14. Ham bin Nuh
Ham (bahasa Ibrani: חָם, Standar H̱am Tiberias Ḥām ; bahasa Yunani: Χαμ, Kham ; حام, Ḥām, "panas" atau "terbakar"), menurut Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, khususnya dalam Kitab Kejadian, adalah salah satu dari 3 putra Nuh yang selamat dari bencana air bah yang membinasakan seluruh bumi. Bersama-sama saudara-saudara laki-lakinya: Sem dan Yafet, ia menurunkan bangsa-bangsa di dunia.[1][2]A. Menurut tradisi Yahudi/Kristen
1). Keturunan
Menurut Kitab Kejadian pasal 10, inilah daftar keturunan Ham:[3]Putra-putra Ham ialah
Keturunan Kush ialah
- Seba
- Hawila
- Sabta
- Raema dan
- Sabtekha
- Syeba dan
- Dedan.
Misraim memperanakkan
- orang Ludim
- orang Anamim
- orang Lehabim
- orang Naftuhim
- orang Patrusim
- orang Kasluhim dan
- orang Kaftorim; dari mereka inilah berasal orang Filistin.
- Sidon, anak sulungnya, dan
- Het, serta
- orang Yebusi
- orang Amori dan
- orang Girgasi;
- orang Hewi
- orang Arki
- orang Sini
- orang Arwadi
- orang Semari dan
- orang Hamati
B. Ham dalam Islam
1). Kisah Ibnu Thabari
Ibnu Thabari di dalam kitabnya Tarikh Rasul wal Muluk (Tarikh Rasul dan Raja-raja) menceritakan bahwa Ham adalah anak ketiga Nabi Nuh. Setelah banjir bandang terbesar di bumi pada zaman Nabi Nuh, maka Nabi Nuh bersama keturunannya membangun sebuah kota di lembah pegunungan Ararat atau Judi di Armenia. Nama kota yang dibangun oleh Nabi Nuh dan keturunannya adalah kota Suq Thamanin atau kota delapan puluh yang sekarang berada pada Jazirat Ibnu Umar. Setelah semakin berkembang maka Nabi Nuh kemudian membangun kembali sebuah kota yang kelak dikenal dengan kota Naxuana atau kota diaspora. Hal ini dikarenakan disinilah manusia kemudian berpencar ke muka bumi. Ham ibnu Nuh kemudian mewarisi daerah Afrika, sebagian Arabia, India dan Lautan Pasifik. dari perkawinannya Ham menurunkan 4 orang anak, yaitu :- Kush
- Misraim
- Phut
- Kana'an
2). Kisah Misraim
Negeri Mesir dahulu kalanya dikenal dengan nama Siriadik sebagaimana yang diungkap oleh Flavius Yosefus seorang ahli sejarah bangsa Yahudi bahwa di Siriadik terdapat pilar yang dibangun oleh keturunan Systh bin Adam sebagai peringatan bahwa bumi akan dihancurkan oleh 2 sebab yaitu oleh Air dan Api. Nama Negeri Mesir mengalami perubahan dari masa ke masa. Sebelum Nabi Adam Pyramid sudah dibangun oleh bangsa Jin ibnu Jan. Kemudian setelah Nabi Adam diturunkan di bumi, maka negeri mesir dihuni oleh manusia. adapun raja-rajanya adalah sebagai berikut :- Naqrawus I atau dikenal dengan Krous keturunan ke 5 dari Nabi Adam
- Naqrawus II
- Misram
- Anqam
- Arbaq
- Ludjim
- Khaslim
- Harsal (berkuasa tatkala lahirnya Nabi Nuh)
- Qadrashan
- Shamrud
- Busaidun
- Sarbaq dan Shu
- Sahluq dan Geb
- Saurid
- Hardjid (Horus II) Hordjdef atau Harend Yotef
- Menkaus
- Ekros bin Menkaus
- Ermelinus
- Darmasil (dialah raja tyran yang memerangi Nabi Nuh)
Kemudian Misraim Ibnu Ham bersama 30 orang pengikutnya termasuk Filemon dan istrinya membangun kembali kerajaan Mesir. Dengan bantuan Filemon maka Misraim hanya memerlukan waktu yang tidak lama untuk membangun Mesir. Kota yang dibangunnya pertama adalah kota tiga puluh atau Manf yang kemudian menjadi Memphis. Kemudian turun temurun negeri Mesir ini di perintah oleh raja-raja keturunan Misraim hingga suatu saat kemudian ditaklukkan oleh bangsa Imliq bin Lud bin Syam.
Misraim bin Ham membagi Mesir untuk ketiga anaknya yaitu Koptim mendapatkan Middle Egypt, Ashmun mendapatkan Upper Egypt dan Athrib mendapatkan Delta Raja-raja selepas Misraim adalah sebagai berikut :
- Koptarim bin Koptim
- Budesir bin Koptarim
- Gad atau Gadim anaknya
- Sedeth anaknya
- Mankaus anaknya
- Kasaus anaknya
- Marbis anaknya
- Asmar anaknya
- Kitin anaknya
- Elsabas anaknya
- Sa anaknya membangun Sais
- Malil anaknya
- Hadares anaknya
- Kheribas anaknya
- Kalkan anaknya
- Totis atau Tulis anaknya berkuasa 70 tahun, kemudian diracun anaknya
- interregnum
- Kharoba atau Juriak anak Totis
Referensi
- ^ David Noel Freedman, Allen C. Myers, Astrid B. Beck, Eerdmans dictionary of the Bible, (Wm. B. Eerdmans Publishing: 2000), p.543
- ^ Stanley E. Porter, Craig A. Evans, The Scrolls and the Scriptures, (Continuum International Publishing Group: 1997), p.377
- ^ Kejadian 10:6-20
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar