang berada di pantai Ionia, 3 km sebelah barat daya Selcuk, Provinsi Izmir, Turki. Dibangun pada abad ke-10 SM di situs bekas ibukota Arzawan oleh Attic dan kolonis Yunani Ionian, Ephesus berkembang setelah berada di bawah kendali Romawi pada 129 SM. Kota kuno ini diperkirakan dihuni oleh 33.600 sampai 56.000 penduduk pada masa Romawi, dan juga menjadi situs kuburan besar bagi para Gladiator.

10. Tikal (Guatemala)

Tikal adalah sebuah kota Maya kuno yang terletak jauh di jantung Guatemala, hutan El Peten. Tikal adalah salah satu situs Maya kuno terbesar di dunia, dan merupakan taman nasional yang dilindungi sebagai tempat perlindungan, tidak hanya untuk monumen arkeologi, tetapi juga untuk satwa yang terancam punah seperti: ocelots, peccaries, monyet, toucans, burung beo, dan jaguar. Di sebelah timur dan barat dari pusat kota Tikal, terdapat daerah subur untuk pertanian.

Inilah sepuluh kota kuno paling menakjubkan di dunia. Para ilmuwan masih terus menggali dan membaca peninggalan kuno di kota-kota ini, agar bisa menyibak tabir misteri tentang peradaban di situs kuno tersebut.




Sumber

Kota-kota Kuno Paling menakjubkan (1)

1. Machu Picchu (Peru)

Machu Picchu adalah sebuah lokasi reruntuhan kerajaan Inka dan merupakan simbol kerajaan yang paling terkenal di dunia. Machu Picchu dibangun sekitar tahun 1450 pada puncak kejayaan kekaisaran Inka, dan ditinggal saat kekaisaran Inka runtuh di bawah penaklukan Spanyol.

Situs ini menjadi salah satu warisan dunia yang terancam punah, karena jumlah kunjungan wisatawan yang merajalela. Para ilmuwan juga mengungkapkan bahwa reruntuhan kerajaan Inka ini terletak langsung pada Patahan Tambomachay. Jadi, kerusakan lain dapat diciptakan oleh gempa bumi.

2. Angkor wat (Kamboja)

Angkor wat menjadi pusat dari kerajaan Khmer yang berkembang dari sekitar abad ke-9 sampai abad ke-15 Masehi. Reruntuhan Angkor kini berada di tengah hutan dan lahan pertanian di sebelah utara Danau Besar (Tonle Sap) dan selatan Kulen Hill, dan merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO.

Angkor memiliki lebih dari seribu candi, dan dikatakan sebagai monumen keagamaan terbesar di dunia. Banyak candi-candi di Angkor telah dipulihkan. Kini, jumlah kota kuno ini mendekati satu juta per tahun.

3. Memphis (Mesir)

Memphis adalah ibukota kuno dari Mesir Hilir, dan Kerajaan Lama Mesir yang berdirinya sampai sekitar 2200 SM. Kota hilang ini juga pernah menjadi pusat administrasi sepanjang sejarah kuno dan nama Mesir kuno untuk kota ini adalah Its Ineb Hedj atau The White Walls. Menurut Herodotus, kota ini didirikan sekitar 3100 SM oleh Menes, yang saat itu menyatukan dua kerajaan Mesir. Memphis mencapai puncak kejayaannya di bawah Dinasti ke-6 Mesirm yakni sebagai pusat kultus Ptah - dewa penciptaan, seni, dan kesuburan.

4. Petra

Petra adalah kota bersejarah dan arkeologi di selatan Yordania, yang terkenal dengan arsitektur dan sistem saluran airnya. Didirikan sekitar 312 SM sebagai ibu kota Nabataeans, Petra menjadi simbol Yordania dan merupakan tempat yang paling sering dikunjungi oleh para turis. Petra terletak di lereng Gunung Hor dan telah menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1985.

5. Palmyra (Suriah)

Pada zaman dahulu, Palmyra merupakan sebuah kota penting di Suriah tengah. Ini telah lama menjadi kota penting bagi para kafilah yang melintasi padang pasir Suriah dan dikenal sebagai Bride of the Desert. Pada? pertengahan abad pertama, Palmyra menjadi sebuah kota yang kaya, yang terletak di sepanjang rute kafilah yang menghubungkan Persia dengan pelabuhan Mediterania, yang saat itu berada di bawah kendali Romawi. Palmyra atau juga dikenal sebagai Tadmor, disebutkan dalam Alkitab Ibrani (Second Book of Tawarikh 8:4) sebagai kota gurun yang dibangun oleh Raja Salomo Yudea, anak Daud.

6. Pompeii (Italia)

Pompeii adalah sebuah kota Romawi kuno yang berada di dekat Naples, Campania, Italia. Pompeii bersama dengan Herculaneum dan banyak desa di sekitarnya hancur dan terkubur di bawah 4 sampai 6 meter abu vulkanik dan batu apung dalam letusan Gunung Vesuvius pada 79 SM. Kini, Pompeii menjadi salah satu tempat wisata paling populer di Italia dan Situs Warisan Dunia UNESCO.

Para peneliti percaya bahwa kota ini didirikan pada abad 7 atau 6 SM, dan kemudian berada di bawah kendali Romawi pada tahun 80 SM. Para ilmuwan memperkirakan bahwa kota ini mungkin memiliki sekitar 20.000 penduduk. Situs ini sempat hilang selama 1.500 tahun, sampai akhrinya ditemukan kembali pada awal tahun 1599. Penggalian lebih luas dilakukan 150 tahun kemudian oleh insinyur Spanyol, Rocque Joaquin de Alcubierre, pada tahun 1748.



(Bersambung)

Iman Kepada Malaikat (2-Habis)

Malaikat Memiliki Kemampuan Yang Luar Biasa

Malaikat memiliki kemampuan yang luar biasa yang tidak dapat dibayangkan. Misalnya, 8 malaikat pemikul Arsy.

“Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan malaikat menjunjung ‘Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka.” (Al-Haaqqah: 17)

Jika kursi Allah swt. luasnya seluas tujuh lapis langit dan bumi, coba bayangkan sebesar apa ‘Arsy dan bayangkan betapa dahsyatnya kekuatan yang dimiliki para malaikat pemikul ‘Arsy. Coba bayangkan bagaimana kekuatan malaikat peniup sangkakala dimana saat sangkakala ditiupkan seluruh makhluk yang ada di langit dan bumi mati seketika.

“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).” (Az-Zumar: 68)

Bisakah kita bayangkan apa yang dilakukan malaikat terhadap kaum Nabi Luth seperti yang digambarkan Allah swt. dalam firman-Nya di surat Hud ayat 82 ini?

“Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan, red.), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi.

Itulah gambaran yang menakutkan tentang kekuatan malaikat.

Adapun kecepatan malaikat lebih cepat dari apa yang dibayangkan manusia. Allah berfirman di dalam surat Al-Ma’arij ayat 4.

“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.”

Cukup untuk diketahui bahwa malaikat Jibril memi’rajkan Rasulullah saw. ke langit tertinggi kemudian kembali lagi ke bumi, hanya dalam satu malam, bahkan sebagian dari malam. Kita tahu bahwa langit yang paling dekat ke bumi memerlukan jutaan tahun kecepatan cahaya. Artinya, kita perlu hidup jutaan tahun untuk sampai ke sana bila kita jalan dengan kecepatan cahaya yang 300 km per detik. Pertanyaannya, siapa yang dapat melakukannya? Dari mana kita mendapat umur yang panjang untuk perjalanan itu?

Malaikat Diciptakan Untuk Taat Dan Bertasbih

Ketaatan dan ibadah bagi malaikat adalah sifat asli mereka (jibillah) sebagaimana Allah mensifati mereka di surat At-Tahrim ayat 6.

“Tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

“Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya.” (Al-Anbiya: 27) ayat

“Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (Al-Anbiya: 20)

“Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih.” (Al-Anbiya: 19)

Para ulama berbeda pendapat tentang cara bertasbihnya malaikat. Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas berkata, tasbih mereka adalah shalat. Ini berdasarkan firman Allah
فلولا انه كان من المسبحين “seandainya ia bukan orang yang selalu bertasbih”, yang dimaksud dengan bertasbih di sini adalah shalat.

Qotadah berkata, tasbih malaikat adalah سبحان الله sebagaimana dipahami dari bahasa. Al-Qurthubi mendukung pendapat ini. Dalilnya adalah hadits riwayat Abu Dzar r.a. bahwa Rasulullah saw. pernah ditanya, “Ucapan apa yang paling afdlal?” Rasulullah saw. menjawab, “Ucapan yang paling afdlal adalah kata-kata yang telah dipilihkan oleh Allah untuk malaikat, yaitu سبحان الله وبحمده ” (Muslim)

Dan Abdurrahman bin Qarth bahwa Rasulullah saw. pada malam Isra’ dan Mi’raj mendengar suara tasbih di langit yang paling atas:“سبحان العلي الأعلى سبحانه وتعالى “. (Al-Baihaqi, Tafsir Al-Qurthubi juz 1/267).
Dan shalatnya malaikat adalah berdiri dan sujud. Dari Hakim bin Hizam, ia berkata, ketika Rasulullah saw. bersama para sahabat, beliau bersabda, “Apakah kalian mendengar apa yang saya dengar?” Mereka menjawab, “Kami tidak mendengar sesuatu.” Rasulullah saw. berkata, “Sesungguhnya aku mendengar hentakan langit. Tidak ada satu jengkal pun bagian langit yang terhentak melainkan di atasnya malaikat sedaang sujud atau sedang berdiri.” (At-Tabrani, Mu’jam Al-Kabir, Al-Asyqar ‘Alamul Malaikah Al-Abrar, halaman.31,1989)

Keadaan malaikat diciptakan untuk beribadah sehingga sebagian ulama meyakini bahwa malaikat bukan makhluk mukallaf. Yang sahih bahwa taklif mereka tidak sama dengan taklif kita. Adapun pendapat yang mengatakan bahwa mereka bukan makhluk mukallaf adalah pendapat yang salah karena mereka diperintahkan untuk beribadah dan taat. Allah swt. berfirman:

“Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).” (An-Nahl: 50)

Khauf adalah di antara tingkatan ubudiyah dan ketaatan yang paling tinggi. (Al-Asyqar halaman 29,1989).
Dalil yang paling kuat bahwa malaikat makhluk mukallaf adalah kisah tentang perintah Allah kepada mereka untuk susjud kepada Adam. Allah swt. berfirman di dalam surat Al-Baqarah ayat 34:

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam.” Maka sujudlah mereka, kecuali Iblis; ia enggan dan takabur, dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.

Malaikat Terjaga Dari Salah

Dari paparan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa malaikat terhindar dari kesalahan dan perbuatan dosa. Namun, jumhur ulama berpendapat, malaikat tidak ma’shum. Dalil-dalil sebagai berikut.

“Jika mereka menyombongkan diri, maka mereka (malaikat) yang di sisi Tuhanmu bertasbih kepada-Nya di malam dan siang hari, sedang mereka tidak jemu-jemu.” (Fushilat: 38)

Di ayat 30 surat Al-Baqarah, malaikat berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah. Malaikat mencela terjadinya maksiat yang dilakukan Adam dan keturunannya, dan ini berarti menunjukkan bahwa mereka (malaikat) bebas dari dosa. Sikap mereka itu diperkuat dengan kata-kata, “Padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau.” Yang berarti mereka senantiasa bertasbih dan mensucikan Allah tanpa henti.

Sedangkan dalil yang mengatakan bahwa malaikat tidak ma’shum adalah seperti yang dikemukakan Imam Ar-Razi dalam tafsirnya yang juga bantahan atas pendapat malaikat terbebas dari salah.

Menurut Ar-Razi, firman Allah swt., “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” adalah dalil yang mencela para malaikat bukannya sebagai dalil tentang bebasnya malaikat dari kesalahan. Hal itu ditinjau dari beberapa sisi:

  1. Bahwa perkataan malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah” adalah bantahan mereka terhadap Allah dan sikap ini di antara dosa yang paling besar.
  2. Bahwa para malaikat telah melakukan ghibah Adam dan keturunannya dengan mempertanyakan tentang mereka, sementara ghibah adalah salah satu dosa besar.
  3. Bahwa malaikat telah memuji diri mereka sendiri setelah mempertanyakan keturunan Adam dengan perkataan, “Padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau.” Bukankah memuji diri sendiri adalah tercela dan dapat mengakibatkan ujub atau bangga terhadap diri sendiri, dan ini adalah sikap tercela sebagaimana Allah berfirman dalam surat An Najm ayat 32?
  4. Bahwa perkataan mereka, “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” adalah sikap minta permakluman dan itu tidak terjadi kecuali karena telah melakukan kesalahan.
  5. Bahwa firman Allah swt., “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar! Dapat dipahami bahwa mereka telah berdusta pada apa yang mereka katakan.
  6. Bahwa firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 33, “Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?” Dapat dipahami bahwa mereka meragukan bahwa Allah mengetahui segala hal.
  7. Bahwa tuduhan mereka terhadap manusia hanya berdasar dugaan (dzhan) dan ini tidak dibenarkan sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Israa ayat 36.
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.

 
 

Iman Kepada Malaikat (1)

Siapakah Malaikat itu? Malaikat adalah makhluk (ciptaan Allah swt.) cahaya, tidak makan, tidak minum, tidak tidur, dan tidak berjenis kelamin. Mereka adalah alam lain yang berdiri sendiri dan berbeda fisik dan jasadnya.

Allah swt telah menciptakan malaikat dari cahaya. Ini berdasarkan sabda Rasulullah saw.,

خُلِقَتِ الْمَلاَئِكَةُ مِنْ نُوْرٍ (رواه مسلم).

“Malaikat telah diciptakan dari cahaya.” (Muslim).

Lantas apa tugas (pekerjaan) mereka? Mereka mengurus alam semesta ini sesuai iradah dan masyi’ah (kehendak) Allah swt. Dia mendayagunakan malaikat untuk melaksanakan perintah-Nya, dan mereka, para malaikat, tidak akan melakukan sesuatu kecuali dengan perintah Allah swt. Allah swt. mengatakan dengan gamblang tentang hal ini.

Dan mereka berkata, “Tuhan yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak.” Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan. Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya. (Al-Anbiya: 26-27)

Diantara amal mereka adalah bertasbih dan tunduk secara total dan sempurna kepada Allah swt., turun membawa wahyu, dan mencatat semua amal. Allah swt. menerangkan tentang hal ini kepada kita sebagai mana ayat berikut.

Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Infithar: 10-12)

Ada juga malaikat yang bertugas mewafatkan dan mencabut nyawa.

Apakah beriman kepada malaikat adalah kewajiban bagi kita? Jawabnya tentu saja ya. Allah swt. telah mengabarkan kepada kita tentang mereka dalam Kitab-Nya. Jadi, iman kepada malaikat itu wajib dan menjadi salah satu rukun iman. Perhatikan firman Allah swt. berikut ini.

Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan), “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan, “Kami dengar dan kami taat.” (Mereka berdoa),

“Ampunilah kami, Ya Tuhan kami, dan kepada Engkaulah tempat kembali.” (Al-Baqarah: 285)

Ar-Razi dalam At-Tafsiirul Al-Kabiir juz 2 halaman 160 menulis tentang definisi malaikat menurut Islam, nasrani, dan penyembah berhala. Menurut mayoritas ulama Islam, malaikat adalah makhluk halus yang diciptakan dari cahaya dan mampu berubah-ubah bentuk yang berbeda. Sedangkan menurut sekte nasrani, malaikat adalah roh yang telah terpisah dari tubuhnya, dapat berbicara, dan memiliki sifat bersih dan baik. Lain lagi menurut golongan penyembah berhala. Mereka berpendapat bahwa malaikat adalah bintang yang bertugas memberi kebahagiaan atau kesengsaraan. Malaikat pemberi kebahagiaan disebut malaikat rahmah, dan malaikat yang memberi kesengsaraan disebut malaikat azab. Dengan demikian bintang, menurut mereka, adalah makhluk hidup yang dapat berbicara.

Dalil Iman Kepada Malaikat

Sebagaimana telah kita pahami bahwa jalan menuju iman kepada malaikat adalah melalui periwayatan yang shahih dari dalil-dalil Al-Qur’an dan sunnah. Akal dalam hal ini tidak memiliki peran, kecuali tunduk kepada apa yang telah dijelaskan oleh wahyu, sedangkan wahyu itu sendiri tidak bertentangan dengan akal.

Hukum Beriman Kepada Malaikat

Keberadaan malaikat diperkuat dengan dalil Al-Qur’an, Sunnah dan ijma, maka iman kepada malaikat hukumnya wajib. Dan barangsiapa yang mengingkari keberadaan mereka, maka ia telah kafir.
Berikut ini dalil Al-Qur’an dan Hadits bertalian dengan iman kepada malaikat.

Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan), “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan, “Kami dengar dan kami taat.” (Mereka berdoa), “Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan kepada Engkaulah tempat kembali.” (Al-Baqarah: 285)

Di Al-Qur’an juga terdapat surat yang diberi nama surat Malaikat, yaitu surat Faathir.
Sedangkan di antara hadits yang paling populer berkaitan dengan tema ini adalah Hadits Jibril yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah r.a. (teks lengkapnya bisa dilihat di hadits kedua Arbain Nawani).

Rasulullah saw. pada suatu hari bersama para sahabat, lalu seorang laki-laki datang padanya kemudian berkata; “Ya Rasulullah, apakah iman itu?” Rasul menjawab, “Iman adalah kamu beriman pada Allah, malaikat, kitabNya, bertemu denganNya, para Rasul, dan beriman kepada hari kebangkitan.”

Jadi, jelaslah bahwa iman kepada malaikat adalah salah satu rukun akidah Islam. Tidak akan diterima iman seorang muslim, tanpa mengimani rukun ini. Jika masih terlintas di pikiran Anda sebuah pertanyaan, kenapa iman kepada malaikat menjadi salah satu rukun iman? Pertanyaan Anda itu dijawab oleh Imam Muhammad Abduh dalam Tafsir Al-Manar juz 2 halaman 110, “Bahwa iman kepada malaikat adalah pokok iman kepada wahyu. Karena, malaikat penyampai wahyu adalah roh yang berakal yang memiliki ilmu yang luas dengan izin Allah. Malaikat menyampaikan wahyu kepada roh Nabi sebagai pokok agama. Karenanya, penyebutan iman kepada malaikat didahulukan atas penyebutan iman kepada kitab dan para nabi. Sebab, merekalah yang datang kepada para nabi membawa kitab. Jadi, mengingkari malaikat berarti mengingkari wahyu, kenabian, dan ruh. Dan itu berarti mengingkari hari akhir. Orang yang mengingkari hari akhir tujuan utama hidupnya adalah kenikmatan dunia, syahwat, dan segala tuntutannya. Hal ini adalah sumber kesengsaraan di dunia sebelum di akhirat.”

Sifat-sifat Malaikat

Kita telah paham bahwa pengetahuan kita tentang malaikat hanyalah berdasar pada dalil wahyu. Maka, wahyu juga yang menjelaskan kepada kita dari apa malaikat diciptakan dan seperti apa tabiat mereka. Allah swt. telah menciptakan malaikat dari cahaya berbeda dengan Adam diciptakan dari tanah, dan jin diciptakan dari api.

Imam Muslim meriwayatkan dari Aisyah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Malaikat diciptkan dari cahaya, jin diciptakan dari api, dan Adam diciptakan dari apa yang telah diceritakan pada kamu (tanah).”
Para ulama mengatakan bahwa para malaikat adalah jawahir basithah yang diberi akal, tidak memerlukan tempat, ada yang berhubungan dengan benda konkret seperti otak, ada pula yang berhubungan dengan yang abstrak seperti jiwa. Malaikat memiliki kemampuan logika akal yang tidak sempurna. Mereka tidak terhalang dari cahaya Allah. Dan tidak dilarang berada bersamanya pada suatu waktu, pada suatu keadaan dengan tidur, lalai atau syahwat. Bahkan mereka menikmati dengan apa yang mereka saksikan. Ketaatan mereka adalah karakter dan kemaksiatan mereka adalah tugas. Ini berbeda dengan manusia yang ketaatannya adalah tugas dan mengikuti hawa nafsu adalah karakter (lihat Al-Kulliyat karya Abul Baqa’, halaman 854, penerbit Ar-Risalaat).

Simak beberapa firman Allah swt. berikut ini:
Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka). (An-Nahl: 50)

Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya. (Al-Anbiya: 27)

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (At-Tahriim: 6)

Kedudukan dan Keutamaan Malaikat

Para ulama berbeda pendapat dalam hal menjadikan manusia lebih utama daripada malaikat. Ada yang berpendapat bahwa para rasul dari golongan manusia lebih utama dari para rasul dari golongan malaikat dan para wali dari golongan manusia lebih utama dari para wali golongan malaikat. Sementara yang lain berpendapat bahwa malaikat lebih utama dari manusia selain para rasul.

Malaikat Bukan Lelaki dan Bukan Perempuan

Orang-orang musyrikin Arab Jahiliyah beranggapan bahwa malaikat adalah anak-anak perempuan Allah. Mereka telah melakukan kebodohan besar ketika mengatakan bahwa Allah memiliki anak dan anak-anaknya adalah para wanita (malaikat). Sementara di sisi lain mereka tidak senang dengan anak-anak perempuan. Lihat gambaran ini di surat An-Nahl ayat 58.

Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah.

Tentang kebohongan mereka, Allah menjelaskan di dalam surat Az-Zukhruf ayat 19.

Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan malaika-malaikat itu? Kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai pertanggung-jawaban.

Perhatikan juga surat Al-Isra ayat 40 di bawah ini.

Maka apakah patut Tuhan memilihkan bagimu anak-anak laki-laki sedang dia sendiri mengambil anak-anak perempuan di antara para malaikat? Sesungguhnya kamu benar-benar mengucapkan kata-kata yang besar (dosanya).

Bukan sesuatu yang aneh keyakinan yang salah ini masih mempengaruhi akal dan hati banyak orang. Contoh yang paling jelas adalah menyerupakan malaikat dengan perempuan-perempuan berkostum putih dan membuat patung atau gambar malaikat pada bentuk anak-anak perempuan dan wanita-wanita cantik yang memiliki sayap. Gambar-gambar itu dijual di pasar-pasar dalam bentuk ucapan selamat pada hari bahagia dan hari raya. Bahkan ada yang membuat boneka malaikat dengan wujud anak perempuan atau wanita cantik. Tentu hal ini adalah kekufuran yang jelas. Barangsiapa yang meyakini bahwa suara perempuan adalah suara malaikat atau para perempuan merupakan potret malaikat rahmah, ia adalah kafir. Begitu pendapat Al-Bani dalam buku Arkanul Iman.

Ada juga ulama berpendapat tidak sekeras Al-Bani. Mereka berpendapat, menggambar bentuk malaikat adalah bid’ah yang sangat berbahaya dan dapat mengeluarkan seorang muslim dari iman. Namun, dalam percakapan sehari-hari, orang banyak kadang mengasosiasikan sesuatu yang sempurna dalam penglihatan dengan malaikat. Misalnya para wanita bangsawan yang terkesima dengan ketampanan Nabi Yusuf. Mereka mengasosiasikan Nabi Yusuf dengan malaikat (lihat surat Yusuf: 31). Tapi, mereka tidak menyakini bahwa Nabi Yusuf itu malaikat.

Malaikat Tidak Makan, Tidak Minum

Dalil bahwa malaikat tidak makan dan tidak minum adalah Al-Qur’an yang menceritakan tentang para tamu Nabi Ibrahim dari golongan malaikat yang diutus oleh Allah untuk menghancurkan perkampungan kaum Luth. Lihat surat Adz-Dzaariyaat ayat 24-28.

24. Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan?

25. (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan, “Salaamun.” Ibrahim menjawab, “Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal.”

26. Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk.

27. Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata, “Silakan Anda makan.”

28. (Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata, “Janganlah kamu takut.” Dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak).

Malaikat Tidak Dapat Dilihat Dalam Bentuk Aslinya

Pada kisah tamu Ibrahim di atas, malaikat dapat dilihat di saat berbentuk pada wujud selain aslinya. Sedangkan pendapat yang shahih bahwa malaikat tidak dapat dilihat oleh manusia biasa, dalilnya adalah firman Allah swt. di surat Furqan ayat 21-22.

21. Berkatalah orang-orang yang tidak menanti-nanti pertemuan(nya) dengan Kami, “Mengapakah tidak diturunkan kepada kita malaikat atau (mengapa) kita (tidak) melihat Tuhan kita?” Sesungguhnya mereka memandang besar tentang diri mereka dan mereka benar-benar telah melampaui batas (dalam melakukan) kezaliman.”

22. Pada hari mereka melihat malaikat di hari itu tidak ada kabar gembira bagi orang-orang yang berdosa mereka berkata, “Hijraan mahjuuraa”.

Ibnu Hazm di Al-Fashl juz 4 halaman 57, mengomentari ayat ini dengan kalimat, “Allah telah menjadikan permintaan manusia akan diturunkannya malaikat sebagai suatu masalah besar, yang dianggap sebagai kesombongan dan melampaui batas; dan Allah menjelaskan kepada kita bahwa kita sebagai manusia tidak akan pernah dapat melihat malaikat sampai hari kiamat.”

Jika manusia biasa tidak dapat melihat malaikat, tapi ada kekhususan bagi Rasulullah saw. Rasulullah saw sebagai seorang nabi bisa melihat malaikat jibril dalam bentuk aslinya ketika di malam Isra Mi’raj. Hal ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya dari Masruq, dia berkata: aku pernah bersama A’isyah, beliau berkata, Bukankah Allah telah berfirman di surat At-Takwiir ayat 23, Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang. Dan surat An-Najm ayat 13, Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain. Lalu A’isyah berkata, “Aku orang pertama dari umat ini yang bertanya kepada Rasulullah tentang ayat di atas, maka Rasulullah saw. menjawab, ‘Sesungguhnya dia adalah malaikat Jibril.’ Rasul tidak melihatnya dalam bentuk aslinya, kecuali dua kali. Rasul melihatnya pertama kali di saat Malaikat Jibril turun ke bumi dan sayapnya menutupi antara langit dan bumi.” (lihat Tafsir Ibnu Katsir, juz 4 halaman 251-252).

Walaupun kita, manusia, tidak dapat melihat malaikat, namun ada sebagian makhluk yang diberi kelebihan khusus sehingga dapat melihat malaikat. Bukhari dan Muslim dalam shahihnya meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Jika kamu mendengar suara ayam jago, maka mintalah kepada Allah sebagian dari karunianya, karena ayam jago itu dapat melihat malaikat; dan bila kamu mendengar suara ringkik keledai, maka berlindunglah kepada Allah dari setan karena ia melihat setan.”

Sebagian orang menganggap hadits seperti ini aneh, bagaimana mungkin burung-burung dan binatang dapat menyaksikan apa-apa yang tidak dapat kita saksikan. Jawabnya sederhana. Benda mati saja dapat memperlihatkan kepada kita sesuatu yang kita tidak dapat melihatnya dalam kondisi biasa. Contohnya televisi. Benda ini dapat memperlihatkan gambar-gambar yang entah di mana adanya ke hadapan kita yang sedang duduk di dalam kamar. Padahal kita tahu isi televisi itu adalah rangkaian komponen elektronik saja.

Malaikat Mampu Berubah-ubah Bentuk
Dalam kisah tamu Nabi Ibrahim, para malaikat datang dengan menjelma sebagai laki-laki dewasa. Karena itu, Nabi Ibrahim langsung menjamu mereka dengan makanan. Contoh lain adalah ketika malaikat datang kepada Maryam ibu Nabi Isa a.s. Perhatikan surat Maryam ayat 16-17 ini.

16. Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al-Quran, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur,

17. Maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu kami mengutus roh Kami (Jibril a.s.) kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.

Malaikat Jibril datang menjumpai Rasulullah dalam bentuk manusia yang berbeda-beda bentuknya. Kadangkala menyerupai seorang shahabat yang bernama Dahyah bin Khalifah Al-Kalbi karena Dahyah seorang pemuda tampan dan memiliki postur yang ideal. Imam Bukhari dan Muslim telah meriwayatkan di dalam shahihnya dari Umar bin Khaththab, ia berkata, “Ketika kami sedang duduk di sisi Rasulullah tiba-tiba muncul seorang laki-laki dengan mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambut yang sangat hitam, lalu menyandarkan kedua lututnya pada kedua lutut Rasulullah dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas paha Rasul, dan ia berkata, ‘Wahai Muhamad, beritahu saya tentang Islam.” Kemudian bertanya lagi tentang iman, ihsan, dan hari kiamat. Kemuian meninggalkan tempat itu. Lalu Rasulullah saw. bertanya kepada Umar, “Wahai Umar, apakah kamu tahu siapa yang bertanya tadi?” Umar menjawab, “Allah dan RasulNya lebih tahu.” Kemudian Rasulullah saw. menjelaskan, “Dia adalah Malaikat Jibril yang telah datang kepadamu mengajarkan kami tentang agamamu.”

(Bersambung)

Abu Sufyan

Shakhr bin Harb (bahasa Arab: صخر بن حرب; atau lebih dikenal dengan panggilannya Abu Sufyan bin Harb (bahasa Arab: أبو سفيان بن حرب) adalah salah seorang pemimpin utama Bani Quraisy di Mekkah yang sangat menentang Muhammad, akan tetapi di kemudian hari memeluk agama Islam. Keturunan Abu Sufyan kemudian mendirikan dinasti Umayyah yang memerintah dunia Islam antara tahun 661–750.

Penentangan terhadap Islam

Abu Sufyan adalah kepala suku Bani Abdu Syams, salah satu dari cabang suku Quraisy. Ia adalah salah satu pemimpin utama Quraisy dan orang terpandang di Mekkah. Bagi Abu Sufyan, Muhammad dan kaum muslim dipandang sebagai ancaman terhadap tatanan sosial Mekkah, dan seseorang yang bertujuan untuk kekuasaan politik serta berpaling dari dewa-dewa Quraisy.
Kekerasan yang terjadi membuat sekelompok muslim Mekkah hijrah ke Habsyah untuk memperoleh perlindungan, dan putrinya yang bernama Ramlah binti Abu Sufyan adalah termasuk salah seorang diantaranya.

Konflik militer

Setelah Muhammad hijrah Madinah pada tahun 622, kaum Quraisy menyita barang-barang yang kaum muslim yang tinggalkan. Dari Madinah, kaum muslim kemudian mulai menyerang kafilah-kafilah Quraisy yang berdagang dari Suriah ke Mekkah.
Pada tahun 624, Abu Sufyan memimpin sebuah kafilah. Sebuah pasukan muslim ketika itu berusaha untuk mencegatnya, namun ia berhasil meminta bantuan dari Quraisy di Mekkah. Ini adalah penyebab terjadinya Pertempuran Badar, yang kemudian berakhir dengan kemenangan kaum muslim. Di lain pihak, Abu Sufyan berhasil membawa kafilahnya pulang dengan selamat ke Mekkah. Kematian beberapa pemimpin Quraisy dalam pertempuran tersebut menyebabkan Abu Sufyan menjadi pemimpin utama Mekkah.
Abu Sufyan selanjutnya berperan sebagai pemimpin militer Mekkah dalam peperangan melawan Madinah, antara lain dalam Pertempuran Uhud tahun 625 dan Pertempuran Khandaq tahun 627, tetapi tidak berhasil mencapai kemenangan yang menentukan. Akhirnya kedua pihak sepakat untuk melakukan gencatan senjata dengan Perjanjian Hudaibiyyah tahun 628, yang memungkinkan umat Islam untuk melakukan ziarah ke Ka'bah.

Penaklukan Mekkah

Ketika gencatan senjata tersebut dilanggar oleh suku-suku sekutu Quraisy di tahun 630, Muhammad kemudian menggerakkan pasukan Muslim untuk menaklukkan Mekkah. Abu Sufyan yang kini merasa bahwa Quraisy sudah tidak cukup kuat untuk dapat menghalangi kaum muslim, melakukan perjalanan ke Madinah dan berusaha untuk mengembalikan perjanjian tersebut. Tidak ada kesepakatan yang berhasil dicapai antara kedua belah pihak, dan Abu Sufyan kembali ke Mekkah dengan tangan kosong. Abu Sufyan masih beberapa kali lagi melakukan perjalanan antara Mekkah dan Madinah untuk mengupayakan terjadinya penyelesaian damai.[1] Ketika penaklukan Mekkah pada akhirnya terjadi, upaya-upaya tersebut membuahkan hasil tidak adanya peperangan atau pertumpahan darah di Mekkah.

Kehidupan selanjutnya

Setelah penaklukan Mekkah, Abu Sufyan menjadi salah seorang panglima perang kaum muslim dalam peperangan selanjutnya. Dalam Pengepungan Tha'if, ia kehilangan sebelah matanya. Abu Sufyan sedang bertugas di Najran ketika Muhammad meninggal pada tahun 632. Abu Sufyan juga berperang dalam Pertempuran Yarmuk tahun 636, dimana ia kehilangan mata keduanya.[2][3]
Abu Sufyan meninggal dunia tahun 650 di Madinah pada usia sembilan puluh tahun. Utsman bin Affan yang telah menjadi khalifah ketiga di 644 dan merupakan kerabat Abu Sufyan adalah yang memimpin doa bagi penguburannya.

Peninggalan

Di kemudian hari, Muawiyah putra Abu Sufyan berhasil mendirikan dinasti Umayyah, yaitu dinasti muslim pertama yang memerintah dunia Islam selama seabad, antara tahun 661-750. Muawiyah berperang melawan Ali bin Abi Thalib, sementara putranya Yazid bin Muawiyah terlibat peperangan yang akhirnya menyebabkan syahidnya Husain bin Ali. Kaum Syi'ah memandang Abu Sufyan sebagai seorang munafik yang memeluk Islam hanya setelah penaklukan Mekkah, dan penyusup di kalangan umat Islam.[4]

Referensi

  1. ^ John Glubb, The Life and Times of Muhammad, Lanham 1998, p. 304-310.
  2. ^ Ibn al-Athir, Al-Kamil fi al-Tarikh, p. 393.
  3. ^ http://www.sahaba.net/modules.php?name=News&file=article&sid=62
  4. ^ www.al-islam.org


Sumber

Malaikat (2-Habis)

Malaikat di dalam ajaran Kristen

Malaikat adalah makhluk roh yang diciptakan oleh Tuhan yang ditugaskan Tuhan untuk beberapa tujuan khusus sesuai dengan rencana-Nya, baik untuk melayani Tuhan maupun untuk menolong orang-orang beriman (Kolose 1:16, Ibr 1:14).

Etimologi Ibrani

Kata "malak" atau malaikat berasal dari bahasa Ibrani מלאך, mal'akh, yang juga berarti "utusan". Kata ini di dalam TB diterjemahkan menjadi: Malaikat, malaikat, utusan, suruhan, orang-orang suruhan, bentara, pesuruh, dan raja.

Malaikat dalam Tanakh

Istilah "malaikat" dalam Alkitab, מלאך ('malakh"), mendapatkan artinya hanya ketika disebutkan bersama-sama dengan pengutusnya, yaitu YHWH sendiri, seperti misalnya dalam "malaikat YHWH," atau "malaikat Elohim" (Zakharia 12:8). Sebutan lainnya yang juga digunakan adalah "anak-anak Elohim", (Kejadian 6:4; Ayub 1:6).
Malaikat disebut sebagai "penjaga" (Daniel 4:13). Mereka disebut sebagai "tentara langit" (Kitab Ulangan 17:3) atau bala tentara "Elohim" (Yosua 5:14). "Bala tentara," צבאות Zebaot dalam gelar Yahuwah Zebaot, Elohim dari bala tentara surgawi, mungkin dihubungkan dengan para malaikat. "Bala tentara" ini dihubungkan pula dengan bintang-bintang, karena bintang-bintang dianggap terkait erat dengan para malaikat. Namun, YHWH membedakan diri-Nya dari para malaikat, dan karena itu orang-orang Ibrani dilarang Musa menyembah "bala tentara surga".
Sebelum munculnya monoteisme di Israel, gagasan tentang malaikat ditemukan dalam Mal'akh Yahuwah, malaikat YHWH, atau Mal'akh Elohim. Mal'akh Yahweh adalah penampakan atau perwujudan Yahuwah dalam bentuk manusia. Istilah Mal'akh Yahuwah digunakan secara berganti-ganti dengan Yahuwah (bandingkan Keluaran 3:2, dengan 3:4; 13:21 dengan 14:19). Mereka yang melihat Mal'akh Yahuwah mengatakan bahwa mereka telah melihat Elohim (Kejadian 32:30; Hakim-hakim 13:22). Mal'akh Yahuwah (atau Elohim) menampakkan diri kepada Abraham, Hagar, Musa, Gideon, &c., dan memimpin bangsa Israel dalam tiang awan (Keluaran 3:2). Penyamaan Mal'akh Yahuwah dengan Logos, atau Pribadi kedua dari Tritunggal, tidak ditunjukkan melalui acuan kepada kitab suci Ibrani, tetapi gagasan tentang pengidentifikasian Yang Ada dengan Elohim, namun yang dalam pengertian tertentu berbeda daripada-Nya, menggambarkan kecenderungan pemikiran keagamaan Yahudi untuk membedakan pribadi-pribadi di dalam keesaan Elohim. Orang Kristen berpendapat bahwa hal ini merupakan gambaran pendahuluan dari doktrin tentang Tritunggal, sementara orang Yahudi Kabalis mengatakan bahwa hal ini kemudian berkembang menjadi pemikiran teologis dan gambaran Kabbalah.
Setelah doktrin monoteisme dinyatakan secara resmi, dalam periode segera sebelum dan pada masa Pembuangan (Ulangan 6:4-5 dan Yesaya 43:10), kita menemukan banyak gambaran tentang malaikat dalam Kitab Yehezkiel. Nabi Yehezkiel, sebagai nabi di Pembuangan, mungkin dipengaruhi oleh hierarkhi makhluk adikodrati di dalam agama Babel, dan mungkin oleh angelologi Zoroastrianisme. (Namun tidak jelas bahwa doktrin Zoroastrianisme ini sudah berkembang demikian awal). Yehezkiel 9 memberikan gambaran yang terinci mengenai kerub (suatu jenis malaikat). Dalam salah satu penglihatannya Yehezkiel melihat 7 malaikat melaksanakan penghakiman Elohim atas Yerusalem. Seperti dalam Kejadian, mereka digambarkan sebagai "manusia"; mal'akh, karena "malaikat", tidak muncul dalam Kitab Yehezkiel. Belakangan, dalam penglihatan Zakharia, malaikat memainkan peranan penting. Mereka disebut kadang-kadang sebagai "manusia", kadang-kadang sebagai mal'akh, dan Mal'akh Yahuwah tampaknya menduduki tempat utama di antara mereka (Zakharia 1:11).
Dalam masa pasca-Alkitab, bala tentara surgawi menjadi semakin terorganisasi (barangkali bahkan sejak Zakharia [3:9, 4:10]; dan yang pasti dalam Daniel). Malaikat pun menjadi beragam, sebagian malah juga mempunyai nama.
 Patung malaikat di sebuah kuburan di Metairie, Louisiana.

Malaikat jatuh

Pada mulanya semua malaikat diciptakan dalam kondisi baik, kudus dan tanpa cela (Yeh. 28:15). Namun ada sebagian malaikat yang telah jatuh yaitu memilih untuk memberontak terhadap Elohim. Malaikat yang jatuh ini disebut sebagai setan, dan kemungkinan di antaranya adalah Kerub (Yeh. 28:14).

Catatan kaki

========================================================================

  1. ^ Hadits riwayat Imam Muslim.
  2. ^ Demi (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras, dan (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah-lembut, (Surat An-Nāzi`āt 79 1-2).
  3. ^ "Tahukah kamu apakah (Neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. (Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga), dan tiada Kami jadikan penjaga Neraka itu melainkan malaikat." (Al-Muddatstsir: 27-30).
  4. ^ "...dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit, dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka." (Al-Haaqqah 69:17)
  5. ^ "...dan kamu (Muhammad) akan melihat malaikat-malaikat berlingkar di sekeliling 'Arsy bertasbih sambil memuji Tuhannya; dan diberi putusan di antara hamba-hamba Allah dengan adil dan diucapkan: "Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam"." (Az-Zumar 39:75)
  6. ^ Malaikat Darda'il di situs web Dinul Islam.org
  7. ^ "...dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya." (Al-An'am 6:61)
  8. ^ Macam-macam Malaikat dan Tugasnya
  9. ^ Gerak-gerik manusia dan perkataannya dicatat oleh para malaikat dalam Al Quran: "...dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya", "(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri". "Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (Qaaf 50:16-18.)
  10. ^ "Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu)", "yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu)." (Al-Infithaar 82:10-11)
  11. ^ "Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka." (Az-Zukhruf 43: 80)
  12. ^ Dari Anas bahwa nabi bersabda: 'Sesungguhnya Allah telah menugaskan dua Malaikat untuk menulis segala apa yang dilakukan atau dituturkan oleh seseorang hamba-Nya (satu disebelah kanannya dan yang satu lagi disebelah kirinya); kemudian apabila orang itu mati.maka Tuhan perintahkan kedua malaikat itu dengan firman-Nya: 'Hendaklah kamu berdua tinggal tetap di kubur hamba-Ku itu serta hendaklah kamu mengucapkan tasbih, tahmid dan takbir hingga hari Kiamat dan hendaklah kamu menulis pahalanya untuk hamba-Ku itu,' dan pada satu atsar, ada disebutkan bahwa kedua malaikat itu melaknat si mati hingga ke hari Kiamat, jika ia seorang kafir.
  13. ^ Dari Anas, nabi bersabda: "Sesungguhnya Allah telah menugaskan dua Malaikat untuk menulis segala apa yang dilakukan atau dituturkan oleh seseorang hamba-Nya. Apabila orang itu mati, maka Tuhan perintahkan kedua Malaikat itu dengan firman-Nya: "Hendaklah kamu berdua tinggal tetap di kubur hamba-Ku itu serta hendaklah kamu mengucap tasbih, tahmid dan takbir hingga ke hari qiamat dan hendaklah kamu menulis pahalanya untuk hamba-Ku itu." (H.R. Thabrani)
  14. ^ a b "...dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat penggiring dan seorang malaikat penyaksi." (Surah Qaf 50:21)
  15. ^ Para malaikat yang ditugaskan menjaga seorang hamba dalam segala ihwalnya, tercantum dalam Al Qur'an: "Sama saja (bagi Tuhan), siapa di antaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah." (Ar-Ra’du 13: 10-11).
  16. ^ "...dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya." (Al-An'aam 6:61)
  17. ^ Dari Abu Hurairah r.a. Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, `Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?', Mereka menjawab,`Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat'" (Imam Ahmad dalam Al Musnad no. 9140)
  18. ^ Ibnu Abbas menjelaskan, “Mereka adalah para malaikat yang menjaga manusia dengan perintah Allah, jika ada takdir yang akan menimpanya maka malaikat ini menyingkir darinya” (Tafsir At-Thabari, no.20217) dan ahli tafsir dari kalangan Tabi’in yang bernama Imam Mujahid, menjelaskan ayat ini, “Pada masing-masing manusia ada seorang malaikat penjaga. Mereka menjaga orang tersebut dengan perintah Allah” (Tafsir Ath-Thabari, no. 20214)
  19. ^ Imam Ahmad dan Imam Muslim, Muhammad bersabda kepada Abdullah Mas'ud, "Setiap kamu ada Qarin dari bangsa jin, dan juga Qarin dari bangsa malaikat." Mereka bertanya: "Engkau juga ya Rasulullah." Sabdanya: "Ya aku juga ada, tetapi Allah telah membantu aku sehingga Qarin itu dapat kuislamkan dan hanya menyuruh aku dalam hal kebajikan saja." (Hadits riwayat Ahmad dan Muslim).
  20. ^ Dari Abu ‘Abdir-Rahman ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menuturkan kepada kami, dan beliau adalah ash-Shadiqul Mashduq (orang yang benar lagi dibenarkan perkataannya), beliau bersabda, "Sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (bersatunya sperma dengan ovum), kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah) seperti itu pula. Kemudian menjadi mudhghah (segumpal daging) seperti itu pula. Kemudian seorang malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan diperintahkan untuk menulis empat hal, yaitu menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya. Maka demi Allah yang tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan Dia, sesungguhnya salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli surga, sehingga jarak antara dirinya dengan surga hanya tinggal sehasta, tetapi catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli neraka, maka dengan itu ia memasukinya, dan sesungguhnya salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli neraka, sehingga jarak antara dirinya dengan neraka hanya tinggal sehasta, tetapi catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli surga, maka dengan itu ia memasukinya". (Hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim).
  21. ^ "Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda." (Al Imran 3: 125)
  22. ^ "Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada RasulNya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang-orang yang kafir, dan demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir." (at-Taubah 9:26)
  23. ^ Belief in the angels on Islamicnetwork.com
  24. ^ Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Abu Ja’far al-Baqir. Kisah ini ditulis pada kitab ’’Qashash al-Anbiyaa’’ (Kisah Para Nabi dan Rasul), Kisah Penciptaan Adam, hal. 20. Karya Ibnu Katsir, tahqiq hadits Syekh Al-Albani.
  25. ^ As-Suddiy mengatakan: “Saat itu Ibrahim didampingi Malaikat azh-Zhil (Malaikat Pemberi Naungan), sehingga saat itu Ibrahim yang berada ditengah kobaran api, pada hakikatnya berada di taman hijau. Orang-orang melihatnya dan tidak mampu mencapai padanya dan ia pun tidak keluar untuk menemui mereka.” Kisah ini ditulis pada kitab ’’Qashash al-Anbiyaa’’ (Kisah Para Nabi dan Rasul), Kisah Nabi Ibrahim Al-Khalil, hal. 199. Karya Ibnu Katsir, tahqiq hadits Syekh Al-Albani.
  26. ^ a b c d Ad-Dam'u, An-nuqmah, Ahlul Adli dan Malaikat bertubuh api dan salju - Tempat-tempat Bersejarah dalam Kehidupan Rasulullah oleh Hanafi Muhalawi Hal.22
  27. ^ Ketika ditanya tentang petir, Ibnu Taimiyyah mengatakan, “Dalam hadits marfu’ (sampai kepada Nabi Muhammad saw) pada riwayat At-Tirmidzi dan selainnya, Nabi saw ditanya tentang petir, lalu beliau menjawab: “Petir adalah malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan bersamanya pengoyak dari api yang memindahkan awan sesuai dengan kehendak Allah.’”
  28. ^ Ketika menafsirkan surat al-Baqarah, ayat 19, As-Suyuthi mengatakan bahwa petir adalah malaikat yang ditugasi mengatur awan. Ada juga yang berpendapat bahwa petir adalah suara malaikat. Sedangkan kilat (barq) adalah kilatan cahaya dari cambuk malaikat tersebut untuk menggiring mendung. (Lihat dalam Tafsir Jalalain)
  29. ^ Kisah dari Abu Hurairah dari Muhammad bersabda, "Tatkala seorang laki-laki berada di tanah lapang (gurun) dia mendengar suara di awan, ‘Siramilah kebun fulan’, maka menjauhlah awan tersebut kemudian menumpahkan air di suatu tanah berbatu hitam, maka saluran air di situ (dari saluran-saluran yang ada) telah memuat air seluruhnya." (Hadits riwayat Imam Muslim)
  30. ^ Malaikat ini bertugas mengatur awan. Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu berkata, "Orang-orang Yahudi datang menemui nabi, lalu mereka bertanya, "Wahai Abul Qasim, kami akan bertanya kepadamu tentang beberapa hal. Jika engkau menjawabnya maka kami akan mengikuti, mempercayai dan beriman kepadamu." Mereka bertanya, "Beritahukan kepada kami tentang ar Ra'd, apakah itu?" Beliau menjawab, "Salah satu malaikat yang diserahi tugas untuk mengatur awan." (Hadits riwayat an Nasai, dihasankan oleh Syaikh al Albani dalam ash Shahihah no. 1872)
  31. ^ Muhammad bersabda: "Kepada matahari diutus sembilan Malaikat. Setiap harinya mereka menghujani matahari dengan salju. Seandainya tidaklah demikian niscaya tiada sesuatupun yang terkena sinar matahari melainkan pasti terbakar." (Hadits riwayat Thabrani melalui Abu Umamah)
  32. ^ Indeks Malaikat di situs web Fiqh Islam.com
  33. ^ "...dan (malaikat-malaikat) yang menyebarkan (rahmat Tuhannya) dengan seluas-luasnya." (Al Mursalaat 77:3)
  34. ^ Malaikat 'Adzab di Books.Google.com
  35. ^ Dikisahkan dari Aisyah, Ia bertanya kepada nabi, "Apakah engkau mengalami hari yang sulit pada Pertempuran Uhud? Nabi menjawab, "Suku-mu telah membuat saya banyak masalah, dan masalah yang lebih buruk ketika di Hari Aqabah, ketika saya memperkenalkan diri kepada Ibnu 'Abd-Yalail bin 'Abd-Kulal dan ia tidak menanggapi permintaan saya. Kemudian saya berangkat, dengan diliputi kesedihan yang berlebihan, saya tetap melanjutkan perjalanan, dan tidak bisa bersantai sampai saya menemukan diriku sedang berada di Qarn ath-Thaalib, ketika saya menengadahkan kepalaku ke langit untuk melihat awan yang membayangiku, secara tak terduga saat saya mendongak, melihat Jibril diatas awan. Kemudian Jibril berkata kepadaku, 'Allah telah mendengar apa yang telah dikatakan oleh umatmu, dan apa yang telah mereka katakan kepadamu, Allah telah mengutus Malaikat Pegunungan kepadamu, sehingga engkau bisa memerintahkan dia untuk melakukan apapun yang engkau inginkan terhadap orang-orang tersebut.' Kemudian Malaikat Pegunungan memanggil dan memberi hormat kepadaku, dan berkata, "Ya Muhammad! Perintahkan apa yang engkau mau, sesukamu, aku akan menimpakan Al-Akh-Shabain (dua gunung) kepada mereka." Nabi berkata, "Tidak! Tetapi saya berharap Allah akan membiarkan mereka melahirkan anak-anak yang akan menyembah Allah saja, dan tidak akan menyembah selain kepada-Nya. (Shahih al-Bukhari, Volume 4, Buku 54, Nomor 454).
  36. ^ “Sesungguhnya baitul makmur berada di langit yang ketujuh sejajar dengan Ka’bah di bumi, setiap hari ada 70 ribu malaikat yang shalat di dalamnya kemudian apabila mereka telah keluar maka tidak akan kembali lagi.” (Hadits riwayat Bukhari, no.3207 dan Muslim, no. 259)
  37. ^ “Apabila tiba malam pertama Ramadhan akan diikat (dirantai) segala syaitan dan jin-jin yang sesat, ditutup segala pintu neraka hingga tidak ada satu pintu pun yang dibuka, dibuka segala pintu syurga hingga tidak ada satu pintupun yang ditutup. Seorang penyeru (yakni Malaikat) akan berseru; “Wahai orang yang mengejar kebaikan! Tampillah kamu. Wahai orang yang ingin melakukan kejahatan! Undurlah kamu (yakni berhentilah dari melakukan kejahatan)”. Akan terdapat orang-orang yang bakal dibebaskan Allah dari api neraka. Hal demikian itu berlaku pada setiap malam (di sepanjang Ramadhan)”. (Riwayat Imam at-Tirmizi, Baihaqi dan Ibnu Hibban dari Abu Hurairah)
  38. ^ “Apabila malam pertama bulan Ramadhan tiba, maka syaithan-syaithan dan jin-jin Ifrit dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup sehingga tidak satupun darinya terbuka, dan pintu-pintu surga dibuka sehingga tidak satupun pintu yang tertutup. Kemudian ada seorang (malaikat) penyeru yang memanggil: “Wahai pencari kebaikan, bergembiralah! Wahai para pencari kejahatan, tahanlah!”. (HR. At-Tirmizi, Ibnu Majah dan Ibnu Khuzaimah).
  39. ^ Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, nabi bersabda: "Barangsiapa yang melakukan dua atau lebih dari jenis-jenis amal kebajikan untuk mencapai keredhaan Allah, ia akan diseru oleh malaikat dari pintu-pintu Syurga, katanya: 'Wahai Hamba Allah! Pintu ini lebih baik bagimu memasukinya! Maka barangsiapa yang memperbanyak jenis salat: ia tetap diseru dari pintu salat, dan barangsiapa yang memperbanyak jenis perjuangan: ia tetap diseru dari pintu perjuangan, dan barangsiapa yang memperbanyak jenis puasa: ia tetap diseru dari pintu puasa yang bernama: Rayyan, dan barangsiapa yang memperbanyak jenis sedekah: ia tetap diseru dari pintu sedekah.' Mendengarkan yang demikian, Abu Bakar berkata: 'Ayah dan ibuku menjadi galang gantimu ya rasulullah! (dalam saat kecemasan) Tidaklah menjadi sebarang kesusahan kepada orang yang dijemput masuk dari setiap pintu itu bahkan satu kemuliaan kepadanya, maka adakah barangsiapa yang dijemput masuk dari semua pintu itu?' Nabi menjawab: 'Ya ada! dan aku harap engkau seorang dari mereka yang berbahagia itu'."
  40. ^ Hadis riwayat: Abu ad-Dardaa', nabi bersabda: "Tidak ada satu hari yang terbit mataharinya melainkan ada di kiri kanan matahari itu: dua malaikat yang menyerukan seruan yang didengari oleh semua makhluk Allah selain dari manusia dan jin, katanya: 'Wahai sekalian manusia! Marilah kamu semua berusaha mengerjakan amal bakti kepada Tuhan kamu, karena sesungguhnya pendapatan-pendapatan yang sedikit serta mencukupi keperluan hidup di dunia adalah lebih baik daripada pendapatan-pendapatan yang banyak serta melalaikan bekal akhirat'; dan tidak masuk matahari melainkan ada di kiri kanannya dua malaikat yang menyerukannya seruan yang didengarinya oleh semua makhluk Allah selain dari manusia dan jin, katanya: 'Ya Tuhan kami! Berikanlah ganti yang berganda-ganda kepada orang yang mencurahkan nikmat-nikmat yang dikurniakan kepadanya pada jalan yang diridhai Allah, dan timpakanlah kerugian yang besar ke atas orang yang menahan nikmat-nikmat Allah itu daripada mengeluarkannya pada jalan yang dituntut oleh Allah.'"
  41. ^ Anas bin Malik berkata, rasulullah bersabda: “Apabila datang malam Lailatul Qadar, maka turunlah Malaikat Jibril dengan rombongan malaikat. Mereka membacakan salawat dan salam atas setiap hamba yang berdiri atau duduk sambil berzikir kepada Allah Swt”.
  42. ^ Abu Hurairah berkata: “Malaikat–malaikat turun ke bumi pada pada malam Lailatul Qadar lebih banyak dari bilangan batu kerikil. Dibukalah pintu-pintu langit untuk turunnya malaikat itu sebagaimana riwayat yang datang dan bersinar teranglah beberapa nur serta terjadilah suatu pemunculan (tajalli) yang besar yaitu terbukanya sebagian alam malaikut. Manusia dalam hal ini sangat berbeda-beda. Di antara mereka ada yang dibukakan alam langit dan bumi kemudian terbukalah beberapa hijab yang menutup langit, lalu dia dapat menyaksikan malaikat-malaikat dalam bentuk aslinya, yaitu ada yang berdiri, ruku’, sujud, dzikir, bersyukur, membaca tasbih dan membaca tahlil. Diantara manusia ada yang terbuka baginya sehingga tampak surga dengan apa yang ada di dalamnya.
  43. ^ “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam al-Qadar (kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam al-Qadar itu? Malam al-Qadar itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar”. (al-Qadr: 97:1-5)
  44. ^ Dalam sebuah hadits yang panjang dari Abu Umamah rodhiyallohu ‘anhu, ia berkata bahwa Rosululloh bersabda: “Wahai manusia, sesungguhnya tidak ada fitnah di muka bumi ini semenjak Alloh menciptakan keturunan Adam yang lebih besar daripada fitnah ad-Dajjal, dan sungguh tidaklah Alloh mengutus seorang nabi melainkan dia memberi peringatan kepada umatnya tentang ad-Dajjal …. (hingga sabdanya):...dan tidak ada suatu tempat yang tersisa di muka bumi ini melainkan akan dikunjungi ad-Dajjal kecuali Mekkah dan Madinah, segala penjuru kotanya dijaga para malaikat yang menghunus pedang.” (Shohih al-Jami’ 7875)
  45. ^ Fudhail bin `Iyadh berkata, "Sesungguhnya Allah mempunyai malaikat yang mencari kumpulan orang yang berzikir kepada-Nya, maka perhatikanlah dengan siapa kamu bermajelis (duduk-duduk)..." (Syarh I'tiqad Ahlis Sunnah wal Jama'ah 1/156)
  46. ^ Anas bin Malik berkata: Telah bersabda Rasulullah: "Tidaklah aku melewati sekelompok malaikat pada malam aku diisra`kan kecuali mereka berkata, ‘Wahai Muhammad, suruhlah umatmu berbekam." (HR. Ibnu Majah, no. 3479)
  47. ^ Ibnu 'Abbas radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam telah bersabda: "Tidaklah aku melewati sekelompok malaikat pada malam aku diisra`kan kecuali tiap mereka berkata kepadaku, ‘Wajib bagimu wahai Muhammad untuk berbekam’." (HR. Ibnu Majah, no. 3477)
  48. ^ Abdullah bin Ma’ud meriwayatkan Nabi bersabda maksudnya, “Pada hari kiamat akan didatangkan Neraka Jahannam dengan 70.000 tali pengekang, setiap kekang ditarik oleh 70.000 malaikat.” (Riwayat al Bukhari & Muslim)
  49. ^ al-Imam Muslim dari Shafwan, ia adalah Ibnu ‘Abdillah bin Shafwan, dan ummu ad-Darda' di bawahnya, beliau berkata: “Aku pergi ke Syam dan mendatangi Abud Darda’ di rumahnya, tetapi beliau tidak ada di rumah, yang ada hanyalah Ummud Darda’, ia berkata: ‘Apakah tahun ini engkau akan pergi haji?’ ‘Ya,’ jawabku. Dia berkata: ‘Do’akan kami dengan kebaikan, karena nabi pernah bersabda: ‘Do’a seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang dido’akannya adalah do’a yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada malaikat yang menjadi wakil baginya. Setiap kali dia berdo’a untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata: ‘Aamiin dan engkau pun mendapatkan apa yang ia dapatkan.’” ‘Abdullah berkata: “Lalu aku pergi ke pasar dan bertemu dengan Abud Darda’, lalu beliau mengucapkan kata-kata seperti itu yang diriwayatkan dari nabi.” Shahiih Muslim kitab adz-Dzikr wad Du’aa’ wat Taubah wal Istighfaar bab Fadhlud Du’aa’ lil Muslimiin bi Zhahril Ghaib (IV/ 2094 no. 2733 (88))
  50. ^ Seorang sahabat nabi yang membaca doa iftitah dengan bacaan, yang artinya "Segala puji bagi Allah dengan pujian yang sangat banyak, baik dan penuh berkah." Lalu nabi bersabda: "Aku melihat 12 orang malaikat berebutan untuk menyampaikannya kepada Allah. (Hadits riwayat Muslim dan Abu Uwanah. Sifat Shalat Nabi. Doa-doa iftitah, hal. 124, karya Muhammad Nashrudin al-Albani.)
  51. ^ An-Nasa'i meriwayatkan dari Ibnu Umar dari Rasulallah, beliau bersabda, "Orang ini (Sa'ad bin Muadz) adalah orang yang mana 'Arsy bergetar karenanya dan pintu-pintu langit dibukakan untuknya, serta 70.000 malaikat menyaksikan hari wafatnya, tetapi juga dihimpit satu kali himpitan, kemudian setelah itu ia dibebaskan darinya. (Sunan an-Nasa'i, 4/100 dan lihat takhrij hadits ini dalam kitab as-Silsilah ash-Shahihah karya Syaikh al-Albani, 4/268 no.1695.)
  52. ^ Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (istiqamah), maka para malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan bergemberilah dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. Kami (para malaikat) adalah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat. (Fushshilat: 30-31)
  53. ^ "...dan (malaikat-malaikat) yang membedakan (antara yang hak dan yang bathil) dengan sejelas-jelasnya," (Al Mursalaat 77:4)
  54. ^ Malaikat penentram hati kaum mukminin: "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan Jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu." (Fushshilat 41:30)
  55. ^ Ibnu Mubarak mengatakan bahwa Khalid bin Ma'dan bertanya kepada Mu'adz bin Jabal, untuk menceritakan tetang hadits yang ia dengar dari Muhammad. Mu'adz berkata: "Hai Mu'adz! Allah menciptakan tujuh malaikat sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Pada setiap langit ada satu malaikat yang menjaga pintu, dan tiap-tiap pintu langit itu dijaga oleh malaikat penjaga pintu sesuai kadar pintu dan keagungannya."
  56. ^ "...(yaitu) Syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu, (sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum", maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu." (Ar Ra'd 13:23-24)
  57. ^ "Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang), dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman." (Al-Ahzab 33:43)
  58. ^ "(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala," (Al Mu'min 40:7)
  59. ^ "Hampir saja langit itu pecah dari sebelah atas (karena kebesaran Tuhan) dan malaikat-malaikat bertasbih serta memuji Tuhannya dan memohonkan ampun bagi orang-orang yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Penyayang." (Asy-Syuura 42:5)
  60. ^ Dari Abu Hurayrah, katanya: Rasulallah bersabda, "Shalatnya seorang lelaki dengan berjamaah itu melebihi shalatnya di pasar atau rumahnya (secara sendirian atau munfarid) dengan dua puluh lebih (tiga sampai sembilan tingkat derajatnya). Yang sedemikian itu ialah karena apabila seorang itu berwudhu dan memperbaguskan cara wudhunya, kemudian mendatangi masjid, tidak menghendaki ke masjid itu melainkan hendak bershalat, tidak pula ada yang menggerakkan kepergiannya ke masjid itu kecuali hendak shalat, maka tidaklah ia melangkahkan kakinya selangkah kecuali ia dinaikkan tingkatnya sederajat dan karena itu pula dileburlah satu kesalahan daripadanya (yakni tiap langkah tadi) sehingga ia masuk masjid. Apabila ia telah masuk ke dalam masjid, maka ia memperoleh pahala seperti dalam keadaan shalat, selama memang shalat itu yang menyebabkan ia bertahan di dalam masjid tadi, juga para malaikat mendoakan untuk mendapatkan kerahmatan Tuhan pada seorang dari engkau semua, selama masih berada di tempat yang ia bershalat disitu. Para malaikat itu berkata: "Ya Allah, kasihanilah orang ini, wahai Allah, ampunilah ia, ya Allah, terimalah taubatnya." Hal sedemikian ini selama orang tersebut tidak berbuat buruk (berkata-kata soal keduniaan, mengumpat orang lain, memukul dan lain-lain) dan juga selama ia tidak berhadats (tidak batal wudhunya)." (Muttafaq'alaih, Riyadush Shalihin Bab 1. Keikhlasan dan Menghadirkan Niat dalam Segala Perbuatan, Ucapan dan Keadaan yang Nyata dan yang Samar - Hadits No.10)
  61. ^ Rasul bersabda: "Sesungguhnya malaikat mendoakan orang yang berada di tempat duduknya (untuk menunggu datangnya salat berjamaah) selama belum berhadats (batal wudhunya) dan malaikat berdoa: "Ya Allah, ampunilah segala dosanya ya Allah, sayangilah dia"." (Hadits riwayat Muslim no. 469)
  62. ^ Rasul bersabda: "Sesungguhnya Allah bersama malaikat mendoakan kepada orang-orang yang salat di shaf (barisan) pertama." (Hadits riwayat Abu Dawud)
  63. ^ Rasul bersabda: "Sesungguhnya Allah dan malaikatNya mendoakan orang-orang yang merapatkan barisan salat. Barangsiapa yang menutup (merapatkan) barisan yang renggang, maka Allah akan mengangkat derajatnya." (Hadits riwayat Ibnu Majah)
  64. ^ "Tiada seorang muslim pun yang membesuk saudaranya yang sakit, melainkan Allah mengutus baginya 70.000 malaikat agar mendoakannya kapan pun di siang hari hingga sore harinya, dan kapan pun di sore hari hingga pagi harinya." (Musnad Ahmad 2/110, Syaikh Ahmad Syakir mengatakan bahwa sanadnya shahih)
  65. ^ "Siapa yang membesuk orang sakit di pagi hari akan diiring oleh 70.000 malaikat, semuanya memohonkan ampun untuknya hingga sore hari, dan ia mendapat taman di jannah. Jika ia membesuknya di sore hari, ia akan diiring oleh 70.000 malaikat yang semuanya memintakan ampun untuknya hingga pagi, dan ia mendapat taman di jannah." (Musnad Ahmad 2/206, hadits 975. Syaikh Ahmad Syakir menilai hadits ini shahih)
  66. ^ Rasulallah bersabda: "Tidak ada seorang laki-laki pun yang menjenguk atau mengunjungi orang sakit pada sore hari, kecuali ia disertai oleh 70 ribu malaikat yang memohonkan ampun atas dosa-dosanya sehingga waktu pagi hari tiba, dan ia akan diberi musim yang sejuk kelak di hari kiamat, dan barang siapa yang menjenguk orang yang sakit pada pagi hari, maka ia akan diiringi oleh 70 ribu malaikat yang memohonkan ampun atas segala dosa-dosanya sehingga waktu sore tiba, dan kelak di surga ia akan diberi musim yang sangat sejuk." (Hadits riwayat Abu Dawud)
  67. ^ Rasulallah bersabda: "Tidak ada seorang hamba yang mengucapkan shalawat kepadaku, kecuali akan didoakan oleh malaikat, selama ia bershalawat kepadaku. Maka hendaklah si hamba memperbanyak atau menyedikitkan shalawat tersebut (semakin banyak shalawat, maka semakin banyak dan besar doa dari malaikat itu. Sebaliknya makin sedikit, sedikit pula doa dari malaikat)" (Hadits riwayat Ahmad)
  68. ^ Rasul bersabda: "Sesungguhnya Allah, malaikatNya, penghuni langit dan bumi bahkan semut yang berada di sarangnya juga ikan-ikan, akan selalu mendoakan kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia." (Hadits riwayat Imam Turmudzi dari Abi Amamah)
  69. ^ Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa `Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci'" (H.R. Ibnu Hibban hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dlm Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)
  70. ^ Dari Zir bin Hubaisy, katanya: "Saya mendatangi Shafwan bin 'Assal perlu menanyakan soal mengusap dua buah sepatu khuf (bot). Shafwan berkata, "Apakah yang menyebabkan engkau datang ini, hai Zir?" Saya menjawab, "Karena ingin mencari ilmu pengetahuan." Ia berkata lagi, "Sesungguhnya para malaikat itu sama meletakkan sayap-sayapnya (yakni berhenti terbang dan ingin pula mendengarkan ilmu atau karena tunduk menghormat) kepada orang yang menuntut ilmu, karena ridha dengan apa yang dicarinya." Saya berkata, "Sebenarnya saya sudah tergerak dalam hatiku akan mengusap diatas dua buah sepatu khuf itu sehabis buang air besar atau kecil. Engkau adalah termasuk salah seorang sahabat nabi, maka dari itu saya datang ini untuk menanyakannya kepadamu. Apakah engkau pernah mendengar beliau menyebutkan persoalan mengusap sepatu khuf itu darinya?" Shafwan menjawab, "Ya pernah. Rasulallah menyuruh kita semua, jikalau kita sedang dalam bepergian, supaya kita jangan melepaskan sepatu khuf kita selama tiga hari dengan malamnya sekali, kecuali jikalau kita terkena janabah, tetapi kalau hanya membuang air besar atau kecil atau karena sehabis tidur, tidak perlu dilepaskan."...(masih panjang kisahnya). (Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan lain-lainnya dan Imam Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini adalah hasan shahih. Riyadush Shalihin Bab 2. Taubat Hadits No.19)
  71. ^ "...dan (malaikat-malaikat) yang mengatur urusan (dunia)." (An Naazi´aat 79:5)
  72. ^ Dari Ali bin Abi Thalib, Rasulallah bersabda, "Sesungguhnya seorang hamba bila bersiwak lalu berdiri mengerjakan shalat, maka berdirilah seorang malaikat dibelakangnya lalu mendengarkan bacaannya dengan seksama kemudian dia mendekatinya (atau beliau mengucapkan kalimat seperti itu) hingga malaikat itu meletakkan mulutnya diatas mulut orang yang membaca al-Qur'an, maka tidaklah keluar dari mulutnya bacaan al-Qur'an itu melainkan langsung ke perut malaikat, oleh sebab itu bersihkanlah mulut-mulut kalian untuk membaca al-Qur'an. (Dikeluarkan oleh Abdullah bin al-Mubarak dalam kitabnya az-Zuhd no. 1211, al-Mundziri dalam at-Targhiib dan at-Tarhiib dan al-Albani berkata: Hasan shahih, Shahih at-Tarhiib no. 215).
  73. ^ Usaid bin Hudhair duduk di beranda belakang rumahnya. Putranya, Yahya, yang masih balita sudah lama terlelap di sampingnya. Tidak jauh dari tempatnya duduk, seekor kuda tertambat. Sehingga bila sewaktu-waktu ada perintah perang fisabilillah dari Rasulullah keluar, dia dapat dengan sigap menunggangnya. Di keheningan malam itu, Usaid membaca Al-Qur an dengan khusyuk dan penuh penghayatan. Ayat demi ayat dia lantunkan dengan suara merdu. Ia membaca surah al-Baqarah ayat 1-4. Ketika melantunkan ayat-ayat suci tersebut, kudanya lari berputar-putar hampir memutuskan tali pengikatnya. Sampai di ujung ayat keempat al-Baqarah tersebut, Usaid menghentikan bacaannya, ingin tahu apa yang terjadi pada kudanya. Usaid tidak melihat apa pun. Bersamaan dengan berhentinya Usaid melantunkan ayat-ayat suci, kudanya kembali tenang. Usaid kembali melanjutkan bacaannya. “Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka dan merekalah orang-orang yang beruntung.” (al-Baqarah : 5). Kudanya kembali meronta, berputar-putar lebih hebat dari yang pertama. Usaid pun kembali menghentikan bacaannya. Kudanya kembali diam. Demikianlah terjadi berulang-ulang. Setiap kali Usaid membaca Alquran kudanya meronta, setiap kali Usaid diam kudanya juga diam. Khawatir dengan keselamatan anaknya, Usaid membangunkan anaknya. Ketika itulah dia melihat ke langit, terlihat awan seperti payung yang mengagumkan, belum pernah dia lihat sebelumnya. Esok paginya, hal itu dia ceritakan kepada Rasulullah. Rasul bersabda, yang artinya “Hai Usaid, itu malaikat yang turun mendengarkan engkau membaca Al-Quran. Seandainya engkau teruskan bacaanmu, pastilah banyak orang akan melihatnya pula. Pemandangan itu tidak akan tertutup bagi mereka.” (Hadits riwayat Muslim no. 1327)
  74. ^ Abu Hurayrah berkata, Nabi bersabda, "Setiap pagi ada dua malaikat yang datang kepada seseorang, yang satu berdoa: "Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang menafkahkan hartanya," dan yang lain berdoa: "Ya Allah, binasakanlah harta orang yang kikir." (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim, Kitab Riyadush Shalihin Bab Memberi Nafkah Terhadap Keluarga).
  75. ^ Qs. 15 al-Hijr: 28
  76. ^ (an-Najm 53 ayat 6-14)
  77. ^ Mereka (malaikat) selalu bertasbih (beribadah kepada Allah) pada waktu malam dan siang hari tiada henti-hentinya. (Al-Anbiya 21:20)
  78. ^ Mereka (malaikat) takut kepada Tuhan mereka yang diatas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka)". (An-Nahl: 50)
  79. ^ Dan mereka berkata, 'Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai anak)'. Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. Allah mengetahui segala apa yang ada dihadapan mereka (malaikat) dan yang ada dibelakang mereka,dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya". (Al-Anbiya: 26-28)
  80. ^ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (At-Tahriim 66:6)
  81. ^ Nabi Muhammad bersabda "Bagaimana aku tidak malu terhadap seorang laki-laki yang malaikat pun malu terhadapnya". Hadits riwayat Muslim.
  82. ^ Nabi Muhammad bersabda "Barang siapa makan bawang putih, bawang merah, dan bawang bakung janganlah mendekati masjid kami, karena malaikat merasa sakit (terganggu) dengan hal-hal yang membuat manusia pun meraa sakit". Hadits riwayat Muslim.
  83. ^ Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata, “Silakan Anda makan.” (Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata, “Janganlah kamu takut.” Dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak). (Adz-Dzaariyaat 27-28)
  84. ^ ...Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al-Quran, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, Maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu kami mengutus roh Kami (Jibril) kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. (Maryam 16-17)
  85. ^ Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan malaikat menjunjung ‘Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka. (Al-Haaqqah: 17)
  86. ^ “Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan, red.), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi. (Hud 82)
  87. ^ Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun. (Al-Ma’arij 4). Petunjuk dalam ayat tersebut sangat jelas bahwa perbandingan kecepatan terbang malaikat adalah dalam sehari kadarnya 50.000 tahun. Berdasarkan metode penghitungan yang dilakukan DR. Mansour Hassab El Naby seperti dalam tulisannya bahwa untuk satu hari yang berkadar 1.000 tahun sama dengan kecepatan cahaya (299.792,4989 km/detik). Berdasar rumus-rumus dan cara yang sama untuk perbandingan sehari sama dengan 50.000 tahun dapat diperoleh hasil perhitungan sama dengan 50 kali kecepatan cahaya (14.989.624,9442 km/detik). Kesimpulannya adalah berdasarkan informasi dari Al Qur'an dapat dihitung kecepatan terbang malaikat dan Jibril yaitu 50 kali kecepatan cahaya!
  88. ^ “Siapa yang menjadikan anjing – kecuali anjing penjaga ternak, atau anjing pemburu, atau anjing penjaga tanaman- niscaya berkuranglah satu qirath pahalanya setiap hari” Hadits riwayat Al-Bukhari dengan seumpamanya dalam Adz-Dzba’ih dan Ash-Shaid (5480-5482), Muslim dalam Al-Musaqat (1574)
  89. ^ Abu Haurairah mengatakan bahwa Muhammad bersabda: “Malaikat tidak akan menemani kelompok manusia yang di tengah-tengah mereka terdapat anjing.” Hadits riwayat Muslim
  90. ^ Muhammad bersabda: “Malaikat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan juga tidak memasuki rumah yang di dalamnya terdapat gambar (patung)"Hadits riwayat Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa'i dan Ibnu Majah]
  91. ^ Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mengarahkan (mengancam) saudaranya (muslim) dengan benda besi (pisau misalnya), maka orang itu dilaknat oleh malaikat, sekalipun orang itu adalah saudara kandungnya sendiri.”Hadits riwayat Muslim.
  92. ^ Muhammad bersabda, “Barangsiapa yang memakan bawang putih, bawang merah, dan makanan tidak sedap lainnya, maka jangan sekali-kali ia mendekati (memasuki) masjid kami, oleh karena sesungguhnya para malaikat terganggu dari apa-apa yang mengganggu manusia.” Hadits riwayat Bukhari dan Muslim.
  93. ^ Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu 'anha mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengadakan perjanjian dengan Jibril bahwa Jibril akan datang. Ketika waktu pertemuan itu tiba, ternyata Jibril tidak datang. Sambil melepaskan tongkat yang dipegangnya, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Allah tidak mungkin mengingkari janjinya, tetapi mengapa Jibril belum datang ?" Ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menoleh, ternyata beliau melihat seekor anak anjing di bawah tempat tidur. "Kapan anjing ini masuk ?" tanya beliau. Aku (Aisyah) menyahut : "Entahlah". Setelah anjing itu dikeluarkan, masuklah malaikat Jibril. "Mengapa engkau terlambat ? tanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada Jibril. Jibril menjawab: "Karena tadi di rumahmu ada anjing. Ketahuilah, kami tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan gambar (patung)." Hadits riwayat Muslim.
  94. ^ Abu Haurairah Radhiyallahu 'anhu mengatakan bahwa Rasulullah bersabda: “Malaikat tidak akan menemani kelompok manusia yang di tengah-tengah mereka terdapat anjing". Hadits riwayat Muslim

========================================================================
Sumber

Copyright @ 2013 PEJUANG ISLAM.