Kamis, 09 Januari 2014

Tiwanaku & Pumapunku (1)

Tiwanaku adalah ibukota kerajaan pra-Hispanik paling kuat dan salah satu peradaban besar Amerika kuno. Ditinggalkan selama hampir 1.000 tahun, tiwanaku ditemukan kembali pada tahun 1549. Salah satu prekursor paling penting untuk Kekaisaran Inca, reruntuhan dari situs arkelogi pra-Columbus yang sangat penting ini terletak di Altiplano Barat Bolivia di Amerika Selatan.


Misteri
Tiwanaku (juga disebut Tiahuanaco) telah menjadi misteri selama beberapa generasi karena teknologi batunya yang khas. Ia juga memiliki teori-teori asal yang fantastis. Sekitar tahun 400 AD, Kota ini berdiri megah di atas padang rumput selatan basin Titicaca, di Lembah Tiwanaku dan dikelilingi oleh struktur arsitektur seperti istana, kuil dan piramida, juga rumah-rumah dan bangunan bangunan lain serta jalan-jalan.

Komplek kuil Kalasasaya 

Tapi, pertanyaan yang sering datang ke pikiran adalah: siapa yang membangun struktur raksasa ini, di daerah yang tinggi dan dingin, dengan sumber daya alam, di mana tanaman utama seperti kapas, jagung dan buah-buahan tidak dapat tumbuh? Siapakah penduduk asli yang memibangun Tiwanaku dan tinggal di sana selama 1.500 tahun? Dan bagaimana peradaban mereka menghilang, meninggalkan struktur misterius ini?

Gerbang Matahari
Berbagai Teori

Dimulai sebagai pemukiman kecil, Tiwanaku adalah kekuatan politik utama di basin Titicaca tahun 300 BC dan terus tumbuh. Penelitian awal menunjukkan bahwa kota ini awalnya dibangun di pantai Pasifik sekitar 1500 BC. Kota ini memasuki fase yang paling kuat di abad ke-8 Masehi, ketika puluhan koloni dan desa-desa didirikan di seluruh wilayah Danau Titicaca.


Ada sebuah teori yang mungkin menjelaskan bagaimana struktur raksasa ini dibangun. Idenya adalah bahwa orang-orang Tiwanaku menetap di daerah koloni yang jauhnya berkilo kilometer dari Altiplano, untuk menumbuhkan/menanam tanaman dan produk lain yang tidak tersedia/tidak dapat tumbuh di Altiplano. Dari koloni-koloni ini mereka mengawasi pekerjaan konstruksi di Altlipano. Mereka menggunakan teknik-teknik kuno untuk mengubah saluran rawa dari daerah danau menjadi tanah yang kaya dan pertanian yang produktif. Arkeolog telah menemukan ladang ladang di seluruh wilayah Tiwanaku, yang menyediakan basis pertanian menguntungkan bagi Kekaisaran Tiwanaku.

Kota ini didominasi oleh sebuah piramida, platform besar bertingkat, yang disebut Akapana. Puing puing piramida setinggi 59-kaki inii menunjukkan bahwa piramida ini adalah yang terbesar dari semua bangunan.


(Bersambung)

Penemuan Teknologi yang Hilang? (Kastil Koral)

Kastil Koral merupakan sebuah monumen terbuat dari batu yang dibuat oleh seorang Amerika Latvia misterius bernama Edward Leedskalnin (1887-1951) yang tinggal di wilayah utara kota Homestead, Florida di Negara Miami-Dade pada persimpangan Jalan Dixie Selatan (A.S. 1) dan Jalan SW 157th. Struktur tersebut terbuat dari batu megalit (kebanyakan batu kapur yang berasal dari koral/karang), dengan berbagai ukuran. Bangunan ini digunakan sebagai sebuah pengorasian lokawisata pribadi. Kastil Koral terkenal karena diceritakan bahwa bangunan tersebut dibangun seorang diri oleh Leedskalnin menggunakan magnet terbalik dan/atau kemampuan supranatural untuk memindahkan banyak batu berukuran ton dan mengukirnya


Sejarah

Edward Leedskalnin lahir di Latvia, sebuah negara kecil di Eropa. Suatu hari ketika usianya 25 tahun, ia dikejutkan oleh keputusan tunangannya, Agnes Scuffs, yang berusia 16 tahun yang memutuskan untuk membatalkan pernikahan mereka hanya satu hari menjelang hari pernikahan akan dilangsungkan.

Edward yang patah hati lalu meninggalkan Latvia dan menetap di Amerika. Setelah itu, ia menghabiskan sekitar 30 tahun berikutnya untuk membangun Coral Castle yang termashyur.

Kastil Koral sendiri adalah sebuah struktur bebatuan yang terletak di Homestead, Florida. Struktur ini terdiri dari batu-batu megalitik yang masing-masing memiliki berat beberapa ton. Kebanyakan batu yang digunakan adalah jenis batu oolite yang mengandung fosil cangkang dan koral.

Pada awalnya, Coral castle dibangun di sebuah kota kecil bernama Kota Florida. Namun pada tahun 1936, lokasi Coral Castle dipindahkan ke Homestead dimana bangunan itu kemudian memperoleh kemashyurannya. Butuh waktu selama tiga tahun untuk memindahkan semua bebatuan yang ada di tempat itu ke rumah barunya.

Di Homestead, Edward melanjutkan pekerjaannya membangun Kastil Koral hingga kematiannya di tahun 1951.


Struktur

Sejumlah batu-batu vertikal yang masing-masing memiliki tinggi 2,4 meter dan membentuk perimeter di dalam kompleks Kastil Koral. Masing-masing batu vertikal ini dipotong dengan presisi yang luar biasa sehingga masing-masing batu memiliki tinggi yang sama persis. Bukan itu saja, ketika badai Andrew berkategori 5 (paling mematikan) menyerang dan memporakporandakan Florida, tidak ada satupun batu itu yang bergeser dari posisinya. Di dalam area Kastil Koral juga ada menara dua lantai yang masing-masing terdiri dari batu-batu setinggi 2,4 meter yang disusun menjadi menjadi tempat tinggal Edward. Total berat menara ini adalah 243 ton
Gerbang batu

Selain menara tersebut, ada satu karya yang menunjukkan kehebatan Edward, yaitu sebuah pintu gerbang batu seberat 8,2 ton. Gerbang itu dibuat dengan keseimbangan yang sedemikian sempurnanya sehingga seorang anak kecil bisa membuka gerbang itu hanya dengan mendorongnya dengan ujung jari. Misteri gerbang ini telah membingungkan banyak orang hingga suatu hari gerbang itu tiba-tiba berhenti bekerja pada tanggal 23 Juli 1986.

Pernyataan Edward yang mengatakan bahwa ia telah menemukan rahasia piramida telah membuat rahasia Coral Castle menjadi semakin misterius. Karena Edward sendiri adalah seorang yang misterius, banyak yang menafsirkan pernyataan ini dalam kerangka esoterik atau mistik.


David Hatcher Childress, penulis buku Anty Gravity and The World Grid, memiliki teori yang menarik. Menurutnya wilayah Florida Selatan yang menjadi lokasi Coral Castle memiliki diamagnetik kuat yang bisa membuat sebuah objek melayang. Apalagi wilayah Florida selatan masih dianggap sebagai bagian dari segitiga bermuda. David percaya bahwa Edward Leedskalnin menggunakan prinsip diamagnetik jaring bumi yang memampukannya mengangkat batu besar dengan menggunakan pusat massa. David juga merujuk pada buku catatan Edward yang ditemukan yang memang menunjukkan adanya skema-skema magnetik dan eksperimen listrik di dalamnya. Walaupun pernyataan David berbau sains, namun prinsip-prinsip esoterik masih terlihat jelas di dalamnya.
 
 Penulis lain bernama Ray Stoner juga mendukung teori ini. Ia bahkan percaya kalau Edward memindahkan Coral Castle ke Homestead karena ia menyadari adanya kesalahan perhitungan matematika dalam penentuan lokasi Coral Castle. Jadi ia memindahkannya ke wilayah yang memiliki keuntungan dalam segi kekuatan magnetik.

Hingga kematiannya, Edward tidak pernah menceritakan rahasianya kepada orang lain. Jika ditanya, ia hanya menjawab,"Sebenarnya tidaklah sulit jika kamu tahu caranya." Sepertinya ia memang sangat menjaga kerahasiaan pekerjaannya. Ia kebanyakan bekerja pada malam hari dimana tidak ada satu orang pun yang bisa melihatnya. Seringkali, walaupun tidak selalu, ketika ia merasa ada yang mengamatinya bekerja, ia akan segera menghentikan pekerjaannya.

Website resmi Coral Castle menulis "Jika ada yang bertanya kepada Ed bagaimana caranya ia memindahkan batu-batu Koral itu, maka Ed akan menjawab bahwa ia mengerti hukum berat dan gaya ungkit."
Pendapat AMJG

Benarkah Edward Leedskalnin membangun istana koralnya seorang diri? Ada satu detail yang hampir semua sepakat yaitu tentang: Leedskalnin orang yang tertutup, menghabiskan hampir tiga puluh tahun bekerja sebagian besar di malam hari dan jauh dari orang lain, tidak ada yang benar-benar melihat dia memindahkan koral. Karena tidak ada yang melihat blok batu-batu koral benar-benar dipindahkan, tidak ada yang bisa menyatakan dengan pasti bahwa pembangunan itu dilakukan oleh Leedskalnin saja. Klaim bahwa Leedskalnin tidak menggunakan peralatan modern (pasca-1920) jelas benar, tetapi kesalahannya terletak dalam asumsi bahwa alat-alat modern wajib diperlukan untuk memindahkan blok batu koral yang besar.
Akhirnya (dan ironisnya) solusi pembangunan kastil koral ini mungkin terletak pada penjelasan sederhana dari Leedskalnin sendiri: bahwa ia menggunakan prinsip berat dan gaya ungkit. Jika dia memang jujur berkata bahwa "Saya telah menemukan rahasia piramida," maka artinya dia menggunakan metode yang sama dengan yang digunakan oleh orang Mesir kuno. Metode pembangunan piramida Mesir telah dipahami dengan baik. (baca, misalnya, buku yang ditulis oleh Mark Lehner  "The Pyramids Complete" th 1997).

Foto-foto tentang adanya tripod besar, katrol, dan mesin derek di lokasi Coral Castle, memang dapat digunakan untuk memindahkan benda-benda bermassa besar hanya dengan menggunakan prinsip fisika yang sederhana. Beberapa situs (seperti disini) menunjukkan bagaimana bobot besar dapat dipindahkan oleh satu atau dua orang  hanya dengan menggunakan prinsip-prinsip fisika sederhana. (Jangan bandingkan dengan pembangunan piramida mesir, ada perbedaan besar dalam berat, material, dan kompleksitas antara blok batu koral dengan blok batu-batu besar yang digunakan di piramida besar di Giza. Batu koral keropos, dan blok besar batu koral akan tampak lebih berat dibandingkan berat sebenarnya)
Banyak orang-orang yang terlalu arogan dengan menganggap bahwa mereka yang hidup pada jaman dulu (seperti Leedskalnin, Maya, Inca, atau Mesir kuno) tidak pintar atau cukup akal untuk menciptakan rekayasa atau prestasi yang mengesankan tanpa bantuan extraterrestial atau kekuatan misterius. Pandangan bahwa bangsa-bangsa jaman dulu dibantu oleh teknologi mahluk luar angkasa dan lain-lain, sebenarnya sangat meremehkan kecerdasan manusia bumi itu sendiri. Jika para ilmuwan belum menjelaskan Kastil Koral secara khusus, itu karena memang hanya ada sedikit yang perlu untuk "dijelaskan." Misteri Kastil Koral tampaknya hanya masalah informasi buruk dari orang-orang yang menolak realitas ilmu pengetahuan dan hanya mendukung mitos-mitos yang fantastis.


Wallahualam


Sumber

Batu - Batu Raksasa Buatan (3-Habis)

Monolit Terberat Yang Belum Dipindahkan
 
Di bawah ini adalah lima monolit terberat yang masih berada ditempat asal mereka di tambang. Alasan monolit ini belum atau tidak dipindahkan bermacam macam. Ada yang karena cacat, atau karena proyek pembangunannya yang tidak pernah terselesaikan.

1. Monolit Yangshan


Tambang batu Yangshan (Cina: 阳山 碑 材; Pinyin: Yangshan bei cai; harfiah "Bahan Prasati Yangshan") adalah sebuah tambang batu kuno dekat Nanjing, Cina, saat ini dipertahankan sebagai situs bersejarah. Digunakan selama berabad-abad sebagai sumber batu untuk bangunan dan monumen dari Nanjing. Tambang terkenal dengan prasati raksasa yang belum selesai dengan berat 1625 ton dan panjang 30,35 meter, lebar 13 meter serta tinggi 16 meter. Monolit raksasa ini ditinggalkan pada masa pemerintahan Kaisar Yongle di abad 15 awal. Proyek ini dipandang oleh beberapa sebagai contoh yang sempurna dari semangat megalomaniak era Yongle, yang membuat proyek raksasa lainnya termasuk peluncuran Armada Harta Karun, ekspedisi Zheng He dan pembangunan Kota Terlarang di Beijing.

2. Unnamed Monolith


Sebuah monolit kuno kedua ditemukan di tambang yang sama dengan batu wanita hamil yang terkenal, pada 1990-an. Dengan berat diperkirakan mencapai 1.242 ton, panjang 20,5 meter lebar 4,56 meter dan tinggi 4,5 meter. Dimensi ini melebihi besar dimensi Batu Wanita Hamil yang ditemukan lebih dulu.

3. Unfinished Obelisk


Obelisk yang belum selesai ini adalah obelisk kuno yang dikenal terbesar, terletak di wilayah utara tambang batu Mesir kuno di Aswan (Assuan), Mesir. Tidak diketahui Firaun manakah yang memerintahkan pembuatan struktur ini. Obelisk ini hampir sepertiga kali lebih besar daripada obelisk Mesir kuno yang pernah didirikan. Jika selesai maka obelisk ini akan memiliki panjang sekitar 42 m (sekitar 137 kaki) dan berat hampir 1.200 ton. Arkeolog berspekulasi obelisk ini dimaksudkan untuk melengkapi Obelisk yang disebut Lateran yang semula ditempatkan di Karnak dan sekarang berada diluar istana lateran di Roma. (Thutmose III obelisk di Lateran, Roma: 105 ft)

Pembuat obelisk mulai mengukir langsung dari batuan dasar, namun retak muncul di batu granit ini dan proyek itu ditinggalkan. Sisi bawah obelisk masih melekat pada batuan dasar. Obelisk yang belum selesai menawarkan wawasan mengenai teknik penambangan batu Mesir kuno, dengan tanda dari alat pekerja masih terlihat jelas demikian juga dengan garis oranye yang menandai di mana mereka bekerja.













4. Stone of the South


Batu Wanita Hamil (Stone of the Pregnant Woman, atau bahasa Arab: Hadjar el Hibla) atau Batu Selatan adalah monolit sisa di Baalbek (Heliopolis kuno), Libanon. Bersama dengan blok batu kuno lain di dekatnya, batu ini adalah salah satu monolit terbesar yang pernah ditambang manusia. Dua blok batu bangunan ini mungkin dimaksudkan untuk tambahan yang disebut trilithon. Masih belum jelas siapakah penambang batu batu besar ini, karena sebagian ahli berpendapat bahwa yunani dan romawi datang belakangan sesudah batu batu ini ada.

5. Mons Claudianus Column

Mons Claudianus adalah sebuah tambang Romawi di gurun timur Mesir. Selainterdapat sebuah situs penggalian, disini terletak juga bekas pemukiman penduduk dan pekerja. Granodiorite ditambang untuk Kekaisaran Romawi di mana ia digunakan sebagai bahan bangunan. Mons Claudianus terletak di pegunungan gurun Mesir Timur antara Laut Merah dan Qena. Hari ini wisatawan dapat melihat fragmen granit, dengan beberapa artefak seperti kolom yang rusak. Sejumlah teks tertulis di atas keramik rusak (ostraca) juga ditemukan di situs.





(Tamat)

Sumber

Batu - Batu Raksasa Buatan (2)

4. Colossi of Memnon


Patung-patung kembar ini menggambarkan Amenhotep III (abad ke-14 SM fl.) dalam posisi duduk, tangannya bertumpu pada lutut dan tatapannya menghadap ke arah timur kearah sungai. Patung-patung yang dibuat dari blok tunggal batu pasir kuarsit yang digali di el-el-Ahmar Gabal (dekat Kairo modern) dan diangkut 675 km (420 mil) lewat darat ke Thebes.  Blok-blok batu yang lebih kecil kemudian digunakan oleh insinyur Romawi (yang datang kemudian) untuk merekonstruksi patung sebelah timur mungkin berasal dari Edfu (utara Aswan). Termasuk platform batu di mana mereka berdiri - sekitar 4 m (13 ft) - sedangkan colossi menjulang 18 m (60 kaki) tingginya dan berat masing masing diperkirakan 720 ton. Kedua colossi terpisah sekitar 15 m (50 kaki).

Kedua patung cukup rusak, dengan fitur di atas pinggang hampir tak bisa dikenali. Patung sebelah barat adalah sepotong batu tunggal, tetapi patung timur yang memiliki celah besar di bagian bawah dan di atas pinggang terdiri dari berbagai jenis batu pasir, dan itu adalah hasil dari upaya (Kekaisaran Romawi) untuk merekonstruksinya. Diyakini bahwa awalnya dua patung ini identik satu sama lain, meskipun prasasti dan pahatannya mungkin bervariasi.

 Fungsi asli dari Colossi adalah sebagai penjaga pintu masuk kuil pemakaman Amenhotep sebuah pusat kultus besar dibangun selama hidup Firaun, tempat ia dipuja sebagai dewa-di-bumi baik sebelum dan setelah kepergiannya dari dunia ini. Pada masa itu, kompleks kuil ini adalah yang terbesar dan paling mewah di Mesir. Meliputi total 35 hektar, bahkan kemudian saingannya seperti Ramses II Ramesseum atau Ramses III Medinet Habu tidak dapat mengalahkannya dalam hal luas daerah, bahkan Kuil Karnak, yang dibangun di masa Amenhotep, lebih kecil.
5. Kolom Alexander

Kolom Alexander dibangun antara 1830 dan 1834, dirancang oleh Auguste, arsitek kelahiran de Montferrand, Perancis,  dengan arsitek Antonio Adamini kelahiran Swiss, dan diresmikan pada tanggal 30 Agustus 1834. Monumen - yang tertinggi dari jenisnya di dunia - ini, tingginya mencapai  47,5 m (155 kaki 8 in) dan diatasnya terdapat patung malaikat memegang salib. Patung malaikat itu dirancang oleh pematung Rusia Boris Orlovsky. Wajah malaikat dibuat mirip dengan wajah Kaisar Alexander I.













Kolom adalah sepotong granit merah, panjangnya 25,45 m (83 ft 6 in) m dan diameternya sekitar 3,5 (11 ft 5 in). Granit monolit ini diperoleh dari Virolahti, Finlandia dan pada tahun 1832 diangkut melalui laut ke Saint Petersburg, dengan tongkang yang dirancang khusus untuk tujuan ini. Tanpa bantuan crane modern dan mesin berat lainnya, kolom yang beratnya 661 ton ini, didirikan oleh 3.000 pria di bawah bimbingan William Handyside dalam waktu kurang dari 2 jam.



(Bersambung)

Batu - Batu Raksasa Buatan (1)

Postingan ini adalah daftar monolit yang disusun berdasarkan ukuran dan berat blok batu terbesar di suatu situs. Sebuah monolit adalah batu besar yang telah digunakan untuk membangun struktur atau monumen, baik sendiri atau bersama-sama dengan batu lainnya. Dalam daftar ini setidaknya satu batu kolosal lebih dari sepuluh ton telah dipindahkan untuk menciptakan struktur atau monumen.

Dalam kebanyakan kasus peradaban kuno mungkin memiliki sedikit, jika ada, teknologi canggih yang akan membantu memindahkan sebuah monolit. Pengecualian yang paling penting adalah bahwa bangsa Yunani kuno dan Romawi yang telah mengenal crane dan treadwheels untuk membantu mengangkat batu-batu kolosal. Teknologi ini tentu sudah kita kenal dan kita lebih maju dari ini.

Terdokumentasi beberapa kali, ada upaya-upaya untuk memindahkan batu kolosal dengan menggunakan teknologi yang tidak lebih maju daripada teknologi peradaban kuno yang kita kenal.

Suku Nias sedang memindahkan sebuah batu besar thn 1915

Sebagian besar bobot didasarkan pada estimasi yang diterbitkan oleh para ahli, namun, ada banyak perkiraan bobot yang salah dari banyak batu-batu ini disajikan sebagai fakta. Untuk membantu mengenali dengan tidak berlebihan, deskripsi pengantar dibawah ini menunjukkan bagaimana menghitung berat batu kolosal dengan menghitung volume dan kepadatan/kerapatannya.

Menghitung Berat Monolit

Dalam kasus-kasus untuk monolit yang lebih kecil dimungkinkan untuk menimbang mereka. Namun dalam kebanyakan kasus monolit terlalu besar untuk ditimbang atau mereka mungkin telah menjadi bagian dari struktur kuno jadi metode ini tidak dapat digunakan. Jika kita tahu volume batu dan kerapatannya, kita dapat menghitung berat dengan mengalikan kedua besaran itu. Kepadatan dari batu pada umumnya adalah antara dua dan tiga ton per meter kubik. Berat rata-rata granit adalah sekitar 2,75 ton metrik per meter kubik, batu kapur atau limestone sekitar 2,3 ton metrik per meter kubik, batu pasir atau marmer sekitar 2,5 ton metrik per meter kubik. Beberapa batu mungkin lebih ringan dari 2 ton per meter kubik seperti tuf vulkanik atau basal yang beratnya sekitar 1,9 ton per meter kubik. Karena kepadatan sebagian besar batu berfluktuasi, maka perlu juga untuk mengetahui sumber/asal batu tersebut diambil dan volumenya untuk mendapatkan pengukuran yang akurat.


Monolit Terberat Yang Dipindahkan Oleh Manusia
Dibawah ini adalah 5 buah monolit terberat yang telah dipindahkan oleh manusia dari tempat monolit berasal ke tempat dimana monolit ini dibutuhkan sebagai bahan sebuah bangunan.

1. Thunder Stone


Batu petir, yang mendapatkan namanya dari cerita rakyat yang mengatakan batu itu terbelah oleh petir, sering diklaim sebagai "batu terbesar yang pernah dipindahkan oleh manusia". Batu ini sangat besar dan sangat berat, dan telah dipindahkan effektifnya sekitar 6 km (3,7 mil) dari Lakhta, tempat batu berasal ke Teluk Finlandia pada tahun 1768. Seluruhnya hanya dengan tenaga manusia, tidak ada hewan atau mesin yang digunakan. Kemudian diangkut oleh tongkang menyusuri Sungai Neva, mencapai St Petersburg. Seluruh upaya ini dianggap prestasi ke-insinyuran yang bersejarah.

Karena ukuran besar batu, cara termudah untuk mengukur massa adalah untuk menghitung itu. Menurut La Nature edisi 1882, dimensi batu sebelum dipotong adalah 7 × 14 × 9 m. Berdasarkan kepadatan granit, massa massa batu sekitar 1500 ton. Falconet, pemahat batu ini memotong batu untuk membuat bentuk seperti gelombang, sehingga setelah selesai, berat batu menjadi sedikit berkurang. Namun batu ini masih yang terbesar bila dibandingkan dengan batu batu besar lainnya, yang terpahat.

2. Patung di Ramesseum


Ini adalah reruntuhan Colossus dari Rameses II di kuil peringatan yang dikenal dengan nama Ramesseum, di tepi barat Sungai Nil, Luxor. Ini adalah patung batu terbesar dari batu tunggal yang pernah diukir oleh manusia dan ukurannya seukuran bus sekolah. Beratnya mencapai 1000 TONS lebih. Dan yang mengejutkan, batu ini diangkut dari tambang Aswan, 140 mil jauhnya, lewat jalan darat. Jika Anda  berdiri di samping reruntuhan ini, anda akan benar-benar takjub memikirkan, bagaimana CARA batu raksasa ini dipindahkan di jaman kuno? MENGAPA hal ini dilakukan? Kita sekarang dapat pergi ke bulan, tetapi mereka dahulu melakukan pemindahan batu raksasa ini, jadi siapa yang lebih berteknologi maju? Diperkirakan colossus ini merupakan satu dari sepasang colossus raksasa, namun pasangannya tidak pernah sampai. Awalnya patung raksasa duduk ini berdiri lebih dari 60 kaki tingginya. Namun di tahun 100 AD runtuh dan pecah saat terjadi gempa.

3. Trilithon


Salah satu fakta mengejutkan tentang Kuil Jupiter atau Baalbeck, adalah bahwa bangunan itu berdiri di atas pondasi yang jauh lebih tua yang terdiri dari 3 batu terbesar yang pernah digunakan dalam sejarah kita. Tidak terlihat dari dalam kuil, namun terlihat dari luar di bawah dinding, tiga blok besar yang disebut oleh para arkeolog "Trilithon". Masing-masing adalah sekitar 19 x 4,3 x 3,6 meter dan beratnya mencapai 800 ton tiap batu! Batu batu ini ditambang dari tempat yang jaraknya kurang lebih satu mil, dan di tambang tersebut masih ada dua blok batu tersisa yang beratnya lebih dari seribu ton (lihat foto terlampir dan bandingkan dengan ukuran orang).

Telah diketahui bahwa orang-orang Yunani telah lebih dulu membangun sebuah kuil yang didedikasikan untuk Zeus di tempat ini sebelum kedatangan orang Roma yang kemudian membangun kuil Jupiter, namun arkeolog percaya bahwa pondasi ini mungkin ditata dengan baik sebelum kedatangan orang-orang Yunani. Kapan tepatnya dan oleh peradaban apa, masih menjadi misteri. Ada banyak legenda mengenai batu-batu besar, beberapa bahkan melibatkan Alien dan 'raksasa'!


















(Bersambung)

14 Formasi Basal yang Menakjubkan (6-Habis)

13. Hexagon Pool, Israel


Hexagon Pool adalah kolam alami di Cagar Meshushim, bagian dari Hutan Cagar Alam Yehudiya, di pusat Golan Heights. Kolam di bagian bawah jurang, namanya mengacu pada bentuk pilar basal heksagonal yang membentuk dinding tebing.


Sebuah cascade air, seperti air terjun, menciptakan kolam. Dindingnya adalah kolom basal dalam formasi sudut yang mirip buatan manusia. Kolom mencapai ketinggian sekitar 5 meter (16 kaki), dan sebagian besar memiliki lima atau enam sisi. Diameter setiap kolom adalah antara 30 dan 40 sentimeter (1,0 dan 1,3 ft). Suhu air jarang melebihi 18 ° C (64 ° F), bahkan di musim panas.





14. Cape Stolbchaty, Rusia


Cape Stolbchaty di negara bagian Sakhalin, Rusia terkenal dengan formasi basal kolumnar, yang sangat mirip dengan Giant Causeway di County Antrim di Irlandia Utara.


Keajaiban alam ini terbentuk dari ribuan kolom batu yang kadang-kadang, di bawah tekanan dari elemen-elemen alam, membuatnya runtuh, pecah berkeping-keping dan membentuk tumpukan yang menyerupai kayu bakar.

(Tamat)


Sumber

14 Formasi Basal yang Menakjubkan (5)

11. Kirkjugólf, Islandia

Kirkjugólf (Lantai Gereja) adalah hamparan kolumnar basal di sebuah padang sebelah timur dari Kirkjubæjarklaustur. Hamparan kolumnar basal yang luasnya kira-kira 80 m² (860 sq ft) ini, terkikis dan dibentuk oleh gletser dan gelombang.


Tidak pernah ada gereja di sana tapi kolom basal ini tampak seolah-olah disusun oleh manusia. Kolumnar basal terbentuk ketika aliran lava terdinginkan dan gaya kontraksi terbangun.


Retak-retak kemudian membentuk jaringan fraktur yang luas dan horizontal yang menciptakan hasil formasi kolom-kolom enam sisi. Kirkjugólf adalah monumen alam 
yang dilindungi.

12. Svartifoss, Islandia


Svartifoss (Black Fall) adalah air terjun di Skaftafell National Park di Islandia, dan merupakan salah satu tempat wisata yang paling populer di taman itu. Air terjun ini dikelilingi oleh kolom lava gelap, yang memunculkan namanya. Terkenal lainnya kolumnar formasi sendi kolumnar yang terkenal lainnya juga terlihat di Giant Causeway di Irlandia Utara, Devil's Tower di Wyoming, Amerika Serikat dan di pulau Staffa di Skotlandia.


Dasar air terjun ini berisi batuan yang tajam, pecahan dari Bagian kolom-kolom heksagonal yang putus dan jatuh. Kolom basal ini telah memberikan inspirasi bagi arsitek Islandia, yang paling tampak adalah di gereja Hallgrímskirkja di Reykjavík, dan juga Teater Nasional.


(Bersambung)

14 Formasi Basal yang Menakjubkan (4)

9. Giant Causeway, Inggris


Giant Causeway adalah daerah dengan sekitar 40.000 kolom basal, hasil dari letusan gunung berapi kuno. Terletak di County Antrim, di pantai timur laut Irlandia Utara, sekitar tiga mil (4,8 km) timur laut dari kota Bushmills.


Dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1986, dan Cagar Alam Nasional tahun 1987 oleh Departemen Lingkungan Hidup untuk Irlandia Utara. Dalam sebuah jajak pendapat tahun 2005 dari pembaca Radio Times, Giant Causeway disebut sebagai keajaiban alam keempat terbesar di Britania Raya. Puncak-puncak kolom membentuk batu pijakan yang mengarah dari kaki tebing dan menghilang di bawah laut.


Sebagian besar kolom adalah heksagonal, meskipun ada juga beberapa dengan sisi empat, lima, tujuh atau delapan. Yang tertinggi sekitar 12 meter (39 kaki), dan lava yang mengeras di tebing memiliki ketebalan 28 meter (92 kaki). Giant Causeway saat ini dimiliki dan dikelola oleh National Trust dan merupakan daya tarik wisata yang paling populer di Irlandia Utara.

10. Prismas Basálticos, Meksiko


Los Prismas Basálticos (Prisma-prisma Basalt) adalah kolom tinggi dari batuan basal yang berbaris di sisi sebuah ngarai di mana air mengalir dari Bendungan San Antonio. Area ngarai ini adalah bagian dari Santa María Regla Hacienda dan pertama kali dipromosikan oleh Alexander von Humboldt pada tahun 1803.


Dinding ngarai, disebut Barranca de Alcholoya, yang dibatasi oleh kolom poligonal yang tingginya antara tiga puluh dan lima puluh meter (100-165 ft) dengan lima atau enam sisi.


Kolom yang terlihat didukung oleh kolom basal bahkan lebih poligonal. Ada dua air terjun. Yang lebih tinggi air nya berasal dari bendungan di dekatnya. Yang rendah disebut Cascada de la Rosa.






Di sekitar Ngarai telah dibangun tangga-tangga, trotoar dan jembatan gantung untuk memudahkan akses.

(Bersambung)

14 Formasi Basal yang Menakjubkan (3)

6. Jusangjeolli Cliffs, Korea Selatan



Tebing Jusangjeolli adalah formasi batuan vulkanik yang spektakuler di pantai selatan Pulau Jeju, Korea Selatan. Dengan kolom heksagonal yang hampir sempurna, disebut oleh penduduk setempat sebagai 'Batu-batu Jisatgae,' menjulang 20 meter (66 kaki) ke langit, tebing memanjang sejauh 2 km (1,25 mil) di sepanjang pantai Daepo dekat kompleks wisata Jungmun.

 Dari dek observasi di atas, formasi batuan ini tak terhitung jumlahnya dan meskipun telah terjadi banyak korosi dan pelapukan yang disebabkan oleh hantaman laut yang tanpa henti, kolom-kolom batu ini tetap berdiri kokoh.


7. Garni Gorge, Armenia


Ngarai Garni terletak 23 km (14 mil) sebelah timur Yerevan, Armenia, tepat di bawah sebuah desa dengan nama yang sama. Pada abad ke-1 Masehi diatas sebuah tanjung di atas jurang,  Kuil Garni pernah berdiri




Disepanjang sisi ngarai terdapat dinding tebing kolom basal yang terawat, diukir oleh Sungai Goght. Bagian dari ngarai Garni ini biasanya disebut sebagai "Symphony of Stones".
 

Untuk sampai ke bagian bawah tebing jurang yang vertikal ini, pengunjung harus berjalan kaki atau naik kendaraan sendiri, karena kendaraan umum disana tidak melakukan trayek ke bawah tebing. Tebing itu sendiri sangatlah indah, sebagian besar terdiri dari kolom basal yang terawat. Kolom oktagonal teratur terlihat hampir seperti buatan manusia. 

8. Gua Fingal, Inggris


Gua Fingal adalah sebuah gua laut di pulau tak berpenghuni, Staffa, di Inner Hebrides Skotlandia, bagian dari Cagar Alam Nasional yang dimiliki oleh National Trust for Scotland. Gua ini dibentuk seluruhnya dari kolom basal hexagonal.



Ukurannya dan atap melengkung alami nya, serta suara menakutkan yang dihasilkan oleh gema dari gelombang, memberikan suasana sebuah katedral alami. Nama Gaelic gua ini adalah "An Bhinn Uaimh", berarti "gua merdu".





Gua ini memiliki pintu masuk melengkung besar dan diisi oleh laut. Beberapa perusahaan lokal mengadakan perjalanan  melihat pintu gua termasuk memasuki gua dengan kapal dari bulan April sampai September.


 Dimungkinkan juga untuk mendarat di bagian lain dari pulau ini dan berjalan lewat darat menuju gua, di mana deretan kolom retak membentuk sebuah trotoar tepat di atas permukaan air yang memungkinkan eksplorasi dengan berjalan kaki.

 (Bersambung)
























Copyright @ 2013 PEJUANG ISLAM.