E. Masa jeda (490–480 SM)
1). Persia
Setelah gagal pada invasi pertamanya, Darius mulai membangun pasukan yang lebih besar untuk benar-benar menaklukkan Yunani; namun pada tahun 486 SM Mesir melakukan pemberontakan terhadap Persia sehingga ekspedisi ke Yunani harus ditunda.[87] Darius meninggal ketika sedang bersiap untuk bergerak ke Mesir, dan takhta Persia beralih kepada putranya Xerxes I.[88] Xerxes menumpas pemberontakan Mesir, dan dengan cepat mempersiapkan kembali pasukan untuk menyerang Yunani lagi.[89] Karena ini adalah invasi berskala besar, maka dibutuhkan perencanaan, pengumpulan perbekalan, dan persiapan prajurit yang cukup lama. Xerxes memutuskan bahwa Hellespontos akan menjadi jalur bagi pasukannya untuk menyeberang ke Eropa, dan kanal harus digali menyeberangi tanah genting di Gunung Athos (armada Persia pernah dihancurkan pada tahun 492 SM ketika berusaha memutari garis pantai ini). Rencana Xerxes merupakan proyek luar biasa yang belum pernah dilakukan siapapun pada masanya.[90] Namun, kampanye harus tertunda selama satu tahun karena terjadi pemberontakan lagi di Mesir dan Babilonia.[91]Persia bersimpati kepada beberapa negara kota Yunani, termasuk Argos, yang berjanji akan memihak Persia begitu pasukan Persia mencapai perbasatan mereka.[92] Keluarga Aleuadai, yang memerintah kota Larissa di Thessalia, melihat invasi ini sebagai sebuah kesempatan untuk memperluas kekuasaan mereka.[93] Sementara Thebes, meskipun tidak secara terang-terangan bersekutu dengan Persia, diduga bersedia membantu pasukan Persia begitu invasi tiba.[94][95]
Pada tahun 481 SM, setelah sekitar empat tahun persiapan, Xerxes mulai mengumpulkan pasukannya untuk menyerang Eropa. Herodotos memberikan daftar nama 46 bangsa yang prajuritnya menjadi bagian dalam pasukan Xerxes.[96] Pasukan Persia berkumpul di Asia Kecil pada musim panas dan musim gugur tahun 481 SM. Pasukan dari kesatrapan timur berkumpul di Kritala, Kappadokia dan dipimpin oleh Xerxes ke Sardis. Di sana mereka menghabiskan musim dingin.[97] Pada awal musim semi, pasukan bergerak ke Abydos, dan mereka bergabung dengan pasukan dari kesatrapan barat.[98] Lalu pasukan yang telah dikumpulkan oleh Xerxes itu berarak menuju Eropa, menyeberangi Hellespontos melalui dua jembatan ponton.[99]
a. Jumlah Pasukan Persia
Jumlah prajurit yang dikumpulkan oleh Xerxes pada invasi kedua ke Yunani telah menjadi tema perdebatan yang tiada akhir. Sebagian besar sejarawan modern menolak jumlah 2,5 juta prajurit yang ditulis oleh Herodotos serta para penulis kuno lainnya, karena jumlah tersebut tidak realistis, selain itu pihak pemenang sangat mungkin telah melakukan miskalkulasi dan membesar-besarkan jumlah pasukan musuh. Topik ini banyak diperdebatkan, tapi kesepakatan para sejarawan berkisar sekitar 200.000 prajurit.[100]Jumlah armada laut Persia juga dipertentangkan, meski tidak sesering pasukan daratnya. Para penulis kuno lainnya setuju dengan angka yang diberikan oleh Herodotos, yaitu 1.207 kapal. Jumlah ini menurut standar kuno cukup konsisten, dan dapat ditafsirkan bahwa jumlahnya sekitar 1.200 kapal. Di antara para sejarawan modern, beberapa ada yang menerima jumlah ini, meskipun tetap berpendapat bahwa jumlahnya lebih sedikit pada Pertempuran Salamis.[101][102][103] Karya-karya terkini lainnya mengenai Perang Yunani-Persia menolak angka ini, dan melihat bahwa 1.207 merupakan peniruan dari jumlah kapal armada gabungan Yunani dalam Iliad. Karya-karya itu secara umum mengklaim bahwa Persia mengirimkan tidak lebih dari 600 kapal perang menyeberangi Laut Aigea.[103][104][105]
2). Yunani
a. Athena
Setahun setelah peristiwa di Marathon, pahlawan Athena, Miltiades, terluka dalam suatu pertempuran kecil. Mengambil kesempatan dari hal ini, keluarga Alkmaionidai yang berpengaruh, menyusun rencana supaya dia dihukum.[106] Miltiades diberikan denda yang besar atas kejahatan 'menipu rakyat Athena', tapi dia meninggal seminggu kemudian karena lukanya.[106]Politisi Themistokles, yang dasar kekuasaannya secara kuat tertanam di kalangan orang miskin, mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Miltiades, dan pada dekade berikutnya dia menjadi politisi paling berpengaruh di Athena.[106] Pada periode ini, Themistokles terus berupaya supaya Athena mengembangkan kekuatan lautnya.[106] Rakyat Athena sadar selama masa itu bahwa Persia masih ingin menguasai Yunani,[89] dan kebijakan laut Themistokles kemungkinan dilihat dalam ancaman potensial dari Persia.[106] Aristides, lawan politik Themistokles, dan orang yang terkemuka dari zeugites (kelas sosial atas atau kelas hoplites) dengan keras menentang kebijakan Themistokles.[107]
Pada tahun 483 SM, lapisan perak yang besar ditemukan di pertambangan Athena di Laurion.[108] Themistokles mengusulkan supaya perak itu digunakan untuk membangun armada kapal trireme baru. Supaya usulannya diterima, Themistokles berbohong dan mengatakan bahwa Athena membutuhkan armada tambahan untuk mendukung peperangan melawan Aigina.[109] Plutarkhos berpendapat bahwa Themistokles secara berahti-hati tidak menyebut-nyebut Persia karena ancaman dari Persia masih terlalu jauh dari Athena untuk ditanggapi, tapi Themistokles memang memaksudkan armada tambahan itu untuk menghadapi Persia.[108] Fine berpendapat bahwa banyak orang Athena yang mengakui bahwa armada laut tambahan memang dibutuhkan untuk menahan Persia, yang persiapan kampanye militernya belum diketahui.[110] Usulan Themistokles dengan mudah disetujui, meskipun mendapat tentangan keras dari Aristides. Lolosnya usulan itu kemungkinan karena banyaknya orang Athena yang ingin memperoleh bayaran dengan menjadi pendayung kapal.[110] Tidak diketahui dari sumber kuno apakah 100 atau 200 kapal yang pada awalnya disetujui; baik Fine maupun Holland berpendapat bahwa pada awalnya 100 kapal disetujui lalu jumlah ini bertambah sampai seperti yang ada pada invasi kedua.[109][110] Aristides terus-menerus menetang kebijakan Themistokles, dan ketegangan di antara kedunya terus meningkat, jadi ostrakisme pada tahun 482 SM menjadi kontes langsung antara Themistokles dan Aristides.[109] Dalam apa yang Holland sebut sebagai, pada dasarnya, referendum pertama di dunia, Aristides diostrakisasi, dan kebijakan Themistokles disahkan.[109] Dan memang, karena semakin menyadari persiapan Persia untuk melakukan invasi kedua, rakyat Athena memilih untuk membuat kapal lebih banyak daripada permintaan Themistokles.[109] Dengan demikian, menjelang invasi Persia, Themistokles telah menjadi politisi terkemuka di Athena.[111]
b. Sparta
Raja Sparta Demaratos dijatuhkan dari takhtanya pada tahun 492 SM, dan digantikan oleh sepupunya Leotykhides. Setelah tahun 490 SM, Demaratos yang merasa sakit hati kemudian memilih mengasingkan diri. Dia sampai di istana Darius di Susa.[87] Sejak itu Demaratos menjadi penasihat Darius untuk urusan Yunani. Ketika Xerxes naik takhta, Demaratos terus bertugas sebagai pensihat. Dia bahkan ikut menemani Xerxes pada invasi kedua Persia.[112] Pada akhir buku 7 Herodotos, ada sebuah anekdot yang berkaitan dengan invasi kedua, diceritakan Demaratos mengirimkan lembaran kayu berlapis lilin kosong ke Sparta. Ketika lilinnya dihilangkan, sebuah pesan terlihat. Pesan tersebut diukir pada kayu yang dilapisi lilin itu dan isinya adalah memperingatkan Sparta mengenai rencana Xerxes.[113] Akan tetapi, banyak sejarawan percaya bahwa bab ini dimasukkan ke dalam tulisan Herodotos oleh penulis pada masa selanjutnya, kemungkinan untuk mengisi kekosongan antara akhir buku 7 dan awal buku 8. Kebenaran kisah tersebut dengan demikian tidak diketahui secara pasti.[114]c. Persekutuan Yunani
Pada tahun 481 SM, Xerxes mengirim utusan ke seluruh Yunani untuk meminta tanah dan air sebagai lambang penyerahan diri, tapi utusan-utusannya secara sengaja tidak datang ke Athena dan Sparta.[115] Dengan demikian dukungan mulai diberikan kepada dua negara ini. Kongres negara kota diadakan di Korinthos pada akhir musim gugur pada tahun 481 SM, dan aliansi konfederasi negara kota Yunani dibentuk.[116] Konfederasi ini memiliki kekuasaan untuk mengirim utusan untuk meminta bantuan dan untuk menarik pasukan dari tiap negara anggotanya demi membentuk pasukan gabungan. Herodotos tidak menyebut nama persekutuan itu tetapi hanya menyebutnya "οἱ Ἕλληνες" (bangsa Yunani) dan "orang Yunani yang bersekutu" (terjemahan Godley) atau "orang Yunani yang bersatu" (terjemahan Rawlinson).[117] Setelah itu, mereka disebut sebagai 'Sekutu'. Sparta dan Athena berperan penting dalam kongres tersebut tapi minat negara kota lainnya juga ikut menentukan dalam mewujudkan strategi pertahanan.[118] Hanya sedikit yang diketahui tentang pekerjaan internal mengenai diskusi kongres dalam pertemuannya. Hanya 70 dari sekitar 700 negara kota Yunani yang mengirim perwakilan. Meskipun demikian, persatuan ini sangat penting bagi dunia Yunani yang terpecah-pecah, khususnya karena banyak negara kota Yunani yang pada saat itu masih saling berperang satu sama lain.[119]F. Invasi kedua ke Yunani (480–479 SM)
1). Awal 480 SM: Thrakia, Makedonia, dan Thessalia
Setelah menyeberang ke Eropa pada bulan April 480 SM, pasukan Persia mulai memasuki Yunani, dan memakan waktu tiga bulan untuk berjalan tanpa halangan dari Hellespontos ke Therme. Mereka berhenti sejenak di Doriskos, di sana mereka bergabung dengan armada laut. Xerxes mereorganisasi pasukan menjadi unit-unit taktis menggantikan formasi nasional yang sebelumnya digunakan untuk berjalan dari Persia.[120]Persekutuan Yunani kembali melakukan pertemuan pada musim semi tahun 480 SM dan setuju untuk mempertahankan Lembah Tempe di perbatasan Thessalia dan menghalangi gerak maju Xerxes.[121] Akan tetapi, begitu tiba di sana, mereka diperingatkan oleh Alexandros I dari Makedonia bahwa lembah tersebut dapat dilewatkan oleh pasukan Persia dan bahwa pasukan Xerxes terlalu besar, sehingga pasukan Yunani pun mundur.[122] Tidak lama setelah itu, mereka mendapat berita bahwa Xerxes telah menyeberangi Hellespontos.[122] Pada titik ini, strategi kedua diusulkan oleh Themistokles kepada persekutuan Yunani. Rute menuju Yunani selatan (Boiotia, Attika, dan Peloponnesos) membuat Xerxes harus berjalan melalui celah sempit di Thermopylae. Celah tersebut dapat dengan mudah ditutupi oleh hoplites Yunani, meskipun pasukan Persia jauh lebih banyak. Selain itu, guna mencegah pasukan Persia lewat melalui jalur lainnya, maka armada laut Athena dan sekutu akan menjaga Selat Artemision. Strategi ganda ini diterima oleh persekutuan Yunani.[123] Namun, kota-kota Peloponnesos membuat rencana gerak-mundur untuk mempertahankan Tanah genting Korinthos jika diperlukan, sementara wanita dan anak-anak Athena dievakuasi ke Kota Troezen di Peloponnesos.[124]
Persitiwa penting pada invasi kedua ke Yunani.
2). Agustus 480 SM: Pertempuran Thermopylae dan Artemision
Perkiraaan waktu kedatangan Xerxes bertepatan dengan waktu Olimpiade dan festival Karneia. Bagi rakyat Sparta, perang tidak boleh dilakukan pada periode tersebut.[125] Meskipun waktunya tidak tepat, rakyat Sparta merasa bahwa ancaman Persia begitu besar sehingga mereka mengirimkan raja mereka Leonidas I bersama pengwal pribadinya (Hippeis) yang terdiri dari 300 prajurit. Prajurit muda dalam pasukan itu digantikan oleh veteran yang sudah memiliki anak. Dengan demikian, jikalau mereka mati pada pertempuran nanti, garis keturunan mereka tetap dapat berlanjut.[125] Leonidas dibantu oleh kontingen dari kota-kota sekutu di Peloponnesos dan juga dari kota-kota sekutu yang disinggahi dalam perjalanan ke Thermopylae.[125] Pasukan Yunani tiba di celah itu, membangun kembali tembok yang pernah dibangun oleh orang Phokis di titik tersempit di celah itu, lalu menanti kedatangan pasukan Xerxes.[126]Ketika pasukan Persia tiba di Thermopylae pada pertengahan Agustus, selama tiga hari mereka menunggu pasukan Yunani untuk membubarkan diri. Ketika Xerxes sadar bahwa pasukan Yunani memang berniat mempertahankan celah itu, dia kemudian mengirimkan pasukannya.[127] Namun, posisi pasukan Yunani sangat ideal untuk peperangan hoplites. Kontingen Persia dipaksa untuk menyerang phalanx Yunani.[128] Pasukan Yunani bertahan selama dua hari penuh menghadapi serangan Persia, termasuk serangan dari pasukan elite Persia, Pasukan Abadi. Menjelang akhir hari kedua, pasukan Yunani dikhianati oleh seorang penduduk lokal bernama Ephialtes, yang memberitahu Xerxes tentang jalan gunung yang terletak di belakang pasukan Yunani. Pengintai Yunani melihat bahwa pasukan Persia hendak mengepung pasukan Yunani, maka dari itu Leonidas memerintahkan sebagian besar prajurit untuk mundur, sedangkan sisanya, sekitar 2.000 orang, dengan dipimpin olehnya, akan terus mempertahankan celah. Pada hari terakhir, sisa-sisa pasukan Yunani mencoba membunuh sebanyak mungkin prajurit Persia namun pada akhirnya mereka semua dibunuh atau ditangkap.[129] Perlawanan terakhir pasukan Yunani di bawah pimpinan Leonidas itu menjadi salah satu perlawanan terakhir paling terkenal dalam sejarah.
Bersamaan dengan Pertempuran di Thermopylae, armada laut Yunani yang terdiri dari 271 trireme, berusaha mempertahankan Selat Artemision melawan Persia, sekaligus melindungi pasukan Yunani di Thermopylae.[130] Di sini, armada laut Yunani menahan Persia selama tiga hari. Pada petang hari ketiga, armada laut Yunani menerima kabar tentang kekalahan Leonidas dan pasukannya di Thermopylae. Karena armada laut Yunani sudah mengalami banyak kerusakan, dan karena Thermopylae sudah tak perlu lagi dilindungi, maka armada laut Yunani akhirnya mundur dari Artemision ke Pulau Salamis.[131]
Celah Thermopylae.
(Bersambung)
0 komentar:
Posting Komentar