Sabtu, 28 Desember 2013

Babilonia (3)

4. Dinasti Kasdim

Kasdim (bahasa Inggris: Chaldea or Chaldaea; dibaca "KalDĒa", dari bahasa Yunani: Χαλδαία, Chaldaia; bahasa Akkadia: māt Kaldu; bahasa Ibrani: כשדים, Kaśdim; bahasa Aramaik: ܟܐܠܕܘ, Kaldo) adalah daerah berawa-rawa yang terletak di selatan Irak. Suku-suku yang datang ke daerah ini pada abad ke-8 SM dikenal sebagai orang-orang Kasdim. Nama Ibrani כשדים (Kaśdim) kemudian diterjemahkan dalam Alkitab Septuaginta sebagai "Chaldaea".

Pada abad ke-6 SM orang-orang Kasdim menguasai Kekaisaran Babilonia Baru sebagai dinasti ke-11 (dinasti Kasdim). Mereka berkuasa dalam waktu relatif singkat, dimana 4 raja pertama berasal dari Kasdim, tetapi raja terakhir bukan. Ibukota kerajaan ini terletak di bagian selatan Babel di tepi barat sungat Efrat. Meskipun nama Kasdim sering dipakai untuk seluruh bagian selatan Mesopotamia, sebenarnya daerah Kasdim asalnya adalah tanah luas di sebelah tenggara yang terbentuk dari endapan sungat Efrat dand Tigris, terbentang sekitar 400 mil (640 km) sepanjang kedua sungai itu dengan lebar 100 miles.
Dalam Kitab Habakuk di Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, orang Kasdim disebut sebagai "bangsa yang garang dan tangkas itu, yang melintasi lintang bujur bumi untuk menduduki tempat kediaman, yang bukan kepunyaan mereka." (Habakuk 1:6)
Sumber

5. Nebukadnezar II

Sebuah ukiran pada batu mata onyx dengan sebuah prasasti dengan tulisan Nebukadnezar II[1]

Nebukadnezar II (Ibrani: נְבוּכַדְנֶצַּר Nəḇūḵaḏneṣṣar; bahasa Yunani: Ναβουχοδονόσωρ, Naboukhodonósôr, bahasa Inggris: Nebuchadnezzar; Arab:بختنصر Bikhatunshar atau Bukhtanasar) (~ 630-562 SM), adalah penguasa Kekaisaran Babilonia Baru dalam Dinasti Kasdim yang berkuasa ~605 SM-562 SM selama 43 tahun. Ia naik tahta menggantikan ayahnya, Nabopolassar, yang meninggal pada tahun 605 SM.

Sebagian riwayatnya disebutkan dan dicatat dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, antara lain dalam Kitab Raja-raja, Kitab Tawarikh, Kitab Yeremia, dan Kitab Daniel. Dalam sejarah umum, ia dikenal membangun Taman Gantung Babilonia. Dia menaklukkan Yehuda dan Yerusalem dan mengirim orang-orang Yahudi ke pembuangan. Dia biasa dijuluki "Nebukadnezar Agung" (Daniel 1:1; Yeremia 25:11). Di Irak dan sebagian tempat lain di Timur Tengah saat ini, ia diagungkan sebagai salah satu dari empat raja yang berhasil menaklukkan sebagian besar bumi, diantaranya adalah Sulayman, Dzul Qarnain, dan Namrudz.[2]

A. Nama

Namanya dalam bahasa Akkadia, Nabû-kudurri-uṣur, bermakna "(Dewa) Nabu, memelihara/membela putra sulungku". "Nabu" adalah dewa Babel untuk kebijaksanaan, dan putra dari dewa utama Marduk. Dalam sebuah inskripsi/prasasti, Nebukadnezar melihat dirinya sebagai orang yang dicintai atau favorit dewa Nabu.[3][4] Sebelumnya nama itu disalahartikan sebagai "O Nabu, belalah kudurru-ku",[5] di mana "kudurru" merupakan daftar harta milik yang ditulis di batu. Namun, jika dipakai dalam gelar pemimpin, "kudurru" bermakna "putra sulung" atau "putra tertua".[6] Variasi namanya dalam bahasa Ibrani adalah נְבוּכַדְנֶאצַּר dan נְבוּכַדְרֶאצַּר (Nəḇuḵaḏreṣṣar). Ia juga dikenal sebagai Bakhat Nasar, yang artinya "pemenang nasib".

B. Pemerintahan

Menurut Tawarikh tahun-tahun pertama pemerintahan Nebukadnezar (Tawarikh Yerusalem) yang merupakan bagian dari Tawarikh Babilonia, yaitu catatan sejarah Kerajaan Babel dalam tahun-tahun ~ 747–247 SM, ayah Nebukadnezar, Nabopolassar, meninggal di ibukota Babilon pada tanggal 8 Abu (bulan ke-5 Ab; = 15 Agustus 605 SM) dalam tahun ke-21 pemerintahannya. Saat itu putra mahkota, Nebukadnezar sedang memimpin tentara Babel berperang melawan pasukan koalisi yang dipimpin oleh firaun Mesir kuno, Nekho II, di dekat kota Karkemis. Dalam peperangan itu, tentara Babel berhasil mengalahkan dan membasmi pasukan Mesir, sehingga memudahkan Nebukadnezar di kemudian hari untuk menguasai daerah Siria dan Kanaan, tanpa perlawanan dari Mesir.[7] Kemenangan ini merupakan penggenapan nubuat nabi Yeremia.[8]

Nebukadnezar II kembali ke ibukotanya dan dinobatkan menjadi raja pada tanggal 1 Ululu (bulan Elul; = 7 September 605 SM). Kemudian ia pergi lagi berperang untuk menjajah tanah Hatti (Siria dan Kanaan) yang ditinggalkan oleh kerajaan Mesir. Seperti Asyur, Babilonia berperang setiap tahun untuk menguasai jajahannya dan membawa banyak jarahan pulang ke Babilon. Ia membangun semua kota-kota besar Babilonia dengan mewahnya. Ibukotanya, Babilon, meliputi wilayah seluas 3 mil persegi, dikelilingi oleh rawa-rawa dan dua lapis dinding tebal. Sungai Eufrat mengalir di tengah kota, dihubungkan dengan jembatan batu yang indah. Di tengah kota ada ziggurat raksasa yang disebut Etemenanki, "Rumah perbatasan langit dan bumi," di sebelah kuil dewa Marduk.

Nebukadnezar berhasil menaklukkan Siria dan Fenisia, memaksa upeti dari Damaskus, Tirus dan Sidon. Ia juga menyerang Asia Kecil, di tanah "Hatti". Pada tahun 572 SM Nebukadnezar menguasai penuh Babilonia, Asyur, Fenisia, Israel, Filistin, Arabia utara dan sebagian Asia Kecil. Nebukadnezar terus berperang dengan Firaun Psammetichus II dan Apries (Hofra) selama pemerintahannya, dan pada zaman Firaun Amasis II tahun 568 SM, ia diduga pernah menginjakkan kaki di tanah Mesir.

C. Pengganti

Pada tahun 562 SM, Nebukadnezar meninggal di Babilon pada tahun ke-43 pemerintahannya. Setelah Nebukadnezar meninggal, tahtanya diteruskan oleh putranya, Ewil-Merodakh. Dua tahun kemudian, Ewil-Merodakh dibunuh oleh iparnya, Nergal-sarezer, suami dari saudara perempuan Ewil-Merodakh.

D. Perhitungan tahun

Tahun-tahun pemerintahan Nebukadnezar dicatat cukup jelas dalam sejumlah catatan sejarah, baik dari sumber Babel sendiri (Tawarikh Babilonia), sumber Ibrani (Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, dan sumber-sumber negara-negara lain, termasuk Yunani. Perbandingan dengan Kalender Gregorian masih diperdebatkan, meskipun tahun-tahun di bawah ini diterima sebagian besar pakar sejarah Timur Tengah.
  • Tahun 605 SM
    • sekitar bulan Agustus: Nebukadnezar dan pasukannya mengalahkan pasukan Mesir di bawah firaun Nekho II di Karkemis.[7]
    • 15 Agustus atau tanggal 8 Abu (bulan ke-5 Ab): Nabopolassar, ayah Nebukadnezar, meninggal di ibukota Babilon.[7]
    • 7 September atau tanggal 1 Ululu (bulan ke-6 Elul): Nebukadnezar dinobatkan menjadi raja di Babilon.[9]
    • September - Februari (bulan Ululu atau bulan ke-6 Elul sampai Shabatu atau bulan ke-11 Syebat): Nebukadnezar pergi berperang ke tanah Hatti (Siria-Kanaan) dan tanpa perlawanan berarti mengambil banyak jarahan dari raja-raja di sana, termasuk Kerajaan Yehuda.[10] Pasukan Nebukadnezar sempat menaklukkan Yerusalem dan mendapatkan upeti dari Yoyakim, raja Yehuda[11] (pada tahun ke-3 pemerintahan Yoyakim), serta membawa pergi sejumlah orang-orang muda dari kalangan bangsawan dan tenaga-tenaga ahli ke Babel, termasuk di antaranya Daniel dan ketiga sahabatnya: Hananya, Misael dan Azarya.[12]
Tahun ini disebut sebagai tahun naik tahta (ascension year) Nebukadnezar dan menurut perhitungan Tawarikh Yerusalem belum disebut tahun pertama, karena masih dihitung tahun ke-21 pemerintahan Nabopolassar, ayahnya. Baru setelah tahun baru Babel dirayakan (bulan Nisan), dimulai tahun pertama Nebukadnezar.[13]
  • Tahun 604 SM
    • Bulan Februari/Maret atau bulan Shabatu (bulan ke-11 Syebat): Nebukadnezar pulang membawa banyak jarahan dan tawanan termasuk Daniel dan teman-temannya ke Babilon, dan mengakhiri "tahun naik tahta"-nya
    • Bulan Maret/April atau bulan Nisannu (bulan ke-1 Nisan); tahun pertama pemerintahan Nebukadnezar: Ia merayakan festival "Akitu" (tahun baru) dengan "memegang tangan-tangan Bêl dan putra Bêl"[14]
    • Bulan Mei atau bulan Simanu (bulan ke-3 Sivan) ia mengumpulkan tentaranya dan berangkat lagi ke wilayah Hatti, ia bergerak tanpa perlawanan ke seluruh wilayah Hatti sampai bulan Kislîmu. Semua raja-raja tanah Hatti datang ke hadapannya dan ia menerima upeti besar mereka. Penyerangan ke tanah Hatti ini dilakukan tahun demi tahun untuk mengambil jarahan dan menaklukkan raja-raja kecil yang belum tunduk kepadanya.[15]
    • Bulan November atau bulan Kislîmu (bulan ke-9 Kislew) ia bergerak ke kota Askelon, menghancurkan kota itu, menawan rajanya dan mengangkut banyak jarahan darinya.[16]
  • Tahun 603 SM
    • Februari atau bulan Shabatu atau bulan ke-11 Syebat) Nebukadnezar bergerak kembali ke Babilon, mengakhiri tahun ke-1 pemerintahannya.[17]
    • April atau bulan Ajaru (bulan ke-2 Iyar; tahun ke-2 pemerintahannya: Nebukadnezar mengumpulkan bersama-sama satu tentara yang kuat dan bergerak ke tanah Hatti.[18]
  • Tahun 602 SM
    • Pada permulaan tahun ke-3 pemerintahannya (yang dimulai pada bulan Maret/April): Raja Akkad mengumpulkan pasukannya dan bergerak ke tanah Hatti dan membawa kembali banyak jarahan dari tanah Hatti ke Akkad.[19]
  • Tahun 601 SM
    • Pada permulaan tahun ke-4 pemerintahannya (yang dimulai pada bulan Maret/April): ia menyerang tanah Hatti.[20]
    • Pada bulan November atau bulan Kislîmu (bulan ke-9 Kislew di tahun ke-4 pemerintahannya): Nebukadnezar bergerak melawan Mesir, tetapi gagal menaklukkannya. Ia kemudian kembali ke Babilon.[21]
  • Tahun 599 SM; tahun ke-6 pemerintahannya: Ia menyerang Arabia dan mengalahkan mereka di Qedar.
  • Tahun 598 SM
    • Bulan November atau bulan Kislîmu (bulan ke-9 Kislew) tahun ke-7 pemerintahannya: Nebukadnezar mengumpulkan pasukannya, bergerak ke tanah Hatti.
  • Tahun 597 SM
    • Tanggal 16 Maret atau hari ke-2 bulan Addaru (bulan ke-2 Adar) tahun ke-7 pemerintahannya: Nebukadnezar
menyerang Kerajaan Yehuda dan merebut Yerusalem. Ia menawan raja Yoyakhin, membawanya dalam pembuangan ke kota Babilon beserta jarahan besar, dan menempatkan Zedekia, paman Yoyakhin menjadi raja.[22]
  • Tahun 588 SM: Mengambil kesempatan perang antara Mesir dan Babilon, raja Zedekia mencoba memberontak. Ini menyebabkan Nebukadnezar mulai mengepung Yerusalem.
  • Tahun 587 SM: Setelah dikepung 18 bulan, Yerusalem ditaklukkan, ribuan orang Yahudi dibuang ke Babel dan Bait Suci dibakar dan dihancurkan sampai rata tanah.
  • Tahun 572 SM: Nebukadnezar menguasai penuh Babilonia, Asyur, Fenisia, Israel, Filistin, Arabia utara dan sebagian Asia Kecil.
  • Tahun 568 SM: Nebukadnezar menginjakkan kaki di tanah Mesir setelah mengalahkan firaun Amasis II.

E. Penggunaan nama Nebukadnezar

  • Opera Nabucco (1842) yang digubah oleh Giuseppe Verdi merupakan kependekan nama Nebukadnezar dalam bahasa Italia.
  • Pipa gas "Nabucco" (Nabucco pipeline) yang menyalurkan gas alam dari Turki ke Austria, melalui Bulgaria, Rumania, dan Hungaria.
  • Saddam Hussein menganggap dirinya sebagai reinkarnasi Nebukadnezar[23] dan menyuruh membuat tulisan "Untuk Raja Nebukadnezar dalam pemerintahan Saddam Hussein" dipahatkan pada batu-batu bata yang disisipkan dalam tembok-tembok kota kuno Babilon dalam proyek rekonstruksi yang dimulainya.[24] Ia menamai salah satu divisi pasukan khususnya ("Republican Guards" sebagai "Divisi Nebukadnezar".[25]
  • Botol anggur besar dengan volume setara 20 botol standar (total memuat 15 liter anggur) disebut "Nebuchadnezzar".
  • "Nebuchadnezzar's Furnace" adalah sejenis bunga daylily.
  • Nama kapal yang ditumpangi oleh Morpheus dalam film The Matrix dan The Matrix Reloaded.
  • "Nebuchadnezzar II" menjadi sebuah karakter yang dapat dimainkan dalam game komputer Civilization V.
  • "Nebuchadnezzar II" disebutkan dalam game komputer buatan Microsoft Age of Empires in the eighth Babylon campaign "Nineveh" in the history section and after the campaign is won.

Referensi

  1. ^ Anton Nyström, Allmän kulturhistoria eller det mänskliga lifvet i dess utveckling, bd 2 (1901)
  2. ^ http://www.bookcafe.com.my/en/islam-and-spiritual/politik-and-sejarah/benarkah-iskandar-bukan-zulkarnain.html "Benarkah Iskandar Bukan Zulkarnain" by Afareez Abd Razaak Al-Hafiz.
  3. ^ Harper, R. F. quoted in Peet, Stephen Denison (editor). 1900. “Editorial Notes,” The American Antiquarian and Oriental Journal. New York: Doubleday, vol. XXII, May and June, p. 207.
  4. ^ Lamb, Harold. 1960. Cyrus the Great. New York: Doubleday, p. 104.
  5. ^ Schrader, Eberhard. 1888. The Cuneiform Inscriptions and the Old Testament. London: Williams and Norgate, p. 48 (footnote).
  6. ^ Chicago Assyrian Dictionary sub Kudurru Ca5'
  7. ^ a b c Tawarikh Yerusalem, bagian depan (observe), baris 1-9.
  8. ^ Yeremia 46:2
  9. ^ Tawarikh Yerusalem, bagian depan (observe), baris 10-11.
  10. ^ Tawarikh Yerusalem, bagian depan (observe), baris 12-13.
  11. ^ 2 Raja-raja 24:1
  12. ^ Lihat Daniel 1 terutama Daniel 1:1-4.
  13. ^ Tawarikh Yerusalem, bagian depan (observe), baris 10, 12, 15.
  14. ^ Tawarikh Yerusalem, bagian depan (observe), baris 14.
  15. ^ Tawarikh Yerusalem, bagian depan (observe), baris 15-17.
  16. ^ Tawarikh Yerusalem, bagian depan (observe), baris 18-20.
  17. ^ Tawarikh Yerusalem, bagian depan (observe), baris 20.
  18. ^ Tawarikh Yerusalem, bagian depan (observe), baris 21-24.
  19. ^ Tawarikh Yerusalem, bagian belakang (reserve), baris 1'-4'.
  20. ^ Tawarikh Yerusalem, bagian belakang (reserve), baris 5'.
  21. ^ Tawarikh Yerusalem, bagian belakang (reserve), baris 6'-7'.
  22. ^ 2 Raja-raja 24:8-16; Yeremia 52:28-30
  23. ^ Encyclopedia of the Developing World, edited by Thomas M. Leonard, p. 793.
  24. ^ Archeology Under Dictatorship, Michael L. Galaty and Charles Watkinson, p. 203.
  25. ^ Fontenot, Gregory; Degen, E. J.; Tohn, David. 2005. On point: the United States Army in Operation Iraqi Freedom. Annapolis, Maryland: Naval Institute Press, p. 263. ISBN 978-1-59114-279-9

Sumber
(Bersambung)

Babilonia (2)

3. Kekaisaran Babilonia Baru

Istilah Babilonia Baru atau Kasdim berarti Babilonia yang berada dibawah kekuasaan dinasti Kasdim atau dinasti ke-11, yang dimulai dari revolusi Nabopolassar pada tahun 626 SM hingga invasi Koresh Agung pada tahun 539 SM, dengan penguasa terkenal di antaranya adalah Nebukadnezar II.

A. Daftar raja

Dinasti ke-11

B. Nabopolassar 626 SM – 605 SM


Setelah matinya raja Ashurbanipal pada tahun 627 SM, kerajaan Asyur terpecah oleh persaingan di dalam. Seorang jenderal Asyur, Sin-shum-lishir, memberontak dan menguasai Babilon, tetapi langsung digulingkan oleh tentara Asyur yang setia pada raja Ashur-etil-ilani. Babilon kemudian dikuasai oleh putra Ashurbanipal yang lain, Sin-shar-ishkun, yang mengangkat diri menjadi raja. Namun tidak lama kemudian Babilon memberontak dengan bantuan suku Kasdim (Bit Kaldu), yang dipimpin oleh Nabopolassar. Nabopolassar merebut tahta dan memulai dinasti Neo-Babilonian.
Selama 3 tahun pertama, Nabopolassar tidak diganggu dalam memperkuat Babilon, karena ada perang saudara sengit antara raja Asyur Ashur-etil-ilani dan saudaranya Sin-shar-ishkun di Mesopotamia selatan.
Tahun 623 SM, Sin-shar-ishkun membunuh saudaranya dalam Perang di Nippur, merebut tahta dan berusaha merebut Babilon dari Nabopolassar. Selama 7 tahun, Nabopolassar memukul mundur serangan Asyur, dan tahun 616 SM malah menyerang Assur dan Arrapha, tetapi tidak berhasil. Kemudian bersama sekutunya, bekas tentara Asyur, orang-orang Media, Persia, Elam dan Scythian, ia menyerang lagi pada tahun 615 dan 614 SM, kali ini Assur dan Arrapha berhasil direbut. Selama tahun 613 SM tentara Asyur mencoba memukul mundur tentara Babilonia dan Media. Namun sebaliknya pada tahun 612 SM Nabopolassar dan raja Media, Cyaxares, memimpin tentara gabungan menyerang Niniwe, mengepungnya selama 3 bulan dan merebutnya. Sejak itu Babilon menguasai Asyur dan wilayah bagian utara maupun baratnya.
Seorang jenderal Asyur, Ashur-uballit II, menjadi raja Asyur dan mendirikan ibukotanya di Harran. Nabopolassar dan sekutunya mengepung Ashur-uballit II di Harran tahun 608 SM dan merebutnya; Ashur-uballit II menghilang setelah ini.
Raja Mesir, Firaun Nekho II menyerang pada tahun 609 SM dalam upaya yang terlambat untuk membantu sekutunya di Asyur. Nabopolassar (dibantu putra dan kelak penggantinya, Nebukadnezar II) selama tahun-tahun terakhir pemerintahannya terus mengusir orang-orang Mesir, yang dibantu tentara bayaran dari Yunani dan sisa tentara Asyur, dari Siria, Asia Kecil, bagian utara Arabia dan Israel. Nebukadnezar membuktikan kehandalannya dengan akhirnya mengalahkan tentara Mesir beserta sekutunya dalam perang di Carchemish tahun 605 SM.

C. Nebukadnezar II 604 SM – 562 SM

Nebukadnezar II menjadi raja setelah ayahnya mati. Ia membangun semua kota-kota besar Babilonia dengan mewahnya. Ibukotanya, Babilon, meliputi wilayah seluas 3 mil persegi, dikelilingi oleh rawa-rawa dan dua lapis dinding tebal. Sungai Eufrat mengalir di tengah kota, dihubungkan dengan jembatan batu yang indah. Di tengah kota ada ziggurat raksasa yang disebut Etemenanki, "Rumah perbatasan langit dan bumi," di sebelah kuil dewa Marduk.
Nebukadnezar berhasil menaklukkan Siria dan Fenisia, memaksa upeti dari Damaskus, Tirus dan Sidon. Ia juga menyerang Asia Kecil, di tanah "Hatti". Tahun 605 SM ia menduduki Yerusalem dan mendapatkan upeti dari Yoyakim, raja Yehuda.
Seperti Asyur, Babilonian berperang setiap tahun untuk menguasai jajahannya. Tahun 601 SM Nebukadnezar berperang lagi melawan Mesir. Tahun 599 SM ia menyerang Arabia dan mengalahkan mereka di Qedar. Tahun 597 BC ia menyerang Kerajaan Yehuda dan merebut Yerusalem serta menawan raja Yoyakhin, membawanya dalam pembuangan, dan menempatkan Zedekia, paman Yoyakhin menjadi raja. Mengambil kesempatan perang antara Mesir dan Babilon, raja Zedekia mencoba memberontak. Setelah dikepung 18 bulan Jerusalem direbut lagi tahun 587 SM, ribuan orang Yahudi dibuang ke Babel dan Bait Suci dihancurkan sampai rata tanah.
Pada tahun 572 Nebukadnezar menguasai penuh Babilonia, Asyur, Fenisia, Israel, Filistin, Arabia utara dan sebagian Asia Kecil.
Nebukadnezar terus berperang dengan Firaun Psammetichus II dan Apries (Hofra) selama pemerintahannya, dan pada zaman Firaun Amasis II tahun 568 SM, ia diduga menginjakkan kaki di tanah Mesir.
Ukiran oniks dengan tulisan Nebukadnezar II

D. Ewil-Merodakh (Amel-Marduk) 562 SM – 560 SM

Ewil-Merodakh adalah putra dan penerus Nebukadnezar II. Ia memerintah hanya 2 tahun (562 – 560 SM). Menurut Kitab 2 Raja-raja di Alkitab, ia mengampuni dan melepaskan raja Yoyakhin, dari Kerajaan Yehuda, yang ditawan di Babel selama 37 tahun (sejak tahun 597 SM).[1] dimana ditulis bahwa:

Kemudian dalam tahun ke-37 sesudah Yoyakhin, raja Yehuda dibuang, dalam bulan yang ke-12, pada tanggal 27 bulan itu, maka Ewil-Merodakh, raja Babel, dalam tahun ia menjadi raja, menunjukkan belas kasihannya kepada Yoyakhin, raja Yehuda, dengan melepaskannya dari penjara. Ewil-Merodakh berbicara baik-baik dengan dia dan memberikan kedudukan kepadanya lebih tinggi dari pada kedudukan raja-raja yang bersama-sama dengan dia di Babel.
Menurut Kitab Yeremia pasal 52:31-32 Ewil-Merodakh melepaskan Yoyakhin tanggal 25.[2]
Diduga karena berusaha mengubah kebijakan ayahnya, Ewil Merodakh dibunuh oleh Nergal-sarezer atau Neriglissar, iparnya yang kemudian merebut tahtanya.

E. Nergal-sarezer 560 SM – 556 SM

Babylonian wall relief

Nergal-sarezer atau Neriglissar memerintah dengan stabil, melakukan banyak pekerjaan umum, termasuk memperbaiki kuil dan sebagainya. Ia juga berhasil menyerang Silisia, yang mengancam Babilon. Neriglissar hanya bertahta 4 tahun sebelum diganti putranya, Labashi-Marduk yang masih muda. Tidak jelas apakah Neriglissar dari suku Kasdim atau penduduk asli kota Babilon.

F. Labashi-Marduk 556 SM

Labashi-Marduk adalah putra Nergal-sarezer atau Neriglissar, yang meneruskan tahta ketika masih kecil. Ia dibunuh dalam satu persepakatan 9 bulan setelah dinobatkan. Ia digantikan oleh Nabonidus.

G. Nabonidus 556 SM – 539 SM

Latar belakang Nabonidus tidak jelas. Dalam satu tulisan peninggalannya, ia menyebut latar belakangnya tidak penting.[3] Ibunya yang hidup sampai usia tua dan tinggal di kuil dewa bulan Sîn di Harran juga tidak menyebut asal-usulnya. Menurut Tawarikh Nabonidus mulai tahun ke-7 pemerintahannya (549 SM) ia mengasingkan diri ke kota Tema di Arabia dan menyerahkan pemerintahannya pada putra sulungnya, Belsyazar.

H. Belsyazar 549 SM - 539 SM

Belsyazar menjadi raja atas nama ayahnya, Nabonidus, selama 10 tahun ayahnya di pengasingan (menurut Tawarikh Nabonidus). Kitab Daniel mencatat bahwa Nebukadnezar disebut sebagai ayahnya. Istilah "ayah" dapat berarti "kakek" atau "leluhur", termasuk juga "ayah angkat". Pada tahun 539 SM, Nabonidus pulang ke Babilon untuk menghadapi ancaman serangan Koresh, raja Persia, tetapi tidak berhasil menahan serbuan ini. Menurut Kitab Daniel, Belsyazar mati terbunuh pada malam tentara Persia berhasil masuk dan merebut ibukota Babilon yang berdasarkan perhitungan waktu sejarah terjadi pada tanggal 15 Oktober 539 SM.[4] Dalam catatan-catatan Babel maupun Persia, namanya tidak disebutkan lagi setelah tanggal ini.

Referensi

  1. ^ 2 Raja-raja 25:27-28
  2. ^ Yeremia 52:31-32
  3. ^ M. Heinz and M.H. Feldman (eds.), Representations of political power: Case histories from times of change and dissolving order in the ancient Near East (Winona Lake IN: Eisenbrauns 2007), 137–66.
  4. ^ Daniel 5:30



Sumber

Babilonia (1)

Babilonia (1696 – 1654 SM) dinamai sesuai dengan ibukotanya, Babel, adalah negara kuno yang terletak di selatan Mesopotamia (sekarang Irak), di wilayah Sumeria dan Akkadia. Babel pertama disebut dalam sebuah tablet dari masa pemerintahan Sargon dari Akkadia, dari abad ke-23 SM.
Babilonia berkembang menjadi sebuah kerajaan besar pada masa Hammurabi (1696 - 1654 sebelum Masehi), yang area kekuasannya meliputi daerah kerajaan Akkadia pada masa sebelumnya.
Setelahnya berdiri Kekaisaran Neo-Babilonia, dibawah kekuasaan dinasti Kasdim atau dinasti ke-11, yang dimulai dari revolusi Nabopolassar pada tahun 626 SM hingga invasi Koresh Agung, dengan penguasa terkenal di antaranya adalah Nebukadnezar II. Babilonia kemudian dikalahkan oleh Koresh Agung, raja Media dan Persia pada tahun 539 SM.
Sumber

1. Dinasti Babilonia Pertama

Kronologi dinasti Babilonia pertama diperdebatkan karena ada Daftar Raja Babilonia A dan Daftar Raja Babilonia B. Dalam kronologi ini, masa pemerintahan pada Daftar A digunakan karena penggunaannya yang lebih luas. Masa pemerintahan pada Daftar B secara umum lebih lama.

A. Dinasti

Kronologi pendek pertama:

B. Asal usul


Kekaisaran Babilon ketika Hammurabi naik tahta pada 1792 SM (coklat tua) dan setelah kematiannya pada 1750 SM (coklat muda).

Asal usul yang pasti dari dinasti ini sulit diketahui secara pasti karena keadaan topografi Babilon itu sendiri, yang memiliki permukaan air yang tinggi, sehingga tidak menyisakan banyak peninggalan arkeologis yang utuh. Dengan demikian bukti-bukti untuk sejarah Babilonia justru banyak yang berasak dari daerah di sekitarnya dan catatan tertulis. Tidak banyak yang diketahui tentang para raja dari Sumuabum sampai Sin-muballit selain fakta bahwa mereka adalah orang Amoriah dan bukannya orang Akkadia. Akan tetapi, diketahui bahwa mereka mengumpulkan wilayah tanah yang tidak terlalu luas. Ketika Hammurabi (yang juga adalah orang Amoriah) naik tahta menjadi raja Babilon, kekaisaran itu hanya terdiri dari beberapa kota dan sedikit wilayah sekitarnya: Dilbat, Sippar, Kish, dan Borsippa. Setelah Hammurabi menjadi raja, dia berhasil memperoleh banyak sekali kemenangan militer dengan menaklukan kota-kota lain yang dapat memberi keuntungan bagi Bablion. Dengan kemenangan-kemenangan militernya itu, banyak tanah yang direbut oleh kekaisaran. Akan tetapi, meskipun Bablion sudah menjadi jauh lebih kuat berkat Hammurabi, Babilon masih belum menjadi daerah penting di Mesopotamia, tidak seperti Assyria, yang ketika itu dipimpin oleh Shamshi-Adad I, ataupun Larsa, yang ketika itu dipimpin oleh Rim-Sin.
Pada tahun ketiga belas Hammurabi sebagai raja, dia mulai menjadikan Babilon sebagai pusat dari apa yang nantinya akan menjadi kekaisaran besar. Pada tahun tersebut, dia merebut Larsa dari Rim-Sin, serhingga dia kini memeiliki kendali atas pusat-pusat perkotaan yang menguntungkan seperti Nippur, Ur, Uruk, dan Isin. Dengan kata lain, Hammurabi memperoleh kendali atas seluruh Mesopotamia selatan. Kekuatan politik lainnya yang patut diperhitungkan di daerah itu pada milenium kedua adalah Eshnunna, yang berhasil direbut oleh Hammurabi sekiatar tahun 1761 SM. Babilon kemudian memanfaatkan jalur perdagangan Eshnuna yang sudah sangat mapan serta kestabilan ekonomi yang mereka meiliki. Tidak lama setelah itu pasukan Hammurabi merebut Mari, kota terakhir yang memberinya kendali atas seluruh wilayah yang membentuk Mesopotamia di bawah Dinasti Ketiga Ur pada milenium ketiga.
Nama lain Hammurabi adalah Hammurapi-ilu[rujukan?], bermakna "Hammurapi sang dewa" atau mungkin "Hammurapi adalah dewa." Dia mungkin saja adalah raja Amraphel dari Shinar atau Sinear dalam catatan Yahudi dan Injil, yang Sezaman dengan Ibrahim. Ibrahim hidup dari tahun 1871 SM sampai 1784 SM, berdasarkan penafsiran modern atas tokoh-tokoh Perjanjian Lama yang biasanya dihitung dalam paruh tahun modern sebelum Kitab Keluaran, dari satu ekuinoks ke ekuinoks lainnya.[rujukan?]
Terjemahan terkini dari lembaran Chogha Gavaneh yang bertahun sekitar 1800 SM menunjukkan adanya hubungan yang erat antara kota ini yang terletak bukit Islamabad di Zagros Tengah dan daerah Dyala.
Lembaran Venus Ammisaduqa (contohnya beberapa versi kunonya dalam lembaran tanah liat) juga terkenal, dan beberapa buku mengenai itu telah diterbitkan. Beberapa usulan waktu asal telah diajukan namun waktu asal yang terdapat dalam banyak buku usumber nampaknya sudah tidak akurat dan tidak benar. Ada kesulitan lainnya; jangka waktu 21 tahun pengamatan terinci terhadap planet Venus dapat atau tidak dapat bertepatan dengan masa pemerintahan raja ini, karena namanya tidak disebutkan, hanya Tahun Tahta Emas. Beberap sumber, beberpa dicetak hampir seratus tahun yang lalu, mengklaim bahwa teks aslinya menyebutkan adanya okultasi Venus oleh bulan. Akan tetapi, ini mungkin adalah kesalahan penafsiran.[1] Dukungan perhitungan 1659 SM untuk kejatuhan Babilon, berdasarkan statistik probabilitas penanggalan berdasarkan pada pengamatan planet. Kronolgoi pertengahan yang kini banyak diterima terlalu rendah dari sudut pandang astronomis.[2]
Sebuah naskah mengenai Kejatuhan Babilon oleh orang Hittit Mursilis I pada akhir masa pemerintahan Samsuditana yang menceritakan tentang gerhana kembar yang sangat krusial untuk kronologi Babilon yang benar. Sepasang gerhana bulan dan gerhana matahari terjadi pada bulan Shimanu (Sivan). Gerhana matahari terjadi pada 9 Februari, 1659 SM. Gerhana ini terjadi 4.43 dan berakhir pada pukul 6.47. Gerhana kedua tidak terlihat yang memuaskan catatan yang mengisahkan bahwa bulan yang terbenam masih berupa gerhana. Gerhana matahari terjadi pada 23 Februari tahun 1659 SM, dimulai pada pukul 10.26, dan mencapai maksimumnya pada pukul 11.45, serta berakhir pada pukul 13.04.[3]

Catatan kaki

  1. ^ Reiner, Erica; D. Pingree. Babylonian Planetary Omens The Venus, the Tablet of Ammisaduqa.
  2. ^ Kelley, David H.; E. F. Milone, Anthony F. Aveni (2004). Exploring Ancient Skies: An Encyclopedic Survey of Archaeoastronomy. New York: Springer. ISBN 0387953108.
  3. ^ Huber, Peter (1982). "Astronomical dating of Babylon I and Ur III". Monographic Journals of the Near East: 41.
 Sumber

2. Hammurabi

Hammurabi (bahasa Akkadia, dari kata Ammu "saudara laki-laki pihak ayah", dan Rāpi "seorang penyembuh"); adalah raja keenam dari Dinasti Babilonia pertama (memerintah 1792-1750 SM), dan ia mungkin juga Amraphel, raja dari Sinoar menurut Bibel (Alkitab) (Kejadian 14:1).
Hammurabi memimpin pasukannya menyerang Akkadia, Elam, Larsa, Mari dan Summeria, sehingga menjadikan Kekaisaran Babilonia hampir sama besar dengan Kerajaan Mesir kuno di bawah Firaun Menes, yang menyatukan Mesir lebih dari seribu tahun sebelumnya.

 Bagian atas prasasti batu Piagam Hammurabi

A. Piagam Hammurabi

Walaupun Hammurabi banyak sekali melakukan peperangan menaklukkan kerajaan lain, namun ia lebih terkenal karena pada masa pemerintahannya dibuat kode resmi (hukum tertulis) pertama yang tercatat di dunia, yang disebut sebagai Piagam Hammurabi (Codex Hammurabi).
Pada tahun 1901, arkeolog Perancis menemukan piagam tersebut ketika melakukan penggalian di bawah reruntuhan bekas kota kuno Susa, Babilonia. Piagam Hammurabi tersebut terukir di atas potongan batu yang telah diratakan dalam huruf paku (cuneiform). Piagam tersebut seluruhnya ada 282 hukum, akan tetapi terdapat 32 hukum diantaranya yang terpecah dan sulit untuk dibaca. Isinya adalah pengaturan atas perbuatan kriminal tertentu dan ganjarannya. Beberapa contoh isinya, antara lain:
  • Seorang yang gagal memperbaiki saluran airnya akan diminta untuk membayar kerugian tetangga yang ladangnya kebanjiran
  • Pemuka agama wanita dapat dibakar hidup-hidup jika masuk rumah panggung (umum) tanpa permisi
  • Seorang janda dapat mewarisi sebagian dari harta suaminya yang sama besar dengan bagian yang diwarisi oleh anak laki-lakinya
  • Seorang dukun yang pasiennya meninggal ketika sedang dioperasi dapat kehilangan tangannya (dipotong)
  • Seseorang yang berhutang dapat bebas dari hutangnya dengan memberikan istri atau anaknya kepada orang yang menghutanginya untuk selang waktu tiga tahun
Saat ini, Piagam Hammurabi telah disimpan dan dipamerkan untuk khalayak ramai di Museum Louvre di Paris, Perancis.
 Babilonia, 1792 - 1750 SM

B. Arti penting

Hammurabi selain merupakan raja, adalah juga seorang pemimpin agama masyarakat Babilonia. Dengan demikian, Piagam Hammurabi merupakan suatu aturan resmi yang dijalankan oleh masyarakat dan pemerintahan Babilonia. Diperkirakan bahwa dahulu hukum-hukum yang diterbitkan dibuat menjadi piagam (dalam bentuk prasasti) dan diperlihatkan kepada khalayak ramai untuk memperoleh persetujuan. Jadi hukum-hukum bukan dibuat oleh pemerintah semata-mata agar sesuai dengan pendapatnya sendiri. Dalam pengertian ini, Piagam Hammurabi dapat dianggap sebagai pendahulu dari sistem hukum resmi seperti yang saat ini berlaku pada masyarakat modern.

Referensi

  • Yenne, Bill. 100 Pria Pengukir Sejarah Dunia, Hal 12-13. Alih bahasa: Didik Djunaedi. PT. Pustaka Delapratasa, 2002.
  • Van De Mieroop, Marc. A History of the Ancient Near East. Blackwell Publishing: Malden, 2005. ISBN 0-631-22552-8
  • Babylonian Law. Britannica, 1911.


Sumber
(Bersambung)

Sumeria (3-Habis)

8. Ziggurat Ur

Fasad ziggurat yang direkonstruksi.

Ziggurat Ur (kadang-kadang disebut "Ziggurat Agung Ur"; Sumeria E-temen-nigur(u) É.TEMEN.NÍ.GÙR(U).(RU) Templat:Cuneiform[1] berarti "rumah yang fondasinya mengakibatkan teror")[2] adalah ziggurat Neo-Sumeria yang terletak di kota Ur, di dekat Nasiriyah, Provinsi Dhi Qar, Irak. Struktur ini dibangun pada Zaman Perunggu Awal (abad ke-21 SM), namun sudah menjadi reruntuhan pada abad ke-6 SM pada masa Neo-Babilonia sebelum direstorasi oleh Raja Nabonidus.
Reruntuhan ini diekskavasi pada tahun 1920-an dan 1930-an oleh Sir Leonard Woolley.

Catatan kaki

  1. ^ Jacob Klein Three Šulgi hymns: Sumerian royal hymns glorifying King Šulgi of Ur, Bar-Ilan University Press (1981), ISBN 978-965-226-018-5, hal. 162.
  2. ^ Explore the ziggurat of Ur, The Ziggurat of Ur, The British Museum[apakah terpercaya?]


Sumber
















Sumeria (2)

4. Lagash


Peta Iraq

Lagash[4][ˈleɪɡæʃ] adalah kota kuno yang terletak di sebelah barat laut pertemuan sungai Efrat dan Tigris, di sebelah timur Uruk, dan sekitar 22 kilometer (14 mil) sebelah timur kota Ash Shatrah. Lagash adalah salah satu kota tertua di Timur Dekat Kuno. Situs Girsu, sekitar 25 km (16 mil) sebelah barat laut Al-Hiba, merupakan pusat religius negara Lagash. Kuil Lagash adalah E-Ninnu yang dipersembahkan untuk dewa Ningirsu.

Catatan kaki

  1. ^ The Electronic Text Corpus of Sumerian Literature
  2. ^ The Pennsylvania Sumerian Dictionary. "Lagash." Diakses 19 Desember 2010.
  3. ^ Electronic Pennsylvania Sumerian Dictionary (EPSD)
  4. ^ Sumeria: Lagaški; logogram kuneiform: Templat:Cuneiform, [NU11.BUR].LAKI[1] atau [ŠIR.BUR].LAKI, "storehouse;"[2] Akkadia: Nakamtu;[3] Tell al-Hiba modern, Provinsi Dhi Qar, Irak
Sumber

5. Ur-Nammu

 Ur-Nammu

Ur-Nammu (atau Ur-Namma, Ur-Engur, Ur-Gur, ca. 2047-2030 SM kronologi pendek) adalah pendiri dinasti Ur ketiga Sumeria di Mesopotamia selatan setelah kekuasaan Akkad dan Gutia selama beberapa abad. Pencapaian utamanya adalah pembentukan negara baru. Ia juga dikenang akan undang-undangnya, undang-undang Ur-Nammu.
Salah satu pencapaian militernya adalah penaklukan Lagash dan kemenangan atas mantan penguasanya di Uruk. Ia dianggap sebagai penguasa regional (Ur, Eridu, dan Uruk) yang penting saat dimahkotai di Nippur, dan diyakini memulai pembangunan di Nippur, Larsa, Kish, Adab, dan Umma. Ia juga memerintahkan pembangunan beberapa ziggurat, seperti Ziggurat Agung Ur.[1]
Ia digantikan oleh putranya, Shulgi, setelah berkuasa selama delapan belas tahun. Kematiannya dalam pertempuran melawan Gutia (setelah ia ditinggalkan oleh angkatan bersenjatanya) dikenang dalam puisi Sumeria.[2]

Catatan kaki

  1. ^ [1]
  2. ^ Hamblin, William J. Warfare in the Ancient Near East to 1600 BC. New York: Routledge, 2006.
Sumber

6. Undang-undang Ur-Nammu

Dibuat c. 2100 SM-2050 SM
Penulis Ur-Nammu
Tujuan Undang-undang hukum

Undang-undang Ur-Nammu adalah kitab perundang-undangan tertua yang masih ada hingga kini. Undang-undang ini ditulis pada tablet dalam bahasa Sumeria dan berasal dari tahun 2100-2050 SM. Meskipun pembukaan undang-undang ini secara langsung menyebut nama raja Ur-Nammu dari Ur (2112–2095 SM) sebagai pembuatnya, beberapa sejarawan meyakini bahwa mungkin pembuatnya adalah putranya Shulgi. Salinan pertama-tama undang-undang yang ditemukan di Nippur diterjemahkan oleh Samuel Kramer pada tahun 1952; karena tidak semua bagian masih terlihat jelas, hanya prolog dan 5 hukum yang mampu terbaca.[1] Tablet lainnya ditemukan di Ur dan diterjemahkan pada tahun 1965, sehingga 40 dari 57 hukum dapat direkonstruksi.[2] Salinan lain di Sippar mengandung sedikit varian.
Meskipun ada undang-undang yang lebih tua dari undang-undang ini, seperti undang-undang Urukagina, kitab undang-undang ini merupakan satu-satunya yang masih ada. Undang-undang ini lebih tua tiga abad dari undang-undang Hammurabi. Isi undang-undang ini berpola kasuistik: jika (kejahatan) maka (hukuman). Undang-undang Ur-Nammu dianggap maju pada zamannya karena terdapat denda atau ganti rugi untuk kerusakan, sementara undang-undang Babilonia menganut asas lex talionis (‘mata ganti mata’); namun, pembunuhan, perampokan, perzinaan, dan pemerkosaan dapat diganjar hukuman mati.

 Ur-Nammu (duduk) menganugerahi kegubernuran kepada Ḫašḫamer, ensi Iškun-Sin (dari tahun 2100 SM).

Referensi

  1. ^ Kramer, History begins at Sumer, hal. 52–55.
  2. ^ Gurney and Kramer, "Two Fragments of Sumerian Laws," 16 Assyriological Studies, hal. 13–19
Sumber

7. Shulgi

Shulgi (sebelumnya dibaca Dungi) dari Ur adalah raja kedua Ur pada masa "Renaisans Sumeria". Ia berkuasa selama 48 tahun, dari tahun 2029 SM hingga 1982 SM (kronologi pendek). Ia menyelesaikan pembangunan Zigurat Agung Ur.
Pembacaan "Shulgi" dan "Dungi" sama-sama digunakan sebelum abad ke-20. Namun, seiring berjalannya waktu, konsensus para ahli memilih "Shulgi" sebagai pelafalan yang lebih tepat.

Setengah mina yang mengandung nama Raja Shulgi


Sumber
(Bersambung)

Copyright @ 2013 PEJUANG ISLAM.