Selasa, 31 Desember 2013

Filled Under:

Adam (5)

7. Penciptaan Adam menurut Islam

Penciptaan Adam adalah kisah penciptaan manusia yang pertama. Adam diriwayatkan sebagai satu daripada ciptaan Allah swt. yang paling kontroversi atau paling disebut-sebut oleh makhluk Allah yang lain. Peristiwa tersebut disebut dalam al-Qur'an dan hadits Rasulullah Muhammad saw.
Ketika Allah berfirman kepada malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi. Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah, padahal kami sentiasa bertasbih dengan memujiMu dan mensucikanMu?. Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya. (Surat Al Baqarah: 30)

A. Ciptaan dari tanah

Allah telah memerintahkan Malaikat Jibril turun ke bumi untuk mengambil sebahagian tanah sebagai bahan untuk menjadikan Adam. Walau bagaimanapun, bumi enggan membenarkan tanahnya diambil malah bersumpah dengan nama Allah bahwa dia tidak rela untuk menyerahkannya kerana kebimbangannya seperti yang dibimbangkan oleh para malaikat.

Jibril kembali setelah mendengar sumpah tersebut lalu Allah mengutuskan pula Malaikat Mikail dan kemudiannya Malaikat Israfil tetapi kedua-duanya juga tidak berdaya hendak berbuat apa-apa akibat sumpah yang dibuat oleh bumi. Maka, Allah memerintahkan Malaikat Izrail untuk melakukan tugas tersebut dan mendesak bumi agar tidak menolak walaupun bumi bersumpah karena tugas tersebut dijalankan atas perintah dan nama Tuhan.

Maka, Izrail turun ke bumi dan mengatakan yang kedatangannya adalah atas perintah Allah dan memberi amanat kepada bumi untuk tidak membantah yang memungkinkan bumi mendurhakai Allah. Menurut Ibnu Abbas, tanah bumi dan syurga digunakan untuk dijadikan bahan mencipta Adam. Tanah tersebut adalah:

B. Penyempurnaan

Tubuh Adam mempunyai sembilan rongga atau liang. Tujuh liang di kepala dan dua di bawah badan yaitu dua mata, dua telinga, dua hidung, satu mulut, satu dubur dan satu uretra. Lima panca indera dilengkapi dengan anggota tertentu seperti mata untuk penglihatan, telinga untuk pendengaran, hidung untuk pengesanan bauan, lidah untuk perasa seperti asam, asin, manis dan pahit dan kulit untuk sentuhan bagi panas, dingin, tekanan, viskositas dan sakit.

Ketika Allah menjadikan tubuh Adam, tanah dicampurkan dengan air tawar, asin dan anyir beserta api dan angin. Kemudian Allah resapkan Nur ke dalam tubuh Adam dengan pelbagai "sifat". Lalu tubuh Adam digenggam dengan genggaman Jabarut dan diletakkan di dalam Alam Malakut. Tanah itu dicampurkan lagi dengan istilah wewangian dan ramuan dari Nur-Sifat Allah dan dirasmi dengan "Bahrul Uluhiyah". Kemudian, tubuh tersebut dibenamkan dalam "Kudral 'Izzah" iaitu sifat "Jalan dan Jammal" lalu disempurnakan tubuh tersebut.

Waktu kejadian manusia tidak disebut berapa lama walaupun melalui apa cara perhitungan sekalipun seperti dalam al-Quran: "Bukankah telah berlalu kepada manusia satu ketika dari masa (yang beredar), sedang dia (masih belum wujud lagi dan) tidak menjadi sesuatu benda yang disebut-sebut..." (Surat Al Insaan:1)

Menurut keterangan ulama, tubuh Adam diselubungi dalam tempo 120 tahun, 40 tahun di tanah yang kering, 40 tahun di tanah yang basah dan 40 tahun di tanah yang hitam dan berbau. Dari situ, Allah ubah tubuh Adam dengan rupa kemuliaan dan tertutuplah dari rupa hakikatnya. Karena proses kejadian itu melalui peringkat yang "kotor", tidak heran Malaikat dan Iblis memandang rendah akan kejadian manusia yang diciptakan dari tanah.

1). Masuknya ruh

Roh diperintah Allah untuk memasuki jasad Adam tetapi seperti makhluk lain, roh juga enggan, malas dan segan karena jasad yang seperti batu. Dikatakan ruh berlegar-legar mengelilingi jasad Adam sambil disaksikan malaikat. Kemudian, Allah memerintahkan Malaikat Izrail memaksa ruh memassuki tubuh tersebut masuk ke dalam tubuh Adam. Ia memasukkannya ke dalam tubuh dan roh secara perlahan-lahan masuk hingga ke kepalanya yang mengambil masa 200 tahun. Setelah meresapi ke kepala Adam, maka berfungsilah otak dan tersusunlah urat saraf dengan sempurna. Lalu, terjadilah mata dan terus terbuka melihat tubuhnya yang masih keras dan malaikat di sekelilingnya. Telinga mulai berfungsi dan didengarnya kalimah tasbih para malaikat. Apabila roh tiba ke hidung, lalu ia bersin dan mulutnya juga terbuka. Allah mengajarkan kalimah "Alhamdulillah" yang merupakan kalimah pertama diucapkan Adam dan Allah sendiri yang membalasnya.

Kemudian, roh tiba ke dadanya lalu Adam berkeinginan untuk bangun padahal tubuhnya yang bawah masih keras membatu. Ketika itu ditunjukkan sifat manusia yang terburu-buru. Ketika roh sampai di perut, maka organ dalam dan perut tersusun sempurna dan saat itu Adam mula merasakan lapar. Akhirnya, roh meresap ke seluruh tubuh Adam, tangan dan kaki dan berfungsilah dengan sempurna segala darah daging, tulang, urat saraf dan kulit. Menurut riwayat, kulit Adam amat baik ketika itu berbanding kulit manusia di kini dan warnanya masih dapat dilihat di kuku sebagai peringatan kepada keturunan manusia.

Dengan itu, sempurnalah sudah kejadian manusia pertama dan Adam digelar sebagai "Abul Basyar" iaitu Bapa Manusia. Walau bagaimanapun, hanya Nabi Muhammad s.a.w. mendapat gelaran "Abul Ruh" atau "Abul Arwah" iaitu Bapa segala Roh.

C. Kajian sains

Kajian sains telah menunjukkan bahawa unsur kimia pada tubuh manusia terdiri daripada unsur yang terdapat pada tanah. Nisbah unsur yang terdapat di dalam badan juga memberikan kesesuaian dalam sifat dan fungsi anggota setiap bahagian manusian. Antaranya unsur yang didapati adalah:
Sumber

8. Kain dan Habel

Kain/Qabil dan Habel adalah anak pertama, dan kedua dari pasangan pertama Adam dan Hawa, yang dilahirkan setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa (satu-satunya anak Adam dan Hawa yang lain yang disebut dalam Alkitab adalah Set). Cerita mereka dikisahkan dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, yaitu dalam Kitab Kejadian pasal 4 dan dalam Al-Qur'an dalam Surah 5:27-32. Dalam kedua versi ini Kain melakukan pembunuhan yang pertama dengan membunuh saudaranya setelah Allah menolak korbannya, tetapi menerima korban Habel. Kitab Kejadian memberikan tekanan pada pekerjaan kedua saudara ini; Habel menggembalakan ternak, sementara Kain seorang petani.

A. Nama

Kain dan Habel adalah transliterasi dari nama-nama dalam bahasa Ibrani:
  • "Kain" dari קַיִן / קָיִן; dalam transliterasi Ibrani standar, Qáyin sementara dalam Bahasa Ibrani Tiberias Qáyin / Qāyin
  • "Habel" dari הֶבֶל / הָבֶל; dalam transliterasi Ibrani standar, Hével / Hável, dan dalam Bahasa Ibrani Tiberias Héḇel / Hāḇel.
Dalam Al-Qur'an, Habel disebut Hābīl (هابيل); Kain tidak disebutkan namanya dalam Al-Qur'an, meskipun tradisi Islam mencatat namanya Qābīl (قابيل). Kain disebut Qayen (ቃየን) dalam versi Ethiopia dari Kitab Kejadian, meskipun dalam beberapa tempat lainnya seperti Surat Yudas 1:11, ia disebut dengan variannya Qayel (ቃየል), dan dengan nama ini ia lebih sering disebut dalam khotbah-khotbah. Sebagian orang telah mengusulkan bahwa nama Habel harus diidentifikasikan dengan kata dalam bahasa Asyur aplu, yang semata-mata berarti "anak lelaki".

Sebuah etimologi rakyat Inggris yang dulu dianut luas mengatakan bahwa Habel terdiri atas ab dan el, sehingga praktis artinya adalah sumber Allah. Namun demikian, ini adalah sebuah penafsiran yang menyimpang, karena kata aslinya dalam bahasa Ibrani hanya mengandung tiga huruf HVL (הָבֶל), yang sangat berbeda dengan HABEL (אבאל). Secara alkitabiah, kata Hevel (Habel) muncul dalam Kitab Pengkhotbah dalam sebuah konteks yang menyiratkan bahwa kata itu harus diterjemahkan "sia-sia" ( Versi Raja James semata-mata menerjemahkannya sebagai "kesia-siaan", yang pada masa penerjemahannya mempunyai makna yang sama dalam bahasa Inggris, namun sekarang tidak lagi), dan juga muncul, dalam teks Masoret, dalam Kitab 1 Samuel (6:18) tampaknya dengan arti "ratapan". Kedua penggunaannya dalam Alkitab secara tradisional ditafsirkan menunjukkan bahwa nama Habel adalah sebuah pemainan kata, sebuah rujukan kepada hidup Habel yang singkat.

B. Cerita

1). Ringkasan

Kitab Kejadian (4:1-17) memberikan gambaran singkat tentang kedua saudara ini. Dikatakan bahwa Kain adalah seorang petani yang mengolah tanahnya, sementara adiknya Habel adalah seorang gembala. Suatu hari mereka mempersembahkan kurban kepada Allah. Kain mempersembahkan buah-buahan dan gandum dan padi, sementara Habel mempersembahkan domba yang gemuk, anak domba, atau susu, seperti yang dikatakan oleh Yosefus dari hasil pertama ternaknya. Karena Allah tidak mau menerima apapun yg tumbuh dari bumi maka Allah tidak menerima persembahan kain, Allah menerima kurban Habel, dan karena itu Kain membunuh Habel, karena alasan yang juga tidak dijelaskan, seringkali dianggap sebagai sekadar rasa iri karena Allah pilih kasih. Cerita ini berlanjut dengan Allah yang mendekati Kain dan menanyakan di mana Habel berada. Jawaban Kain yang kemudian menjadi ucapan yang sangat terkenal ialah, " Apakah aku penjaga adikku?"

Allah melihat bahwa Kain mencoba menipu, karena "Darah [Habel] adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah". Allah mengutuk Kain untuk mengembara di muka bumi. Kain ketakutan bahwa ia akan dibunuh orang lain di muka bumi dan dalam rasa takutnya itu ia memohon kepada Allah, dan karena itu Allah mmberikan kepadanya tanda pada wajah Kain sehingga ia tidak akan dibunuh, sambil berkata bahwa "barangsiapa yang membunuh Kain akan dibalaskan kepadanya tujuh kali lipat." Lalu Kain pergi, "ke negeri pengembaraan". Terjemahan-terjemahan lainnya menyebutkan bahwa ia pergi "ke Tanah Nod", yang umumnya dianggap sebagai kekeliruan terjemahan dari kata Ibrani Nod, yang artinya pengembaraan. Meskipun ia dikutuk untuk hidup mengembara, Kain belakangan disebutkan mempunyai keturunan, dan mendirikan sebuah kota yang dinamainya Henokh, sesuai dengan nama anaknya.

Tapi menurut Al-Quran dinyatakan bahwa Kain memberikan kurban yang tidak layak.Dia memberi tanaman dan buah-buahan yang busuk,sehingga Allah tidak menerimanya. Maka kain iri dengan Habel dan membunuhnya.
Kain membawa Habel untuk dibunuh, oleh James Tissot.

2). Kematian Habel

Dalam Kekristenan, ada perbandingan antara kematian Habel dengan kematian Yesus. Dalam Injil Matius (23:35), Yesus Kristus berkata tentang Habel sebagai orang yang benar. Namun, Surat Ibrani menyatakan bahwa ... darah pemercikan... [berbicara] lebih kuat daripada darah Habel (Ibrani 12:24), artinya, darah Yesus ditafsirkan menuntut belas kasihan tetapi darah Habel menuntut pembalasan (karenanya ada kutuk dan tanda).

3). Pemakaman

Menurut al-Qur'an, Kainlah yang memakamkan Habel, dan ia didorong untuk melakukan hal itu oleh seseorang gagak yang mengais-ngais tanah, berdasarkan perintah Allah. Al-Qur'an menyatakan bahwa ketika melihat gagak itu, Kain menyesali tindakannya [al-Ma'idah:27-31], dan bahwa ketimbang dikutuk oleh Allah, karena Allah belum pernah melakukannya sebelumnya, Allah memilih untuk menciptakan sebuah hukum yang melarang pembunuhan:
Bila seseorang membunuh seseorang – kecuali kalau hal itu dilakukan karena pembunuhan atau karena menyebarkan kekacauan di seluruh negeri – seolah-olah membunuh seluruh bangsa itu; dan bila seorang menyelamatkan sebuah nyawa, seolah-olah ia telah menyelamatkan seluruh umat manusia.
Lukisan William Blake, Tubuh Habel ditemukan oleh Adam dan Hawa.

4). Di dunia bawah

Di zaman klasik, maupun belakangan ini, Habel dianggap sebagai korban pertama yang tidak bersalah dari kuasa kejahatan, dan karena itu martir yang pertama. Dalam Kitab Henokh yang esoterik (22:7), jiwa Habel digambarkan telah diangkat sebagai pemimpin para martir, yang menyerukan pembalasan, penghancuran benih keturunan Kain. Pandangan ini belakangan diulangi dalam Perjanjian Abraham (di A:13 / B:11); di sini Habel telah diangkat menjadi hakim jiwa-jiwa:
seseorang yang mengerikan duduk di takhta untuk menghakimi semua makhluk, dan meneliti orang-orang yang benar dan orang-orang berdosa. Karena Habel adalah orang pertama yang meninggal sebagai martir, Allah membawanya [ke takhta hakim di dunia bawah] untuk memberikan penghakimannya, sementara Henokh, sang jurutulis surgawi, berdiri di sisinya untuk menuliskan dosa-dosa dan kebenaran setiap orang. Karena Allah berkata: Aku tidak akan menghakimi kamu, tetapi masing-masing orang akan diadili oleh manusia. Sebagai keturunan orang yang pertama, mereka akan dihakimi oleh anaknya hingga kemunculan Tuhan dalam cara yang agung dan megah, yaitu ketika mereka akan dihakimi oleh ke-12 suku Israel, dan kemudian hari penghakiman oleh Tuhan sendiri akan sempurna. Dan tidak berubah.
Menurut Kitab Adam dan Hawa Koptik (2:1-15), dan Gua Harta Benda Siriak, tubuh Habel, setelah berhari-hari lamanya masa berkabung, ditempatkan di Gua Harta Benda, dan di hadapannya Adam dan Hawa, serta keturunannya, menyampaikan doa-doa mereka. Selain itu, garis keturunan Adam lewat Set bersumpah atas nama darah Habel untuk memisahkan diri mereka dari orang-orang yang fasik.
(Bersambung)

1 komentar:

Copyright @ 2013 PEJUANG ISLAM.