2. Pelat Narmer
Pelat Narmer, juga dikenal sebagai Pelat Hierakonpolis Agung, adalah penemuan arkeologis Mesir Kuno yang penting, berasal dari sekitar abad ke-31 SM, mengandung beberapa catatan mengenai Mesir Kuno. Pelat ini, menurut beberapa ahli menggambarkan penyatuan Mesir Hulu dan Hilir oleh raja Narmer. Ahli sejarah Mesir Bob Brier menganggap Pelat Narmer sebagai "dokumen bersejarah pertama di dunia".[rujukan?]Pelat ini, yang selamat secara utuh, ditemukan oleh arkeolog Inggris James E. Quibell dan Frederick W. Green di kuil Horus di Hierakonpolis pada tahun 1894. Hierakonpolis adalah ibu kota kuno Mesir Hulu selama fase predinastik Naqada III dalam sejarah Mesir.
Pelat pada masa itu digunakan untuk menggiling kosmetik, tetapi pelat ini terlalu besar dan berat untuk penggunaan pribadi, dan lebih mirip seperti barang-barang di kuil. Ada suatu teori yang menyatakan bahwa pelat ini digunakan sebagai penggiling kosmetik untuk menghiasi patung-patung dewa.
Pelat Narmer adalah salah satu koleksi permanen Museum Mesir di Kairo.[1]
Sisi depan dan belakang Pelat Narmer, tiruan ini dipertontonkan di Royal Ontario Museum, di Toronto, Kanada.
Gambaran
Pelat ini adalah pelat berukuran besar {63 cm}, berbentuk perisai, yang dipahat dari sebuah batu endapan hijau yang datar dan lunak. Batu ini sering disalah artikan sebagai sebuah batu tulis. Bahan ini juga digunakan secara luas selama periode predinastik untuk membuat pelat sejenis dan juga untuk patung-patung pada Kerajaan Mesir Lama. Sebuah patung raja dinasti kedua Khasekhemwy, ditemukan pada kompleks yang sama dengan pelat Narmer di Hierakonopolis, dan juga dibuat dengan bahan yang sama.[2]Kedua sisi pelat dihias, dipahat dengan relief timbul. Pada bagian atas kedua sisinya terdapat tulisan serekh dengan simbol rebus, n'r (ikan catfish) dan mr (pahat) di dalamnya, menjadi simbol fonetik nama Narmer.
Sisi depan
Di antara dua kepala sapi terdapat serekh Narmer yang terlihat seperti sebuah arak-arakan , dengan menampilkan Narmer yang mengenakan mahkota merah Mesir Hilir. Dia memegang sebuah tongkat dan cambuk, dua simbol kebesaran seorang raja. Di sebelah kanannya adalah simbol hieroglif untuk namanya. Di belakangnya adalah seorang pembawa sandal, yang namanya mungkin terukir di sebelahnya, serta sebuah simbol segi empat yang tidak diketahui maksudnya, kemungkinan merupakan nama sebuah kota. Tepat di depan raja adalah seorang laki-laki berambut panjang, sebuah hieroglif tampak di depannya yang diterjemahkan sebagai namanya: Tshet. Di depan laki-laki ini, terdapat empat orang juru angkut biasa, menjunjung sebuah kulit hewan, seekor anjing, dan dua ekor burung elang. Di ujung kanan terdapat sepuluh jenazah yang telah dipenggal kepalanya, kemungkinan merupakan korban usaha penaklukan Narmer. Di atas mereka adalah sebuah simbol perahu, burung elang, dan sebuah tombak, yang juga mungkin menandakan nama kota yang telah ditaklukkan.Di bawah gambar arak-arakan, dua orang laki-laki berusaha untuk mengikat dua leher serpopard, menjalin leher mereka. Bentuk bundar yang terbentuk oleh leher mereka merupakan bagian tengah dari pelat, yang merupakan tempat untuk menggiling bahan kosmetik. Hewan-hewan ini diperkirakan merupakan simbol penyatuan Mesir.
Di bagian bawah pelat ini adalah seekor banteng yang terlihat sedang merubuhkan tembok sebuah kota sambil menginjak-injak musuh yang terjatuh. Ini juga diartikan sebagai lambang raja yang berhasil menaklukan musuh-musuhnya.
Sisi depan Pelat Narmer
Sisi belakang
Dua ekor banteng berwajah manusia dianggap sebagai perlambang dewi berwujud sapi Bat, mengapit serekh. Kemungkinan ini juga menggambarkan kekuatan raja yang seperti sepasang sapi tersebut.Gambar besar di tengah pelat menggambarkan Narmer yang mengenakan mahkota putih dari Mesir Hulu dan memegang sebuah tongkat. Di sebelah kirinya adalah seorang pembawa sandal, lagi-lagi dengan sebuah ukiran berbetuk mawar. Di sebelah kanan raja adalah seorang tahanan yang sedang berlutut, yang akan diserang oleh raja. Sepasang simbol yang terdapat di sebelah kepalanya, kemungkinan merupakan namanya, atau daerah tempat ia berasal. Di atas tahanan tersebut terdapat seekor burung elang, mewakili Horus, bertengger di atas sekumpulan bunga papirus. Pada cakarnya, dia memegang sebuah benda yang mirip tali yang terpasang pada hidung dari kepala seseorang yang muncul dari bunga papirus, kemungkinan menandakan bahwa ia mengambil kehidupan dari kepala tersebut. Papirus sering diartikan sebagai daerah rawa-rawa wilayah Delta Sungai Nil, atau pertempuran tersebut terjadi di daerah rawa-rawa, atau bahkan setiap bunga papirus mewakili angka 1.000, menandakan bahwa 6.000 musuh telah ditaklukkan selama perang.
Di bawah kaki raja adalah bagian ketiga, menggambarkan dua orang berjenggot yang sedang telanjang. Mereka kemungkinan sedang berlari atau bermaksud terlihat sebagai mayat yang terbaring di tanah. Tampak di sebelah kiri masing-masing kepala orang tersebut terdapat sebuah tanda hieroglif, yang pertama adalah sebuah kota yang bertembok, dan yang kedua adalah sebuah tipe pengikatan, menandakan nama dari kota yang kalah.
Sisi belakang Pelat Narmer
Debat para ahli mengenai pelat Narmer
Ada pemikiran mengenai pelat ini yang mungkin menggambarkan penyatuan Mesir Hilir oleh raja Mesir Hulu, atau menggambarkan kesuksesan militer Libya. Ahli-ahli baru saat ini, seperti Nicholas Millet berpendapat bahwa pelat tersebut tidak menandakan kejadian sejarah (seperti penyatuan Mesir), tetapi malah menggambarkan kejadian-kejadian pada tahun tersebut yang mempersembahkan objek tersebut pada kuil.Pelat Narmer asli disimpan di Museum Mesir di Kairo, dan merupakan salah satu benda utama yang dilihat pengunjung saat memasuki museum.[3] Pelat ini memiliki nomor Journal d'Entree JE32169 dan nomor Catalogue Génèral CG14716.
Referensi
- Brier, Bob. PhD. The First Nation in History. History of Ancient Egypt (Audio). The Teaching Company. 2001.
- Kinnaer, Jacques. What is Really Known About the Narmer Palette?, KMT: A Modern Journal of Ancient Egypt, Spring 2004.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar