Selasa, 08 April 2014

Boedi Oetomo Tangannya Freemason


SETIAP 20 Mei pemerintah memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Peringatan ini mengacu pada organisasi Boedi Oetomo (BO) yang didirikan pada 20 Mei 1908. Anehnya, kedekatan BO dengan organisasi Freemason tak pernah diungkap sejarah. Ada apa?

Oleh: Artawijaya

Het Jong Javaasche Verbond Boedi Oetomo atau Ikatan Pemuda Jawa Boedi Oetomo didirikan di Gedung STOVIA (School tot Opleiding voor Inlandsche Artsen), Batavia, pada 20 Mei 1908.

Tahun berdirinya BO sama dengan tahun munculnya Gerakan Turki Muda (Young Turk Moment). Gerakan Turki Muda (Young Turk Movement) yang dipimpin oleh Mustafa Kemal At-Taturk juga mengadakan revolusi kebangkitan nasional.

Gerakan ini berhasil menumbangkan kekhilafahan Islam, dan mengganti hukum Islam menjadi hukum sekular. Aktivis Turki Muda banyak didominasi oleh para sekularis. Bahkan, At-Taturk sendiri adalah anggota jaringan Freemason yang sangat anti dengan syariat Islam.

Mengenai Gerakan Revolusi Turki Muda, pendiri Boedi Oetomo yang juga anggota Theosofi, dr Soetomo mengatakan,”perkembangan yang terjadi di Turki adalah petunjuk jelas bahwa “cita-cita Pan-Islamisme” telah digantikan oleh nasionalisme.”Soetomo adalah tokoh Boedi Oetomo yang banyak melontarkan pelecehan terhadap Islam dan mengagumi gerakan kebangsaan yang terjadi di Turki.

Nama Boedi Oetomo diambil dari bahasa sansakerta, ”Bodhi” atau ”Buddhi” yang berarti keterbukaan jiwa, pikiran, kesadaran, akal, dan daya untuk membentuk dan menjunjung konsepsi ide-ide umum. Sedangkan Oetomo berasal dari kata ”Uttama” yang berarti tingkat kebajikan utama.

Jadi, BO bisa disebut sebagai organisasi yang mengedepankan keterbukaan akal sebagai tingkat kebajikan utama. Mereka menyebut ”budi” sebagai puncak kegiatan moral manusia dan mengendalikan akal dan watak seseorang.

Boedi Oetomo adalah organisasi yang kental dengan nilai-nilai kebatinan.Para aktivisnya mengaku ingin menyatukan antara kultur dan tradisi Jawa dengan pendidikan Barat. BO ingin memadukan antara modernisasi Barat dan mistis Timur.

Ki Wiropoestoko, anggota BO Surakarta mengatakan, “Berdirinya Boedi Oetomo semata-mata merupakan hasil elit Jawa yang telah memperoleh pendidikan barat.” Sementara sejarawan Robert van Niels, penulis bukunya Munculnya Elit Modern Indonesia menyebut BO sebagai organisasi yang mengikuti garis-garis barat. Ia juga menyebut BO dan Jong Java sebagai organisasi yang bersifat Theosofis dan agnostik.

Penggagas organisasi BO, dr Wahidin Soediro Hoesoedo adalah anggota Theosofi,sebuah perkumpulan kebatinan yang berlandaskan pada tradisi Kabbalah Yahudi yang didirikan oleh Helena Petrovna Blavatsky.

Selain Theosofi, para ketua dan aktivis BO juga masuk sebagai anggota Freemason. Anehnya, tentang kedekatan organisasi ini dengan kelompok Theosofi dan Freemason tak pernah diungkap dalam buku-buku sejarah di sekolah.

Penulis buku Api Sejarah, sejarawan Ahmad Mansur Suryangera menyebut BO sebagai organisasi yang lebih mencerminkan gerakan kejawen yang anti Islam, ketimbang organisasi yang mengusung nasionalisme.

Sejarawan yang banyak mengoreksi penyimpangan-penyimpangan sejarah di Indonesia ini juga menyebut BO sebagai organisasi yang bersifat kedaerahan. Tapi sayang, dalam Api Sejarah Mansur Suryanegara tak mengungkap hubungan antara BO dengan organisasi Freemason di Hindia Belanda. Padahal, dokumen-dokumen sejarah yang mengungkap soal ini begitu banyak.

Dr. Th Stevens penulis buku Vrijmetselarij en Samenlaving in Nederlands Indie en Indonesie 1764-1962(Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962) menyebutkan bahwa Freemasonry memperoleh aktualitas yang besar dengan munculnya gerakan nasionalis modern di Jawa.

Kata pengantar buku ini menyebutkan dengan jelas, bahwa Freemason menjalin hubungan dengan satu organisasi politik Indonesia pertama ”Budi Utomo” (Lihat, hal.XVIII dan hal.331)

Raden Adipati Surjo sebagai anggota Freemason, berharap pemimpin muda dari gerakan nasional, seperti Boedi Oetomo dapat dicapai dengan asas-asas Masonik (doktrin-doktrin Freemason, pen). Tak heran, jika Freemason yang mempunyai hubungan erat dan BO, memiliki peran yang cukup signifikan dalam gerak nasionalisme di negeri ini.

Mereka menginginkan nasionalisme yang muncul adalah nasionalisme yang berlandaskan humanisme, suatu paham yang menjadi doktrin tertinggi Freemason.Paham humanisme menempatkan manusia sebagai makhluk ”superior” yang berhak dan bebas menentukan kehendak, termasuk membuat aturan hukum sendiri.

Freemason atau dalam bahasa Belanda disebut Vrijmetselarij, pada masa lalu dikenal oleh masyarakat Jawa dengan sebutan ”Golongan Kemasonan”. Para Yahudi Belanda yang aktif dalam organisasi ini begitu gencar mempropagandakan doktrin-doktrin Freemason terhadap elit-elit di Jawa, khususnya kalangan kraton.

Buku Gedenkboek van de Vrijmetselaren in Nederlandsche Oost Indie 1767-1917 (Buku Kenang-Kenangan Freemasonry di Hindia Belanda 1767-1917) yang diterbitkan oleh tiga loge besar; Loge de Ster in het Oosten (Batavia), Loge La Constante et Fidale (Semarang), dan Loge de Vriendschap (Surabaya) memuat tulisan yang mengajak masyarakat Jawa memahami hakekat organisasi Freemason atau Kemasonan.

Bahkan, pemimpin tertinggi Freemason di Hindia Belanda pada 1914-1917, Andre de La Porte, membuat sebuah artikel berjudul ”De Javaasche Beweging in het Teeken van de Vrijmetselarij” (Kebangkitan Jawa dalam Gerak Freemason).

Kedekatan BO dengan Freemason terlihat pada masa-masa awal BO didirikan. Kongres pertama BO yang berlangsung pada 3-4 Oktober 1908 di Jogjakarta awalnya ingin dilaksanakan di Loge milik Freemason.

Namun, karena loge tersebut telah lebih dulu dipakai untuk acara pameran lukisan, kongres BO yang rencananya diadakan di loge tersebut urung dilaksanakan. ”Adapoen roemah jang patut akan tempat kongres itu sebetoelnya logegebouw (bangunan loge Freemasonry, pen) orang Banjak di Djokja menamakan dia “roemah setan”, akan tetapi sajang pada waktu itoe roemah soedah diizinkan kepada seorang toean, akan diadakan tentoonstelling (pameran) gambar-gambar…” demikian seperti dikutip dari buku Pitut Soeharto dan Drs A Zainoel Ihsan, ”Cahaya Di Kegelapan: Capita Selecta Kedua Boedi Oetomo dan Sarekat Islam.”

Kedekatan BO dengan organisasi Freemason dan Theosofi juga bisa dilihat setahun setelah berdirinya organisasi tersebut. Buku Soembangsih Gedenkboek Boedi Oetomo 1908-1918 yang diterbitkan di Amsterdam, Belanda, untuk mengenang 10 tahun berdirinya BO, memuat laporan bahwa pada 16 Januari 1909, di Loge de Ster in het Oosten (Loji Bintang Timur), Batavia, ratusan anggota BO berkumpul untuk mendengarkan pidato umum dari Dirk van Hinloopen Labberton, orang Belanda yang disebut oleh aktivis BO sebagai ”Bapak Kebatinan” yang kemudian menjadi Ketua Nederlandsche Indische Theosofische Vereeniging (Theosofi Cabang Hindia Belanda).

Dalam pidato berjudul ”Theosofische in Verband met Boedi Oetomo” (Theosofi dalam Kaitannya dengan Boedi Oetomo), Labberton bicara tentang masalah agama, tujuan Theosofi, dan hubungannya dengan hari depan bangsa Jawa.

Labberton mampu membuat para anggota BO untuk tertarik masuk sebagai anggota organisasi kebatinan Yahudi tersebut. Labberton pada waktu itu adalah anggota Komisi Bacaan Rakyat (Volks Bibliotheek) yang mempengaruhi berdirnya BO. Labberton menyebut berdirinya BO sebagai ”kesadaran moral”.

Mengapa acara ceramah umum (openbare) tersebut diadakan di loge Freemason? Karena antara Freemason dan Theosofi tak jauh beda. Pada masa lalu, anggota Freemason juga aktif di Theosofi, begitupun sebaliknya. Yang cukup mengejutkan, seolah sudah ada yang merencanakan, lokasi tempat diadakannya ceramah umum Labberton yang dulu bernama Vrijmetselarijweg (Jalan Freemasonry), saat ini berganti nama menjadi Jalan Budi Utomo.

Selain Labberton, tokoh lain yang dekat dengan Boedi Oetomo adalah Godard Arend Hazeau, Penasihat Urusan Pribumi Pemerintah Hindia Belanda. Hazeau datang ke Indonesia dengan bekerja sebagai guru Willem III Grammar School dan asisten Snouck Hurgronye. Hal yang menjadi perhatian Hazeau adalah pendidikan yang netral atau bahkan bercorak Kristen untuk para murid Islam.

Selain itu, Hazeau juga banyak memberikan masukan terhadap pemerintah kolonial terkait bagaimana pemerintah bersikap terhadap organisasi pergerakan nasional yang bercorak Islam, seperti Sarekat Islam, dan organisasi Islam lainnya yang dipandang fanatik dan ekstrem. Sikap berbeda ditunjukkan Hazeau terhadap Boedi Oetomo, yang banyak mendapat perhatian lebih, karena kesamaannya dalam memandang pergerakan Islam.

Bukti lain mengenai kedekatan BO dengan Freemason bisa dilihat dari kiprah Paku Alam V, yang merupakan anggota Freemason, yang banyak membantu terselenggaranya kongres Boedi Oetomo di Surakarta. Kongres yang pernah diadakan di loge milik Freemason banyak dihadiri oleh para aktivis kebangsaan yang juga anggota Freemason.

Sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Abdurachman Surjomihadrjo, dalam Kata Pengantar buku ”Bangkitnya Nasionalisme Indonesia: Budi Utomo 1908-1918”, karya peneliti Jepang, Akira Nagazumi, mengatakan, “Paku Alam memberikan pengaruh pada terselenggaranya kongres-kongres Boedi Oetomo, khususnya mereka yang ada hubungannya dengan gerakan Mason (Freemasonry).”

Penjelasan serupa juga ditulis Abdurrachman Surjomihardjo dalam buku ”Budi Utomo Cabang Betawi”yang menyebut Paku Alam VII mengizinkan Loge Mataram dijadikan tempat kongres BO kedua.

Fakta sejarah lainnya mengenai kedekatan BO dengan Freemason dan Theosofi adalah pertemuan akbar yang dilakukan dalam rangka memperingati 10 tahun berdirinya Boedi Oetomo pada 20 Mei 1918. Acara peringatan tersebut diadakan di Belanda, di sebuah loge milik Theosofi.

Mereka yang berkumpul dalam perayaan tersebut selain para aktivis Freemason Belanda, juga dihadiri oleh tokoh-tokoh nasionalis-Jawa seperti Ki Hadjar Dewantara dan Goenawan Mangoenkoesoemo. Surat Kabar Oedaya pada 1923 memuat foto para aktifis BO dan Theosofi dengan tulisan ”Masyarakat Indonesia Memperingati 10 Tahun Boedi Oetomo di rumah (loge, red) Theosofi, Mei 1918 di Negeri Belanda.”

Kedekatan BO dengan Freemason juga bisa dilihat dalam paper berjudul The Freemason in Boedi Oetomo yang ditulis oleh C.G van Wering pada 1979. ven Wering menulis tentang elit power atau intelektual dari kalangan priayai Jawa, yang kebanyakan aktifis BO, sekaligus anggota Freemason. Tulisan van Wering ini dikutip dalam buku buku biografi Dr Radjiman Wediodiningrat berjudul ”DR. K.R.T Radjiman Wediodiningrat Perjalanan Seorang Putra Bangsa 1879-1952.”

Para Ketua BO Adalah Anggota Freemason

Ketua BO yang sangat kental dengan pemikiran Freemason dan Theosofi adalah Radjiman Wediodiningrat. Radjiman menjadi ketua BO pada periode 1914-1915. Ia masuk menjadi anggota Freemason pada 1913, selain juga aktif dalam perkumpulan Theosofi.

Radjiman adalah orang pribumi yang mendapat kehormatan dari Freemason Hindia Belanda dengan dimuatnya artikel karyanya berjudul ”Een Broderketen Volks (Persaudaraan Rakyat)” dalam buku”Kenang-Kenangan Freemason di Hindia Belanda 1767-1917”.

Tentu, jika bukan bagian dari orang-orang penting dalam jaringan Freemasonry, tulisan Radjiman tak mungkin dimasukkan dalam buku yang menjadi bukti sejarah keberadaan para Mason di Hindia Belanda ini.

Radjiman adalah seorang Mason yang menjadi salah satu the founding fathers negeri ini, tokoh yang pernah memimpin jalannya sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Dalam catatan sejarah, persidangan yang dipimpin Radjiman ini tercatat sebagai awal dari lahirnya dasar negara Indonesia, Pancasila, setelah sebelumnya masing-masing kelompok berdebat dan mengajukan usulan soal asas negara. Tokoh-tokoh Islam seperti M Natsir mengajukan Islam sebagai dasar negara, sedangkan tokoh-tokoh nasionalis-sekular mengajukan ideologi Pancasila.

Para ketua BO lainnya juga adalah anggota Freemasonry, seperti R.A. Tirtokoesoemo, ketua BO pertama (1908-1911) yang juga pernah menjadi bupati Karang Anyar, Pangeran Ario Notodirodjo (Ketua BO kedua tahun 1911-1914), dan R.M.A Soerjosoeparto alias Mangkunegara VII (Ketua BO keempat tahun 1915-1916). RM Tirtokoesoemo dan Pengeran Ario Notodirodjo adalah anggota Freemasonry Loge Mataram Yogyakarta.Ketua BO selanjutnya, meski tak menjadi anggota Freemason, tetapi menjadi anggota Theosofi, seperti M Ng Dwijo Sewojo (1916), dan R.M.A Woerjaningrat (1916-1921).

Dalam perjalanan sejarahnya kemudian, BO makin terlihat tidak berpihak kepada umat Islam. Karena itu, masa-masa yang genting dari organisasi ini adalah ketika berhadapan dengan umat Islam yang merasa keberadaan dengan sikap BO yang selalu meminggirkan aspirasi umat Islam.Karena itu, di beberapa daerah yang menjadi basis umat Islam seperti Batavia, Boedi Oetomo sulit untuk mendapatkan pengaruh.

Upaya untuk mengajak BO agar berpihak pada umat Islam bukan tak pernah dilakukan.Mohammad Tohir, seorang anggota organisasi ini bahkan pernah mengusulkan kepada BO untuk membantu masjid-masjid agar bisa meraih simpati umat Islam. Namun, usulan ini ditolak dan organisasi ini tetap pada pendiriannya yang “netral agama”. Usaha untuk menarik simpati umat Islam ini ditentang oleh Radjiman Wediodiningrat.

Tokoh BO lainnya, Tjipto Mangoenkoesoemo, juga begitu sinis dalam memandang Pan-Islamisme. Pada tahun 1928, Tjipto berkirim surat kepada Soekarno yang isinya mengingatkan kaum muda untuk berhati-hati akan bahaya Pan-Islamisme yang menjadi agenda tersembunyi H.Agus Salim dan HOS Tjokroaminoto. Tjipto khawatir, para aktifis Islam yang disebut akan mengusung Pan-Islamisme itu bisa menguasai Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Jika mereka berhasil masuk ke dalam PPKI, Tjipto mengatakan, cita-cita gerakan kebangsaan akan hancur.

Menggugat Sejarah

Sejarah memang ditentukan oleh mereka yang berkuasa. Jika pada masa lalu, kelompok nasionalis-sekular yang berada dalam pengaruh Freemason dan Theosofi, didukung oleh elit-elit kolonial, berhasil menentukan siapa aktor dan tokoh dalam panggung sejarah di negeri ini, maka sudah saatnya ketika umat Islam memiliki akses ke jantung kekuasaan, mempunyai ikhtiar untuk meluruskan sejarah yang penuh selubung dan distorsi ini. Fakta sejarah harus diungkap dengan tinta emas berlapis kejujuran, bukan dengan tinta hitam yang sarat kepentingan.

Jika BO didirikan pada 1908, maka jauh sebelum itu, pada 1905 sudah berdiri Sarekat Dagang Islam (SDI) di Surakarta yang didirikan oleh Haji Samanhoedi. SDI jelas mempunyai arah perjuangan memajukan ekonomi pribumi dan melawan hegemoni asing. SDI bercorak Islam dan nasionalis, tidak tersekat-sekat dalam kedaerahan yang sempit. SDI yang kemudian pada 10 September 1912 menjadi Sarekat Islam (SI), meletakkan dasar perjuangannya atas tiga prinsip dasar, yaitu: Pertama, asas agama Islam sebagai dasar perjuangan. Kedua, asas kerakyatan sebagai dasar himpunan organisasi. Ketiga, asas sosial ekonomi sebagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang umumnya berada dalam taraf kemiskinan dan kemelaratan.

Mengenai alasan menjadikan Islam sebagai asas gerakan, baik H. Samanhoedi ataupun para tokoh Sarekat Islam lainnya, beralasan agar ruh Islam menyatu dalam setiap langkah pergerakan. Selain itu, hal ini juga untuk menunjukan sikap kepada Belanda, yang berupaya menjauhkan Islam dari politik. (Lihat: M.A. Gani, Cita Dasar dan Pola Perjuangan Syarikat Islam, hal. 15)

SDI yang kemudian menjadi SI lebih jelas mengedepankan kepentingan Islam-nasional-pribumi dan tidak dibentuk oleh kepentingan kolonial. Bahkan, SI jelas-jelas menolak segala pelecehan terhadap Islam yang ketika itu marak dilakukan oleh kelompok Boedi Oetomo. Karena itu, menjadikan BO sebagai organisasi yang melandasi kebangkitan nasional adalah sebuah distorsi sejarah, bahkan bisa disebut sebagai “de-islamisasi” fakta sejarah.

Usaha untuk menjadikan sejarah berdirinya SDI sebagai Harkitnas pernah diusulkan oleh umat Islam. Pada Kongres Mubaligh Islam Indonesia di Medan tahun 1956, umat Islam mengusulkan kepada pemerintah untuk menjadikan tanggal berdirinya SDI sebagai Harkitnas berdasarkan karakter dan arah perjuangan SDI. Sayang, usulan itu sampai saat ini belum jadi kenyataan.

Kritik terhadap dijadikannya BO sebagai landasan kebangkitan nasional tak hanya datang dari umat Islam. Peneliti Robert van Niels juga mengatakan, “Tanggal berdirinya Budi utomo sering disebut sebagai Hari Pergerakan Nasional atau Kebangkitan Nasional. Keduanya keliru, karena Budi Utomo hanya memajukan satu kelompok saja. Sedangkan kebangkitan Indonesia sudah dari dulu terjadi…Orang-orang Budi Utomo sangat erat dengan cara berpikir barat.Bagi dunia luar, organisasi Budi Utomo menunjukan wajah barat.” (Robert van Niels, Munculnya Elit Modern Indonesia, hal. 82-83).

Tulisan ini adalah ikhtiar untuk mengungkap sejarah dengan fakta-fakta yang terang dan apa adanya. Fakta-fakta sejarah ini, mungkin pada masa lalu tertutup selubung kekuasaan yang mempunyai kepentingan untuk memutus mata rantai peran umat Islam dalam pentas nasional di negeri ini.

Upaya memarginalkan peran umat Islam dalam kiprah pergerakan nasional berujung pada “de-islamisasi fakta sejarah”. Ironisnya, sampai hari ini umat Islam masih memahami sejarah dalam kaca mata buram penguasa!

*Penulis buku “Jaringan Yahudi Internasional di Nusantara” dan “Gerakan Theosofi di Indonesia”, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta.



Sumber

Abad Pertengahan Akhir: Sejarah Hongaria

 Lambang Kerajaan Hongaria

Hongaria mengalami masa-masa sulit pada 1241 M, ketika Mongol menyerbu Eropa Timur dari Asia Tengah. Mongol menyerang dengan senjata baru: bubuk mesiu dari Cina. Kehebatan pasukan Mongol berhasil membuat Polanda, Rusia, dan Hongaria takluk dan dikuasai oleh Kekaisaran Mongol. Ribuan orang mati dalam peperangan melawan Mongol. Selama lima puluh tahun berikutnya, bangsa Hongaria harus bekerja keras memeprtahankan diri menghadapi serbuan-serbuan Mongol. Untuk memperoleh lebih banyak tenaga, sekaligus uang, para raja Hongaria menyeru orang Yahudi di seluruh Eropa untuk berpindah ke Hongaria

Hongaria (cokelat) pada 1250 M

Namun sekitar 1300 M, Kekaisaran Mongol mulai meninggalkan Eropa. Ini membuat Hongaria dapat kembali berkembang dan makmur. Sebuah dinasti baru berdiri di sana di bawah Raja Karoly I, cicit Louis VIII dari Prancis. Karoly menjalin persekutuan dengan tetangganya, Kekaisaran Romawi Suci dan Prancis. Putra Karoly, Lajos I, bahkan memerintah dengan lebih baik. Lajos memerintah selama beberapa tahun namun berhasil menguasai wilayah yang luas di Eropa Timur, mulai dari Lithuania di timur laut hingga Italia utara di barat daya. Maut Hitam yang melanda Eropa pada 1350-an juga tidak berdampak terlalu besar di Hongaria maupun Polandia.

 Lajos I
Hongaria di bawah Lajos I

Lajos tak memiliki putra, sehingga salah satu putrinya menjadi penguasa Polandia, sedangkan putri lainnya menikahi Zsigmond, yang menjadi raja Hongaria.

Zsigismund meninggal pada 1437 M tanpa meninggalkan putra, sehingga tahta diwariskan kepada menantunya. Sementara itu sejak 1446 M, Hongaria menghadapi ancaman baru, yaitu serbuan Kesultanan Ustmaniyah. Dalam konflik ini, Hongaria dipimpin oleh Hunyadi Janos, seorang jenderal besar yang bekerja keras menghalau serangan demi serangan Utsmaniyah yang semakin lama semakin serius. Pada masa ini Hongaria juga berkali-kali mengalami pergantian status antara menjadi negara merdeka dan menjadi bagian dari Kekaisaran Polandia-Lithuania, yang menguasai sebagian besar Eropa timur dan tengah.

Hunyadi Janos

Pada 1526 M, di bawah Sultan Suleyman Luar Biasa, Kesulatanan Utsmaniyah, yang telah berhasil menaklukan sisa-sisa Kekaisaran Romawi Timur dI Yunani, melancarkan serangan ke Hongaria. Utsmaniyah memenangkan sebuah pertempuran besar di sana. Selain itu, raja Hongaria dan Bohemia, Lajos II, terbunuh dalam pertempuran itu, sehingga Utsmaniyah berhasil memperoleh wilayah timur Hongaria. Tiga tahun kemudian, Suleyman dikalahkan oleh Austria, tetangga Hongaria di barat. Ini membuat wilayah barat Hongaria dicaplok oleh Austria. Dengan demikian, berakhirlah kemerdekaan Hongaria.




Sumber

Abad Pertengahan Akhir: Sejarah Italia dan Venesia

Sejarah Italia

Italia pada 1328 M

Selama Abad Pertengahan Akhir, Italia utara terus terbagi-bagi menjadi banyak negara kota kecil yang masing-masingnya merdeka. Yang paling kuat di antaranya Milan, Firenze, Genoa, Pisa, Siena, dan Venesia. Negara-negara kota ini seringkali diserang oleh Kekaisaran Romawi Suci, yang ingin menguasai mereka. Kelompok yang ingin tetap merdeka disebut Guelfs, sedangkan kelompok yang ingin menjadi bagian dari Kekaisaran Romawi Suci disebut Ghibellines.

Paus juga masih terus menguasai Italia tengah, namun ada banyak bentrokan antara para calon Paus. Seringkali ada dua Paus pada waktu yang sama, dan salah satunya biasanya disebut anti-Paus.

Di Italia selatan, keturunan Norman masih berkuasa.
Sumber
========================================================================

Sejarah Venesia

 Venesia pada abad ke-14 M

 Wilayah Venesia pada 1450 M (hijau)

Kuda-kuda perunggu yang dirampas Venesia dari Konstantinopel

Pada 1204 M, Venesia bersedia menggunakan angkatan laut mereka yang besar untuk membantu pasukan Eropa pada Perang Salib Keempat dengan tujuan Mesir. Namun sebagai imbalannya, pasukan Salib harus bertempur demi Venesia melawan Kekaisaran Romawi Timur di Konstantinopel, meskipun Romawi Timur tidak terkait dengan Perang Salib. Pada akhirnya pasukan salib menjarah dan membakar Konstantinopel, yang kemudian tak pernah pulih kembali. Venesia merampas banyak harta dan benda seni, termasu kuda-kuda perunggu Romawi yang indah, yang kemudian mereka taruh di atas basiilika baru mereka. Venesia lalu membagi-bagi sisa-sisa dari Romawi Timur kepada pasukan salib.

Venesia menjadi semakin kaya, dengan tetap menjual barang dari Jalur Sutra seperti sutra dan kayu manis ke Eropa, serta menjual barang dari Eropa seperti wol dan kaca ke Jalur Sutra. Pada 1300 M, Venesia adalah kota terkaya di Eropa

Namun, lima puluh tahun kemudian Venesia mulai mengalami kemunduran. Pada 1348 M, wabah pes melanda Venesia, dan puluhan ribu orang meninggal. Akibat wabah ini, Kekaisaran Mongol runtuh, dan perdagangan di Jalur Sutra menjadi mahal serta berbahaya. Orang Eropa pun mulai mencari jalur lainnya untuk memperoleh barang dari India dan Cina, dan pada pertengahan 1400-an M mereka berhasil, ketika Portugis menemukan cara berlayar dari Eropa mengitari Afrika menuju India. Pada akhirnya, ketika Utsmaniyah menaklukan Konstantinopel pada 1453 M, mereka juga berupaya menaklukan banyak wilayah Venesia di Mediterania Timur, serta mulai berusaha menaklukan Venesia sendiri. Meskipun Venesia tetap merdeka dan tidak menjadi miskin, mereka tak pernah lagi menjadi sepenting sebelumnya.




Sumber

Abad Pertengahan Akhir

Eropa dan Mediterania sekitar 1328 M

Pada Abad Pertengahan Akhir, Kekaisaran Mongol berhasil menguasai sebagian besar Asia, dan memudahkan perdagangan di sepanjang Jalur Sutra. Polandia, Rusia, dan Italia memperoleh keuntungan dari perdagangan ini. Akan tetapi, pada awal 1300-an, Eropa menderita akibat perang dan wabah penyakit. Inggris dan Prancis mulai bertikai dalam Perang Seratus Tahun, yang membuat kedua negara ini menjadi lebih lemah. Jerman dan Italia juga saling bertempur dalam serangkaian peperangan berkepanjangan. Peperangan ini diperburuk dengan Maut Hitam, atau wabah pes, yang menyebar sepanjang Jalur Sutra dari Cina ke Eropa sejak 1328 M, menewaskan jutaan orang dan memicu keruntuhan Kekaisaran Mongol.

Pada 1400-an M, setelah wabah, Eropa tampak amat berbeda. Peperangan sudah usai. Berakhirnya Jalur Sutra memaksa para pedagang untuk mencari jalur lain untuk memperoleh barang dari Cina dan India. Para penjelajah mulai mencari cara untuk berlayar mengitari Afrika dan Cina. Pada 1453 M, Utsmaniyah menaklukan sisa-sisa terakhir Kekaisaran Romawi di Konstantinopel. Pada 1492 M, Spanyol mengusir penguasa Muslim terakhir (serta orang Yahudi) keluar dari Granada. Alih-alih bergantung kepada Kekaisaran Romawi Timur, Asia Barat, dan Asia Tengah, bangsa Eropa kini berupaya memenuhi kebutuhannya sendiri.




Sumber

SEJARAH APRIL MOP (Pembantaian Umat Islam Spanyo)


Perayaan April Mop yang selalu diakhiri dengan kegembiraan dan kepuasan itu, sesungguhnya berawal dari satu tragedi besar yang sangat menyedihkan dan memilukan. April Mop atau "The April Fool's Day" berawal dari satu episode sejarah Muslim Spanyol di tahun 1487 atau bertepatan dengan 892 H. Sebelum sampai pada tragedi tersebut, ada baiknya menengok sejarah Spanyol dahulu ketika masih di bawah kekuasaan Islam.

Sejak dibebaskan Islam pada abad ke-8 M oleh Panglima Thariq bin Ziyad, Spanyol berangsur-angsur tumbuh menjadi satu negeri yang makmur. Pasukan Islam tidak saja berhenti di Spanyol, namun terus melakukan pembebasan di negeri-negeri sekitar menuju Perancis. Perancis Selatan dengan mudah bisa dibebaskan. Kota Carcassone, Nimes, Bordeaux, Lyon, Poitou, Tours, dan sebagainya jatuh. Walau sangat kuat, pasukan Islam masih memberikan toleransi kepada suku Goth dan Navaro di daerah sebelah Barat yang berupa pegunungan.

Islam telah menerangi Spanyol. Karena sikap para penguasa Islam begitu baik dan rendah hati, maka banyak orang-orang Spanyol yang kemudian dengan tulus dan ikhlas memeluk Islam. Muslim Spanyol bukan hanya beragama Islam, tapi mereka sungguh-sungguh mempraktekkan kehidupan secara Islami. Mereka tidak hanya membaca Al-Qur’an, tapi juga bertingkah laku berdasarkan Al-Qur’an. Mereka selalu berkata "tidak" untuk musik, bir, pergaulan bebas, dan segala hal yang dilarang Islam. Keadaan tenteram seperti itu, berlangsung hampir enam abad lamanya.

Sejarah "april mop"
Selama enam abad itu, kaum kafir yang masih ada di sekeliling Spanyol tanpa kenal lelah terus berupaya membersihkan Islam dari Spanyol, tapi selalu gagal. Dikirimlah sejumlah mata-mata untuk mempelajari kelemahan umat Islam di Spanyol. Akhirnya, mata-mata itu menemukan cara untuk menaklukkan Islam di Spanyol, yakni pertama-tama harus melemahkan iman mereka dulu dengan jalan serangan pemikiran dan budaya.

Maka mulailah secara diam-diam mereka mengirim alkohol dan rokok secara gratis ke dalam wilayah Spanyol. Musik diperdengarkan untuk membujuk kaum mudanya agar lebih suka bernyanyi dan menari ketimbang baca Qur’an. Mereka juga mengirim sejumlah ulama palsu yang kerjanya meniup-niupkan perpecahan di dalam tubuh umat Islam Spanyol. Lama-kelamaan upaya ini membuahkan hasil.

Akhirnya, Spanyol jatuh dan bisa dikuasai pasukan Salib. Penyerangan oleh pasukan Salib benar-benar dilakukan dengan kejam tanpa mengenal perikemanusiaan. Tidak hanya pasukan Islam yang dibantai, juga penduduk sipil, wanita, anak-anak kecil, orang-orang tua, semuanya dihabisi dengan sadis.

Satu per satu daerah di Spanyol jatuh. Granada merupakan daerah terakhir yang ditaklukkan. Penduduk-penduduk Islam di Spanyol (juga disebut orang Moor) terpaksa berlindung di dalam rumah untuk menyelamatkan diri. Tentara-tentara Kristen terus mengejar mereka.

Ketika jalan-jalan sudah sepi, tinggal menyisakan ribuan mayat yang bergelimpangan bermandikan genangan darah, tentara Salib mengetahui bahwa banyak Muslim Granada yang masih bersembunyi di rumah-rumah. Dengan lantang tentara Salib itu meneriakkan pengumuman, bahwa para Muslim Granada bisa keluar dari rumah dengan aman dan diperbolehkan berlayar keluar dari Spanyol dengan membawa barang-barang keperluan mereka.

“Kapal-kapal yang akan membawa kalian keluar dari Spanyol sudah kami persiapkan di pelabuhan. Kami menjamin keselamatan kalian jika ingin keluar dari Spanyol, setelah ini maka kami tidak lagi memberikan jaminan!” Demikian bujuk tentara Salib.

Orang-orang Islam masih curiga dengan tawaran ini. Beberapa dari orang Islam diperbolehkan melihat sendiri kapal-kapal penumpang yang sudah dipersiapkan di pelabuhan. Setelah benar-benar melihat ada kapal yang sudah dipersiapkan, maka mereka segera bersiap untuk meninggalkan Granada bersama-sama menuju ke kapal-kapal tersebut. Mereka pun bersiap untuk berlayar.

Keesokan harinya, ribuan penduduk Muslim Granada yang keluar dari rumah-rumahnya, dengan membawa seluruh barang-barang keperluannya beriringan jalan menuju pelabuhan. Beberapa orang Islam yang tidak mempercayai tentara Salib bertahan dan terus bersembunyi di rumah-rumahnya. Setelah ribuan umat Islam Spanyol berkumpul di pelabuhan, dengan cepat tentara Salib menggeledah rumah-rumah yang telah ditinggalkan penghuninya. Lidah api terlihat menjilat-jilat angkasa ketika para tentara Salib itu membakari rumah-rumah tersebut bersama orang-orang Islam yang masih bertahan di dalamnya.

Sedang ribuan umat Islam yang tertahan di pelabuhan hanya bisa terpana, ketika tentara Salib juga membakari kapal-kapal yang dikatakan akan mengangkut mereka keluar dari Spanyol. Kapal-kapal itu dengan cepat tenggelam. Ribuan umat Islam tidak bisa berbuat apa-apa karena sama sekali tidak bersenjata. Mereka juga kebanyakan terdiri dari para perempuan dan anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Sementara, tentara Salib itu telah mengepung mereka dengan pedang terhunus.

Dengan satu teriakan dari pemimpinnya, ribuan tentara Salib itu segera membantai dan menghabisi umat Islam Spanyol tanpa perasaan belas kasihan. Jerit tangis dan takbir membahana. Dengan buas tentara Salib terus membunuhi warga sipil yang sama sekali tidak berdaya.

Seluruh Muslim Spanyol di pelabuhan itu habis dibunuh dengan kejam. Darah menggenang di mana-mana. Laut yang biru telah berubah menjadi merah kehitam-hitaman. Tragedi ini bertepatan dengan tanggal 1 April. Inilah yang kemudian diperingati oleh dunia Kristen setiap tanggal 1 April sebagai April Mop (The April Fool's Day).

Bagi umat Islam, April Mop tentu merupakan tragedi yang sangat menyedihkan. Hari di mana ribuan saudara-saudara seimannya "disembelih" dan dibantai oleh tentara Salib di Granada, Spanyol. Sebab itu, adalah sangat tidak pantas jika ada orang Islam yang ikut-ikutan merayakan tradisi ini. Sebab, dengan ikut merayakan April Mop, sesungguhnya orang-orang Islam itu ikut bergembira dan tertawa atas tragedi tersebut. Siapa pun orang Islam yang turut merayakan April Mop, maka ia sesungguhnya tengah merayakan ulang tahun pembunuhan massal ribuan saudara-saudaranya di Granada, Spanyol, beberapa abad silam.

"Sesungguhnya orang kafir itu merencanakan tipu daya yang jahat dengan sebenar-benarnya." [QS Ath Thaariq 86 : 15]

"Dan Aku pun membuat rencana (pula) dengan sebenar-benarnya." [QS Ath Thaariq 86 : 16]
"Karena itu beri tangguhlah orang-orang kafir itu yaitu beri tangguhlah mereka itu barang sebentar." [QS Ath Thaariq 86 : 17]

April mop, hari di mana boleh menipu orang lain
April Mop yaitu hari di mana "mereka" boleh menipu orang lain sebagai bahan gurauan. Saudaraku, setiap kali menjelang tanggal 1 April, biasanya banyak di antara kita akan begitu sibuk dan terbawa dengan budaya Barat. Banyak yang bersiap-siap untuk merayakannya dengan membuat rencana besar untuk menipu orang lain / sahabat / saudara terdekat.

Wahai umat Islam, berhati hatilah terhadap budaya ini. Hindari diri kita dari berbuat dzalim, apalagi April Mop bukanlah budaya Islam.

Tetapi, tahukah Anda berapa banyak di antara kita yang tidak mengetahui kenyataan pahit sejarah yang menimpa umat Islam Spanyol di belakang perayaan April Mop? Tragedi pembantaian umat Islam Spanyol.

"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: 'Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)'. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu." (QS Albaqarah 2 : 120)

Dalam suatu riwayat dikemukakan, bahwa kaum Yahudi Madinah dan kaum Nashara Najran mengharap agar Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam shalat menghadap kiblat mereka. Ketika Allah Subhanahu wata’ala membelokkan kiblat itu ke Ka'bah, mereka merasa keberatan. Mereka berkomplot dan berusaha agar Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam menyetujui kiblat sesuai dengan agama mereka. Maka turunlah ayat tersebut di atas (Q.S. 2: 120) yang menjelaskan bahwa orang-orang Yahudi dan orang-orang Nashara tidak akan senang kepada Nabi Muhammad SAW, walaupun keinginannya dikabulkan. (Diriwayatkan oleh Tsa'labi yang bersumber dari Ibnu Abbas)

Sebagaimana sudah firman Allah Subhanahu wata’ala tersebut, sepanjang masa, tidak akan pernah hilang keinginan mereka musuh-musuh Islam untuk selalu menghancurkan Islam dan memadamkan cahaya Allah Subhanahu wata’ala. Berbagai cara akan mereka lakukan, termasuk sejarah pembantaian muslim Spanyol pun 1 April berkembang menjadi perayaan April Mop.

Yang menyedihkan, orang-orang Islam yang jahil pun turut memperingati April Fool's Day. Tanpa menyadari, mereka sebenarnya merayakan ulang tahun pembunuhan masal saudara se-Islam mereka sendiri.

Wahai umat Islam, berhati hatilah terhadap budaya ini. Hindari diri kita dari berbuat dzalim. Ingatkanlah saudara-saudara kita sesama muslim. Ingatlah, bahwa tanggal 1 April merupakan hari pembantaian umat Islam Spanyol. Dan yang penting, dalam Al Quran & Hadist tidak ada perintah di mana boleh menipu orang lain sebagai bahan gurauan.

Semoga Allah sentiasa membuka pintu taubat untuk kita. Amiiin..




Sumber

Abad Pertengahan Tinggi: Sejarah (Italia) Firenze

 Bendera Republik Firenze

Wilayah Republik Firenze pada 1494 M

Seperti kota Genoa di dekatnya, Firenze merdeka setelah Kekaisaran Romawi Suci kehilangan kendali atas Italia sekitar 1000 M. Pada 1059 M, Firenze berhasil membangun kembali baptisterium Kristennya menjadi bergaya Romantik yang indah. Pada 1115 M, Firenze memulai sistem pemerintahan republik di mana para pria memiliki hak suara.

Pada 1200-an M, Firenze mengalami perseteruan antara dua saingan politik, kelompok Guelph dan Ghibellin. Penyair Dante diusir dari Firenze karena masuk dalam kelompok Guelph. Pada akhi 1200-an M, Firenze mulai membangun sebuah katedral baru yang besar.

Firenze bahkan menjadi semakin maju setelah saingan utamanya, Pisa, dikalahkan oleh Genoa pada 1294 M. Pada 1293 M, pemerintahan Firenze meloloskan hukum baru yang melindungi hak warganya.

Seperti kota-kota lainnya di Eurasia, Firenze mengalami kemunduran akibat wabah pes pada 1348 M. Pada 1406 M, Genoa kehilangan kendali atas Pisa, yang langsung direbut oleh Firenze.




Sumber

Abad Pertengahan Tinggi: Sejarah (Italia) Genoa

 Bendera Republik Genoa

 Wilayah Republik Genoa

Genoa pada 1493 M

Sekitar 900 M, Kekaisaran Romawi Suci mulai kehilangan kendali atas Italia, dan Genoa adalah salah satu kota Italia yang merdeka pada masa ini. Genoa menjadi salah satu kota Abad Pertengahan pertama yang penduduknya memperoleh beberapa hak politik. Kemerdekaan Genoa dimulai dengan buruk ketika Genoa dibakar dan dijarah oleh armada Fatimiyah pada 934 M. Namun rakyat Genoa dengan cepat membangun kembali kotanya. Genoa juga dengan cepat berdagang dengan Fatmiyah dan menjadi kaya dengan membeli sutra lalu menjualnya kepada para pedagang Eropa. Pada 1100-an M Genoa menjadi salah satu kekuatan maritim terbesar di Laut Tengah. Genoa menggunakan kapal-kapalnya untuk menaklukan kota-kota di sekitarnya, dan seiring waktu Genoa berhasil menguasai Sardinia, Korsika, serta sejumlah wilayah lainnya. Pada Perang Salib awal, Genoa mempeorleh wilayah di sekitar Yerusalem, serta di Sisilia, Yunani, dan Afrika Utara.

Secara teoretis, Genoa tetap berada di bawah Kekaisaran Romawi Suci, dan uskup Kristen memerintah kota ini. Pada kenyataannya, rakyat Genoa memilih dua orang konsul setahun sekali untuk memerintah kota, seperti di Republik Romawi kuno. Selain itu, sebagian besar kekuasaan politik dimiliki oleh beberapa keluarga yang berpengaruh. Meskipun perempuan tidak diizinkan memberikan suara, perempuan yang berasal dari keluarga yang berpengaruh juga dapat memperoleh kekuasaan politik.

Genoa amat berkembang pada 1200-an M berkat persekutuan dengan Biznatium. Bersama-sama, Genoa dan Bizantium mengalahkan Pisa dan Venesia, serta mendominasi Laut Tengah. Akan tetapi, ketika wabah pes yang disebut Maut Hitam melanda Genoa pada 1347, banyak penduduknya yang meninggal sehingga Genoa pun melemah. Pada akhir 1300-an Genoa kehilangan wilayah-wilayahnya di seberang lautan, yang direbut oleh Kesultanan Utsmaniyah dan negara-negara lainnya. Pada akhirnya Genoa ditaklukan oleh Milan. Akibatnya para pelaut Genoa berusaha mencari kekayaan di tempat-tempat lainnya, salah satunya adalah Cristoforo Colombo, yang berlayar hingga ke Amerika Utara dari Spanyol pada 1492 M.


Sumber

Abad Pertengahan Tinggi: Sejarah (Italia) Matilde

Matilde dari Canossa

Pada 1000 M, suku Lombard penyerbu menikahkan lelaki dan perempuan kaya di Italia serta mencampurkan keluarga mereka. Beberapa keluarga kaya, separuh Lombard dan separuh Romawi - menguasai sebagian besar Italia utara sebagai negara-negara kecil yang merdeka. Sebenarnya wilayah ini merupakan bagian dari Kekaisaran Romawi Suci, namun pada praktiknya wilayah ini cukup merdeka. Kota terbesar di sana adalah Canossa, dan pada 1000 M Bonifacio III menjadi Adipati Canossa. Adipati Bonifacio tak hanya memerintah Canossa, melainkan pula banyak kota-kota lainnya di Italua Utara termasuk Firenze dan Pisa.

Setelah Bonifacio terbunuh, putranya Frederico mewarisi negaranya, namun Frederico juga meninggal tak lama kemudian sehingga negara diwariskan kepada saudarinya, Matilde, yang baru berusia delapan tahun. Ayah tiri Matilde memerintah atas namanya. Ia memaksa Matilde menikahi saudara tirinya, Godfrey, ketika Matilde berusia 25, namun ketika ayah tirinya, ibunya, dan suaminya meninggal tak lama setelah itu, Matilda (yang telah berusia 30 tahun) memperoleh kendali atas negara

Matilde naik tahta di tengah-tengah peperangan antara Kaisar Romawi Suci, Heinrich IV, melawan Paus yang saling berebut kekuasaan. Matilde memihak Paus, dan berhasil mengalahkan Heinrich dalam beberapa pertempuran, meskipun Matilde juga sempat mengalami kekalahan. Matilde menikah lagi sekitar 1090 M pada usia 44 tahun dengan Welf V, yang juga mendukung Paus. Matilde terus memerintah negaranya hingga meninggal pada 1115 M akibat encok, pada usia mendekati 70 tahun. Setelah kematiannya, banyak kota di bawah kekuasaannya yang menyatakan merdeka, sekaligus menandai diawalinya kemerdekaan Firenze, Pisa, serta banyak kota lainnya di Italia utara.



Sumber

Abad Pertengahan Tinggi: Sejarah Italia

Italia pada 1000 M menjelang penaklukan Norman

Sekitar 900 M, Kekaisaran Romawi Suci mulai kehilangan kendali atas Italia utara, sehingga wilayah tersebut terpercah menjadi banyak engara kota. Ini mirip dengan yang terjadi di Yunani kuno, atau di Asia Barat pada periode Sumeria. Beberapa negara kota yang penting di Italia adalah Genoa, Firenze, dan Pisa. Tiap kota ini merdeka, dan sering bertempur satu sama lain, serta dengan Negara Kepausan di sebelah selatan dan dengan Prancis di utara. Terkadang, Kekaisaran Romawi Suci berusaha menguasai kembali kota-kota Italia utara, namun tak pernah berhasil.

Sekitar 1000 M, sebuah kota bernama Venesia, di Italia utara dekat Yunani, menjadi amat kaya. Venesia pada dasarnya berada di bawah pemerintahan Kekaisaran Bizantium, namun Venesia sudah menjadi amat kuat sehingga tidak lagi tunduk terhadap Bizantium.

Di Italia tengah, Negara Kepausan mulai melemah antara 900 M dan 1200 M. Meskipun demikian mereka masih mampu mengendalikan bagian tengah semenanjung Italia. Para Paus mampu melakukannya terutama karena bantuan Prancis, yang khawatir bahwa Jerman (Kekaisaran Romawi Suci) akan menerebut Italia dan menjadi lebih kuat dari Prancis. Oleh karena itu Prancis selalu membantu Negara Kepausan melawan serangan Jerman.

Di Italia Selatan, orang Norman mengalahkan negara-negara Islam sekitar 1100 M dan setelah itu mereka memerintah Napoli serta Italia selatan (Sisilia) dalam waktu yang lama.



Sumber

Abad Pertengahan Tinggi: Sejarah Rusia

Wilayah Rus Kiev

Secara berangsur-angsur, berkat perdagangan Viking, negara baru Rusia menjadi semakin dekat dengan Kekaisaran Bizantium. Sewajarnya, Bizantium ingin penduduk Rusia memeluk Kristen. Sekitar 1000 M, orang Rusia akhirnya memeluk Kristen, dan mulai membangun gereja seperti yang ada di Konstantinopel.

Pada 1067 M, ibukota Rusia dipindahkan dari Novgorod ke Kiev, sehingga negara ini kemudian disebut Rus Kiev. Rusia menjadi negara terbesar di Eripa, dan rakyatnya menjadi makmur, melakukan perdagangan dengan Kekaisaran Romawi Suci, Kekaisaran Bizantium, Kekhalifahan Islam, serta Asia Tengah.



Sumber

Abad Pertengahan Tinggi: Sejarah Hongaria

 Lambang Kerajaan Hongaria

 Kerajaan Hongaria (jingga) pada 1190 M

 Istvan I

Andras II

Setelah bangsa Magyar merebut kawasan di Eropa Timur dan genggaman bangsa Slav sekitar 900 M, mereka mendirikan negara yang disebut Kerajaan Hongaria di sana. Namun mereka tidak berhenti, alih-alih, mereka dengan cepat memulai penjarahan dan penyerbuan terhadap tetangga-tetangga mereka di barat, di antaranya Kekaisaran Romawi Suci di wilayah yang kini menjadi Jerman dan Italia utara. Kekaisaran Romawi Suci sedang lemah saat itu sehingga Hongaria mampu memenangkan banyak pertempuran. Hongaria terus melakukan penjarahan di seluruh penjuru Kekaisaran Romawi Suci hingga ke Prancis selatan dan Spanyol utara, dan bahkan ke utara hingga ke Denmark.

Semua mulai berubah ketika pada 955 M, Otto, Kaisar Romawi Suci, berhasil mengalahkan Hongaria. Di bawah Otto, Kekasiaran Romawi Suci menjadi lebih kuat sehingga Hongaria tak dapat lagi melakukan penjarahan ke barat. Tetangga di utara Hongaria, yakni Polandia, juga telah menjadi negara bersatu yang kuat pada akhir 900-M, membuatnya tak dapat lagi dijarah oleh Hongaria. Menghadapai semua ini, Hongaria pun mengalihkan serangan ke Kekaisaran Romawi Timur pada 976 M, namun ternyata Romawi Timur terbukti masih terlalu kuat bagi mereka.

Pada 1000 M, Raja Vajk dari Hongaria (seperti bangsa Polandia dan Rusia yang telah lebih dulu melakukannya) memeluk agama Kristen dan berganti naman menjadi Raja Istvan. Ini membuat Hongaria memperoleh dukungan Paus, sehingga negara-negara Eropa lainnya pun mulai menerima Hongaria sebagai tetangga mereka, alih-alih sebagai ancaman.

Raja Istvan sendiri adalah bagian dari dinasti Arpad yang telah memerintah Hongaria lama sebelum berdirinya Kerajaan Hongaria. Keturunan Istvan juga terus memerintah Hongaria selama Abad Pertengahan Tinggi. Ketika Romawi Timur mulai melemah pada akhir 1100 M, Hongaria merebut sebagian wilayahnya. Pada 1222 M, keluarga-keluarga kaya di Hongaria, mungkin terinspirasi oleh Magna Carta di Inggris, mendesak Raja Andras II menyepakati Banteng Emas. Banteng Emas adalah kontrak antara keluarga kaya dengan raja. Seperti Magna Carta, kesepakatan ini mengharuskan raja mematuhi hukum. Selain itu, raja tidak dapat menggirim tentara untuk tinggal di kediaman orang kaya, atau menahan orang kaya tanpa alasan yang jelas. Sementara Magna Carta melarang raja menarik pajak baru tanpa izin kaum kaya, Banteng Emas sama sekali melarang raja menarik pajak dari kaum kaya. Banteng Emas juga melarang orang Yahudi memegang jabatan pemerintahan.

Pada awal 1200-an M, Hongaria menjadi negara yang besar, kuat, dan makmur di Eropa Tengah, namun pada masa selanjutnya mulai terjadi perubahan.




Sumber

Abad Pertengahan Tinggi: Sejarah Reconquista

 Tahap-tahap proses recnquista.

Muhammad XII menyerah kepada Ferdinand dan Isabella, mengakhiri kekuasaan Islam di Spanyol.


Reconquista adalah proses ketika kaum Kristen merebut kembali wilayah Spanyol dari kaum Muslim. Proses ini berlangsung selama kira-kira 800 tahun.

Sebelumnya, selama tahun 711 hingga 756 M, orang-orang Moor, yang menganut Islam dan berasal dari Afrika Utara, menyerbu Spanyol dan mengalahkan Kerajaan Kristen Visigoth yang berkuasa di sana. Mereka kemudian mendirikan Keemiran Cordoba. Kekuasaan Muslim di Spanyol berlangsung selama beberapa ratus tahun, bahkan di Cordoba mereka berkuasa selama hampir 800 tahun.

Orang-orang keturunan Visigoth dan Romawi lalu bersatu untuk mengusir orang Moor keluar dari Spanyol. Orang-orang Spanyol ini sedikit demi sedikit menaklukan wilayah Spanyol, dimulai dari daerah Spanyol utara dekat Prancis dan kemudian mereka bergerak ke wilayah Spanyol selatan.

Salah satu kisah terkenal mengenai pertempuran ini adalah Lagu Roland. Roland (dalam cerita tersebut) adalah seorang tentara dalam pasukan Charlemagne yang bertempur di Spanyol sekitar tahun 400 M. Pasukan Roland disergap oleh orang Moor (kemungkinan penyergap sebenarnya adalah orang Basque) dan Roland tewas secara tragis setelah bertempur dengan gagah berani.

Setelah tahun 1100 M orang Spanyol dibantu oleh pasukan Prancis, karena Prancis sedang mengalami masa damai sehingga tentara tak terlalu dibutuhkan di sana. Meskipun demikian, mereka baru benar-benar memperoleh keunggulan atas kaum Muslim setelah dinasti Moor di Spanyol, yaitu dinasti Murabitun, mulai melemah akibat sejumlah perang saudara dan pemberontakan.

Setelah dinasti Murabitun melemah, pasukan Spanyol berhasil mengalahkan mereka dengan cukup cepat. Kaum Kristen merebut Toledo pada tahun 1212 M, kemudian Cordoba pada tahun 1236 M, dan sekitar tahun 1250 M kaum Moor hanya menguasai kota Granada di bagian Spanyol paling selatan. Akhirnya pada tahun 1492 M, Raja Ferdinand dan Ratu Isabella berhasil menguasai kembali seluruh wilayah Spanyol dan Portugal. Sebagian besar orang Moor dan Yahudi melarikan diri ke Afrika, di sana mereka bermukim di Tunisia. Sementara sebagian orang Yahudi lainnya kabur ke Yunani dan Istanbul.



Sumber

Abad Pertengahan Tinggi: Sejarah (Inggris) Henry III

 Patung Henry III

 Lukisan Edward I

 Lukisan Edward II

Lukisan Edward III

Setelah Raja John meninggal pada 1216 M (setahun setelah ia menyepakati Magna Carta), putranya Henry III naik tahta (Henry III dinamai dari nama kakeknya Henry II). Henry III baru berusia sembilan tahun ketika menjadi raja, sehingga ia bisa dibilang hanya bertindak sesuai arahan para baron. Bahkan setelah tumbuh dewasa, ia tidak menjadi raja yang kuat, dan kaum kaya mampu memaksanya bertindak sesuai Magna Carta. Karena Henry III begitu lemah, maka Parlemen (dewan penasehat raja) menjadi lebih kuat. Henry III memerintah selama lima puluh enam tahun.

Setelah meninggal pada 1272 M, Henry III digantikan oleh putranya Edward I. Edward menjadi raja yang lebih kuat daripada ayahnya, tapi ia merasa bahwa ada baiknya menjalin hubungan baik dengan aristokrasi, jad ia rutin menggelar rapat dengan Parlemen. Ia juga memperoleh kendali atas pengadilan, supaya setiap orang yang dihukum kurungan atau dihukum mati harus dengan seizinnya. Akan tetapi, dalam upayanya untuk mengendalikan seluruh kerajaan beserta semau rakyatnya, Edward I juga memutuskan, pada 1290 M, untuk mengusir semua orang Yahudi di Inggris. Sekitar 16.000 orang Yahudi meninggalkan Inggris, sebagian besarnya menetap di Prancis dan Belanda.

Setelah Edward I, raja Inggris berikutnya adalah putranya Edward II, yang begitu lemah hingga ia dijatuhkan dari tahtanya dan dibunuh. Kemudian pada 1312 M, Edward III naik tahta pada usia empat belas tahun setelah ayahnya meninggal.




Sumber

Abad Pertengahan Tinggi: Sejarah (Inggris) John

John

Para lord tak menyukai John, sebagian karena pajak tinggi yang ia tetapkan pada Perang Salib Ketiga, dan sebagian lagi karena John nampaknya merupakan orang yang mudah curiga dan jahat. Dibandingkan dengan Philippe Augustus, raja Prancis pada masa yang sama, John tampak lemah.

Untuk merebut sebagian kekuasaan John, Philippe Augustus memiih mendukung klaim dari orang lain, Arthur, sebagai pewaris Normandia alih-alih John. Arthur adalah keponakan John, putra dari kakak lelaki John, Geoffrey, yang telah meninggal. John berusaha menyelesaikan permasalahan ini dengan cara menangkap dan membunuh Artur, namun tindakannya ini malah memicu amarah para lord Normandia dan Anjou. Mereka memutuskan untuk tunduk kepada Phillipe alih-alih John. Mereka juga bersedia bertempur demi Philippe untuk melawan John. Pada 1204, John kehilangan sebagian besarnya wilayahnya di Prancis.

Setelah Prancis lepas, para lord Inggris mulai memandang Inggris sebagai sebuah negara dan menganggap diri mereka berbeda dari bangsa Prancis. Pada masa ini pula bahasa Inggris mulai terbentuk. Sebelum masa John, para lord di Inggris menggunakan bahasa Prancis.

John terus bertempur dengan banyak pihak dan kalah. Pertama-tama ia melawan Paus, kemudian ia berupaya merebut kembali wilayahnya di Prancis. Pada 1215 M para lord Inggris sudah muak dengan John. Akhirnya mereka berkumpul dan berarak menuju London. John dipaksa menyetujui kesepakatan yang mereka berikan, yang dikenal sebagai Magna Carta ("Piagam Agung"). Piagam ini berisi dua gagasan baru. Yang pertama adalah bahwa raja harus mematuhi hukum, seperti rakyat jelata. Yang kedua adalah bahwa jika raja melanggar hukum, maka para lord berhak memberhentikan raja dan memilih raja baru. Para lord membentuk suatu dewan, dan dewan tersebut dapat menegur raja jika raja dianggap melakukan hal yang salah. Selain itu, raja tidak dapat menetapkan pajak baru tanpa persetujuan dewan.

Raja John meninggal setahun kemudian pada 1226 M dalam usia 49 tahun.




Sumber

Abad Pertengahan Tinggi: Sejarah (Inggris) Eleanor

Eleanor dari Aquitaine

Eleanor dari Aquitaine berusia lima belas tahun pada 1137 M dan belum menikah ktika ayahnya, Duke Aquitaine, tiba-tiba meninggal. Eleanor tidak memiliki saudara laki-laki, sehingga ia mewarisi kadipaten ayahnya, yang meliputi sebagian besar Prancis selatan.

Abad Pertengahan Tinggi merupakan masa yang keras, sehingga Eleanor membutuhkan seorang pemimpin militer yang kuat untuk membantunya memenangkan perempuran-pertempuran demi kekuasaannya. Eleanor merasa bahwa sosok yang tepat adalah raja Prancis. Eleanor pun menikahi Louis, putra raja Prancis yang berusia enam belas tahun. Tidak lama setelah mereka menikah, raja Prancis meninggal dan Louis pun naik tahta. Eleanor pindah ke Paris bersama Louis, dan mereka memperoleh dua orang putri namun tak memiliki putra. Eleanor bersamanya suaminya juga pergi ke Yerusalem bersama-sama dalam Perang Salib Ketiga. Selain itu, Eleanor juga sempat mengunjungi Italia, Sisilia, dan Konstantinopel.

Lima belas tahun kemudian, Eleanor bertemu Henry, orang Norman yang berusia sepuluh tahun lebih muda. Eleanor menceraikan Louis, lalu menikahi Henry. Ia meninggalkan dua orang putrinya bersama Louis. Tidak lama setelah itu, dengan dukungan Eleanor, Henry menjadi raja Inggris. Eleanor dan Henry memperoleh lima orang putra dan tiga orang putri.

Akan tetapi, ketika putra kedua Eleanor, yaitu Richard, tumbuh dewasa, Eleanor dan Richard bekerja sama memberontak melawan Henry. Pemberontakan itu berakhir dengan kegagalan, dan Eleanor dikurung di kastil di Inggris. Eleanor menghabiskan tinggal lama di sana. Setelah Henry meninggal Eleanor kembali ke Aquitaine dan tinggal di sebuah biara hingga ia meninggal pada 1204 M pada usia 82 tahun.



Sumber

Abad Pertengahan Tinggi: Sejarah (Inggris) Henry II

 Henry II

Richard I

Setelah William Sang Penakluk meninggal pada 1087 M, tahta Inggris diwariskan kepada putranya William II dan kemudian Henry I. Henry lalu diteruskan oleh putrinya Matilda. Namun ketika Henry meninggal pada 1135, keponakannya Stephen dari Blois merebut tahta dan tidak mengizinkan Ratu Matilda berkuasa. Matilda berjuang melawan Stephen selama bertahun-tahun, tapi ia tak pernah berhasil berkuasa.

Namun setelah Stephen meninggal pada 1154 M, putra Matilda, Henry II dan istrinya Eleanor dari Aquitaine merebut tahta Inggris (serta kendali atas Normandia dan Aquitaine, yanng secara keseluruhan meliputi separuh Prancis modern). Henry adalah raja yang kuat. Ia sering terlibat dalam mengorganisir Inggris, memerangi Prancis, dan melawan Eleanor, yang memimpin pemberontakan melawannya.

Suatu ketika Henry berselisih paham dengan Gereja mengenai siapa yang lebih berkuasa, raja atau Gereja. Tiba-tiba beberapa anak buah Henry membunuh Santo Thomas a Becket, uskup agung Canterbury, di gerejanya sendiri pada 1170 M.

Henry memiliki empat orang putra, Heny, Richard, Geoffrey dan John. Henry, putra sulungnya, mati muda, sehingga yang menggantikanya adalah Richard, yang kemudian dikenal dengan sebutan Richard I atau Richard Hati Singa. Richard ikut serta dalam Perang Salib Ketika, yang tidak terlalu berakhir sukses. Ketika ia pergi, pemerintahan Inggris dijalankan oleh adik lelakinya, John. John menetapkan pajak yang tinggi terhadap rakyat untuk membiayai Perang Salib. Selain itu, Richard ternyata malah ditangkap oleh Kaisar Romawi Suci di Jerman sehingga John harus mengumpulkan sejumlah besar uang untuk menebusnya. Oleh karena itu John tak disukai oelh rakyat.

Dalam kisah Robin Hood, John adalah raja jahat yang senang menindas kaum miskin serta ingin menangkap Robin Hood. Sementara Richard adalah raja baik yang pulang setelah melakukan perjalanan panjang lalu memaafkan Robin Hood. Robin Hood kemungkinan tak pernah benar-benar ada namun Richard adalah tokoh nyata.

Richard meninggal pada 1199 M pada usia 42 tahun dengan tak meninggalkan anak, sedangkan Geoffrey terbunuh dalam sebuah turnamen bertarung. Dengan demikian John menjadi raja berikutnya.



Sumber

Abad Pertengahan Tinggi: Sejarah Matilda

Matilda

Sekitar 1050 M, William Sang Penakluk menikahi Matilda dari Flandre. Karena mereka berdua adalah orang Norman yang kaya, dan tidak banyak orang Norman kaya ketika itu, mereka berkerabat. Paus menyatakan bahwa orang yang berkerabat tidak boleh menikah, bahkan jika mereka berkerabat jauh. Musuh-musuh William membawa permasalahan ini kepada Paus, dan mereka meminta Paus untuk menentang pernikahan ini. Untuk memperoleh dukungan Paus, William dan Matilda berjanji akan membangun dua biara besar, masing-masing untuk laki-laki dan perempuan, di Caen



Sumber

Copyright @ 2013 PEJUANG ISLAM.