Wangsa Romanov
Dinasti Romanov adalah dinasti ke dua dan terakhir di Rusia, yang menguasai Muskovia dan kekaisaran Rusia selama lima generasi dari tahun 1613 - 1762. Dari tahun 1762 ke tahun 1917, Rusia dikuasai oleh gabungan penguasa dari dinasti Romanov dan Dinasti Oldenburg, yang dikenal sebagai Holstein-Gottorp-Romanov.
Asal Mula
Nenek moyang mereka adalah Andrei Kobyla, yang diyakini sebagai seorang boyar dan mengabdi pada Simeon dari Rusia. Generasi-generasi berikutnya kemudian diyakini sebagai leluhur terkemuka. Pertama diyakini bahwa ia datang ke Moscow dari Prusia pada tahun 1341, dimana ayahnya menjadi pemberontak terkenal. Di akhir abad ke-17, alur fiktif keturunannya dari Julius Caesar disebarluaskan.
Tampaknya asal mula Kobyla kurang dikenal. Bukan hanya karena nama Kobyla, yang dalam bahasa Rusia berarti kuda betina, tetapi juga keluarganya juga punya nama lain yang seperti kuda dan hewan rumah lainnya, sehingga ada yang menduga, mereka keturunan dari keluarga Konyushy. Salah satu anak Kobyla, Fyodor Koshka, seorang boyar di Dmitri Donskoi, bernama lain Koshka ( kucing ). Keturunannya mengambil nama keluarga Koshkin, kemudian mengubahnya menjadi Zakharin, dimana keluarga ini terpecah dalam dua nama keturunan: Zakharin-Yakovlev dan Zakharin-Yuriev. Selama masa kaisar Ivan IV, keluarga ini terkenal dengan nama Yakovlev (Alexander Herzen adalah yang paling terkemuka), sementara para cucu Roman Zakharin-Yuriev mengubah nama mereka menjadi Romanov.
Nasib keluarga ini membubung ketika putri Roman, Anastasia Zakharyina, menikahi Ivan IV yang Ganas di bulan Februari 1547. Saat suaminya meraih posisi tsar, Anastasia dianugerahi gelar yang pertama kali dibuat: tsaritsa.
 Pernikahan mereka berjalan sangat baik, namun kematian Anastasia yang 
misterius dan tiba-tiba pada tahun 1560, mengubah karakter Ivan. Curiga dengan kaum boyar yang diduga meracuni istrinya, tsar mulai program Oprichnina alias masa penuh teror terhadap mereka. Salah satu anaknya dari Anastasia, yang juga bernama Ivan, terbunuh dalam satu perkelahian. Anak Ivan yang muda Fyodor, seorang pangeran yang saleh dan lemah, mewarisi tahta setelah kematian ayahnya.
Selama masa kekuasaan Fyodor, pemerintahan Rusia ditentang oleh saudara iparnya, Boris Godunov
 dan sepupu-sepupu Romanov-nya yang lain. Setelah kematian Fyodor, 
dinasti dari Moskow yang berusia 700 tahun, berakhir. Setelah perjuangan
 panjang, pihak Boris Godunov mengalahkan keluarga Romanov dan 
menjadikannya sebagai tsar baru. Dendam Godunov terhadap keluarga 
Romanov sangat gila: seluruh keluarga dibuang ke wilayah terpencil di 
Utara Rusia dan wilayah Ural,
 dimana sebagaian besar drai mereka akhirnya meninggal kelaparan atau 
dalam tahanan. Pimpinan keluarga Romanov, Feodor Nikitich, diasingkan ke
 Biara Antoniev Siysky dan dipaksa untuk bersumpah-biarawan dengan nama Patriarki Filaret.
Nasib keluarga Romanov kembali berubah secara drastis bersama dengan 
kejatuhan dinasti Godunov pada tahun 1606. Sebagai pimpinan pihak yang 
anti Godunov dan sepupu dari tsar terakhir yang sah, Filaret Romanov 
dihormati oleh beberapa pihak yang mencoba mengklaim warisan dan tahta 
Rurikid selama Periode Kekacauan. Kaisar Dmitriy I mengangkatnya sebagai
 seorang uskup dan Dmitriy II menunjuknya sebagai patriarch.
 Setelah pengusiran orang-orang Polandia dari Moskow pada tahun 1612, 
majelis agung Rusia menawarkan tahta Rusia kepada beberapa pangeran 
dinasti Rurik dan Gediminid, namun semua menolaknya.
Menyusul tawaran tahta Rusia, anak Filaret yang berusia 17 tahun, Mikhail I
 , saat itu tinggal di biara Ipatiev, akhirnya dibujuk oleh ibunya, 
Kseniya Ivanovna Shestova, untuk menerima tahta itu. Mikhail merasa 
bahwa tahta ini sangatlah tidak aman dan mencoba menjalin erat hubungan 
dengan para tsar terakhir dinasti Rurikid dan mencari nasihat dari 
majelis agung dalam masalah penting. Strategi ini terbukti ampuh. Para 
raja awal dinasti Romanov umumnya dicintai oleh rakyat dan juga saudara 
ipar bekas kaisar Ivan serta para martir Godunov.
'Kerusuhan di Biara Hypatia memaksa ibu Mikhail Romanov mengizinkannya pergi ke Moscow dan menjadi kaisar mereka'.
Masa-masa Krisis
Mikhail digantikan oleh anaknya, Aleksei,
 yang mengarahkan negerinya ke dalam berbagai musibah. Setelah 
kematiannya, terjadi perebutan diansti, antara anak-anaknya dari istri 
pertama ( Feodor III, Sofia Alexeevna dan Ivan V ) dan anak dari istri 
ke dua ( Nataliya Kyrillovna Naryshkina), calon kaisar Peter Yang Agung.
 Pergulatan dinasti berikut setelah kematian Peter, yang membuat anak 
satu-satunya, Alexei
 terbunuh dan tidak menunjuk pengganti pewaris tahta. Garis keturunan 
lelaki Romanov sebetulnya berakhir bersamaan dengan kematian Peter II di hari pernikahannya. Anak perempuan terakhir keluarga Romanov adalah bibi Peter II, Anna Ioannovna (1693-1740) dan Yelizaveta Petrovna (1709-1762).
Karena Anna dan Elizabeth tidak punya keturunan lelaki, suksesi kerajaan dapat beralih kepada keponakan Anna dari Brunswick-Lüneburg,(Ivan VI ) atau kepada keponakan Elizabeth (Pyotr III ), dari Holstein, yang juga dianggap pewaris tahta Swedia dan Holstein.
 Elizabeth sebenarnya mendukung keponakannya, meskipun ia impoten dan 
berkarakter buruk. Dengan diangkatnya Peter III pada tahun 1762 era baru dinasti Holstein-Gottorp, atau Oldenburg-Romanov, dimulai.
Dinasti Holstein-Gottorp-Romanov
Dinasti Holstein-Gottorp tetap memakai nama keluarga Romanov dan menegaskan garis keturunan pria mereka dari Peter I. Pavel I sangat bangga menjadi cicit dari bangsawan terkemuka Rusia, meskipun ibunya yang keturunan Jerman, Katarina II,
 menyindir dalam memoirnya bahwa ayah asli Paul adalah pacar gelapnya, 
Serge Saltykov. Karena takut dengan perebutan tahta, Pavel membuat 
aturan hukum, salah satu yang terketat di Eropa. Pasangan raja/ratu 
dinasti Rusia harus berasal dari bibit yang sama, yaitu berasal dari 
salah satu kerajaan di Eropa dan beragama Kristen Ortodoks Timur. Kalau tidak, anak-anak mereka kehilangan hak atas tahta.
Pavel I terbunuh di istananya di Saint Petersburg. Aleksandr I menggantikannya dan kemudian wafat tanpa memiliki keturunan pria. Nikolai I, salah satu saudara dari Aleksandr I,
 terkejut ketika diangkat sebagai raja. Masa pemerintahannya, seperti 
juga pada masa Pavel I, ditandai dengan perhatian besar pada kekuatan 
angkatan perang. Namun, Rusia kalah dalam Perang Krim, meskipun mempunyai beberapa laksamana yang brilian, termasuk Pavel Nakhimov.
 Nicholas I memiliki 4 anak pria, yang dianggap akan mampu menghadapi 
tantangan untuk menguasai Rusia. Nicholas I menyiapkan bekal pendidikan 
terbaik buat putra-putranya, termasuk pendidikan militer.
Aleksandr II menjadi kaisar berikutnya. Aleksandr orang yang terdidik
 dan cerdas, yang melestarikan tugasnya untuk menjaga perdamaian di 
Eropa dan Rusia. Ia yakin bahwa negeri yang punya angkatan perang 
kuat-lah yang akan dapat menjaga perdamaian. Namun kehidupan keluarganya
 tidak bahagia. Istrinya tercinta, Maria Alexandrovna, punya masalah 
dengan paru-parunya yang mengawali kematiannya dan membuyarkan ikatan 
keluarga. Pada tanggal 13 Maret 1881,
 Aleksandr terbunuh setelah kembali dari parade militer. Kereta kudanya 
dipasang bom buatan tangan. Kaisar meninggal setelah bom kedua meledak. 
Pembunuhnya, Ignacy Hryniewiecki terluka parah.
Aleksandr II digantikan oleh anaknya, Aleksandr III.
 Bertubuh besar dan kadang-kadang bodoh, dengan stamina tangguh dan 
perilaku buruk, Aleksandr, takut akan mengalami nasib seperti ayahnya 
dan mempertegas aturan otoriter di Rusia. Banyak hal reformis di masa 
Aleksandr II ditarik kembali. Aleksandr, setelah kematian kakaknya, 
bukan hanya mewarisi tahta tetapi juga istri, Putri Dagmar dari Denmark (Maria Fyodorovna). Meskipun kontras dalam hal penampilan, pasangan ini sangat terkenal dan memiliki 5 anak.
Putra tertua, Nikolai, menjadi Tsar setelah ayahnya wafat tiba-tiba 
karena penyakit ginjal di uisa 49. Tak siap untuk jadi raja, Nicholas 
berkata, "Saya belum siap jadi raja. Saya tidak menginginkannya. Saya 
bukan Tsar." Meskipun cerdas dan berhati mulia, karena kurang persiapan 
untuk berkuasa, ia melanjutkan kebijakan ayahnya yang kejam. Istrinya, 
seorang putri kerajaan yang rapuh dan emosional, juga menjadi beban. 
Sementara Tsar disibukkan dengan Perang Dunia I, istri tsar bahkan memengaruhi pengadilan dan pemerintahan.
Kejatuhan Dinasti
Ketika keluarga Romanov merayakan ulang tahun kekuasannya, pada tahun 1913, upacara ditandai dengan beberapa pertanda aneh. Grigori Rasputin
 menyatakan kekuasaan Romanovs tak akan bertahan satu tahun setelah 
kematiannya. Rasputin dibunuh oleh salah satu bangsawan Romanov beberapa
 bulan sebelum Revolusi Bolshevik Februari 1917, yang memakzulkan Nicholas II.
Penguasa Bolshevik membantai seluruh keluarga Romanov di gudang penyimpanan anggur di Gedung Ipatiev, Yekaterinburg, Rusia, pada tanggal 17 Juli 1918
 ( meskipun beberapa buku menduga hanya Nikolai yang ditembak ). 
Ironisnya Gedung Ipatiev memiliki nama sama dengan biara Ipatiev di Kostroma, dimana Mikhail Romanov ditawarkan tahta Rusia pada tahun 1613.
 tempat dimana gedung Ipatiev berdiri dinamai ulang sebagai " Gereja di 
atas Darah ". Setelah bertahun-tahun penuh kontroversi, Nikolai II dan 
keluarganya dinyatakan sebagai "orang suci" oleh Gereja Ortodoks Rusia pada tahun 2000.
 "Gereja di Atas Darah," dibuat di tempat Tsar dan keluarganya dieksekusi
Sumber