Sabtu, 01 Februari 2014

Filled Under:
,

Kerajaan Minanga dan Prasasti Kedukan Bukit

Kerajaan Minanga 
 
Minanga
Malayu

645–682
Ibukota Minanga
Hulu Sungai Batang Hari
Bahasa Melayu Kuna, Sanskerta
Pemerintahan Monarki
Sejarah
 -  Didirikan 645
 -  Invasi Sriwijaya 682
Mata uang Koin emas dan perak

Minanga merupakan salah satu nama dari Kerajaan Melayu yang telah muncul pada tahun 645. Berita tentang keberadaan kerajaan ini didapat dari buku T'ang-Hui-Yao yang disusun oleh Wang p'u pada tahun 961 masa Dinasti Tang, dimana kerajaan ini mengirimkan utusan ke Cina pada tahun 645 untuk pertama kalinya[1]. Kemudian didukung oleh Prasasti Kedukan Bukit yang bertarikh 682.

Asal Usul

Dari Prasasti Kedukan Bukit, disebutkan bahwa Dapunta Hyang pendiri Sriwijaya bertolak dari Minanga, dengan membawa puluhan ribu tentara lengkap dengan perbekalan[2]. Berita tentang Kerajaan Melayu ini juga disebut dalam catatan perjalanan Pendeta I-tsing atau I Ching (義淨; pinyin Yì Jìng) (634-713) identik dengan kerajaan ini[3].
Selain dari berita buku T'ang-Hui-Yao, dari buku Tse-fu-yuan-kuei pada masa Dinasti Song yang dibuat atas dasar sejarah lama oleh Wang-ch'in-jo dan Yang I antara tahun 1005 dan 1013, juga menceritakan adanya utusan dari Kerajaan Melayu datang ke Cina antara tahun 644 dan 645.
Namun belum ada sumber yang menyebutkan dimana lokasi persisnya tempat yang menjadi ibukotanya serta siapa yang menjadi raja di kerajaan ini.

Sumber Cina

Artikel ini memuat teks berbahasa Tionghoa. Tanpa dukungan multibahasa, Anda mungkin akan melihat tanda tanya, tanda kotak, atau karakter lain selain dari karakter yang dimaksud. 

Pada masa Dinasti Yuan dan Dinasti Ming, kata Ma-La-Yu disebutkan sering (dalam sejarah cina) untuk merujuk kepada suatu bangsa dari laut selatan dengan ejaan yang berbeda akibat perubahan dinasti.
   * (Cina: 木 剌 由)- Bok-la-yu, Mok-la-yu
   * (Cina: 麻 里 予 儿) - Ma-li-yu-er
   * (Cina: 巫 来由) - Oo-lai-yu (dijiplak dari sumber tertulis biarawan Xuan Zang)
   * (Cina: 无 来由) - Wu-lai-yu
Sebagian ekstrak dari Chronicle asli Mongol Yuan (dalam bahasa Cina): Chronicle of Mongol Yuan
   "以 暹 人 与 麻 里 予 儿 旧 相 仇杀, 至 是 皆 归顺, 有 旨 谕 暹 人" 勿 伤 麻 里 予 儿, 以 践 尔 言 ".

Perdagangan

Dengan adanya perlindungan dari Cina, Kerajaan Minanga menjadi penguasa lalu lintas Selat Malaka saat itu, dan memiliki hasil tambang emas dan perak.

Penurunan

Berdasarkan Prasasti Kedukan Bukit, pada tahun 682 Dapunta Hyang bertolak dari Kerajaan Minanga dengan membawa 20.000 tentara kearah selatan lalu mendirikan Kerajaan Sriwijaya. Dengan demikian pusat kerajaan berpindah ke wilayah muara sungai Musi atau Palembang sekarang.

Referensi

  1. ^ Slamet Muljana, 2006, Sriwijaya, Yogyakarta: LKIS.
  2. ^ George Cœdès, 1930, Les inscriptions malaises de Çrivijaya, BEFEO.
  3. ^ Gabriel Ferrand, 1922, L’Empire Sumatranais de Crivijaya, Imprimerie Nationale, Paris, “Textes Chinois”.
 Sumber

Prasasti Kedukan Bukit
Prasasti Kedukan Bukit ditemukan oleh M. Batenburg pada tanggal 29 November 1920 di Kampung Kedukan Bukit, Kelurahan 35 Ilir, Palembang, Sumatera Selatan, di tepi Sungai Tatang yang mengalir ke Sungai Musi. Prasasti ini berbentuk batu kecil berukuran 45 × 80 cm, ditulis dalam aksara Pallawa, menggunakan bahasa Melayu Kuna. Prasasti ini sekarang disimpan di Museum Nasional Indonesia dengan nomor D.146.

Teks Prasasti

Alih Aksara

  1. svasti śrī śakavaŕşātīta 605 (604 ?) ekādaśī śu
  2. klapakşa vulan vaiśākha dapunta hiya<m> nāyik di
  3. sāmvau mangalap siddhayātra di saptamī śuklapakşa
  4. vulan jyeşţha dapunta hiya<m> maŕlapas dari minānga
  5. tāmvan mamāva yamvala dualakşa dangan ko-(sa)
  6. duaratus cāra di sāmvau dangan jālan sarivu
  7. tlurātus sapulu dua vañakña dātamdi mata jap
  8. sukhacitta di pañcamī śuklapakşa vula<n>...
  9. laghu mudita dātam marvuat vanua...
  10. śrīvijaya jaya siddhayātra subhikşa...

Alih Bahasa

  1. Selamat ! Tahun Śaka telah lewat 604, pada hari ke sebelas
  2. paro-terang bulan Waiśakha Dapunta Hiyang naik di
  3. sampan mengambil siddhayātra. di hari ke tujuh paro-terang
  4. bulan Jyestha Dapunta Hiyang berlepas dari Minanga
  5. tambahan membawa bala tentara dua laksa dengan perbekalan
  6. dua ratus cara (peti) di sampan dengan berjalan seribu
  7. tiga ratus dua belas banyaknya datang di mata jap (Mukha Upang)
  8. sukacita. di hari ke lima paro-terang bulan....(Asada)
  9. lega gembira datang membuat wanua....
  10. Śrīwijaya jaya, siddhayātra sempurna....

Keterangan

Pada baris ke-8 terdapat unsur pertanggalan, namun bagian akhir unsur pertanggalan pada prasasti ini telah hilang. Seharusnya bagian tersebut diisi dengan nama bulan. Berdasarkan data dari fragmen prasasti No. D.161 yang ditemukan di Situs Telaga Batu, J.G. de Casparis (1956:11-15) dan M. Boechari (1993: A1-1-4) mengisinya dengan nama bulan Āsāda. Maka lengkaplah pertanggalan prasasti tersebut, yaitu hari kelima paro-terang bulan Āsāda yang bertepatan dengan tanggal 16 Juni 682 Masehi.[2]
Menurut George Cœdès, siddhayatra berarti semacam “ramuan bertuah” (potion magique), tetapi kata ini bisa pula diterjemahkan lain. Menurut kamus Jawa Kuna Zoetmulder (1995): sukses dalam perjalanan. Dengan terjemahan tersebut kalimat di atas dapat diubah: “Sri Baginda naik sampan untuk melakukan penyerangan, sukses dalam perjalanannya.”
Dari prasasti Kedukan Bukit, didapatkan data sebagai berikut:[3] Dapunta Hyang berangkat dari Minanga dan menaklukan kawasan tempat ditemukannya prasasti ini (Sungai Musi, Sumatera Selatan).[4] Karena kesamaan bunyinya, ada yang berpendapat Minanga Tamwan adalah sama dengan Minangkabau, yakni wilayah pegunungan di hulu sungai Batanghari. Ada juga berpendapat Minanga tidak sama dengan Malayu, kedua kawasan itu ditaklukkan oleh Dapunta Hyang, tempat penaklukan Malayu terjadi sebelum menaklukan Minanga dengan menganggap isi prasasti ini menceritakan penaklukan Minanga.[5] Sementara itu Soekmono berpendapat bahwa Minanga Tamwan bermakna pertemuan dua sungai (karena tamwan berarti 'temuan'), yakni Sungai Kampar Kanan dan Sungai Kampar Kiri di Riau,[6] yakni wilayah sekitar Candi Muara Takus. Kemudian ada yang berpendapat Minanga berubah tutur menjadi Binanga, sebuah kawasan yang terdapat pada sehiliran Sungai Barumun (Provinsi Sumatera Utara sekarang).[7] Pendapat lain menduga bahwa armada yang dipimpin Jayanasa ini berasal dari luar Sumatera, yakni dari Semenanjung Malaya.[8]

 Prasasti Kedukan Bukit

Referensi

  1. ^ The Encyclopedia of Malaysia: Languages and Literature, Volume 9 / edited by Prof. Dato' Dr. Asmah Haji Omar
  2. ^ Casparis, J.G. de, (1956), Prasasti Indonesia II: Selected Inscriptions from the 7th to the 9th Century A.D., Dinas Purbakala Republik Indonesia, Bandung: Masa Baru.
  3. ^ Damais, Louis-Charles, (1952), Etude d’Epigraphie Indonesienne III: Liste des Principales Datees de l’Indonesie, BEFEO, tome 46.
  4. ^ Soekmono, R., (2002), Pengantar sejarah kebudayaan Indonesia 2, Kanisius, ISBN 979-413-290-X
  5. ^ Irfan, N.K.S., (1983), Kerajaan Sriwijaya: pusat pemerintahan dan perkembangannya, Girimukti Pasaka
  6. ^ Drs. R. Soekmono, (1973 5th reprint edition in 1988). Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2, 2nd ed. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. hlm. 38. ISBN 979-4132290X.
  7. ^ Muljana, Slamet, (2006), Sriwijaya, PT. LKiS Pelangi Aksara, ISBN 978-979-8451-62-1
  8. ^ Coedes, George (1996). The Indianized States of Southeast Asia. University of Hawaii Press. hlm. 82. ISBN 978-0-8248-0368-1.






Sumber

3 komentar:

  1. berdasarkan keterangan itsing,codes, Slamet mulyana, corm dll minangatamwan adalah taklukan kerajaan sriwijaya. berdasarkan keterangan itsing, sriwijaya/ she-li-foshi thn 671 stiwijaya/ she-li-foshi sudah ada sudah beribukota di kota foshi bukan dikota minangatamwan terletak disungai foshi bukan sungai minangatamwan. tahun 683M itu bukanlah pendirian kerajaan sriwijaya bukan pula pemindahan ibu kota dari kota minangatamwan ke kota foshi/ kota musi/kota jaya. kota foshi tetletak di sungai foshi/ sungai musi. tahun 683M itu adalah kerajaan sriwijaya menaklukan minangatamwan. ingat nama ibukota kerajaan sama dengan nama ujung kerajaan yakni foshi/jaya dan terletak di sungai foshi artinya nama sungai itu sama dengan nama ibu kota kerajaan . jelas sungai batanghari bukanlah sungai foshi kota jambi bukanjah kota foshi. prasasti kedukan bukit adalah prasasti kemenangan ekspansi di palembang sejauh ini sudah ditemukan 30 lebih prasasti sidhayatra sriwijaya jaya artinya ada banyak ekspansi dan kemenangan kerajaan sriwijaya dan jaya sebagsi ibukota. sedangkan di tempat lain satupun tak ada prasasti yang bertuliskan nama sriwijaya apa lagi prasasti sidhayatra. artinya tempat-tempat itu memang bukanlah sriwijaya/shelifoshi. itsing tidak melihat bayangan pada tengah hari dikota foshi.yang pasti antara th 671-672 dan th 685-695. diantara th itu bayangan akan hilang pada tengah hari pada tgl 28 september artinya tepat berada di palembang. dan jika th 690 yang di jadikan dasar itsing tidak melihat bayangan artinya setelah itsing tinggal lama di sri-wi-jaya/she-li-foshi.itsing mengatakan pertengahan bulan 8 tahun cina dia tidak menyebut tengah tengah bulan/ angka persis tgl 14/ 15 melainkan hanya menyebut pertengahan artinya kisaran pertengahan bulan, bisa saja tgl 13, 14,15,16,17. lima hari itu termasuk pertengahan bulanjika itsing tidak melihat bayangan itu pada tgl 17 bulan cina maka itu persis tgl 28 september artinya dipalembang yg tidak ditemukan bayangan pada tengah hari. jangankan palembang pulau jawa yang jauh dari katulistiwa juga tidak tampak bayangan pada tengah hari dikisaran bulan september oktober dan februari dan maret.dan berdasarkan keterangan al biruni yang paham katulistiwa mengatakan sriwijaya terletak di selatan katulis tiwa, melayu yang terletak di katulistiwa (the ekuator bitwin kedah and srivijaya ). jadi berdasarkan astronomis itu palembang / kota musi lah yang disebut itsing sebagai kota foshi bukan kota jambi dan sungai foshi itu adalah sungai musi bukan sungai batang hari. dan negri she-li-foshi itu berbeda dengan negri /kerajaan melayu bukan kerajaan yang sama.

    BalasHapus
  2. berdasarkan keterangan itsing sriwijaya sudah ada tahun 670 dan bernama kerajaan she-li-foshi ibukotanya foshi terletak di sungai foshi. jelas kerajaan shelifoshi bukanlah ejaan untuk minangatamwan. kota foshi juga bukanlah ejaan untuk kota minangatamwan, sungai foshi juga bukanlah ejaan untuk sungai minangatamwan. kerajaan shelifoshi adalah ejaan untuk kerajaan srwijaya kota foshi adalah ejaan untuk kota mushi/palembang, sungai foshi adalah sungai mushi. hal ini sudah terjadi jauh sebelum pristiwa sidhayatra 683M. jadi tahun 683M bukanlah pendirian kerajaan sriwijaya/kerajaan shelifoshi, dan bukan pula pemindahan ibukota dari minangatamwan ke kota foshi. 683M adalah kerajaan sriwijaya menaklukan minangatamwan. teori codes dan slamet mulyanna dll menegaskan minangatamwan adalah taklukan kerajaan sriwijaya. berdasarkan bahasa prasasti sriwijaya yang dikeluarkan dapuntahyang sri jaya nasa adalah bahasa melayu palembang bercampur bahasa india dan bahasa sunda. maka dapat di simpulkan dapuntahyang sri jaya nasa adalah keturunan melayu palembang bercampur turunan india dan turunan sunda. atau bisa jadi dapuntahyang asli melayu pak lembang. berdasarkan keterangan Itsing th 671 dan 685 dan catatan dinasti Tang th 670 tentang utusan kerajaan Sriwijaya/ Shelifoshi datang ke Tiongkok dan prasasti kedukan bukit 683 1. Minangatanwan bukan Shelifoshi/ Sriwijaya 2. Selifoshi= Sriwijaya ibukotanya kota foshi sama dengan ujung nama kerajaannya dan terletak di sungai Foshi, nama sungainya sama dengan nama ibukotanya 3. Minangatamwan bukan ibukota Shelifoshi sebab minangatamwan tidak sama dengan nama ujung Sriwijaya ( Jaya ) 4. ibukota Shelifoshi adalah kota Foshi/ kota musi/ kota jaya/ kota makmur, wijaya= kemakmuran, Sriwijaya= cahaya kemakmuran 5. Minangatamwan bukan asal Shelifoshi/ Sriwijaya 7. Minangatamwan adalah taklukan Sriwijaya 8. Tidak ada pendirian kerajaan Sriwijaya/ Shelifoshi th 683 sebab th 670 Kerajaan Sriwijaya sudah berdiri sudah mengirim duta ke tionkok itsing juga sudah tinggal 6 bulan di Sriwijaya/Shelifoshi 9. Tidak ada perpindahan ibukota kerajaan Shelifoshi, Sebab ibukota Shelifoshi/ Sriwijaya th 670= 685 yaitu kota Foshi. Kalau terjadi pemindahan ibukota th 683 itu pasti Itsing juga merubah sebutannya untuk ibukota yang baru itu tapi Itsing tidak merubah nama ibukota Shelifoshi th 685, artinya tidak ada perpindahanibukota Sriwijaya/Shelifoshi alias tetap berada di kota foshi. 10. Tidak ada pergantian nama kerajaan Shelifoshi sebab jiga berganti nama dari MInangatamwan/ Melayu menjadi Sriwijaya/ Shelifoshi pasti Itsing th 685 mengganti sebutan kerajaan Sriwijaya/ Shelifoshi. tapi Itsing tidak mengganti nama Shelifoshi. Itsing masih menyebut kerajaan Shelifoshi. Lagipula yang disebut itsing Shelifoshi adalah Sriwijaya bukan Minangatamwan. 11. itsing menyebut th 685 Melayu dan Kedah telah menjadi milik Shelifoshi 12. kerajaan yang melakukan sidhayatra/ penyerangan th 683 adalah kerajaan Sriwijaya dan kota jaya { Sriwijaya jaya Sidhayatra } bukan Minangatamwan 13. Nama- nama yang disebut Itsing selain Shelifoshi berarti bukan Sriwijaya negri negri yang disebut Itsing diantaranya moloyeu= Melayu, tolang pohwang= tulang bawang/ Lampung, slapoun= Slabumg/ Komering, chaca= kedah, Holotan= klantan dll berdasarkan keterangan itsing,codes, Slamet mulyana, corm dll minangatamwan adalah taklukan kerajaan sriwijaya.

    BalasHapus
  3. Kalau dilihat para ahli sepakat yg namanya Miangatawan itu adalah kerajaan melayu yg disinggahi Itsing Th 671 dan 685M.
    Maka artinya jelas sekali kalau Minagatamwan adalah taklukan Sriwijaya. Karena kerajaan melayu itu adal takluk di tangan kerajaan Sriwijaya.

    BalasHapus

Copyright @ 2013 PEJUANG ISLAM.