Kamis, 02 Januari 2014

Filled Under:

Persia (34)

3). September 480 SM: Pertempuran Salamis

Kekalahan Yunani di Thermopylae membuat Boiotia jatuh ke tangan Xerxes; dan membuat Attika terbuka lebar untuk diserang. Sisa penduduk Athena dievakuasi, dengan bantuan armada Yunani, ke Salamis.[132] Pasukan Yunani di Peloponnesos mulai bersiap untuk mempertahankan garis pertahanan di Tanah Genting Korinthos, membangun dinding dan menghancurkan jalan dari Megara, membiarkan Kota Athena dimasuki pasukan Persia.[133] Dengan demikian Athena jatuh ke tangan Persia; sekelompok kecil orang Athena berusaha melindungi Akropolis dan pada akhirnya dikalahkan. Xerxes lalu memerintahkan supaya Athena dihancurkan dan Akropolis dibakar.[134]

Persia kini menguasai sebagian besar Yunani, tapi Xerxes barangkali tidak menduga akan mendapat perlawanan sekeras itu; prioritasnya kini adalah menyelesaikan perang secepat mungkin.[135] Jika Xerxes dapat memusnahkan angkatan laut Yunani, maka dia akan berada pada posisi yang kuat untuk memaksa Yunani menyerah;[136] Di pihak Yunani, Themistokles berharap, dengan menghancurkan angkatan laut Persia, maka penaklukan total oleh Persia dapat dicegah.[137] Armada laut Yunani dengan demikian tetap berada di lepas pantai Salamis hingga September, meskipun Persia akan segera datang. Bahkan setelah Athena jatuh, sisa-sisa armada laut Yunani tetap bertahan di Salamis, mencoba memancing armada Persia untuk bertempur.[138] Sebagian karena ditipu oleh Thmistokles, armada Persia memasuki Selat Salamis.[139] Di selat yang sempit itu, kapal Persia yang terlalu banyak justru menjadi rintangan, karena kapal-kapal mereka menjadi sulit bermanuver dan tidak terorganisir.[140] Melihat kesempatan ini, armada laut Yunani menyerang dan meraih kemenangan telak atas Persia. Mereka menenggelamkan atau menangkap setidaknya 200 kapal. Dengan demikian, Peloponessos tetap aman.[141]

Berdasarkan Herodotos, setelah kekalahan itu Xerxes sempat berupaya membangun jalan melintasi kanal untuk menyerang para pengungsi Athena di Salamis, tapi proyek ini dengan segera dihentikan. Dengan hilangnya kekuatan laut Persia, Xerxes merasa takut bahwa pasukan Yunani akan berlayar ke Hellepontos dan menghancurkan jembatan pontonnya. Jika jembatan itu dihancurkan, maka pasukan darat Persia akan terjebak di Yunani.[142] Jenderalnya, Mardonios, bersedia tetap tinggal di Yunani dan menyelesaikan sisa penaklukan dengan sekumpulan pasukan yang dipilihnya sendiri, sementara Xerxes kembali ke Asia bersama sebagian besar pasukannya.[143] Mardonios melewati musim dingin di Boiotia dan Thessalia; dengan demikian, rakyat Athena dapat kembali ke kota mereka, yang sudah dibakar, pada musim dingin.[135]

 Pertempuran Salamis (1868) oleh Wilhelm von Kaulbach.

4). Juni 479 SM: Pertempuran Plataia dan Mykale

Seusai musim dingin, muncul ketegangan di pihak Yunani. Khususnya, orang Athena, yang tidak dilindungi oleh tanah genting, padahal armada laut Athena merupakan kunci diamankannya Peloponessos. Merasa tidak puas, Athena menolak ikut serta dalam armada laut Yunani pada musim semi.[144] Mardonios bertahan di Thessalia, karena dia tahu bahwa tak ada gunanya menyerang tanah genting. Di lain pihak, pasukan Yunani juga tidak mau mengirim tentara keluar dari Peloponnesos, sehingga terjadilah kebuntuan.[144] Mardonios bergerak untuk memecah kebuntuan, dengan menawarkan perdamaian kepada Athena, menggunakan Alexandros I dari Makedonia sebagai penengah.[145] Rakyat Athena memastikan bahwa delegasi Sparta mendengar tawaran itu, lalu kemudian menolaknya.[145] Dengan demikian, Athena lagi-lagi harus dievakuasi, dan pasukan Persia bergerak ke selatan lalu kembali menguasai Athena. Mardonios kini kembali menawarkan perdamaian kepada para pengungsi Athena di Salamis. Athena, bersama Megara dan Plataia, mengirim utusan ke Sparta untuk meminta bantuan, dan mengancam akan menerima tawaran Persia jika Sparta tidak mau menolong.[146] Sebagai tanggapannya, Sparta mengirim sejumlah besar pasukan dari kota-kota Peloponnesos dan bergerak menuju pasukan Persia.[147]

Ketika Mardonius mengetahui bahwa pasukan persekutuan Yunani sudah bergerak, dia pun mundur ke Boiotia, di dekat Plataia, dan berusaha memancing pasukan Yunani ke daerah terbuka supaya dia dapat menggunakan kavalerinya.[148] Pasukan Yunani, di bawah komando Pausanias, bertahan di dataran tinggi di atas Plataia supaya mereka tidak terjebak oleh strategi Persia.[149] Setelah beberapa hari terjadi kebuntuan, Pausanis memerintahkan pasukan Yunani untuk mundur ke posisi asalnya pada malam hari.[149] Gerakan mundur ini terjadi secara kacau, dan membuat pasukan Athena, Sparta, serta Tegea terjebak di bukit tertutup, sementara kontingen-kontingen lainnya tersebar terpisah-pisah di dekat Plataia.[149] Melihat keadaan ini, pasukan Persia merasa bahwa ini adalah saat yang tepat untuk menyerang. Mardonios memerintahkan seluruh pasukannya untuk maju.[150] Namun, infanteri Persia terbukti tidak dapat menandingi hoplites Yunani yang bersenjata berat,[151] dan pasukan Sparta berhasil mendobrak barisan pengawal Mardonios lalu membunuhnya.[152] Setelah itu, pasukan Persia menjadi panik dan kocar-kacir; 40.000 prajurit berhasil menyelamatkan diri melalui jalan ke Thessalia,[153] tapi sisanya kabur ke ke perkemahan Persia dan di sana mereka dikepung lalu dibantai oleh pasukan Yunani. Peristiwa ini sekaligus memastikan kemenangan Yunani.[154][155]

Herodotos menceritakan bahwa, pada sore hari dalam Pertempuran Plataia, rumor mengenai kemenangan Yunani didengar oleh armada laut Yunani, yang ketika itu sedang berada di lepas pantai Gunung Mykale di Ionia.[156] Semangat mereka langsung meningkat, dan armada laut Yunani maju untuk melawan armada Persia di sana. Dalam Pertempuran Mykale itu, yang berlangsung pada hari yang sama dengan Pertempuran Plataia, pasukan Yunani meraih kemenangan dan menghancurkan sisa-sisa angkatan laut Persia, sekaligus melumpuhkan kekuatan laut Xerxes, dan menandai kebangkitan angkatan laut Yunani.[157] Sementara para sejarawan modern meragukan apakah peristiwa di Mykale benar-benar terjadi pada hari yang sama dengan peristiwa di Plataia, namun Pertempuran Mykale hanya dapat terjadi setelah armada laut Yunani menerima berita dari Plataia.[158]


 Peta Pertempuran Plataia, gerak mundur pasukan Yunani menjadi kacau dan pasukan Persia menyeberangi sungai Asopos untuk menyerang pasukan Yunani.

G. Serangan balik Yunani (479–478 SM)

1). Mykale dan Ionia

Peristiwa di Mykale menjadi awal dari fase baru dalam konflik Yunani-Persia, yang mana pihak Yunani mulai melakukan ofensif terhadap Persia.[159] Kemenangan Yunani di Mykale menyebabkan kota-kota Yunani di Asia kecil kembali memberontak. Orang Samos dan orang Miletos telah secara aktif bertempur melawan Persia di Mykale, dan secara terbuka menyatakan pemberontakan mereka, yang kemudian diikuti pula oleh kota-kota lainnya.[160][161]

2). Sestos

Tidak lama setelah peristiwa di Mykale, pasukan Yunani berlayar ke Hellespontos untuk menghancurkan jembatan ponton, tapi mereka mendapati bahwa jembatan itu ternyata sudah tidak ada.[162] Armada Peloponnesos lalu berlayar kembali ke Yunani, tapi pasukan Athena tetap berada di sana untuk menyerang Khersonesos, yang masih dikuasai oleh Persia.[162] Pasukan Persia dan sekutu mereka berjaga di Sestos, kota terkuat di daerah itu. Di antara mereka adalah Oiobazos dari Kardia, yang memiliki tali dan berbagai perlengkapan lainnya bekas dari jembatan ponton Persia.[163] Gubernur Persia di sana, yaitu Artayktes, tidak pernah bersiap untuk menghadapi suatu pengepungan, karena dia percaya bahwa pasukan Yunani tidak akan menyerang.[164] Dengan demikian, pasukan Athena dapat melakukan pengepungan terhadap Kota Sestos.[162] Pengepungan itu berlangsung selama beberapa bulan, dan menyebabkan banyak ketegangan serta ketidakpuasan bahkan di kalangan pasukan Athena sendiri,[165] tapi pada akhirnya kota itu kehabisan makanan dan pasukan Persia yang ada di sana melarikan diri pada malam hari melalui tempat yang penjagaannya kurang.[166] Dengan demikian, Athena dapat menguasai kota itu keesokan hari.[166]

Sebagian besar prajurit Athena dikirim untuk mengejar pasukan Persia yang kabur.[166] Kelompok Oiobazos ditangkap oleh satu suku Thrakia, dan Oiobazos sendiri dikorbankan untuk dewa Plistoros.[167] Sementara itu pasukan Athena berhasil menangkap Artayktes, dan membunuh beberapa prajurit Persia yang ada bersamanya, tapi pasukan Athena menawan sebagian besar dari mereka, termasuk Artayktes.[167] Artayktes disalibkan atas permintaan warga Elaios, sebuah kota yang pernah dijarah oleh Artayktes.[168] Setelah tak ada lagi urusan di Sestos, pasukan Athena pun berlayar pulang, dan tidak lupa mereka membawa tali dari jembatan ponton Persia sebagai trofi kemenangan atas Persia.[169]

3). Siprus

Pada tahun 478 SM, perjanjian persekutuan di Yunani masih berlangsung, dan mereka mengirim sebuah armada yang terdiri dari 20 kapal dari Peloponnesos serta 30 kapal Athena, dengan tujuan mendukung kota-kota sekutu yang jumlahnya tidak diketahui. Armada itu dipimpin oleh Pausanias. Menurut Thukydides, armada ini berlayar ke Siprus dan "menduduki sebagian besar pulau tersebut".[170] Tidak diketahui secara pasti apa maksud Thukydides. Sealey berpendapat bahwa ini pada dasarnya adalah penyerangan untuk menjarah sebanyak mungkin harta dari garnisun Persia di Siprus.[171] Ada dugaan bahwa pasukan Yunani berniat untuk menguasai pulau tersebut, dan tidak lama setelah itu, mereka berlayar ke Byzantion.[170] Yang jelas, fakta bahwa Liga Delos berulang kali melakukan kampanye militer di Siprus menunjukkan bahwa di pulau itu tidak didirikan garnisun oleh Yunani pada tahun 478 SM, dan jikapun ada garnisun Yunani, maka kemungkinan besar garnisun itu dengan cepat diusir.

Citra satelit yang menunjukkan pulau Siprus.

4). Byzantion

Armada Yunani berlayar ke Byzantion, yang kemudian mereka kepung, dan pada akhirnya mereka kuasai.[170] Kendali atas Sestos dan Byzantion menjadikan pasukan Yunani memiliki kuasa atas selat antara Eropa dan Asia (yang penah dilalui oleh Persia), dan memungkinkan mereka mengakses jalur perdagangan di Laut Hitam.[172]

Akibat dari pengepungan itu terbukti membawa masalah bagi Pausanias. Tidak diketahui secara jelas apa yang terjadi; Thukydides memberi sedikit rincian, meskipun penulis pada masa berikutnya menambahkan banyak tuduhan mengerikan.[172] Melalui arogansi dan tindakannya yang semena-mena (Thukydides menyebutnya "kekejaman"), Pausanias berhasil mengucilkan banyak kontingen pasukan Yunani, khusunya yang baru saja bebas dari kekuasaan Persia.[171][172][173] Orang-orang Ionia dan beberapa lainnya meminta Athena untuk mengambil alih kepemimpinan kampanye, dan Athena menyetujui hal ini.[173] Sparta, setelah mengetahui perilaku Pausanias, segera memanggilnya dan mengadilinya atas tuduhan bekerja sama dengan musuh. Meskipun Pausanias dibebaskan, tapi reputasinya sudah rusak dan dia tak lagi diizinkan memimpin pasukan Yunani.[173]

Pausanias kembali ke Byzantion sebagai warga negara pada tahun 477 SM, dan menguasai kota itu sampai dia diusir oleh orang Athena. Dia lalu menyeberangi Bosporus dan bermukim di Kolonai di Troad, sampai kemudian dia lagi-lagi dituduh bekerja sama dengan Persia. Dia dipanggil lagi ke Sparta dan kembali diadili. Setelah itu, dia membuat dirinya kelaparan sampai mati.[174] Waktu kejadiannya tidak jelas, tapi Pausanias mungkin menguasai Byzantion sampai tahun 470 SM.[174]
(Bersambung)

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 PEJUANG ISLAM.