Selasa, 31 Desember 2013

Filled Under:

Ras Manusia (3)

4. Asal usul manusia modern dari Afrika

Asal usul manusia modern dari Afrika adalah model yang kini paling diterima dalam paleoantropologi untuk menggambarkan asal usul dan penyebaran dini manusia modern.[1] Teori ini disebut dalam pers bahasa Inggris model (Recent) Out-of-Africa ("keluar dari Afrika"), dan dalam dunia akademis model Recent single-origin hypothesis aatau RSOH ("hipotesa asal usul tunggal yang baru"), Replacement Hypothesis ("hipotesa penggantian") dan Recent African Origin atau RAO ("asal usul dari Afrika yang baru"). Hipotesa bahwa manusia memiliki asal usul yang tunggal (monogenesis) pernah dirumuskan Charles Darwin dalam Descent of Man (1871).[2] Paham ini bersifat spekulatif sampai tahun 1980-an, ketika dibenarkan oleh penelitian atas DNA mitokondria pada manusia masa kini, dipadukan dengan bukti-bukti yang didasarkan pada antropologi fisik atas spesimen kuno.

Penterjemahan genetika dan bukti fossil menunjuk bahwa perkembangan Homo sapiens purba menjadi manusia hanya terjadi diAfrika, antara 200 000 dan 150 000 lalu,[3] bahwa anggota dari satu cabang dari Homo sapiens meninggalkan Afrika antara 125 000 dan 60 000 tahun lalu, dan bahwa dalam perjalanan waktu Homo sapiens tersebut menggantikan populasi manusia yang lebih dini seperti manusia Neanderthal dan Homo erectus.[4] The date of the earliest successful "out of Africa" migration (earliest migrants with living descendents) has generally been placed at 60,000 years ago as suggested by genetics, although attempts at migration out of the continent may have taken place as early as 125,000 years ago according to Arabian archaeology finds of tools in the region.[5]

Salah satu model migrasi manusia berdasarkan DNA mitokondria

Asal usul tunggal manusia modern di Afrika Timur adalah pandangan yang dipegang mayoritas masyarakat ilmiah.[6][7][8][9][10] Ada teori yang berbeda mengenai apakah terjadi satu hijrah atau lebih. Dalam model penyebaran jamak termasuk teori Penyebaran Selatan,[11] yang akhir-akhir ini mendapat dukungan dari bukti-bukti genetika, linguistik dan arkeologis. Sejumlah peneliti yang kian besar juga menduga bahwa "Afrika Utara yang lama diabaikan" adalah tempat asal awal manusia modern yang pertama berhijrah dari Afrika.[12][13][14]

Teori saingan yang paling kuat adalah asal usul multiregional manusia modern, yang melihat segelombang Homo sapiens berhijrah dari Afrika, kemudian berbaur dengan populasi Homo erectus setempat di beberapa kawasan bumi. Kebanyakan multiregionalis tetap melihat Afrika sebagai sumber utama keanekaragaman genetik manusia, namun memperkirakan peranan yang jauh lebih besar bagi pencampuran.[15][16]

Referensi

  1. ^ William A. Haviland; Harald E. L. Prins; Dana Walrath; Bunny McBride (24 February 2009). The Essence of Anthropology. Cengage Learning. hlm. 90. ISBN 9780495599814. Diakses 14 June 2011.
  2. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Lafreniere2010
  3. ^ Renée Hetherington; Robert G. B. Reid (2010). The Climate Connection: Climate Change and Modern Human Evolution. Cambridge University Press. hlm. 64. ISBN 9780521147231. Diakses 14 June 2011.
  4. ^ Martin Meredith (10 May 2011). Born in Africa: The Quest for the Origins of Human Life. PublicAffairs. hlm. 148. ISBN 9781586486631. Diakses 14 June 2011.
  5. ^ , 331 (6016), 453-456 DOI: 10.1126/science.1199113
  6. ^ Liu H, Prugnolle F, Manica A, Balloux F (August 2006). "A geographically explicit genetic model of worldwide human-settlement history". Am. J. Hum. Genet. 79 (2): 230–7. doi:10.1086/505436. PMC 1559480. PMID 16826514. "Currently available genetic and archaeological evidence is generally interpreted as supportive of a recent single origin of modern humans in East Africa. However, this is where the near consensus on human settlement history ends, and considerable uncertainty clouds any more detailed aspect of human colonization history."
  7. ^ "Out of Africa Revisited – 308 (5724): 921g – Science". Sciencemag.org. 2005-05-13. doi:10.1126/science.308.5724.921g. Diakses 2009-11-23.
  8. ^ Stringer C (June 2003). "Human evolution: Out of Ethiopia". Nature 423 (6941): 692–3, 695. doi:10.1038/423692a. PMID 12802315.
  9. ^ Johanson D. "Origins of Modern Humans: Multiregional or Out of Africa?". ActionBioscience. American Institute of Biological Sciences.
  10. ^ "Modern Humans – Single Origin (Out of Africa) vs Multiregional".
  11. ^ Searching for traces of the Southern Dispersal, by Dr. Marta Mirazón Lahr, et al.
  12. ^ Was North Africa the Launch Pad for Modern Human Migrations? Michael Balter, science 7 January 2011: 331 (6013), 20–23. [DOI:10.1126/science.331.6013.20]
  13. ^ A Revised Root for the Human Y Chromosomal Phylogenetic Tree: The Origin of Patrilineal Diversity in Africa. Fulvio Cruciani, Beniamino Trombetta, Andrea Massaia, Giovanni Destro-Bisol, Daniele Sellitto, Rosaria Scozzari, The American Journal of Human Genetics – 19 May 2011
  14. ^ Earliest evidence of modern human life history in North African early Homo sapiens, Tanya M. Smith, Paul Tafforeau, Donald J. Reid, Rainer Grün, Stephen Eggins, Mohamed Boutakiout, Jean-Jacques Hublin, doi: 10.1073/pnas.0700747104 PNAS April 10, 2007 vol. 104 no. 15 6128–6133
  15. ^ Robert Jurmain; Lynn Kilgore; Wenda Trevathan (20 March 2008). Essentials of Physical Anthropology. Cengage Learning. hlm. 266–. ISBN 9780495509394. Diakses 14 June 2011.
  16. ^ . doi:10.1002/(SICI)1096-8644(200005)112:1<129::AID-AJPA11>3.0.CO;2-K. PMID 10766948. Missing or empty |title= (help)
Sumber

5. Sejarah pemikiran evolusi

Pemikiran mengenai evolusi, yakni bahwa spesies berubah dari waktu ke waktu, telah berakar sejak zaman kuno. Pemikiran tersebut dapat terlihat pada ilmu pengetahuan peradaban Yunani, Romawi, Cina, dan Islam. Namun, sampai dengan abad ke-18, pandangan biologis Barat masih didominasi oleh pandangan esensialisme, yaitu pandangan bahwa bentuk-bentuk kehidupan tidak berubah. Hal ini mulai berubah ketika pengaruh kosmologi evolusioner dan filosofi mekanis menyebar dari ilmu fisik ke sejarah alam. Para naturalis mulai berfokus pada keanekaragaman spesies, dan munculnya ilmu paleontologi dengan konsep kepunahannya lebih jauh membantah pandangan bahwa alam bersifat statis. Pada awal abad ke-19, Jean-Baptiste Lamarck mengajukan teorinya mengenai transmutasi spesies. Teori ini merupakan teori evolusi pertama yang ilmiah.

Pada tahun 1858, Charles Darwin dan Alfred Russel Wallace mempublikasikan sebuah teori evolusi yang baru. Dalam bukunya On the Origin of Species (1859), Darwin secara mendetail menjelaskan mekanisme evolusi. Berbeda dengan Lamarck, Darwin mengajukan konsep nenek moyang bersama dan percabangan pohon kehidupan yang didasari oleh seleksi alam.

Karya Darwin mengenai evolusi dengan segara diterima dengan cepat, namun mekanisme yang diajukannya (seleksi alam), belum diterima secara sepenuhnya sampai pada tahun 1940-an. Kebanyakan biologiawan berargumen bahwa faktor-faktor lainlah yang mendorong evolusi, misalnya pewarisan sifat-sifat yang didapatkan (neo-Lamarckisme), dorongan perubahan yang di bawa sejak lahir (ortogenesis), ataupun mutasi besar-besaran secara tiba-tiba (saltasi). Sintesis seleksi alam dengan genetika Mendel semasa 1920-an dan 1930-an memunculkan bidang disiplin ilmu genetika populasi. Semasa 1930-an dan 1940-an, populasi genetika berintegrasi dengan bidang-bidang ilmu biologi lainnya, memungkinkan penerapan teori evolusi dalam biologi secara luas.

Setelah munculnya biologi evolusioner, kajian terhadap mutasi dan variasi pada populasi alami, digabungkan dengan biogeografi dan sistematika, berhasil menghasilkan model evolusi yang canggih. Selain itu paleontologi dan perbandingan anatomi mengijinkan rekonstruksi sejarah kehidupan yang lebih mendetail. Setelah kebangkitan genetika molekuler pada tahun 1950-an, bidang evolusi molekuler yang berdasarkan pada kajian urutan protein, uji imunologis, RNA dan DNA berkembang. Pandangan evolusi yang berpusat pada gen muncul pada tahun 1960-an, diikuti oleh teori evolusi molekuler netral. Pada akhir abad ke-20, pengurutan DNA melahirkan filogenetika molekuler dan merombak pohon kehidupan ke dalam tiga sistem domain. Selain itu, ditemukan pula faktor-faktor tambahan seperti simbiogenesis dan transfer gen horizontal, yang membuat sejarah evolusi menjadi lebih kompleks.

Teori evolusi

Pohon kehidupan, seperti yang digambarkan oleh Ernst Haeckel pada buku The Evolution of Man (1879). Gambar tersebut mengilustrasikan pandangan abad ke-19 mengenai evolusi, yakni proses progresif yang akan berujung pada manusia.



Sumber

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 PEJUANG ISLAM.