Jumat, 10 Januari 2014

Filled Under:
,

Firaunnya Musa (2)

Gambar 3
(atas) Masa dari periode Kerajaan Baru di Mesir kuno dan (bawah) pemerintahan penguasa di dalamnya.

Sekarang marilah kita rekapitulasi jangka waktu pemerintahan Firaun selama zaman Musa. Dengan mengandalkan data yang ditemukan di Alquran dan tafsir-tafsir diatas, kita memiliki angka minimal pemerintahan Firaun, yaitu 48 atau 50 tahun. Hal ini memberikan panjang minimum dari pemerintahan Firaun. Artinya setiap Firaun yang pemerintahannya kurang dari angka 48 atau 50 tahun bisa kita eliminasi dari kemungkinan bahwa dia adalah Firaunnya Musa.

Apa yang belum ditemukan adalah jumlah tahun dari pemerintahan Firaun sebelum Musa lahir, periode antara penganugerahan hikmah dan pengetahuan tentang Musa dan insiden pembunuhannya di Mesir, dan berapa lama Musa tinggal untuk kedua kalinya di Mesir setelah kembali dari Midian. Dengan menggunakan data pada diagram diatas, mari kita periksa panjang pemerintahan Firaun di Kerajaan Baru dan Periode Menengah Ketiga. Angka 3 (a) dan 3 (b) memberikan timeline dari periode Kerajaan Baru di Mesir kuno dan pemerintahan penguasa di dalamnya. Dapat dilihat bahwa para penguasa Mesir yang telah memerintah selama hampir 50 tahun adalah Tuthmosis III (~ 54 tahun, 1479-1425 SM) dan Ramses II (~ 66 tahun, 1279-1213 SM). Dalam Periode Menengah Ketiga, hanyalah Psusennes I (~ 45 tahun, c. 1051-1006 SM) yang paling mendekati.

 Gambar 4
Panjang pemerintahan penguasa di Periode Menengah Ketiga

Jika kita mempertimbangkan kasus Tuthmosis III dari periode Kerajaan Baru (New Kingdom), kita menemukan bahwa 4-7 tahun tidaklah cukup untuk menjelaskan semua waktu  dari pemerintahan Firaun sebelum Musa lahir, periode antara penganugerahan hikmah dan pengetahuan kepada Musa dan insiden terbunuhnya orang mesir olehnya, serta lamanya Musa tinggal kedua di Mesir setelah kembali dari Midian. Selain itu, ada masalah lain yang terkait dengan periode ini juga. Tuthmosis III masih anak kecil ketika ia mewarisi takhta Mesir setelah kematian ayahnya Tuthmosis II (1482-1480 SM). Oleh karenanya, ratu Hatshepsut (1479-1458 SM) diangkat menjadi caretaker karena usia muda anak itu. Mereka memerintah bersama-sama sampai 1473 SM saat Hatshepsut menyatakan dirinya Firaun. Dia ditampilkan mengenakan pakaian laki-laki dan mengelola urusan negara dengan dukungan penuh dari para pejabat penting. Hatshepsut menghilang pada tahun 1458 SM ketika Tuthmosis III, yang ingin merebut kembali hak tahta nya, memimpin pemberontakan. Setelah Tuthmosis III menjadi penguasa tunggal, dia memotong-motong patung- patung dan relief-relief Hatshepsut. Dengan demikian pemerintahan Tuthmosis III efektifnya hanya ~ 33 tahun.

Jika kita juga mengikutkan periode akhir (c. 722-332 SM) yang terdiri dari Dinasti ke-25 dan 26 dan kemudian Persia dan kemudian Roma, di sana tidak ada penguasa yang bisa menyamai panjang pemerintahan Ramses II. Pemerintahan terpanjang selama Periode Akhir adalah Psamtik I (~ 54 tahun, 664-610 SM).  Namun ini adalah masa yang sangat terlambat dan tidak mungkin untuk menjadi masa peristiwa Keluarnya (Exodus) bani Israel dari Mesir dan panjang pemerintahan Psamtik memiliki masalah yang sama seperti panjang pemerintahan Tuthmosis III (yaitu, tanpa mempertimbangkan masalah kebersamaan memerintah dengan Hatshepsut) seperti yang dibahas sebelumnya. Sehingga Ramses II dalam analisis kita saat ini menjadi satu-satunya firaun yang paling mungkin menjadi firaunnya Musa.

Seperti disebutkan sebelumnya, Ramses II memerintah selama periode waktu yang paling panjang dibandingkan dengan Firaun lainnya - total ~ 66 tahun. Untuk ini kita juga dapat menambahkan masa Ramses II menjabat sebagai kepala pemerintah bersama dengan ayahnya Seti I yang berlangsung selama sekitar 1 sampai 2 tahun sebelum Ramses II resmi mengemban tugas memerintah Mesir setelah kematian ayahnya. Hal ini akan memperpanjang pemerintahan Ramesses II menjadi sekitar 68 tahun. Jadi jika dikurangkan dengan angka pasti yang didapat dari Quran, yaitu sekitar 48-50 tahun, maka masih tersisa sekitar 18-20 tahun pemerintahan Ramses II sebelum kematiannya, yang dapat digunakan untuk memperhitungkan masa pemerintahan Firaun sebelum Musa lahir, periode antara penganugerahan hikmah dan pengetahuan kepada Musa dan insiden terbunuhnya orang Mesir, dan lamanya Musa tinggal kedua kalinya di Mesir setelah kembali dari Midian. Jadi dengan bukti yang tersedia Ramses II tampaknya cocok dengan pernyataan yang disebutkan dalam Al Qur'an. Dalam rangka untuk lebih memperkuat analisa kita bahwa Al Qur'an memang berbicara tentang Firaun Ramses II, mari kita lihat bukti yang mendukung dari Al Qur'an dan melihat apakah itu cocok dengan gambaran sejarah dari Ramses II.

(Bersambung)

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 PEJUANG ISLAM.