Selasa, 31 Desember 2013

Adam (6)

5). Tanda Kain

Telah banyak yang ditulis tentang kutuk Kain, dan tanda yang terkait. Kata yang diterjemahkan dengan tanda itu dapat berarti suatu pertanda, peringatan, atau kenangan. Dalam Alkitab, kata yang sama digunakan untuk menggambarkan bintang-bintang sebagai tanda atau peringatan, sunat sebagai lambang perjanjian Allah dengan Abraham, dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Musa di hadapan Firaun. Meskipun kebanyakan pakar percaya bahwa si penulis bagian cerita ini mempunyai rujukan yang jelas dalam benaknya sehingga para pembacanya akan mengerti, saat ini sedikit sekali consensus tentang apa persisnya arti tanda itu.

Alkitab membuat beberapa rujukan pada sejumlah kesempatan terhadap orang-orang Keni, yang, dalam bahasa Ibrani, dirujuk sebagai Qayin, yakni, kata yang sangat dekat dengan kata Kain (Qayin). Jadi, tanda Kain diyakini mulanya berasal dari suatu tanda yang sangat jelas membedakan suku Keni, seperti misalnya rambut yang merah, atau suatu tato ritual tertentu, yang kemudian dipindahkan kepada Kain sebagai eponim suku tersebut. Dikatakan bahwa tanda ini memberikan Kain perlindungan (melukai Kain akan dibalas hingga tujuh kali lipat). Dengan demikian, tanda ini dilihat sebagai suatu bentuk perlindungan yang diberikan kepada anggota sebuah suku, dalam suatu bentuk sehingga seluruh suku akan menyerang orang yang melukai satu saja anggota mereka.

Kelompok-kelompok Baptis dan Katolik sama-sama menganggap bahwa gagasan tentang Allah yang mengutuk seorang individu tidak sesuai dengan watak Allah, dan karena itu mengambil sikap yang berbeda. Katolik secara resmi memandang bahwa kutuk ini diakibatkan karena tanah sendiri menolak untuk memberikan hasil kepada Kain, sementara beberapa orang Baptis memandang kutuk itu sebagai agresi Kain sendiri, sesuatu yang sudah ada dan Allah hanya menunjukkannya, bukan menambahkannya.

Dalam Yudaisme, tanda ini bukanlah suatu hukuman melainkan tanda belas kasihan Allah. Ketika Kain dihukum untuk menjadi pengembara, ia tidak mempersoalkan hukumannya, melainkan hanya memohon agar hukumannya diubah sedikit, sambil memprotes, “Barangsiapa yang akan bertemu dengan aku, tentulah akan membunuh aku! Karena alasan-alasan yang tidak disebutkan dengan jelas, Allah menyetujui permintaan ini. Ia memberikan tanda pada Kain sebagai tanda bagi orang lain agar Kain tidak dibunuh sampai ia mempunyai tujuh keturunan. Penafsir Torah Rashi menjelaskan bahwa setelah tujuh keturunan (Kain, Henokh, Irad, Mehuyael, Metusael, Lamekh, Yabal/Yubal/Tubal-Kain) Kain dibunuh oleh keturunannya Lamekh. (Kej. 4:24)

Lukisan Kain dan Habel abad ke-15, Speculum Humane Salvationis, Jerman.

Dalam seni Kristen abad pertengahan, khususnya di Jerman abad ke-16, Kain digambarkan sebagai seorang Yahudi stereotipikal yang berambut ikal, berjanggut, sementara Habel adalah seorang non-Yahudi Kristen yang berambut pirang. Gambaran tradisional ini telah berlanjut selama berabad-abad dalam suatu bentuk tertentu, seperti misanya lukisan James Tissot pada abad ke-19, Kain membawa Habel untuk Dibunuh, yang diperlihatkan di atas. Ini adalah akibat dari apa yang tampaknya penyelesaian yang perlu terhadap masalah pembunuhan terhadap saudara sendiri tanpa melibatkan orang luar, dengan menjelaskannya sebagai akibat dari suatu kelompok yang secara historis direndahkan oleh Kekristenan.[1][2]

Dalam budaya populer, sejak zaman Victoria, rasa haus darah Kain telah sering menyebabkan ia digambarkan sebagai nenek moyang vampir. Sebuah pandangan lain diambil dalam teologi Mormon; di sini Kain dianggap sebagai perwujudan dari Anak yang Terhilang, bapak dari kombinasi rahasia (artinya, organisasi-organisasi rahasia dan kejahatan terorganisir), maupun orang pertama yang memegang gelar Master Mahan yang berarti empu dari rahasia besar, agar ia dapat membunuh dan memetik keuntungan.

6). Pengembara

Karena Kain diperintahkan mengembara di muka bumi sebagai hukuman, muncul sebuah tradisi bahwa hukuman ini berlangsung selama-lamanya, dengan cara yang sama dengan legenda (jauh di kemudian hari) tentang Flying Dutchman. Menurut beberapa sumber Islam, seperti misalnya al-Tabari, Ibn Kathir dan al-Tha'labi, Kain bermigrasi ke Yemen.

Lukisan Fernand-Anne Piestre Cormon yang berjudul "Kain melarikan diri karena Kutuk Yahweh ", sekitar 1880, Musée d'Orsay, Paris.

Meskipun berbagai variasi dari tradisi ini kuat di abad pertengahan, dengan sejumlah laporan bahwa beberapa orang mengklaim “melihat” Kain, semuanya itu umumnya ditolak. Namun demikian, tema Kain yang Mengembara muncul dalam folklor Mormon (tetapi tidak di kitab sucinya). Klaim terakhir yang diketahui tentang orang yang mengaku “melihat” Kain tampaknya adalah di Amerika Serikat pada tahun 1868, ketika ia dilaporkan mengunjungi seorang Mormon bernama O'Grady (lihat Desert News, 23 September 1868). Sebelumnya pada 1836, seorang Mormon perdana yang lainnya—David W. Patten—mengklaim telah berjumpa dengan seorang yang sangat tinggi, berbulu, dan berkulit hitam di Tennessee yang mengatakan bahwa ia adalah Kain. Patten mengklaim bahwa Kain telah memohon dengan sungguh-sungguh agar ia mati namun permohonannya itu ditolak, dan bahwa misinya adalah menghancurkan jiwa-jiwa manusia. Cerita Patten dikutip dalam kisah Spencer W. Kimball, The Miracle of Forgiveness (Mukjizat Pengampunan), yang populer di antara orang-orang Mormon.

Meskipun keyakinan-keyakinan yang belakangan ini tentang pengembaraan kekal, menurut Kitab Tahun-tahun Yobel (ps. 4) Kain menetap, menikahi saudara perempuannya, Awan, memperoleh anak laki-lakinya yang pertama, Henokh (dianggap orang yang berbeda dengan Henokh yang lebih terkenal), sekitar 196 tahun setelah penciptaan Adam. Kain kemudian mendirikan kota yang pertama, menamainya sesuai dengan nama anaknya, membangun rumah, dan tinggal di sana hingga rumah itu rubuh menimpanya, membunuhnya pada tahun yang sama dengan kematian Adam.

Sebuah legenda abad pertengahan pernah mengatakan bahwa pada akhirnya Kain tiba di Bulan dan di sana ia menetap selama-lamanya dengan setumpukan ranting-ranting kayu di punggungnya. Ini berasal dari fantasi popular yang menafsirkan bayang-bayang di wajah Bulan. Sebuah contoh tentang keyakinan ini terdapat dalam karangan Dante Alighieri, Inferno (XX, 126); di sini ungkapan "Kain dan ranting-ranting" digunakan sebagai sinonim untuk "bulan".

C. Asal-usul

Dalam studi ilmiah, teori yang paling lazim ialah bahwa cerita ini terdiri dari sejumlah lapisan, dengan lapisan aslinya berasal dari dongeng Sumeria tentang bujukan terhadap Inanna. Dalam cerita ini, yang dianggap mewakili konflik kuno antara para penggembala nomaden dan para petani agraris yang telah menetap, Dumuzi, dewa para gembala, dan Enkimdu, dewa para petani, bersaing memperebutkan perhatian Inanna, sang Dewi utama. Dumuzi adalah dewa yang kasar dan agresif, tetapi Enkimdu lemah lembut dan tenang, karena itu Inanna lebih suka kepada Enkimdu. Namun demikian, ketika mendengar hal ini, Dumuzi mulai menyombongkan diri tentang betapa hebatnya dirinya, dan menunjukkan karisma yang kuat sehingga Enkimdu meminta kepada Inanna untuk menikahi Dumuzi dan kemudian pergi mengembara.

Paralel Alkitab dengan teori ini ialah Allah sejajar dengan Inanna, Habel, sang gembala, dengan Dumuzi, dan Kain, sang petani, dengan Enkimdu, dan hanya menyamakan bagian cerita tentang persaingannya, Kain pergi mengembara, dan tradisi-tradisi di luar Alkitab mengenai keterlibatan seorang perempuan cantik. Kehadiran kurban dalam cerita Alkitab—lebih daripada sekadar kata-kata—kadang-kadang dilihat sebagai perubahan yang dibuat oleh para imam atas cerita ini, untuk menekankan bahwa suatu bentuk kurban lebih baik daripada yang lainnya.

Dalam mitologi di kemudian hari, meskipun masih sebelum 1500-an SM, Dumuzi telah bercampur dengan Enkimdu, dan karena itu bertindak sebagai dewa pertanian umum, meskipun masih mempertahankan beberapa unsure dari mitos sebelumnya. Dalam peranan yang lebih umum ini, karena ia bertanggung jawab atas siklus tanaman tahunan, Dumuzi kemudian dilihat sebagai dewa kehidupan-kematian-kelahiran kembali. Bagaimana persisnya mitos ini berpadanan dengan perkawinan Dumuzi dengan Inanna tidaklah jelas, karena salinan-salinan yang ada tentang mitos ini tiba-tiba dimulai dengan Inanna yang turun ke dunia bawah karena alasan yang tidak diketahui. Innana hanya dapat lolos dengan mengubah dirinya menjadi dewa yang bukan dari dunia bawah, dan karena itu pada gilirannya memperhatikan mereka singmereka masing-masing. Dumuzi senang sekali bahwa Innana telah pergi, dan karenanya, dengan murkanya, Innana mengirimkan roh-roh jahat kepadanya. Dumuzi meninggal dan dengan demikian Innana terbebas. Ia kemudian berubah pikiran, merasa kasihan, dan mengembalikan Dumuzi dengan membujuk saudara perempuan Dumuzi untuk mengambil tempatnya selama 6 bulan setiap tahunnya (karena itu dimulailah siklus tahunannya).

Pembunuhan Dumuzi ini, menurut pemikiran kritis, dianggap sebagai sumber pembunuhan Habel. Karena Allah, berbeda dengan Inanna, dianggap cukup kuat untuk tidak terjebak di dunia bawah, Ia tidak perlu meloloskan diri, dan karenanya tidak ada motif untuk membunuh Habel, dan dengan demikian kesalahan dialihkan kepada Kain/Enkimdu yang iri hati. Bagian dari cerita yang melibatkan kebangkitan dan kematian tahunan yang abadi tidak diberikan kepada Habel, yang dianggap makhluk fana belaka.

Kain membunuh Habel, dari sebuah naskah abad ke-15.

D. Peringatan

Habel dianggap sebagai martir yang pertama dan dengan demikian, sebagai pendahulu Kristus. Namanya disebutkan dalam litani bagi orang yang hampir meninggal di lingkungan Gereja Katolik Roma, dan kurbannya disebutkan dalam Kanon Misa bersama kurban Abraham dan Melkisedek. Gereja Koptik memperingati hari pestanya pada 28 Desember.[3]

E. Sastra

Sebagai pembunuh pertama dan korban pembunuhan pertama, Kain dan Habel telah sering menjadi dasar bagi drama tragis. Nama-nama mereka seringkali digunakan dalam karya-karya fiksi semata-mata sebagai rujukan juga. Beberapa rujukan terkenal terhadap Kain dan Habel adalah:
  • Dalam permainan peran Vampire: The Masquerade, Kain disebutkan telah membunuh saudaranya dengan pengertian bahwa Allah menginginkan Kain dan Habel memberikan kurban darah dengan mempersembahkan sesuatu yang paling berharga bagi mereka, dan bahwa Kain mengurbankan Habel sebagai yang paling dikasihinya kepada Allah. Kain (dieja "Kaine" dalam hal ini) belakangan menjadi vampir yang pertama .
  • Karya Samuel Beckett Menunggu Godot, ketika Estragon berusaha mendapatkan perhatian Pozzo, ia mencoba nama; Kain dan Habel. Pozzo menjawab kepada keduanya dan dengan demikian ia mewakili seluruh umat manusia.
  • Dalam buku Cain's Book, Alexander Trocchi, tokoh anti-hero, Joe Necchi, seperti Kain, juga tampaknya dikutuk untuk mengembara. Dalam hal ini 'tanda' Kain digambarkan dengan tanda kecanduan heroin.
  • Dalam Beowulf, monster Grendel adalah seorang keturunan Kain.
  • Lord Byron menulis puisi "Cain" yang mendramatisasikan cerita Kain dan Habel.
  • Karya John Steinbeck, East of Eden adalah penceritaan kembali kisah Kain dan Habel dalam setting akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 migrasi ke barat menuju California. Juga, novellettenya Of Mice and Men mengambil unsur-unsur dari cerita tersebut.
  • Kane and Abel adalah judul sebuah novel yang ditulis oleh pengarang Britania Jeffrey Archer. Ini adalah cerita tentang dua laki-laki ambisius (dilahirkan pada hari yang sama tetapi tidak saling terkait) yang mengembangkan persaingatn sementara tidak benar-benar saling mengenal. Novel ini diterbitkan di Britania Raya pada 1979, mencapai tempat ke-1 dalam daftar Buku Terlaris New York Times ketika diterbitkan di Amerika Serikat setahun sesudahnya.
  • Puisi Baudelaire "Abel and Cain" dalam kumpulannya Les Fleurs du Mal menganggap Kain mewakili semua orang yang terinjak-injak di dunia. Baris-baris terakhir puisi ini mengimbau, "Ras Kain, menyerang langit / dan dari surga menghempaskan Allah!"
  • Kain dan Habel seringkali muncul dalam siklus grafis surrealis The Sandman, oleh Neil Gaiman. Dalam dunia impian Kain terlibat dalam pembunuhan saudaranya sendiri yang abadi, karena Habel setiap kali dihidupkan kembali setelah ia dibunuh: "Kain: Mengapa aku menimbulkan kehadiran yang meledak kepadamu? Saudara macam apakah aku ini bila aku melakukan hal itu? Habel: Macam orang yang membunuh aku setiap kali ia marah kepadaku, atau bosan, atau sekadar sedang merasa jengkel! " (The Sandman #2, Imperfect Hosts).
  • Tanda dan cerita Kain, maupun rujukan kepada bani Keni, dijelajahi dalam novel Herman Hesse, Demian. Si pencerita membahas konsepsinya yang berubah-ubah tentang kebaikan dan kejahatan, dan terlibat dengan penafsiran-penafsiran alternatif tentang cerita Kain dan Habel.
Ada banyak rujukan terhadap Kain dan Habel dalam budaya populer.

Referensi

  1. ^ Mellinkoff, Ruth (1993). Outcasts: Signs of Otherness in Northern European Art of the Middle Ages. Univ of California Press. ISBN 0-520-07815-2.
  2. ^ Jonathan Miller. (2003) 'The Atheism Tapes: Jonathan Miller in Conversation' [TV-Series]. United Kingdom: BBC Four.
  3. ^ Holweck, F. G. A Biographical Dictionary of the Saints. St. Louis, MO: B. Herder Book Co., 1924.



Sumber

Adam (5)

7. Penciptaan Adam menurut Islam

Penciptaan Adam adalah kisah penciptaan manusia yang pertama. Adam diriwayatkan sebagai satu daripada ciptaan Allah swt. yang paling kontroversi atau paling disebut-sebut oleh makhluk Allah yang lain. Peristiwa tersebut disebut dalam al-Qur'an dan hadits Rasulullah Muhammad saw.
Ketika Allah berfirman kepada malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi. Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah, padahal kami sentiasa bertasbih dengan memujiMu dan mensucikanMu?. Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya. (Surat Al Baqarah: 30)

A. Ciptaan dari tanah

Allah telah memerintahkan Malaikat Jibril turun ke bumi untuk mengambil sebahagian tanah sebagai bahan untuk menjadikan Adam. Walau bagaimanapun, bumi enggan membenarkan tanahnya diambil malah bersumpah dengan nama Allah bahwa dia tidak rela untuk menyerahkannya kerana kebimbangannya seperti yang dibimbangkan oleh para malaikat.

Jibril kembali setelah mendengar sumpah tersebut lalu Allah mengutuskan pula Malaikat Mikail dan kemudiannya Malaikat Israfil tetapi kedua-duanya juga tidak berdaya hendak berbuat apa-apa akibat sumpah yang dibuat oleh bumi. Maka, Allah memerintahkan Malaikat Izrail untuk melakukan tugas tersebut dan mendesak bumi agar tidak menolak walaupun bumi bersumpah karena tugas tersebut dijalankan atas perintah dan nama Tuhan.

Maka, Izrail turun ke bumi dan mengatakan yang kedatangannya adalah atas perintah Allah dan memberi amanat kepada bumi untuk tidak membantah yang memungkinkan bumi mendurhakai Allah. Menurut Ibnu Abbas, tanah bumi dan syurga digunakan untuk dijadikan bahan mencipta Adam. Tanah tersebut adalah:

B. Penyempurnaan

Tubuh Adam mempunyai sembilan rongga atau liang. Tujuh liang di kepala dan dua di bawah badan yaitu dua mata, dua telinga, dua hidung, satu mulut, satu dubur dan satu uretra. Lima panca indera dilengkapi dengan anggota tertentu seperti mata untuk penglihatan, telinga untuk pendengaran, hidung untuk pengesanan bauan, lidah untuk perasa seperti asam, asin, manis dan pahit dan kulit untuk sentuhan bagi panas, dingin, tekanan, viskositas dan sakit.

Ketika Allah menjadikan tubuh Adam, tanah dicampurkan dengan air tawar, asin dan anyir beserta api dan angin. Kemudian Allah resapkan Nur ke dalam tubuh Adam dengan pelbagai "sifat". Lalu tubuh Adam digenggam dengan genggaman Jabarut dan diletakkan di dalam Alam Malakut. Tanah itu dicampurkan lagi dengan istilah wewangian dan ramuan dari Nur-Sifat Allah dan dirasmi dengan "Bahrul Uluhiyah". Kemudian, tubuh tersebut dibenamkan dalam "Kudral 'Izzah" iaitu sifat "Jalan dan Jammal" lalu disempurnakan tubuh tersebut.

Waktu kejadian manusia tidak disebut berapa lama walaupun melalui apa cara perhitungan sekalipun seperti dalam al-Quran: "Bukankah telah berlalu kepada manusia satu ketika dari masa (yang beredar), sedang dia (masih belum wujud lagi dan) tidak menjadi sesuatu benda yang disebut-sebut..." (Surat Al Insaan:1)

Menurut keterangan ulama, tubuh Adam diselubungi dalam tempo 120 tahun, 40 tahun di tanah yang kering, 40 tahun di tanah yang basah dan 40 tahun di tanah yang hitam dan berbau. Dari situ, Allah ubah tubuh Adam dengan rupa kemuliaan dan tertutuplah dari rupa hakikatnya. Karena proses kejadian itu melalui peringkat yang "kotor", tidak heran Malaikat dan Iblis memandang rendah akan kejadian manusia yang diciptakan dari tanah.

1). Masuknya ruh

Roh diperintah Allah untuk memasuki jasad Adam tetapi seperti makhluk lain, roh juga enggan, malas dan segan karena jasad yang seperti batu. Dikatakan ruh berlegar-legar mengelilingi jasad Adam sambil disaksikan malaikat. Kemudian, Allah memerintahkan Malaikat Izrail memaksa ruh memassuki tubuh tersebut masuk ke dalam tubuh Adam. Ia memasukkannya ke dalam tubuh dan roh secara perlahan-lahan masuk hingga ke kepalanya yang mengambil masa 200 tahun. Setelah meresapi ke kepala Adam, maka berfungsilah otak dan tersusunlah urat saraf dengan sempurna. Lalu, terjadilah mata dan terus terbuka melihat tubuhnya yang masih keras dan malaikat di sekelilingnya. Telinga mulai berfungsi dan didengarnya kalimah tasbih para malaikat. Apabila roh tiba ke hidung, lalu ia bersin dan mulutnya juga terbuka. Allah mengajarkan kalimah "Alhamdulillah" yang merupakan kalimah pertama diucapkan Adam dan Allah sendiri yang membalasnya.

Kemudian, roh tiba ke dadanya lalu Adam berkeinginan untuk bangun padahal tubuhnya yang bawah masih keras membatu. Ketika itu ditunjukkan sifat manusia yang terburu-buru. Ketika roh sampai di perut, maka organ dalam dan perut tersusun sempurna dan saat itu Adam mula merasakan lapar. Akhirnya, roh meresap ke seluruh tubuh Adam, tangan dan kaki dan berfungsilah dengan sempurna segala darah daging, tulang, urat saraf dan kulit. Menurut riwayat, kulit Adam amat baik ketika itu berbanding kulit manusia di kini dan warnanya masih dapat dilihat di kuku sebagai peringatan kepada keturunan manusia.

Dengan itu, sempurnalah sudah kejadian manusia pertama dan Adam digelar sebagai "Abul Basyar" iaitu Bapa Manusia. Walau bagaimanapun, hanya Nabi Muhammad s.a.w. mendapat gelaran "Abul Ruh" atau "Abul Arwah" iaitu Bapa segala Roh.

C. Kajian sains

Kajian sains telah menunjukkan bahawa unsur kimia pada tubuh manusia terdiri daripada unsur yang terdapat pada tanah. Nisbah unsur yang terdapat di dalam badan juga memberikan kesesuaian dalam sifat dan fungsi anggota setiap bahagian manusian. Antaranya unsur yang didapati adalah:
Sumber

8. Kain dan Habel

Kain/Qabil dan Habel adalah anak pertama, dan kedua dari pasangan pertama Adam dan Hawa, yang dilahirkan setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa (satu-satunya anak Adam dan Hawa yang lain yang disebut dalam Alkitab adalah Set). Cerita mereka dikisahkan dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, yaitu dalam Kitab Kejadian pasal 4 dan dalam Al-Qur'an dalam Surah 5:27-32. Dalam kedua versi ini Kain melakukan pembunuhan yang pertama dengan membunuh saudaranya setelah Allah menolak korbannya, tetapi menerima korban Habel. Kitab Kejadian memberikan tekanan pada pekerjaan kedua saudara ini; Habel menggembalakan ternak, sementara Kain seorang petani.

A. Nama

Kain dan Habel adalah transliterasi dari nama-nama dalam bahasa Ibrani:
  • "Kain" dari קַיִן / קָיִן; dalam transliterasi Ibrani standar, Qáyin sementara dalam Bahasa Ibrani Tiberias Qáyin / Qāyin
  • "Habel" dari הֶבֶל / הָבֶל; dalam transliterasi Ibrani standar, Hével / Hável, dan dalam Bahasa Ibrani Tiberias Héḇel / Hāḇel.
Dalam Al-Qur'an, Habel disebut Hābīl (هابيل); Kain tidak disebutkan namanya dalam Al-Qur'an, meskipun tradisi Islam mencatat namanya Qābīl (قابيل). Kain disebut Qayen (ቃየን) dalam versi Ethiopia dari Kitab Kejadian, meskipun dalam beberapa tempat lainnya seperti Surat Yudas 1:11, ia disebut dengan variannya Qayel (ቃየል), dan dengan nama ini ia lebih sering disebut dalam khotbah-khotbah. Sebagian orang telah mengusulkan bahwa nama Habel harus diidentifikasikan dengan kata dalam bahasa Asyur aplu, yang semata-mata berarti "anak lelaki".

Sebuah etimologi rakyat Inggris yang dulu dianut luas mengatakan bahwa Habel terdiri atas ab dan el, sehingga praktis artinya adalah sumber Allah. Namun demikian, ini adalah sebuah penafsiran yang menyimpang, karena kata aslinya dalam bahasa Ibrani hanya mengandung tiga huruf HVL (הָבֶל), yang sangat berbeda dengan HABEL (אבאל). Secara alkitabiah, kata Hevel (Habel) muncul dalam Kitab Pengkhotbah dalam sebuah konteks yang menyiratkan bahwa kata itu harus diterjemahkan "sia-sia" ( Versi Raja James semata-mata menerjemahkannya sebagai "kesia-siaan", yang pada masa penerjemahannya mempunyai makna yang sama dalam bahasa Inggris, namun sekarang tidak lagi), dan juga muncul, dalam teks Masoret, dalam Kitab 1 Samuel (6:18) tampaknya dengan arti "ratapan". Kedua penggunaannya dalam Alkitab secara tradisional ditafsirkan menunjukkan bahwa nama Habel adalah sebuah pemainan kata, sebuah rujukan kepada hidup Habel yang singkat.

B. Cerita

1). Ringkasan

Kitab Kejadian (4:1-17) memberikan gambaran singkat tentang kedua saudara ini. Dikatakan bahwa Kain adalah seorang petani yang mengolah tanahnya, sementara adiknya Habel adalah seorang gembala. Suatu hari mereka mempersembahkan kurban kepada Allah. Kain mempersembahkan buah-buahan dan gandum dan padi, sementara Habel mempersembahkan domba yang gemuk, anak domba, atau susu, seperti yang dikatakan oleh Yosefus dari hasil pertama ternaknya. Karena Allah tidak mau menerima apapun yg tumbuh dari bumi maka Allah tidak menerima persembahan kain, Allah menerima kurban Habel, dan karena itu Kain membunuh Habel, karena alasan yang juga tidak dijelaskan, seringkali dianggap sebagai sekadar rasa iri karena Allah pilih kasih. Cerita ini berlanjut dengan Allah yang mendekati Kain dan menanyakan di mana Habel berada. Jawaban Kain yang kemudian menjadi ucapan yang sangat terkenal ialah, " Apakah aku penjaga adikku?"

Allah melihat bahwa Kain mencoba menipu, karena "Darah [Habel] adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah". Allah mengutuk Kain untuk mengembara di muka bumi. Kain ketakutan bahwa ia akan dibunuh orang lain di muka bumi dan dalam rasa takutnya itu ia memohon kepada Allah, dan karena itu Allah mmberikan kepadanya tanda pada wajah Kain sehingga ia tidak akan dibunuh, sambil berkata bahwa "barangsiapa yang membunuh Kain akan dibalaskan kepadanya tujuh kali lipat." Lalu Kain pergi, "ke negeri pengembaraan". Terjemahan-terjemahan lainnya menyebutkan bahwa ia pergi "ke Tanah Nod", yang umumnya dianggap sebagai kekeliruan terjemahan dari kata Ibrani Nod, yang artinya pengembaraan. Meskipun ia dikutuk untuk hidup mengembara, Kain belakangan disebutkan mempunyai keturunan, dan mendirikan sebuah kota yang dinamainya Henokh, sesuai dengan nama anaknya.

Tapi menurut Al-Quran dinyatakan bahwa Kain memberikan kurban yang tidak layak.Dia memberi tanaman dan buah-buahan yang busuk,sehingga Allah tidak menerimanya. Maka kain iri dengan Habel dan membunuhnya.
Kain membawa Habel untuk dibunuh, oleh James Tissot.

2). Kematian Habel

Dalam Kekristenan, ada perbandingan antara kematian Habel dengan kematian Yesus. Dalam Injil Matius (23:35), Yesus Kristus berkata tentang Habel sebagai orang yang benar. Namun, Surat Ibrani menyatakan bahwa ... darah pemercikan... [berbicara] lebih kuat daripada darah Habel (Ibrani 12:24), artinya, darah Yesus ditafsirkan menuntut belas kasihan tetapi darah Habel menuntut pembalasan (karenanya ada kutuk dan tanda).

3). Pemakaman

Menurut al-Qur'an, Kainlah yang memakamkan Habel, dan ia didorong untuk melakukan hal itu oleh seseorang gagak yang mengais-ngais tanah, berdasarkan perintah Allah. Al-Qur'an menyatakan bahwa ketika melihat gagak itu, Kain menyesali tindakannya [al-Ma'idah:27-31], dan bahwa ketimbang dikutuk oleh Allah, karena Allah belum pernah melakukannya sebelumnya, Allah memilih untuk menciptakan sebuah hukum yang melarang pembunuhan:
Bila seseorang membunuh seseorang – kecuali kalau hal itu dilakukan karena pembunuhan atau karena menyebarkan kekacauan di seluruh negeri – seolah-olah membunuh seluruh bangsa itu; dan bila seorang menyelamatkan sebuah nyawa, seolah-olah ia telah menyelamatkan seluruh umat manusia.
Lukisan William Blake, Tubuh Habel ditemukan oleh Adam dan Hawa.

4). Di dunia bawah

Di zaman klasik, maupun belakangan ini, Habel dianggap sebagai korban pertama yang tidak bersalah dari kuasa kejahatan, dan karena itu martir yang pertama. Dalam Kitab Henokh yang esoterik (22:7), jiwa Habel digambarkan telah diangkat sebagai pemimpin para martir, yang menyerukan pembalasan, penghancuran benih keturunan Kain. Pandangan ini belakangan diulangi dalam Perjanjian Abraham (di A:13 / B:11); di sini Habel telah diangkat menjadi hakim jiwa-jiwa:
seseorang yang mengerikan duduk di takhta untuk menghakimi semua makhluk, dan meneliti orang-orang yang benar dan orang-orang berdosa. Karena Habel adalah orang pertama yang meninggal sebagai martir, Allah membawanya [ke takhta hakim di dunia bawah] untuk memberikan penghakimannya, sementara Henokh, sang jurutulis surgawi, berdiri di sisinya untuk menuliskan dosa-dosa dan kebenaran setiap orang. Karena Allah berkata: Aku tidak akan menghakimi kamu, tetapi masing-masing orang akan diadili oleh manusia. Sebagai keturunan orang yang pertama, mereka akan dihakimi oleh anaknya hingga kemunculan Tuhan dalam cara yang agung dan megah, yaitu ketika mereka akan dihakimi oleh ke-12 suku Israel, dan kemudian hari penghakiman oleh Tuhan sendiri akan sempurna. Dan tidak berubah.
Menurut Kitab Adam dan Hawa Koptik (2:1-15), dan Gua Harta Benda Siriak, tubuh Habel, setelah berhari-hari lamanya masa berkabung, ditempatkan di Gua Harta Benda, dan di hadapannya Adam dan Hawa, serta keturunannya, menyampaikan doa-doa mereka. Selain itu, garis keturunan Adam lewat Set bersumpah atas nama darah Habel untuk memisahkan diri mereka dari orang-orang yang fasik.
(Bersambung)

Adam (4)

6. Taman Eden

Taman Eden, dari bahasa Ibrani Gan Eden, גן עדן (Arab : Jannatul 'Adn ) adalah sebuah tempat yang diceritakan dalam Kitab Kejadian pasal 2 dan 3;[1] bagian dari agama Abrahamik. Cerita Taman Eden mengisahkan tentang bagaimana Tuhan menciptakan Adam dan Hawa, memerintahkan mereka untuk tidak memakan buah dari Pohon Pengetahuan tentang Yang Baik dan Yang Jahat, dan bagaimana mereka dikeluarkan dari taman tersebut setelah melanggar perintah-Nya, karena tergoda oleh ular, dan memakan buah dari pohon Pengetahuan tersebut. Sebagai bagian dari pengusiran tersebut, kerubim (malaikat-malaikat kecil) dan sebuah pedang berapi dipasang di depan taman tersebut, untuk mencegah manusia kembali dan memakan dari Pohon Kehidupan.

Orang Kristen biasanya menghubungkan ular dengan Iblis, meskipun hal tersebut tidak dinyatakan secara eksplisit. Namun, sebuah sekte Kristen gnostik, dikenal sebagai Ofit, menyembah ular tersebut sebagai pahlawan yang mencoba untuk "impart" gnosis, dan mengatakan Tuhan adalah jahat mencoba untuk mengurung mereka di dalam penciptaan demi-urge.

Dalam cerita taman tersebut terletak di Eden, dan oleh karena itu "Eden" menandakan sebuah wilayah yang lebih besar yang merupakan tempat dari taman itu dan bukan nama taman tersebut. Dan oleh karena itu taman tersebut terletak di Eden.
"Kejatuhan Manusia" oleh Lucas Cranach, gambaran Taman Eden oleh seorang Jerman dari abad ke-16

A. Geografi

Kitab Kejadian tidak memuat banyak informasi tentang taman itu sendiri. Di taman ini terdapat Pohon Kehidupan dan Pohon Pengetahuan tentang Yang Baik dan Yang Jahat, serta berlimpah tanaman lainnya yang dapat menjadi sumber makanan bagi Adam dan Hawa.
"Sebuah sungai mengalir keluar dari Eden untuk mengairi taman itu, dan di situ sungai itu bercabang menjadi empat sungai".
Teks ini menegaskan bahwa di dalam Taman itu sungai itu terbagi menjadi empat cabang: Tigris, Eufrat, Pison dan Gihon.[2] Identitas kedua sungai yang terakhir telah menjadi bahan argumen yang tidak ada habisnya, tetapi bila Taman Eden memang benar-benar dekat sumber-sumber sungai Tigris dan Eufrat, maka pencerita asli di Tanah Kanaan mestinya telah mengidentifikasikan lokasinya di sekitar Pegunungan Taurus.

Dalam buku karya Isaac Asimov, Asimov's Guide to the Bible, ia membuat catatan bahwa kita harus "Memperhatikan bahwa bukan taman itu sendiri yang disebut Eden. Orang tidak dapat berbicara tentang 'Eden' seolah-olah kata itu sinonim dengan Taman tersebut, seperti halnya orang tidak dapat berbicara tentang 'California' seolah-olah kata itu sinonim dengan Taman Yosemite."

Eden seperti digambarkand alam The Garden of Earthly Delights mencakup banyak binatang Afrika yang eksotis.

1). Lokasi alternatif

Bila lokasi dari para pencerita asli kisah ini diabaikan, maka telah ada sejumlah klaim tentang lokasi geografis sesungguhnya dari Taman Eden, meskipun tak satupun di antaranya ada hubungannya dengan Timur Tengah dekat Mesopotamia. Lokasi yang jauh hingga di Ethiopia, Jawa, Seychelles, Brabant, dan Bristol, Florida - semuanya telah diusulkan sebagai lokasi Taman ini. Banyak teolog Kristen percaya bahwa Taman ini tidak pernah ada di muka bumi, melainkan berada di dekat surga sehingga ia diidentikkan dengan Firdaus (lihat bawah).

Yang lainnya menunjuk bahwa dunia pada masa Eden telah dihancurkan dalam banjir besar pada masa Nuh dan karena itu tidak mungkin untuk melokalisir Taman itu di manapun juga dalam geografi pasca-banjir. Ada pula usaha utnuk menghubungkannya dengan tanah mistis yang tenggelam di Atlantis. Sebuah lokasi favorit adalah Sundaland yang kini menjadi Laut Tiongkok Selatan. Dalam kasus ini, sungai Tigris dan Eufrat bukanlah sungai yang dirujuk dalam kisah ini, melainkan sungai-sungai yang di kemudian hari yang diberi nama sesuai dengan sungai-sungai yang telah ada sebelumnya, sama seperti pada masa modern ketika para kolonis menamai daerah baru mereka sesuai dengan ciri-ciri yang serupa di tanah asal mereka. Gagasan ini ini juga memecahkan masalah yang ada bahwa Alkitab menggambarkan sungai-sungai itu mempunyai sumber yang sama, sementara sungai-sungai Tigris dan Eufrat yang sekarang tidak memilikinya.

Sebuah klaim mutakhir oleh arkeolog David Rohl menempatkan taman ini di timur laut Iran. Menurutnya, Taman ini adalah sebuah lembah sungai di sebelah timur Gunung Sahand, dekat Tabriz. Ia mengutip sejumlah kesamaan geologis dengan deskripsi Alkitab dan berbagai paralel linguistik sebagai buktinya.

2). Dilmun

Beberapa sejarahwan yang bekerja di dalam lingkup cakrawala budaya Sumeria paling selatan, di mana terdapat sumber paling awal yang masih ada tentang legenda ini, menunjuk kepada sebuah pusat perdagangan dari Zaman Perunggu di pulau Dilmun (kini Bahrain) di Teluk Persia, menggambarkannya sebagai 'tempat terbitnya matahari' dan 'Negeri Orang-orang yang Hidup'. Setting mitos penciptaan Sumeria, Enûma Elish, jelas mempunyai kesejajaran dengan kisah-kisan Kejadian. Setelah kemerosotannya, dimulai paa sekitar 1500 SM, Dilmun mengembangkan reputasinya sebagai sebuah taman kesempurnaan eksotis yang telah lama lenyap, dan hal ini tampaknya telah memengaruhi cerita Taman Eden. Dalam proses kebalikannya, para penafsir yang berpikiran harafiah kadang-kadang telah berusaha menciptakan sebuah taman yang mirip Eden di pusat perdagangan di Dilmun.

3). Sumeria

Orang-orang Sumeria pertama hidup di dataran yang kini dikenal sebagai Irak selatan. Kata bahasa Sumeria untuk dataran adalah "edin", dan kemungkinan sekali nama "Eden" berasal dari kata ini.

B. Eden sebagai Firdaus

Kata firdaus yang dijadikan sinonim oleh orang Kristen dengan Taman Eden adalah sebuah kata Persia, yang menjelaskan sebuah taman buah-buahan yang bertembok atau sebuah taman berburu tertutup. Kata ini muncul tiga kali dalam Perjanjian Lama, jelas tidak dalam hubungan dengan Eden: dalam Kidung Agung 4:13; Kitab Pengkhotbah 3:5; Nehemia 2:8.

Dalam Islam Taman Eden disebut Surga 'Adnin atau Jannatul 'Adnin

C. Etimologi

Istilah "Eden" dalam bahasa Ibrani kemungkinan berasal dari kata bahasa Akkadia edinu yang diambil dari kata bahasa Sumeria E.DIN.

D. Eden dalam Seni

Motif-motif Taman Eden yang paling sering digambarkan dalam manuskrip iluminasi dan lukisan-lukisan "Tidurnya Adam" ("Penciptaan Hawa"), "Pencobaan atas Hawa" oleh Si Ular, "Kejatuhan Manusia" yaitu ketika Adam menerima buah itu, dan "Pengusiran". Gambaran tentang "Hari Pemberian Nama di Eden" lebih jarang dilukiskan. Banyak dari kisah Milton Firdaus yang Hilang terjadi di Taman Eden.

Pengusiran Adam dan Hawa dalam manuskrip Caedmon bahasa Inggris, sekitar 1000 M.

Referensi

  1. ^ Kejadian 2-3
  2. ^ (Inggris) Paul Lawrence. 2006. The Lion Atlas of Bible History. oxford: Lion Hudson. 15.



Sumber

Adam (3)

5. Hawa

Hawa (bahasa Ibrani: חַוָּה, Ḥawwāh; bahasa Arab: حواء Hawwāʾ; bahasa Inggris: Eve atau Eva, Chava, Hava) adalah nama perempuan pertama dan manusia kedua yang diciptakan Allah di dunia menurut catatan Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.[1] Menurut Kitab Kejadian pasal 1 dan 2,
perempuan itu diciptakan setelah Allah menciptakan seorang laki-laki (mengambil nama Adam yang berarti "manusia") sebagai manusia pertama yang kemudian menjadi suaminya. Hal ini diyakini oleh pengikut agama Yahudi, Kristen dan Islam. Hawa dianggap sebagai Ummul Basyar ("Ibu Umat Manusia").

A. Etimologi

Menurut arti bahasa arti dari Hawa adalah "sesuatu yang hidup" atau juga bisa berarti "hasrat" atau "keinginan". Hawa yang berarti Hasrat atau keinginan adalah sebuah nama yang pantas disematkan karena memang manusia ini diciptakan Allah berdasarkan KeinginanNya untuk mengciptakan banyak manusia untuk memakmurkan bumi dan menjadi khalifah di bumi, yang dari rahimnya dilahirkan dan dikembang-biakan banyak manusia.

B. Catatan Alkitab

1). Penciptaan

Hawa merupakan makhluk hidup yang terakhir diciptakan yaitu pada hari keenam (= hari Jumat), setelah penciptaan manusia pertama (laki-laki; Adam), sehingga Hawa merupakan karya penciptaan Allah yang terakhir dari keseluruhan enam hari penciptaan. Setelah menciptakan kedua manusia pertama itu, Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu."[2]

Menurut kisah di Kejadian 2, manusia pertama (bahasa Ibrani: ha·'a·dam) diciptakan terlebih dahulu, lalu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.[3]

Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan (bahasa Ibrani: i·syah), sebab ia diambil dari laki-laki bahasa Ibrani: i·sy)." Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya (bahasa Ibrani: i·sy·to), sehingga keduanya menjadi satu daging. Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.[4]
The creation of Eve, from the Sistine Chapel ceiling by Michelangelo

2). Tipuan Iblis

Dalam Kejadian 3 dicatat bahwa sewaktu kedua manusia itu masih di taman Eden, suatu kali ular (yaitu Iblis; lihat Wahyu 12:9) berkata kepada perempuan itu:
"Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"[5]
Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu:
"Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."[6] (catatan: sesungguhnya Allah tidak mengatakan larangan "meraba")
Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu:
"Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."[7]
Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya. Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat. Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.[8] Allah memanggil manusia dan menanyakan mengapa ia melanggar Firman-Nya. Manusia itu menjawab:
"Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan."[9]
Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu:
"Apakah yang telah kauperbuat ini?"
Jawab perempuan itu:
"Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."[10]

3). Hukuman

Atas pelanggaran itu Allah menghukum Iblis, Hawa dan Adam. Pada waktu mengatakan hukuman kepada Iblis, Allah berfirman:
"Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau (Iblis) dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."[11] (dikenal sebagai "Janji Induk")
Firman-Nya kepada perempuan itu:
"Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu."[12]
TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.[13] Berfirmanlah TUHAN Allah:
"Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."
Lalu TUHAN Allah mengusir manusia dari taman Eden supaya mengusahakan tanah dari mana ia diambil. Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.[14]

4). Melahirkan anak

Setelah peristiwa pengusiran dari taman Eden, Adam memberi nama "Hawa" kepada isterinya, sebab "dialah yang menjadi ibu semua yang hidup."[15], yaitu ibu seluruh umat manusia.

Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya, dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Kain (bahasa Ibrani: קין, qa·yin); maka kata perempuan itu:
"Aku telah mendapat (bahasa Ibrani: קניתי, qā·nî·ṯî) seorang anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN."
Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain; dan Habel menjadi gembala kambing domba, Kain menjadi petani.[16] Kain membunuh Habel, adiknya itu, dan lari dari hadapan TUHAN, meninggalkan
orangtuanya.[17] Maka Adam bersetubuh pula dengan isterinya, lalu perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki dan menamainya Set (bahasa Ibrani: שֵׁת, syêṯ;), sebab katanya:
"Allah telah mengaruniakan (bahasa Ibrani: שת, syāṯ, dari שִׁית, syith) kepadaku anak yang lain sebagai ganti Habel; sebab Kain telah membunuhnya."[18]

C. Tradisi Yahudi

Menurut tradisi Yahudi, selain 3 putra itu, Hawa melahirkan 30 putra dan 30 putri lagi dari Adam.

D. Tradisi Kristen

  • Yesus menegaskan bahwa pada awal dunia, TUHAN menciptakan satu laki-laki dan satu perempuan untuk disatukan sebagai suami isteri[19]. Meskipun tidak menyebut nama Hawa, ini merupakan pengakuan Yesus akan kebenaran catatan di Kitab Kejadian tentang penciptaan Adam dan Hawa.
  • Paulus mengingatkan jemaat di Korintus agar waspada terhadap penyesatan oleh iblis seperti yang pernah dialami Hawa: "Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya."[20]
  • Paulus menulis surat kepada Timotius untuk menjelaskan mengapa menurutnya, laki-laki diutamakan di atas perempuan: "Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa."[21]

E. Tradisi Islam

Dalam Islam Hawa tidak diceritakan dalam Kitab Alqur'an kecuali ada perkataan Allah kepada Adam untuk sebagaimana ayat di bawah ini:
(Dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan «istrimu (Dzawjuka / pasanganmu)» di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai , dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini , lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang lalim". (Al A'raaf 7:19)

Referensi



Sumber

Copyright @ 2013 PEJUANG ISLAM.