Selasa, 17 Desember 2013

Kesultanan Delhi

Kesultanan Delhi merujuk pada pemerintahan berdinasti dari Turki dan Afghan yang berpusat di Delhi, termasuk dinasti Mamluk (1206–90), dinasti Khilji (1290–1320), dinasti Tughlaq (1320–1413), dinasti Sayyid (1414–51) dan dinasti Lodi (1451–1526). Pada tahun 1526, Kesultanan Delhi dilebur dengan kemunculan Kesultanan Mughal.
Kesultanan ini didirikan pada 1206 oleh Qutb-ud-din Aybak . Sultan pertama dan tentara Mamluk , budak tentara yang memilih salah satu dari pemimpin mereka. Pada abad ke-14 posisi raja itu onaantastbaarder. Di bawah ambisius Sultan Muhammad bin Tughluq hampir seluruh semenanjung India ditaklukkan, tetapi penaklukan ini terbukti tidak dapat dipertahankan. Penaklukan Delhi oleh Timurleng pada tahun 1398 sultan membuat pengikut Timo riden dan membatasi daerah yang kuat.



bukota Delhi
Agama Sunni Islam Hanafi Fiqh
Pemerintahan Tidak disebutkan
Sultan
 -  1206–1210 Qutb-ud-din Aibak
 -  1517–1526 Ibrahim Lodi
Era sejarah Zaman Pertengahan Akhir
 -  Didirikan 1206
 -  Dibubarkan 1527


 Sumber


Beberapa Kerajaan Kuno India

 1. Kerajaan Chola

Kerajaan Chola merupakan kerajaan kuat di wilayah India Selatan. Kerajaan ini muncul dalam kisah epik Mahabharata. Bangsa ini dipercaya memiliki hubungan dengan wangsa Siwi atau Sibi, bersama dengan Sindhu Sauwira. Dalam catatan sejarah, Kerajaan Chola tumbuh sebagai kerajaan yang besar. Angkatan perang mereka kuat di medan laut, dan suku bangsanya menghuni negara-negara di Asia Selatan.
Pandya, Chola dan Kerala juga muncul dalam susatra Tamil dan merupakan salah satu kerajaan yang disebut dalam sastra Sanskerta (Ramayana, Mahabharata, Purana dan Veda).
Dalam perang di Kurukshetra, kerajaan Chola memihak para Pandawa, bersama dengan kerajaan Randya dan Kerala, mereka memberikan pasukan dengan kekuatan dan jumlah yang besar.



Kerajaan Chola
சோழர் குலம்

300-an SM–1279

Kekuasaan Chola pada puncak kejayaannya
Ibukota Chola awal: Poompuhar, Urayur,
Chola abad pertengahan: Pazhaiyaarai, Thanjavur
Gangaikonda Cholapuram
Bahasa Tamil
Agama Hindu
Pemerintahan Monarki
Raja
 -  848-871 Vijayalaya Chola
 -  1246-1279 Rajendra Chola III
Era sejarah Abad Pertengahan
 -  Didirikan 300-an SM
 -  Bangkitnya Chola 848
 -  Dibubarkan 1279

2. Kekaisaran Kushan 

Kekaisaran Kushan awalnya terbentuk di Bactria. Kekaisaran ini membentang dari Afganistan ke Pakistan hingga lembah sungai Gangga di India Utara. Kekaisaran ini didirikan Kujula Kadphises menyatukan suku-suku Yuezhi menjadi konfederasi. Mereka memiliki hubungan diplomatik dengan Kekaisaran Romawi, Persia dan Cina, dan untuk beberapa abad mereka menjadi pusat perdagangan antara Barat dan Timur.


Kekaisaran Kushan


30–375



Wilayah Kushan pada puncak kejayaannya
Ibukota Begram
Taxila
Mathura
Bahasa Baktria
Yunani
Pali
Sanskerta, Prakerta
Kemungkinan Aramaik
Agama Zoroastrianisme
Buddha
Agama Yunani Kuno
Hinduisme
Pemerintahan Monarki
Kaisar
 -  60-80 Kujula Kadphises
 -  350-375 Kipunada

 3. Dinasti Pala

Dinasti Pala adalah dinasti Buddha yang berkuasa dari Benggala. Nama Pala berarti pelindung. Gopala adalah penguasa pertama dinasti ini. Ia mulai berkuasa pada tahun 750 setelah terpilih melalui sebuah pemilihan demokratis. Dinasti ini berlangsung selama empat abad (750-1120 AD).


Dinasti Pala
পাল সাম্রাজ্য (Pāl Sāmrājya)
750–1174
Dinasti Pala pada puncak kejayaannya[1]
Ibukota Pataliputra
Gaur
Bahasa Pali, Sanskerta, Prakerta
Agama Buddha
Hindu
Pemerintahan Monarki
Raja
 -  750 - 770 Gopala
 -  1162 - 1174 Govindapala
Era sejarah Abad Pertengahan
 -  Gopala adalah raja terpilih dalam pemilihan demokratis 750
 -  Dibubarkan 1174
Luas
 -  Sekitar tahun 850 4.600.000 km² (1.776.070 mil²)


 4. Kemaharajaan Gupta

Kemaharajaan Gupta dikuasai oleh anggota dinasti Gupta dari tahun 320 hingga 550 Masehi dan wilayah kekuasaannya terdiri dari hampir seluruh India utara. Era Kemaharajaan Gupta dianggap sebagai Masa Keemasan India dalam ilmu pengetahuan, matematika, astronomi, agama dan filsafat. Kedamaian yang ada selama kekuasaan kemaharajaan Gupta membuat pengejaran ilmu pengetahuan dan artistik. Sejarawan menaruh dinasti Gupta bersama dengan Dinasti Han, Dinasti Tang dan Kekaisaran Romawi sebagai model peradaban klasik.



Kekaisaran Gupta
Gupta Rājavaṃśa
गुप्त राजवंश


320–600-an
Kemaharajaan Gupta pada puncak kejayaannya
Ibukota Pataliputra
Bahasa Sanskrit
Agama Hinduisme
Buddhisme
Pemerintahan Monarki
Maharajadhiraja
 -  240s–280s Sri Gupta
 -  319–335 Chandragupta I
 -  540–550 Vishnu Gupta
Era sejarah Kuno
 -  Didirikan 320
 -  Dibubarkan 600-an
Luas 3.500.000 km² (1.351.358 mil²)
Sekarang bagian dari  India
 Pakistan
 Bangladesh
 Nepal

5. Kekaisaran Maurya

 Kekaisaran Maurya diperintah oleh Dinasti Maurya yang didirikan oleh Candragupta di Pataliputra (sekarang disebut Patna) di Magadha, India timur laut. Pada 322 SM, Chandragupta naik tahta hasil dari kudeta yang dipimpinnya dari dinasti Nanda. Pada masa pemerintahan Chandragupta merupakan persinggungan antara India dengan bangsa asing, tepatnya kekaisaran Macedonia yang dipimpin oleh Alexander Agung. Peristiwa ini berlangsung 2 tahun sebelum Chandragupta naik tahta. Kedatangan Macedonia selain dengan maksud politis, juga dengan maksud menyebarkan kebudayaan barat ke timur. Pasca ekspansi bangsa barat adalah kemunculan budaya hellenisme, yakni perpaduan antara budaya timur dengan budaya barat (helenis : Yunani, yangg sedang berkembang saat itu).
Chandragupta naik tahta beberapa saat pasca kematian Alexander Agung. Ia berhasil menguasai daerah yang sebelumnya dikuasai oleh Macedonia, dan bahkan berhasil menjalin hubungan dengan musuh Alexander Agung, Seloucos Nicator (penguasa Yunani di Asia Barat) yang kemudian banyak membantu Chandragupta dalam menuliskan sejarah India.
Menurut kitab Wisnu Purana, jumlah raja-raja Dinasti Maurya ada sepuluh dan memerintah selama 137 tahun:
  1. Candragupta
  2. Bindusara
  3. Asoka-wardhana
  4. Suyasas
  5. Dasaratha
  6. Sanggata
  7. Salisuka
  8. Somasarman
  9. Sasadharman
  10. Brihadratha
Nama-nama ini kadangkala agak berbeda-beda ejaannya.


Kekaisaran Maurya
मौर्य साम्राज्यम् (Sanskrit)
मौर्य साम्राज्य (Hindi)




322 SM–185 SM



Dinasti Maurya pada keemasannya di bawah Asoka Agung
Ibukota Pataliputra
Bahasa Indo -Arya (Sanskrit, Prakrit)
Agama Hindu
Buddha
Jainisme
Pemerintahan Monarki absolut, sebagaimana diperihalkan dalam karya Arthashastra
Samraat (kaisar)
 -  320–298 SM Chandragupta Maurya
 -  187–180 SM Brhadrata
Era sejarah Era kuno
 -  Didirikan 322 SM
 -  Dibubarkan 185 SM
Mata uang Pana

  6. Kerajaan Magadha

Magadha (bahasa Sanskerta: मगध) membentuk salah satu dari enam belas Mahājanapada (Sanskerta: "Negara-negara Besar"). Pusat kerajaan ini berada di wilayah Bihar; ibukota pertamanya adalah Rajagriha (kini Rajgir), lalu Pataliputra (kini Patna). Wilayah Magadha meliputi Bihar, Benggala dan sebagian timur Uttar Pradesh. Kerajaan kuno Magadha juga disebut dalam Ramayana, Mahabharata, dan Puranas.


 Sumber






Kumbakarna



Dalam wiracarita Ramayana, Kumbakarna (Sanskerta: कुम्भकर्ण; Kumbhakarṇa) adalah saudara kandung Rahwana, raja rakshasa dari Alengka. Kumbakarna merupakan seorang rakshasa yang sangat tinggi dan berwajah mengerikan, tetapi bersifat perwira dan sering menyadarkan perbuatan kakaknya yang salah. Ia memiliki suatu kelemahan, yaitu tidur selama enam bulan, dan selama ia menjalani masa tidur, ia tidak mampu mengerahkan seluruh kekuatannya.

Arti nama

Dalam bahasa Sanskerta, secara harafiah nama Kumbhakarna berarti "bertelinga kendi".

Keluarga

Ayah Kumbakarna adalah seorang resi bernama Wisrawa, dan ibunya adalah Kekasi, puteri seorang Raja Detya bernama Sumali. Rahwana, Wibisana dan Surpanaka adalah saudara kandungnya, sementara Kubera, Kara, Dusana, Kumbini, adalah saudara tirinya. Marica adalah pamannya, putera Tataka, saudara Sumali. Kumbakarna memiliki putera bernama Kumba dan Nikumba. Kedua puteranya itu gugur dalam pertempuran di Alengka. Kumba menemui ajalnya di tangan Sugriwa, sedangkan Nikumba gugur di tangan Hanoman.

Anugerah Brahma

Saat Rahwana dan Kumbakrana mengadakan tapa, Dewa Brahma muncul karena berkenan dengan pemujaan yang mereka lakukan. Brahma memberi kesempatan bagi mereka untuk mengajukan permohonan. Saat tiba giliran Kumbakarna untuk mengajukan permohonan, Dewi Saraswati masuk ke dalam mulutnya untuk membengkokkan lidahnya, maka saat ia memohon "Indraasan" (Indrāsan – tahta Dewa Indra), ia mengucapkan "Neendrasan" (Nīndrasan – tidur abadi). Brahma mengabulkan permohonannya. Karena merasa sayang terhadap adiknya, Rahwana meminta Brahma agar membatalkan anugerah tersebut. Brahma tidak berkenan untuk membatalkan anugrahnya, namun ia meringankan anugrah tersebut agar Kumbakarna tidur selama enam bulan dan bangun selama enam bulan. Pada saat ia menjalani masa tidur, ia tidak akan mampu mengerahkan seluruh kekuatannya.

Peran di Alengka

Kumbakarna sering memberikan nasihat kepada Rahwana, menyadarkan bahwa tindakanya keliru. Ketika Rahwana kewalahan menghadapi Sri Rama, maka ia menyuruh Kumbakarna menghadapinya. Kumbakarna sebenarnya tahu bahwa kakaknya salah, tetapi demi membela Alengka tanah tumpah darahnya dia pun maju sebagai prajurit melawan serbuan Rama. Kumbakarna sering dilambangkan sebagai perwira pembela tanah tumpah darahnya, karena ia membela Alengka untuk segala kaumnya, bukan untuk Rahwana saja, dan ia berperang melawan Rama tanpa rasa permusuhan, hanya semata-mata menjalankan kewajiban.

Pertempuran dan kematian

Saat Kerajaan Alengka diserbu oleh Rama dan sekutunya, Rahwana memerintahkan pasukannya untuk membangunkan Kumbakarna yang sedang tertidur. Utusan Rahwana membangunkan Kumbakarna dengan menggiring gajah agar menginjak-injak badannya serta menusuk badannya dengan tombak, kemudian saat mata Kumbakarna mulai terbuka, utusannya segera mendekatkan makanan ke hidung Kumbakarna. Setelah menyantap makanan yang dihidangkan, Kumbakarna benar-benar terbangun dari tidurnya.

Setelah bangun, Kumbakarna menghadap Rahwana. Ia mencoba menasihati Rahwana agar mengembalikan Sita dan menjelaskan bahwa tindakan yang dilakukan kakaknya itu adalah salah. Rahwana sedih mendengar nasihat tersebut sehingga membuat Kumbakarna tersentuh. Tanpa sikap bermusuhan dengan Rama, Kumbakarna maju ke medan perang untuk menunaikan kewajiban sebagai pembela negara. Sebelum bertarung Kumbakarna berbincang-bincang dengan Wibisana, adiknya, setelah itu ia berperang dengan pasukan wanara.

Dalam peperangan, Kumbakarna banyak membunuh pasukan wanara dan banyak melukai prajurit pilihan seperti Anggada, Sugriwa, Hanoman, Nila, dan lain-lain. Dengan panah saktinya, Rama memutuskan kedua tangan Kumbakarna. Namun dengan kakinya, Kumbakarna masih bisa menginjak-injak pasukan wanara. Kemudian Rama memotong kedua kaki Kumbakarna dengan panahnya. Tanpa tangan dan kaki, Kumbakarna mengguling-gulingkan badannya dan melindas pasukan wanara. Melihat keperkasaan Kumbakarna, Rama merasa terkesan dan kagum. Namun ia tidak ingin Kumbakarna tersiksa terlalu lama. Akhirnya Rama melepaskan panahnya yang terakhir. Panah tersebut memisahkan kepala Kumbakarna dari badannya dan membawanya terbang, lalu jatuh di pusat kota Alengka.


Sumber

Rahwana

Dalam mitologi Hindu, Rahwana (Devanagari: रावण, IAST Rāvaṇa; kadangkala dialihaksarakan sebagai Raavana dan Ravan atau Revana) adalah tokoh utama yang bertentangan terhadap Rama dalam Sastra Hindu, Ramayana. Dalam kisah, ia merupakan Raja Alengka, sekaligus Rakshasa atau iblis, ribuan tahun yang lalu.

Rawana dilukiskan dalam kesenian dengan sepuluh kepala, menunjukkan bahwa ia memiliki pengetahuan dalam Weda dan sastra. Karena punya sepuluh kepala ia diberi nama "Dasamukha" (दशमुख, bermuka sepuluh), "Dasagriva" (दशग्रीव, berleher sepuluh) dan "Dasakanta" (दशकण्ठ, berkerongkongan sepuluh). Ia juga memiliki dua puluh tangan, menunjukkan kesombongan dan kemauan yang tak terbatas. Ia juga dikatakan sebagai ksatria besar.


Asal-usul

Ibu Rahwana bernama Kaikesi, seorang puteri Raja Detya bernama Sumali. Sumali memperoleh anugerah dari Brahma sehingga ia mampu menaklukkan para raja dunia. Sumali berpesan kepada Kekasi agar ia menikah dengan orang yang istimewa di dunia. Di antara para resi, Kekasi memilih Wisrawa sebagai pasangannya. Wisrawa memperingati Kekasi bahwa bercinta di waktu yang tak tepat akan membuat anak mereka menjadi jahat, namun Kekasi menerimanya meskipun diperingatkan demikian. Akhirnya, Rahwana lahir dengan kepribadian setengah brahmana, setengah rakshasa. Saat lahir, Rahwana diberi nama "Dasanana" atau "Dasagriwa", dan konon ia memiliki sepuluh kepala. Beberapa alasan menjelaskan bahwa sepuluh kepala tersebut adalah pantulan dari permata pada kalung yang diberikan ayahnya sewaktu lahir, atau ada yang menjelaskan bahwa sepuluh kepala tersebut adalah simbol bahwa Rahwana memiliki kekuatan sepuluh tokoh tertentu.

Tapa kepada Brahma

Saat masih muda, Rahwana mengadakan tapa memuja Dewa selama bertahun-tahun. Karena berkenan dengan pemujaannya, brahma muncul dan mempersilakan Rahwana mengajukan permohonan. Mendapat kesempatan tersebut, Rahwana memohon agar ia hidup abadi, namun permohonan tersebut ditolak oleh Brahma. Sebagai gantinya, Rahwana memohon agar ia kebal terhadap segala serangan dan selalu unggul di antara para dewa, makhluk surgawi, rakshasa, detya, danawa, segala naga dan makhluk buas. Karena menganggap remeh manusia, ia tidak memohon agar unggul terhadap mereka. Mendengar permohonan tersebut, Brahma mengabulkannya, dan menambahkan kepandaian menggunakan senjata dewa dan ilmu sihir.

Raja Alengka

Setelah memperoleh anugerah Brahma, Rahwana mencari kakeknya, Sumali, dan memintanya kuasa untuk memimpin tentaranya. Kemudian ia melancarkan serangannya menuju Alengka. Alengka merupakan kota yang permai, diciptakan oleh seorang arsitek para dewa bernama Wiswakarma untuk Kubera, Dewa kekayaan. Kubera juga merupakan putera Wisrawa, dan bermurah hati untuk membagi segala miliknya kepada anak-anak Kekasi. Namun Rahwana menuntut agar seluruh Alengka menjadi miliknya, dan mengancam akan merebutnya dengan kekerasan. Wisrawa menasihati Kubera agar memberikannya, sebab sekarang Rahwana tak tertandingi.

Ketika Rahwana merampas Alengka untuk memulai pemerintahannya, ia dipandang sebagai pemimpin yang sukses dan murah hati. Alengka berkembang di bawah pemerintahannya. Konon rumah yang paling miskin sekalipun memiliki kendaraan dari emas dan tidak ada kelaparan di kerajaan tersebut.


 Bakti kepada Siwa
 Setelah keberhasilannya di Alengka, Rahwana mendatangi Dewa Siwa di kediamannya di gunung Kailasha. Tanpa disadari, Rahwana mencoba mencabut gunung tersebut dan memindahkannya sambil main-main. Siwa yang merasa kesal dengan kesombongan Rahwana, menekan Kailasha dengan jari kakinya, sehingga Rahwana tertindih pada waktu itu juga. Kemudian Gana datang untuk memberitahu Rahwana, pada siapa ia harus bertobat. Lalu Rahwana menciptakan dan menyanyikan lagu-lagu pujian kepada Siwa, dan konon ia melakukannya selama bertahun-tahun, sampai Siwa membebaskannya dari hukuman. Terkesan dengan keberanian dan kesetiaannya, Siwa memberinya kekuatan tambahan, khususnya pemberian hadiah berupa Chandrahasa (pedang-bulan), pedang yang tak terkira kuatnya. Selanjutnya Rahwana menjadi pemuja Siwa seumur hidup. Rahwana terkenal dengan tarian pemujaannya kepada Siwa yang bernama "Shiva Tandava Stotra". Semenjak peristiwa tersebut ia memperoleh nama 'Rahwana', berarti "(Ia) Yang raungannya dahsyat", diberikan kepadanya oleh Siwa – konon bumi sempat berguncang saat Rahwana menangis kesakitan karena ditindih gunung.



Raja di tiga dunia

Dengan kekuatan yang diperolehnya, Rahwana melakukan penyerangan untuk menaklukkan ras manusia, makhluk jahat (asurarakshasadetyadanawa), dan makhluk surgawi. Setelah menaklukkan Patala (dunia bawah tanah), ia mengangkat Ahirawan sebagai raja. Rahwana sendiri menguasai ras asura di tiga dunia. Karena tidak mampu mengalahkan Wangsa Niwatakawaca dan Kalakeya, ia menjalin persahabatan dengan mereka. Setelah menaklukkan para raja dunia, ia mengadakan upacara yang layak dan dirinya diangkat sebagai Maharaja.
Oleh karena Kubera telah menghina tindakan Rahwana yang kejam dan tamak, Rahwana mengerahkan pasukannya menyerbu kediaman para dewa, dan menaklukkan banyak dewa. Lalu ia mencari Kubera dan menyiksanya secara khusus. Dengan kekuatannya, ia menaklukkan banyak dewa, makhluk surgawi, dan bangsa naga.

Istri dan wanita

 Selain terkenal sebagai penakluk tiga dunia, Rahwana juga terkenal akan petualangannya menaklukkan para wanita. Rahwana memiliki banyak istri, yang paling terkenal adalah Mandodari, putera Mayasura dengan seorang bidadari bernama Hema. Ramayana mendeskripsikan bahwa istana Rahwana dipenuhi oleh para wanita cantik yang berasal dari berbagai penjuru dunia. Dalam Ramayana juga dideskripsikan bahwa di Alengka, semua wanita merasa beruntung apabila Rahwana menikahinya. Dua legenda terkenal menceritakan kisah pertemuan Rahwana dengan wanita istimewa.

Wanita istimewa pertama adalah Wedawati, seorang pertapa wanita. Wedawati mengadakan pemujaan ke hadapan Wisnu agar ia diterima menjadi istrinya. Ketika Rahwana melihat kecantikan Wedawati, hatinya terpikat dan ingin menikahinya. Ia meminta Wedawati untuk menghentikan pemujaannya dan ia merayu Wedawati agar bersedia untuk menikahinya. Karena Wedawati menolak, Rahwana mencoba untuk melarikannya. Kemudian Wedawati bersumpah bahwa ia akan lahir kembali sebagai penyebab kematian Rahwana. Setelah berkata demikian, Wedawati membuat api unggun dan menceburkan diri ke dalamnya. Bertahun-tahun kemudian ia bereinkarnasi sebagai Sita, yang diculik oleh Rahwana sehingga Rama turun tangan dan membunuh Rahwana.

 Penculikan Sita
Setelah pos jaga para raksasa di Yanasthana dihancurkan oleh Rama dan Laksmana, berita tersebut disampaikan kepada Rahwana. Menteri Rahwana yang bernama Akampana menyarankan agar Rahwana mau menculik Sita, namun niat tersebut ditolak oleh Marica. Setelah adik perempuan Rahwana yang bernama Surpanaka mengadu bahwa dua orang kesatria telah melukainya, Rahwana marah besar. Ia segera menuju ke kediaman Marica untuk meminta bantuan, tanpa memedulikan nasihat baik dari Marica. Setelah rencana disusun, Marica menyamar menjadi kijang kencana untuk mengalihkan perhatian Rama, sedangkan Rahwana menyamar menjadi seorang brahmana tua yang lemah. Ketika Rama dan Laksmana berada jauh, Rahwana segera menjangkau Sita, dan setelah itu Sita dibawa kabur. Sita disekap di taman Asoka, letaknya di dalam lingkungan istana Rahwana di kerajaan Alengka. Di sana, Rahwana berkali-kali mencoba merayu Sita namun tidak pernah berhasil.

Pertempuran dan kematian

Tindakan Rahwana mengundang kemarahan Rama. Dengan bantuan dari raja wanara bernama Sugriwa, Rama menggempur Alengka. Untuk mengantisipasi serangan Rama, Rahwana mengirimkan pasukan terbaiknya yang dipimpin oleh raksasa-raksasa kuat. Serangan pertama dilakukan oleh Hanoman pada saat ia datang ke Alengka sebagai mata-mata untuk menemui Sita. Dalam pertempuran tersebut, putera Rahwana yang bernama Aksayakumara gugur. Dalam pertempuran selanjutnya, para menteri dan kerabat Rahwana gugur satu persatu, termasuk Indrajit putera Rahwana dan Kumbakarna adik Rahwana.

Pada hari pertempuran terakhir, Rahwana maju ke medan perang sendirian dengan menaiki kereta kencana yang ditarik delapan ekor kuda terpilih. Ketika ia keluar dari Alengka, langit menjadi gelap oleh gerhana matahari yang tak terduga. Beberapa orang berkata bahwa itu merupakan pertanda buruk bagi Rahwana yang tidak menghiraukannya sama sekali. Pertempuran terakhir antara Rama dengan Rahwana berlangsung dengan sengit. Pada pertempuran itu, Rama menaiki kereta Indra dari sorga, yang dikemudikan oleh Matali. Setiap Rama mengirimkan senjatanya untuk menghancurkan Rahwana, raksasa tersebut selalu dapat bangkit kembali sehingga membuat Rama kewalahan. Untuk mengakhiri riwayat Rahwana, Rama menggunakan senjata Brahmastra yang tidak biasa. Senjata tersebut menembus dada Rahwana dan merenggut nyawanya seketika.

Salah satu versi Ramayana menceritakan bahwa Rahwana tidak mampu dibunuh meski badannya dihancurkan sekalipun, sebab ia menguasai ajian Rawarontek serta Pancasona. Untuk mengakhiri riwayat Rahwana, Rama menggunakan senjata sakti yang dapat berbicara bernama Kyai Dangu. Senjata tersebut mengikuti kemana pun Rahwana pergi untuk menyayat kulitnya. Setelah Rahwana tersiksa oleh serangan Kyai Dangu, ia memutuskan untuk bersembunyi di antara dua gunung kembar. Saat ia bersembunyi, perlahan-lahan kedua gunung itu menghimpit badan Rahwana sehingga raja raksasa itu tidak berkutik. Menurut cerita, kedua gunung tersebut adalah kepala dari Sondara dan Sondari, yaitu putera kembar Rahwana yang dibunuh untuk mengelabui Sita. Versi ini ditampilkan oleh R. A. Kosasih dalam komik Ramayana karyanya.



 Keluarga

Rahwana memiliki banyak kerabat dan saudara yang disebutkan dalam Ramayana. Karena sulit menemukan data-data mengenai mereka selain Ramayana, tidak banyak yang diketahui tentang mereka. Menurut Ramayana, ibu Rahwana adalah puteri seorang Detya bernama Kekasi, menikahi seorang pertapa bernama Wisrawa. Rahwana memiliki kakek bernama Pulastya, putera Brahma. Dari pihak ibunya, Rahwana memiliki kakek bernama Sumali, dan ia memiliki paman bernama Marica, putera Tataka, saudara Malyawan. Rahwana memiliki tiga istri, dan tujuh putera.

Putera

Tujuh putera Rahwana yaitu:
  1. Indrajit alias Megananda
  2. Prahasta
  3. Atikaya
  4. Aksa alias Aksayakumara
  5. Dewantaka
  6. Narantaka
  7. Trisirah

Saudara

Selain itu, Rahwana memiliki enam saudara laki-laki dan dua saudara perempuan. Saudara-saudaranya tersebut terdiri dari tiga saudara kandung dan lima saudara tiri. Saudara-saudara Rahwana yaitu:
  1. Kubera, kakak tiri Rahwana, lain ibu namun satu ayah. Raja Alengka sebelum Rahwana. Ia merupakan dewa penjaga arah utara, sekaligus dewa kekayaan.
  2. Kumbakarna, adik kandung Rahwana. Rakshasa yang tidur selama enam bulan dan bangun selama enam bulan karena anugerah Brahma.
  3. Wibisana, adik kandung Rahwana. Penasihat di Kerajaan Alengka.
  4. Kara, adik tiri Rahwana. Raja dan pelindung perbatasan Alengka yang bernama Janasthan atau Yanasthana di Chitrakuta.
  5. Dusana, adik tiri Rahwana. Patih di Yanasthana.
  6. Ahirawana, adik tiri Rahwana. Raja di Patala.
  7. Kumbini, adik tiri Rahwana. Istri rakshasa Madhu, ibu dari Lawanasura.
  8. Surpanaka, adik kandung Rahwana. Rakshasi yang tinggal di Yanasthana, dilukai oleh Laksmana. Ia mengadu kepada Kara dan Rahwana, dan merupakan biang keladi yang menyebabkan permusuhan antara Rama dan Rahwana.


Sumber


Kaum Yahudi dan Ritual Pembunuhan (2-Habis)


 “Apabila seorang Yahudi membutuhkan hati, lalu apakah boleh diambilkan hati dari tubuh orang non Yahudi yang tidak berdosa demi menyelamatkan seorang warga Yahudi ? Taurat sangat mungkin memfirmankan bahwa perbuatan seperti itu adalah kosher (halal)”
 
Kata-kata di atas diucapkan oleh Rabbi Yitzhak Ginsburgh dan dilansir oleh media terkenal Israel, The Jewish Week, pada Jum’at, 26 April 1996. Nama Ginsburgh tentu bukanlah nama yang asing di kalangan Yahudi. Pria kelahiran tahun 1944 ini terkenal sebagai seorang Rabi Amerika yang lahir di Israel.
Buku-bukunya pun tersebar luas di kalangan Yahudi menjadi rujukan untuk mendalami agama Yahudi  seperti Adamah Shamayim Tehom, (1999) Ahava (2010) Al Yisrael Ga’avato  (1999)  Ani L’Dodi (1998) Kumi Ori (2006) Lahafoch Et Hachoshech L’ori (2004) dan masih banyak lagi.

Pernyataan Ginsburgh tersebut tentu menjadi kontroversial karena dikeluarkan untuk menjawab polemik seputar hukum menggunakan organ tubuh “manusia” di luar Yahudi. Penulis sengaja mengapit tanda kutip karena selama ini sejumlah literatur Yahudi sudah kadung memvonis bahwa orang non Yahudi lebih hina daripada babi yang sakit. Akan tetapi, jawaban Ginsburgh ternyata diluar perkiraan umat Yahudi pada umumnya. Dengan lantang, dekan sebuah Sekolah Agama Yahudi di Israel ini memberikan fatwa boleh dalam kasus ini. Ginsburg beralasan nyawa seorang Yahudi memiliki nilai yang tiada terkira. Maka, keselamatannya boleh diperjuangkan meski harus mengambil organ tubuh orang non Yahudi. Sekali lagi orang non Yahudi: “Karena Yahudi lebih suci dan unik dibanding dengan nyawa bangsa lain,” tandas Ginsburg.

Meski kebanyakan warga Israel menolak pandangan seperti ini, namun Rabbi Moshe Greenberg yang ahli tentang pandangan-pandangan kitab-kitab suci Israel, justru memperkuat alibi Ginsburg. Ia  menyatakan bahwa pemanfaatan organ tubuh seorang goyyim -suka tidak suka- memang dibolehkan karena firman-firman Yahudi mengamini itu. Lebih jauh Profseor dalam Hebrew University ini, seperti dikutip oleh Abdi Al Haqq dalam bukunya Israel Menjarah Organ Tubuh Muslim Palestina, menyatakan bahwa firman-firman kitab suci seperti itu murni masuk secara teoritis dalam kitab-kitab tersebut, karena pada waktu itu umat yahudi memang tidak kuasa untuk melaksanakannya. Namun, saat ini menurutnya hukum tersebut masih berlaku tidak saja ketika Yahudi sudah memiliki negara, namun ketika sudah kuat sekalipun.

Rupanya fakta yang selama ini ditutupi Yahudi satu per satu mulai muncul ke permukaan. Sikap cuci tangan Israel atas tuduhan pencurian organ tubuh muslim Palestina pun menjadi sangat naïf untuk didengar. DR. Yehuda Hiss, Direktur Kamar Mayat Israel antara tahun 1988 hingga 2004 menjadi salah satu Tokoh yang dianggap bertanggung jawab atas misteri yang menimpa organ tubuh muslim Palestina. Nasib pilu mesti dialami rakyat Palestina karena mereka tidak saja dizalimi, dibunuh, tapi mayatnya juga harus menjadi “tumbal” demi kepentigan Yahudi.


 Pada tahun 2000, koran Israel Yediot Ahronot sempat memuat laporan hasil investigasi yang mengungkapkan bahwa DR Yehuda Hiss kedapatan kerap mencopot organ tubuh tanpa izin. Mayat syuhada Palestina tersebut diisi dengan gagang sapu dan kapas yang dipotong-potong sebelum penguburan. DR Yehuda Hiss kemudian dituding terlibat dalam penjualan organ tubuh manusia yang terdiri dari kaki, paha, indung telur, payudara, hingga (maaf) buah zakar. Namun uniknya meski fakta demikian terang benderang hampir tidak ada tindakan yang dilakukan Pemerintah Israel atas fakta tersebut. Semakin kuat Israel memungkiri tindakan kejinya, semakin bukti berdatangan untuk memperkuat realita itu. Keluarga korban pun menuntut pertanggungjawaban dengan menyeret Israel ke Mahkamah internasional.

Sebuah tayangan video berdurasi 57 menit akhirnya berhasil mengungkap bagaimana DR. Yehuda Hiss memberikan “restu” untuk mencuri organ-organ tubuh, memberikan instruksi kepada para dokter untuk melakukan hal tersebut, dan terkadang dia sendiri yang melakukan pencurian organ tubuh. “Kami tidak akan mencongkel seluruh bagian bola mata, kami hanya akan memotong bagian kornea mata kemudian menutup kembali mata (jenazah),” kata Hiss dalam video itu. Israel murka, dan mengancam akan memperkarakan tiap wartawan yang mengangkat kasus itu.

Kasus pencurian organ muslim ternyata tidak saja terjadi di Palestina. September 2009, Amerika pernah dibuat gempar atas penangkapan seorang Rabi Yahudi do Amerika yang merupakan pimpinan mafia internasional perdagangan organ manusia dan penculikan anak-anak dari Aljazair oleh pihak kepolisian New York.

Pria Yahudi yang di tangkap tersebut merupakan salah satu dari sindikat yang terlibat dalam isu perdagangan organ yang terungkap baru-baru ini. Dr. Mustafa Khayati, direktur Komisi Nasional Aljazair untuk Peningkatan Kesehatan dan Pengembangan Penelitian, kepada harian “al Khabir” Aljazair, mengatakan, “Penangkapan mafia ini terjadi setelah penyelidikan Interpol menunjukkan bahwa anak-anak Aljazair diculik dari kota-kota barat Aljazair dan dibawa ke Maroko, untuk diselundupkan ginjal mereka ke “Israel” dan Amerika Serikat; dijual dengan harga antara 20 ribu dan 100 ribu dolar untuk setiap satu ginjalnya.”

Khayati menjelaskan geng ini sengaja menculik anak-anak dari Aljazair kemudian dilakukan operasi terhadap mereka di Maroko, sebelum diekspor dan dijual di entitas Zionis Israel dan Amerika Serikat. Para dokter yang aktif dalam masalah ini dibekali dengan peralatan yang diperlukan untuk melakukan operasi jenis ini. Tidak dijelaskan kapan terjadinya penangkapan seorang Yahudi Amerika yang memimpin aksi pencurian organ anak-anak Aljazair tersebut. Khayati menjelaskan bahwa penangkapan jaringan yang dipimpin oleh orang Yahudi ini tidak berarti bahwa bahaya telah berlalu; para spesialis dan pengamat ini menegaskan bahwa ada kelompok-kelompok Yahudi lainnya yang masih aktif di beberapa negara Arab.

Saetelah kasus ini menyeruak dikabarkan bahwa pemerintah AS meringkus sebanyak 44 orang, di antaranya adalah para Rabi Yahudi dan dan para pemimpin kota di wilayah New Jersey, setelah mereka dituduh terlibat dalam kegiatan pencucian uang dan penjualan organ tubuh manusia.

 Kasus tidak berhenti disitu. Harian terkemuka Swedia, Afonbladet sempat membuat berang Israel ketika menaikkan artikel berjudul “Mereka Merampas Organ Tubuh Anak-Anak Kami.” Dalam artikel itu disebutkan bahwa tentara-tentara Zionis menculik anak-anak muda Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Anak-anak muda itu dikembalikan lagi pada keluarganya dalam keadaan meninggal dunia dengan kondisi tubuh yang tidak lagi utuh.

Seorang lelaki Palestina asal kota Nablus, pada wartawan Aftonbladet mengaku bahwa kerabatnya dijadikan donor organ tubuh secara paksa oleh tentara-tentara Zionis. Tidak sedikit warga Palestina menjadi korban atas aksi biadab pasukan Zionis tersebut dan tidak bisa berbuat apa-apa. Selain itu Aftonbladet juga membeberkan peristiwa yang terjadi tahun 1992, ketika seorang aktivis muda Palestina ditangkap oleh tentara Zionis di kota Nablus. Aktivis itu ditembak di bagian dada, di perut dan di kedua kakinya kemudian dibawa ke tempat yang tidak diketahui oleh tentara-tentara Zionis itu.

Jenazah pemuda Palestina bernama Bilal itu baru ditemukan lima hari kemudian dalam kondisi mengenaskan. Menurut Aftonbladet, saat ditemukan, kondisi Bilal saat menyedihkan. Luka menganga di bagian dadanya menjadi bukti penyiksaan macam apa yang telah dialami Bilal.

Hingga kini para Rabi Yahudi mengklaim bahwa tindakan itu adalah sah bagi Israel. Mereka menilai Yahudi memiliki hak untuk melakukan pembunuhan atau penjualan organ tubuh muslim palestina dan anak-anak muslim lainnya dimanapun mereka berada. “Setiap orang Yahudi, yang menumpahkan darah orang durhaka (non-Yahudi), sama dengan mempersembahkan kurban kepada Allah.”  (Bammidber Raba, c 21 & Jalkut 772).

Entah sampai kapan hal ini terus terjadi? Kita yang bisa menjawab pertanyaan itu. Ya, kita umat Islam.


 SENIN 1 Mei 1989 mungkin menjadi hari yang tidak menyenangkan bagi presenter ternama, Oprah Winfrey. Tampil membawakan tema talk show kontroversial bertajuk Mexican Satanic Cult Murders, Oprah ditantang untuk menguak jaringan dan praktek ritual berdarah Yahudi di Chicago. Untuk itu, seorang pemudi Yahudi Chicago aseli Meksiko (29 tahun) dihadirkan demi memuaskan rasa penasaran pemirsa. Namun ia tidak berani mengungkapkan identitas aselinya. Ia memilih aman dengan menggunakan nama samaran, Rachel.

Apa yang terjadi? Sungguh diluar dugaan. Rachel mengungkapkan secara telanjang mengenai doktrin berdarah dalam tradisi olkutisme dalam agamanya. Ia sendiri mengaku sebagai salah satu pelaku yang turut berpartisipasi dalam ritual mengorbankan bayi. Yang menarik adalah, sang gadis muda itu tidak bepartisipasi dalam sekte okult manapun, tapi dia melakukannya karena memang dia seorang Yahudi.

“Orang tentunya mengira anda adalah seorang Yahudi yang baik, namun ternyata kalian semua memuja setan di dalam rumah kalian?” selidik Oprah tidak percaya. Dan Rachel kemudian menegaskan, “Benar. Ada banyak keluarga Yahudi lainnya di seluruh Amerika Serikat yang melakukan hal itu, bukan hanya keluarga saya.”

Artinya, Rachel merasa bahwa praktik keji ini tidak hanya menjadi monopoli keluarganya, tapi juga jamak dilakukan oleh keluarga Yahudi manapun di dunia. Bahkan Rachel turut menuding ritual pembunuhan terhadap bayi ini terkait erat dengan kasus pembunuhan yang melenyapkan nyawa tiga belas orang di Matomoros, Meksiko

Mendengar penjelasan Rachel, sontak presenter berkulit hitam itu terkejut. Ia mengaku hari itu adalah kali pertama ia mendengar tentang orang Yahudi mengorbankan anak-anak. Rachel sendiri merasa terpaksa melakukan hal itu. Tidak ada sedikitpun niatnya untuk menghabisi nyawa makhluk tak berdosa seperti bayi. “Ketika saya masih sangat muda, saya dipaksa untuk berpartisipasi dalam ritual itu, dan yang saya harus mau mengorbankan bayi,” kenangnya.

Akibat kuatnya intensitas ritual pembunuhan bayi tersebut, Rachel mengalami kemerosotan jiwa yang mendalam. Adegan pembunuhan mengerikan yang tiap saat dilakukanya turut berdampak terhadap kondisi psikologisnya. Dokter memvonisnya mengidap kepribadian ganda. Kini, Rachel pun diharuskan mengikuti proses terapi psikiatri guna memulihkan kondisi mentalnya.

Kasus tidak berhenti di situ. Pasalnya, Rachel kemudian membocorkan sebuah rahasia bahwa sejumlah aparat keamanan turut bertanggungjawab terhadap masalah ini. Menurutnya, pihak kepolisian sudah mengetahui ritual-ritual kriminal yang dilakukan oleh kelompok Yahudi, namun tekanan dari otoritas keamanan Amerika yang telah dikuasai Yahudi membuat tradisi okult ini berjalan tanpa pernah ada tindakan pencegahan.

Tak selang berapa lama, kasus ini pun menjadi pemberitaan hangat di Amerika. Kelompok Yahudi mengecam Oprah Winfrey yang dituding melakukan propaganda antisemit. Sikap ‘riang’ Oprah saat wawancara Rachel membuat kelompok Yahudi berang bukan kepalang. Stasiun televisi di seluruh negeri seperti New York, Los Angeles, Houston, Cleveland, Washington DC pun ikut menjadi pelampiasan atas kemarahan kaum Yahudi. Mereka kemudian menuntut Oprah meminta maaf karena telah menayangkan acara yang dapat membuat Yahudi berada dalam ancaman. Oprah tidak bisa berbuat banyak. Jaringan media yang hampir seluruhnya dikuasai Yahudi membuat wanita kelahiran 1954 itu mengutararakan penyesalannya.


 “Kami semua puas bahwa Oprah Winfrey dan stafnya tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun dan bahwa Oprah benar-benar menyesal karena pelanggaran atau kesalahpahamannya, ” kata pemimpin komunitas garis keras Yahudi, Anti Defamation League, Barry Morrison.

Namun apa yang dilakukan Oprah berbanding terbalik dengan Rachel. Ia akhirnya membuka identitas aselinya dan semua orang tahu bahwa Rachel adalah nama samaran dari Vicky Polin. Setelah selesai menjalani terapi psikologis, ia tampil kedepan dengan mendirikan pusat rehabilitasi dan advokasi bagi orang-orang yang memiliki nasib sama dengannya. Polin menamakannya: The Awarennes Centre. Baginya, kegilaan ajaran okultisme Yahudi harus diungkap.

Melalui situs Web-nya, www.theawarenesscenter.org, Polin menerima keluhan dari Yahudi di seluruh dunia. Dia mengatakan situs ini dikunjungi oleh sekitar 15.000 orang setiap bulan dan terlibat dalam proyek-proyek konseling sekira 60-80 jam pe rminggu. Namun meski mendapatkan banyak dukungan, sebagian Rabi dan tokoh Yahudi turut mengecamnya. Mereka menilai Polin berusaha membalaskan dendamnya kepada Yahudi. “Di beberapa tempat, kami dipandang sebagai pahlawan dan dalam beberapa kita dipandang sebagai gila atau ingin membalas dendam,” tandasnya seperti dikutip dari The Jewish Week, Maret 2004.

Tantangan Polin untuk menyadarkan aktor-aktor pembunuh maupun para korban yang selamat, bisa dikata terbilang berat. Kasus demi kasus terus terjadi sampai saat ini. Ada yang terungkap, ada pula yang berhenti di tengah jalan. Kegigihan keluarga korban menjadi salah satu kunci dalam membuka praktik-praktik sadis seperti ini.

Di daerah asalnya sendiri, Meksiko, kasus pembunuh yang berlandaskan tradisi olkutisme masih sering terjadi. Pada akhir Maret 2012, misalnya, Meksiko kembali dikejutkan dengan penangkapan tujuh anggota kultus setan yang diduga mengorbankan anak laki-laki berumur 10 tahun dan seorang wanita 44 tahun. Pemimpin kelompok itu adalah Silvia Meraz. Ia meyakini bahwa mempersembahkan korban manusia untuk Kultus Kematian Kudus (La Santa Mmuerte) akan membawa berkah berupa keuntungan ekonomi dan kesehatan bagi mereka. Kasus ini sendiri terungkap setelah Jaksa membuka investigasi atas aduan dari pihak keluarga dimana kolega mereka yang bernama Yesus Octavio Martinez dilaporkan hilang selama 10 tahun.


 Para tersangka lainnya mengaku bahwa Meraz membujuk enam anggota keluarga untuk membunuh tiga orang pada waktu yang berbeda, yakni membunuh seorang wanita dewasa dan dua anak-anak. Meraz adalah penghasut dari tiga pembunuhan dan berpartisipasi langsung dalam dua dari pembunuhan, kata Jose Larrinaga, Juru Bicara Jaksa Agung Meskiko.

“Ritual itu diadakan pada malam hari, mereka menyalakan lilin. Kemudian mereka mengiris nadi korban, sementara mereka masih hidup. Kemudian mereka menunggu korban kehabisan darah sampai mati, dan mengumpulkan darah di sebuah tempat. Ada pula yang dipotong lehernya. Preferensi wanita itu untuk memotong leher korban, dengan alasan bahwa Kematian Kudus lebih suka seperti itu dan akan memberitahu mereka di mana ada uang untuk mencuri, yang akan menjadi bagian dari hadiah atas persembahan mereka,” sambung Larrinaga seperti dilansir unmid.com

Kultus Kematian Kudus, populer di kalangan pedagang obat bius dan beberapa penjahat Meksiko lainnya, adalah campuran dari agama Kristen, tradisi India dan kepercayaan Paganisme yang muncul pada 1940-an di lingkungan Kota miskin Meksiko dan kemudian menyebar di seluruh negeri. Sekte ini telah dikutuk oleh Vatikan dan tidak diakui sebagai aliran Kristiani oleh pemerintah Meksiko. Mereka mengklaim memiliki lima juta anggota di seluruh dunia, memiliki gereja utamanya di Mexico City.


 SENIN, 23 Januari 2006 ada pemandangan tidak biasa di Malaysia. Dewan Fatwa Nasional negara Malaysia, mengeluarkan fatwa berisi pelarangan bagi umat Islam di negara jiran itu untuk ikut ambil bagian dalam jenis musik heavy metal terutama yang beraliran black metal. Pelarangan ini pasti bukan tanpa sebab. Para ulama Malaysia memang terkenal tegas pada akidah. Benar saja, Dewan Fatwa menganggap Black Metal telah memasukkan unsur-unsur ‘pemujaan setan’ dan sumpah serapah terhadap Tuhan. Selain itu, grup musik yang beraliran metal ini cenderung melakukan pelanggaran yang diatur norma agama seperti minum minuman beralkohol dan seks bebas.

Black metal sendiri muncul pada awal tahun 1980an, mendahului munculnya aliran-aliran musik metal ekstrim yang makin beragam dan ikut melibatkan unsur permainan ‘Ilmu Hitam’. Akar musik black metal ini diciptakan oleh seorang gitaris asal Norwegia Øystein Aarseth (1968–1993). Ia menyebarkan kampanye anti Kristen, menghina Tuhan dan mengagungkan setan lewat lagu-lagunya. Musik ini kemudian mulai mendapat perhatian di Malaysia pada 2001 setelah sejumlah media massa mengekspos berita seorang anak muda penggemar musik black mulai melakukan ritual minum darah.

Darah sendiri memang memiliki tempat tersendiri dalam jamuan paganisme maupun berbagai aliran musik yang menyertakan peran Yahudi dibaliknya. Januari 2012, misalnya, Dailymail sempat melansir pengakuan salah satu pekerja Hotel Intercontinental, London yang melihat Ratu Illuminati yang juga pennayi kontroversial Lady Gaga meninggalkan cairan mirip darah dalam jumlah besar di bak mandi hotel. Sumber lainnya juga mengungkapkan bahwa semua staf hotel sangat yakin Gaga telah mandi di sana, atau setidaknya menggunakan cairan itu untuk mendandani kostumnya yang selalu super aneh di atas panggung.

Tidak hanya itu, jika anda pernah melihat rekaman konser Lady Gaga di New York (durasi dua jam) kita dapat menyimpulkan betapa pintarnya Gaga menyelipkan berbagai macam penerjemahan Teologi Yahudi baik dalam simbol, lirik, maupun tarian. Setelah konser berlangsung selama 1 jam, Gaga pun tampil dengan kostum minimalis dengan simbahan darah merah di tubuhnya.

 
 Pertanyaannya adalah kenapa darah menjadi sedemikian penting dalam Yahudi? Arnold Lesse pengarang Jewish Ritual Murder memiliki jawabannya. Menurutnya, meskipun kebencian terhadap Goyyim menjadi motif utama Yahudi melaksanakan ritual darahnya, namun tradisi yang mengasosiasikan darah sebagai ide penebusan dosa juga tidak bisa dipinggirkan. Lesse menjelaskan bahwa berkembang pemikiran di beberapa orang Yahudi bahwa mereka tidak dapat diselamatkan atau kembali ke Bukit Sion kecuali setiap tahun darah seorang Kristen harus ditumpaghan demi konsumsi ritual.

Prof. Dr Ahmad Syarkawi, dalam bukunya Talmud: Kitab Hitam Yahudi Yang Menggemparkan menjelaskan fakta Arnold Lesse sebelumnya bahwa ide penebussan dosa (atonement) menjadi pemicu dibalik serangkaian aksi penghabisan nyawa non Yahudi. Dalam bab yang berjudul Tidak Boleh Hari Raya Berlalu Begitu Saja Tanpa Memukul Leher Seorang Nasrani dijelaskan bahwa  Rabbi Eliezar berkata. “Boleh memotong kepala orang bodoh (seorang penduduk dunia fana] pada hari raya Atonement jika hari itu bertepatan dengan hari Sabtu. Lalu muridmuridnya berkata, “Wahai Rabbi, apakah itu sama dengan kurban?” la menjawab, “Benar sekali, karena suatu keharusan untuk melakukan sembahyang pada saat melakukan acara ritual kurban, dan tidak perlu lagi shalat ketika sudah dipukul leher seorang tertentu.”

Pada dasarnya asosiasi penebusan dosa dengan darah ini juga menyebar di ajran Mormon. Michael Newton dalam Journal of Psychohistory 24 (2) Fall 1996, menjelaskan bahwa Hal yang paling dekat ke upacara pengorbanan manusia di antara para pemukim kulit putih dari Amerika Utara, setidaknya sampai abad ini, ditemukan dalam doktrin “penebusan darah” pemeluk Mormon, yang berasal dari tahun 1850-an. Joseph Smith salah satu perintis ajaran Mormon mengatakan ada dosa dari pria yang mereka tidak dapat menerima pengampunan di dunia ini atau di dunia yang akan datang, “dan jika mereka memiliki mata, mereka akan terbuka untuk melihat kondisi mereka yang sebenarnya, mereka akan sangat bersedia untuk menumpahkan darah yang asapnya mungkin naik ke surga sebagai penghapusan dosa mereka,” katanya.

Hingga kini, ritual pembunuhan Yahudi masih menjadi misteri. Beberapa kelompok Yahudi menolak klaim ini. Stephen Prothero, profesor bidang agama dari Boston University, memicu titik balik dalam sejarah Yahudi pada tahun 1840, setelah orang-orang Yahudi di Damaskus dituduh melakukan ritual membunuh seorang biarawan Katolik. “Untuk pertama kalinya, pemimpin Yahudi dari seluruh Eropa dan Amerika Serikat terorganisir dalam kegiatan anti-Yahudi,” kata Prothero, mengutip buku Jewish Literacy karya Joseph Telushkin.


Mary C Boys, profesor pada Union Theological Seminary yang telah mempelajari sejarah terkait ritual darah ini juga menolak klaim ini. Ia menyatakan ‘mitos’ ini berkaitan dengan sikap menyalahkan orang
Yahudi atas kematian Yesus dan pencemaran orang Yahudi. “Banyak hal seperti ini adalah karena ketidaktahuan, tetapi anggapan ini terus hidup hingga saat ini,” katanya. Fitnah darah juga dikaitkan dengan tuduhan bahwa orang Yahudi menggunakan darah orang non-Yahudi untuk membuat matzoh, atau roti tidak beragi, dan anggur. Ia mengatakan bahwa mitos fitnah darah mulai berhembus dari abad pertengahan Eropa,” lanjutnya.

Namun ditengah sanggahan yang dikeluarkan kelompok Yahudi, sebagian rabbi lainnya turut mengamini ritual pembunuhan Yahudi. Mereka menyatakan persembahan orang Non Yahudi diakui secara sah di dalam Talmud. Karenanya tidak heran Rabi Yahudi Yitzhak Shapiro termasuk rabbi yang meyetujui menyatakan pembunuhan terhadap anak-anak Palestina, bahkan bayi sekalipun. “Tidak ada sesuatu yang salah terhadap pembunuhan itu,” tegasnya dalam bukunya The King’s of Torah. 

Talmud sebagai kitab utama para rabbi Yahudi saat ini menguraikan sejumlah ayat-ayat ritual sebagai landasan teologis pembunuhan para goyyim. Kitab Israel (177.b), misalnya,  menganjurkan bahwa pembunuh orang non Yahudi akan mendapatkan pahala di sisi Tuhan, “Burulah kehidupan Kliphoth, lalu bunuhlah ia, maka Allah akan ridha padamu, sebagaimana orang yang mempersembahkan kemenyan harum padanya.” Sedangkan Kitab Yalkut Simoni berkata bahwa semua orang yang menumpahkan darah orang yang tidak bertakwa (non-Yahudi), amalnya makbul di sisi Allah sebagaimana orang yang mempersembahkan kurban kepada Allah.

Zohar (II/43.a) sebagai kitab rujukan Yahudi juga turut memberikan payung dengan mendompleng nama Nabi Musa. Dalam  Zohar (II/43.a) Musa memerintahkan untuk mengganti satu ekor keledai yang lahir pertama kali sebagai ganti dari kurban penyembelihan bayi manusia: Yang dimaksud dengan keledai di sini adalah semua orang yang bukan Yahudi yang berkurban dengan menyembelih bayi,sedang ia adalah dongeng Israel yang kacau. Akan tetapi, bila non-Yahudi menolak untuk berkurban pada waktu itu, maka tulang belakangnya dipecahkan. Mereka harus dihapuskan dan daftar orang hidup. karena sudah dikatakan tentang mereka. “Barangsiapa yang berdosa dengan melawan aku. maka aku akan menghapuskannya dari daftar orang hidup.”

Dan orang-orang Yahudi yang telah membunuh golongan diluarkan akan menempati surga tertinggi. Dalam Zohar (I/38.b dan 39.a) disebutkan: Pada istana-istana surga yang empat akan hidup mereka yang bersedih hati di atas Sion dan Yerussalem, dan semua orang yang memusnahkan bangsa-bangsa penyambah berhala …dan mereka yang membunuh bangsa penyembah berhala akan memakai pakaian-pakaian kekaisaran agar mereka menjadi istimewa dan bangga.

Masih banyak berbagai data dan fakta mengenai ritual ini. Dan umat Islam, masyarakat luas, dan siapapun itu yang peduli atas nyawa manusia tak berdosa, harus terus waspada mengingat hingga kini ritual pembunuhan Yahudi masih terus berlangsung. Allahua’lam


Sumber


Copyright @ 2013 PEJUANG ISLAM.