36. Pertempuran Gerbang Persia
|
|||||||||
Pihak yang terlibat | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Makedonia Sekutu-sekutu Yunani |
Kekaisaran Akhemeniyah | ||||||||
Komandan | |||||||||
Aleksander Agung, Parmenion, Philotas |
Ariobarzanes †? | ||||||||
Kekuatan | |||||||||
17,000[1] Lebih dari 14,000 |
25,000-40,000 infantri dan 300-700 kavaleri (Curtius-Arrian) Kurang dari 2,000[2][3] |
||||||||
Korban | |||||||||
Tidak diketahui, namun banyak | Hampir semuanya terbunuh atau ditangkap |
Pertempuran Gerbang Persia adalah konflik militer antara Aleksander Agung melawan Kekaisaran Akhemeniyah yang berlangsung di Gerbang Persia. Pasukan Akhemeniyah dikomandani oleh satrap Persis, Ariobarzanes, sedangkan pasukan Makedonia yang menyerang dipimpin oleh Aleksander Agung. Pada musim dingin tahun 330 SM, Ariobarzanes memimpin perlawanan terakhir dari militer Persia[4][5] dalam menghadapi pasukan Aleksander. Pada akhirnya pasukan Aleksander berhasil menemukan jalan menuju garis belakang pasukan Persia berkat informasi dari tawanan perang.
Referensi
- ^ D. W. Engels: Alexander the Great and the Logistics of the Macedonian Army, University of California Press, Berkeley and London, 1978, ISBN 0-520-04272-7, hlm. 72f. (fn. 7)
- ^ E. W. Marsden, details in E. W. Marsden, The Campaign of Gaugamela, Liverpool, 1964
- ^ Aryo Barzan, Encyclopaedia Iranica.
- ^ http://books.google.com/books?id=fYYbAAAAMAAJ&pgis=1
- ^ http://books.google.com/books?id=p7kltwf9yrwC&pg=PA106&dq=%22last+stand%22+Persia+Gate&sig=XhnTBQmSE5v8z5YFjK9BbInaY6o
Sumber
37. Pasukan Makedonia
Pasukan Makedonia adalah pasukan militer milik Kekaisaran Makedonia. Pasukan ini termasuk salah satu pasukan militer terhebat di dunia kuno. Kekuatan pasukan Makedonia mulai terkenal ketika dipimpin oleh raja Filipos II dari Makedonia dan kemudian putranya, Aleksander yang Agung.Inovasi senjata dan siasat terbaru, bersama dengan kombinasi yang unik dari unsur-unsur militer yang digagas oleh Filipos, berhasil menghasilkan suatu pasukan yang mampu menjadikan Makedonia sebagai kekaisaran antarbenua. Dengan menjadikan militer sebagai pekerjaan purnawaktu, Filipos mampu terus-menerus melatih tentara-tentaranya menjadi pasukan yang bersatu padu. Dalam periode yang singkat, hal ini berujung pada munculnya salah satu unit militer terbaik di Asia dan Yunani.
Inovasi taktis memasukkan siasat terbaru yang diaplikasikan melalui phalanx oleh Epaminondas dari Thebes (yang dua kali mengalahkan Spara), selain juga serangan terkoordinasi (pasukan gabungan awal) antara berbagai unit dalam pasukan-—phalanx, kavaleri, pasukan pelempar, dan (di bawah Aleksander III) mesin kepung. Senjata baru yang muncul adalah sarissa, sejenis pike panjang, yang memberi banyak keuntungan pada pemegangnya, baik dalam menyerang maupun bertahan.
Pasukan baru Makedonia terdiri dari berbagai pasukan yang berbeda. Ada tentara dari Makedonia dan daerah Yunani lainnya (terutama kavaleri Thessalia) serta sejumlah besar tentara bayaran dari Aigea yang dipekerjakan oleh Fipilos. Menjelang 338 SM, lebih dari setengah pasukannya, yang direncanakan untuk invasi ke Persia didatangkan dari luar perbatasan Makedonia--dari daerah-daerah di Yunani dan suku-suku barbar terdekat.
Ilustrasi phalanx Makedonia. Perisainya lebih kecil dan ringan daripada perisai hoplite pada umumnya, masing-masing phalanx membawa sarissa yang dua kali lebih panjang daripada tombak biasa, dan helmnya lebih menutupi kepala.
Sumber
38. Filipus II
Filipus II dari Makedonia (bahasa Yunani : Φίλιππος Β' ο Μακεδών — φίλος = teman + ίππος = kuda[1] (382 SM – 336 SM), adalah seorang Raja (basileus) Yunani[2][3] Macedonia dari tahun 359 SM sampai pembunuhan atas dirinya pada tahun 336 SM. Adalah ayah dari Aleksander Agung dan Filipus III.
Patung kepala Philip II dari Makedonia
Catatan kaki
- ^ Online etymology Dictionary Philip
- ^ Alexander the Great in His World By Carol G. Thomas. Argeadai were all from Argos, Peloponnese.
- ^ Perseus By Daniel Ogden; http://books.google.com/books?id=JA4WDQYYCV8C&pg=PA114&dq=Argead+Dynasty+Argos&ei=JhkJSarwD4OGsgOyiLDtBQ A History of Greece to 322 B.C.by N. G. L. Hammond.ISBN 0-19-873095-0,page 56,1986"these conclusions to the evidence of archaeology, the following picture emerges. The first Greek-speaking peoples settled in Macedonia, Thessaly, and Epirus after c. 2500, and in these areas they developed different dialects".
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar