Jumat, 10 Januari 2014

Filled Under:
,

Jabal Sinai & Jabal Lawz (1)

Semenanjung Sinai, Mesir

Menyambung Tulisan saya yang kemaren tentang dua menara, kali ini saya ketengahkan kisah dua gunung/bukit yang masing-masing ditafsirkan oleh orang-orang yang percaya bahwa gunung/bukit tersebut adalah bukit Thursina, tempat Musa as. menerima wahyu dan tempat bani Israel berkumpul setelah keluar dari Mesir, negeri para Pharaoh.  Kita mulai dengan awal surat Attiin. Bismillahirrohmanirrohiim ...

Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun. Dan demi bukit Sina. Dan demi kota yang aman ini. (QS 95:1-3)

Tiga ayat di atas merupakan sumpah Allah SWT. Kalimat atau kata-kata sumpah Allah juga terdapat pada beberapa surah dan ayat lain dalam Alquran.

Pohon dan Buah Tiin

Memahami ayat tersebut, ternyata tidaklah mudah. Berbagai pertanyaan muncul mengenai sumpah Allah tersebut. Apa keistimewaan buah tin dan buah zaitun, di mana sesungguhnya keberadaan Thursina, dan di mana negeri yang aman itu?

Nama-nama di atas yang disebut oleh surah Attin ayat 1-3, adalah nama-nama yang di antaranya masih diperdebatkan. Di antara yang diperdebatkan itu adalah buah tin, zaitun, dan Thursina. Sementara itu, mengenai kata al-Balad al-Amin (negeri yang aman), para ulama sepakat bahwa negeri itu adalah Makkah.

Pohon Zaitun

Sejumlah pendapat, sebagian besar menyatakan bahwa Thursina mengarah kepada sekitar Baitul Maqdis di Palestina. Namun, ada pula yang mengaitkan surah Attin ayat 1-3 itu menunjukkan tiga tempat berbeda.

Kata Wa at-Tin wa az-Zaitun dirujuk pada Palestina yang daerah ini dikenal dengan pohon tin dan zaitun yang sangat banyak. Tempat ini merupakan tempat Nabi Isa AS ditugaskan sebagai rasul dalam menyebarkan agama tauhid (Nasrani).

Bukit Zaitun Palestina

Sedangkan, mengenai kata wa Thuuri Siniin (demi Bukit Thursina), sebagian penafsir merujuk pada Nabi Musa AS yang menyebarkan perintah Allah di Mesir yang berawal dari gunung Thursina, untuk melawan Firaun dan membela Bani Israil.

Dan, mengenai kalimat wa haadza al-Balad al-Amiin (dan demi kota/negeri yang aman ini), para ulama menyepakati bahwa negeri tersebut adalah Makkah.

Dari ketiga daerah dan kota yang disebutkan para mufassir itu, mereka memaknai bahwa yang dimaksud dalam surah Attin (ayat 1-3) itu adalah tiga negeri (kota) tempat tersebarnya agama Samawi, yaitu agama Yahudi (Thursina), Islam (Makkah), dan Nasrani (Palestina) yang hakikatnya berasal dari Tuhan yang sama.

Jadi, para mufassir dalam memaknai surah Attin ayat 1-3 itu terkait dengan penciptaan Allah SWT atas diri manusia sebagaimana ayat berikutnya. ”Allah bersumpah dengan menyebut tiga tempat lahirnya agama-agama Samawi dalam rangka menguraikan fitrah kesucian manusia,” jelas Sayyid Quthb.

Pendapat Lain
Namun demikian, pendapat lain menyatakan, Attin adalah nama Masjid Ashabul Kahfi. Menurut Ibnu Abbas, seorang penafsir besar, Attin adalah masjid yang letaknya berada di Damsyiq (Dimasyq).

Berbeda dengan Ibnu Abbas, Al-Qusimi memahami Attin dalam surah ini adalah tempat Buddha memperoleh jalan keabadian di bawah pohon Attin. Para penganut agama Buddha menamakan pohon tersebut dengan pohon bodhi atau fices religiosa (pohon ara suci) yang terdapat di Bihar.

Namun, ada juga yang berpendapat bahwa Attin adalah bukit tempat berlabuhnya perahu yang membawa Nabi Nuh AS bersama orang-orang yang beriman atau tempat Nabi Ibrahim AS mendapat wahyu Ilahi.

Seperti diketahui, Nabi Ibrahim AS adalah bapak nabi-nabi (Abul Anbiya’) serta pengumandang nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini mengisyaratkan bahwa keyakinan akan keesaan Allah haruslah menjadi pangkalan tempat bertolak dan pelabuhan tempat berlayar.

Bukit Sinai di semenanjung sinai Mesir

Menurut Sami bin Abdullah al-Maghluts, dalam bukunya Atlas Sejarah Nabi dan Rasul, pendapat pertama yang mengatakan Thursina berada di wilayah Mesir sangat lemah. Sebab, perkataan itu hanya mengandung kekeliruan pemahaman yang diidentikkan dengan kata ‘Sinai’.

”Siapa yang bisa memastikan bahwa yang dimaksud Allah SWT dengan Thursina itu adalah Sinai, Mesir? Sekiranya memang benar demikian, tentunya Allah SWT tidak mengatakan Siniin jika maksudnya Sinai.

(Bersambung)

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 PEJUANG ISLAM.