Kamis, 02 Januari 2014

Filled Under:

Invasi Persia Pertama ke Yunani (2)

Kampanye pertama

Pada musim semi tahun 492 SM sebuah pasukan ekspedisi, yang dipimpin oleh menantu Darius, Mardonios, dikirim ke Yunani, terdiri atas armada laut dan pasukan darat.[47][48] Meskipun tujuan utamanya adalah menghukum Athen adan Eretria, ekspedisi itu juga dilancarkan untuk menaklukkan sebanyak mungkin kota Yunani.[48][49] Berangkat dari Kilikia, Mardonios mengirim pasukan darat untuk berjalan ke Hellespontos, sedangkan dia sendiri memimpin armada laut.[48] Dia berlayar mengelilingi pesisir Asia Kecil ke Ionia, di sana dia tinggal sebentar untuk menghapus jabatan tiran yang berkuasa di kota-kota Ionia. Mardonios menggantikan sistem tirani dengan sistem demokrasi, meskipun demokrasi juga merupakan salah satu faktor dalam Pemberontakan Ionia.[48]
Dari sana armada Persia meneruskan perjalanan ke Hellespontos, dan setelah semua sudah siap, kapal-kapal Persia menyeberangkan pasukan darat ke Eropa.[48][47] Pasukan kemudian berarak melalui Thrakia, menaklukkan kembali daerah tersebut, karena sebelumnya pernah dikuasai oleh Persia pada tahun 512 SM, pada masa kampanye Darius melawan bangsa Skythia.[50] Setelah mencapai Makedonia, Persia memaksa Makedonia menjadi kerajaan klien (negara bawahan) Persia. Sebelumnya Makedonia sudah menjadi sekutu Persia namun tetap merdeka.[49]
Sementara itu, armada Persia berlayar menyeberangi Thassos, dan membuat orang Thasos tunduk pada Persia.[49] Armada Persia lalu berlayar di sepanjang pesisir hingga sejauh Akanthos di Khalkidike, sebelum kemudian berupaya untuk memutari Gunung Athos.[49] Akan tetapi, kapal-kapal Persia terjebak badai besar, yang membuat mereka terdampar di pesisir Athos.[47] Akibat dari badai itu adalah rusaknya 300 kapal dengan tewas dan hilangnya 200.000 tentara (menurut Herodotos).[49]
Di tempat lain, ketika pasukan darat Persia sedang berkemah di Makedonia, suku Bryges, satu suku Thrakia lokal, melakukan serangan malam terhadap perkemahan Persia, membunuh banyak tentara Persia dan melukai Mardonios.[51] Meskipun terluka, Mardonios berhasil memimpin pasukannya mengalahkan dan menguasai suku Bryges. Dengan insiden yang menimpa armada laut dan pasukan daratnya, Mardonios akhirnya memimpin pasukan darat Persia kembali ke Hellespontos, sedangkan sisa-sisa kapal Persia juga mundur ke Asia.[51] Meskipun tujuan utama kampanye ini tidak tercapai, namun Persia berhail memperluas wilayahnya dan mengamankan daerah perbatasan dengan Yunani. Ini membuat bangsa Yunani menyadari bahwa Darius memiliki tujuan tertentu terhadap mereka.[52]

Gunung Athos

Pasukan Persia

Menurut Herodotos, armada yang dikerahkan oleh Darius terdiri atas 600 trireme.[47][59] Tidak disebutkan dalam sumber kuno berapa jumlah kapal angkut yang mengiringinya, jika memang ada. Herodotos menyebutkan bahwa 3,000 kapal angkut mengiringi 1,207 trireme pada invasi Xerxes tahun 480 SM.[60] Di kalangan sejarawan modern, beberapa menerima jumlah ini sebagai jumlah yang wajar; diduga bahwa jumlah 600 kapal itu meliputi trireme dan kapal angkut,[61][62] atau bahwa kapal angkutnya tidak termasuk dalam 600 kapal trireme itu.[63]
Herodotos tidak menghitung jumlah pasukan Persia, hanya menyebutkan bahwa mereka merupakan "pasukan infanteri yang besar yang dikumpulkan dengan baik.[64] Dalam sumber-sumber kuno lainnya, penyair Simonides, yang agak sezaman, mengatakan bahwa pasukan kampanye itu berjumlah 200.000 tentara, sedangkan penulis dari masa selanjutnya, Cornelius Nepos dari Romawi, menaksir jumlahnya 200,000 infanteri dan 10,000 kavaleri.[65] Plutarkhos dan Pausanias sama-sama memberi jumlah 300.000 tentara, begitu pula kamus Suda.[66][67][68] Plato dan Lysias memberi angka 500,000;[69][70] sedangkan Justinus 600,000.[71]
Sejarawan modern pada umumnya menganggap bahwa angka-angka di atas terlalu berlebihan.[63] Salah satu cara untuk memperkirakan jumlah tentara Persia adalah dengan menghitung jumlah marinir yang dibawa oleh 600 trireme. Herodotos menuturkan bahwa tiap trireme pada invasi kedua ke Yunani membawa 30 marinir, tambahan untuk 14 marinir standar.[72] Dengan demikiam 600 trireme dapat membawa 18,000–26,000 infanteri.[63][73] Jumlah tentara Persia yang dikemukakan oleh para sejarawan berkisar antara 18,000–100,000.[61][62][74][75][76] Akan tetapi, konsensusnya kemungkinan berada pada kisaran 25.000 tentara.[63][75]
Infanteri Persia yang dikerahkan dalam invasi kemungkinan bermacam-macam karena terdiri atas beragam kelompok etnis di seluruh Kekaisaran Persia. Akan tetapi, menurut Herodotos, setidaknya ada kesamaan umum dalam jenis zirah dan gaya bertempur.[77] Secara umum, pasukan Persia bersenjatakan busur dan panah, tombak pendek dan pedang, membawa perisai anyaman, dan mengenakan baju kulit.[77][78] Satu pengecualian untuk ini kemungkinan adalah pasukan orang-orang asli Persia, yang berangkali mengenakan zirah sisik.[77] Beberapa kontingen dipersenjatai secara berbeda;[77] misalnya pasukan Saka terkenal sebagai pengguna kapak.[79] Kontingen elite infanteri Persia tampaknya diisi oleh orang asli Persia beserta orang Mede, Kissia dan Saka;[77] Herodotos secara khusus menyebutkan keberadaan tentara Persia dan Saka di Marathon.[80] Gaya bertempur yang digunakan oleh Persia pertama-tama adalah menggunakan panah untuk melemahkan musuh sebelum kemudian melancarkan pukulan mematikan dengan tombak dan pedang.[77]
Perkiraan untuk kavaleri biasanya ada pada kisaran 1,000–3,000 tentara.[63][81] Kavaleri Persia biasanya berisi tentara dari etnis Persia, Baktria, Mede, Kissia, dan Saka; sebagaian besarnya kemungkinan bertempur sebagai kavaleri misil bersenjata ringan.[77][82] Armada Persia kemungkinan bersar disertai setidaknya beberapa kapal angkut, karena kavaleri tidak dapat dibawa oleh trireme, meskipun Herodotos menyatakan sebaliknya. Lazenby memperkirakan bahwa diperlukan 30-40 kapal angkut untuk membawa 1000 kavaleri.[63]
Ilustrasi infanteri yang bersenjatakan tombak dan pedang serta pemanah dalam pasukan Persia
Ilustrasi prajurit berkuda bangsawan Persia

Kampanye kedua

Setelah berkumpul, pasukan Persia berlayar dari Kilikia pertama-tama ke pulau Rhodos. Sebuah Kronik Kuil Lindos mengungkapkan bahwa Datis sempat mengepung kota Lindos namun berakhir dengan kegagalan.[83]
Armada Persia kemudian bergerak ke utara di sepanjang pesisir Ionia ke menuju Samos, sebelum kemudian berbalik arah dengan cepat menuju Laut Aigea.[84] Mereka lalu berlayar menuju Naxos, dengan tujuan menghukum kota itu karena dulu pernah menggagalkan ekspedisi Persia di sana satu dekade sebelumnya.[84] Ketika Naxos akhirnya takluk oleh pasukan Persia, banyak penduduknya yang melarikan diri ke pegunungan; mereka yang tertangkap dijadikan budak.[85] Pasukan Persia lalu membumihanguskan kota itu dan kuil-kuil orang Naxos.[47][85]
Armada Persia meneruskan perjalanan dengan berlayar menuju Delos. Setiba di sana, penduduk Delos juga telah melarikan diri dari rumah-rumah mereka.[86] Setelah menunjukkan kemarahan Persia di Naxos, Datis berniat memberikan pengampunan kepada kota-kota lainnya jika mereka berseida tunduk kepada Persia.[84] Dia mengirim utusan kepada rakyat Delos, mengumumkan:[86]

Wahai orang-orang suci, mengapakah kalian pergi, dan dengan demikian menyalahartikan niatku? Adalah keinginanku sendiri, dan perintah sang baginda raja kepadaku, untuk tidak menghancurkan pulau tempat kelahiran dua dewa, baik pulaunya maupun penduduknya. Maka kembalilah ke rumahmu dan bermukimlah di pulaumu.

Datis lalu mengubur 300 talanton kemenyan di altar Apollo di Delos, untuk menunjukkan rasa hormatnya kepada salah satu dewa pulau itu. Dari Delos, armada Persia berlayar dari pulau ke pulau di Laut Aigea untuk kemudian bergerak menuju Eretria. Dalam perjalanannya, pasukan Persia mengambil sandera dan tambahan tentara dari tiap pulau.[84]
Setelah berlayar melintasi Kyklades, armada Persia akhirnya tiba di ujung selatan Euboea, di Karystos. Penduduk Karystos menolak menyerahkan sandera kepada Persia. Akibatnya pasukan Persia mengepung mereka dan merusak lahan mereka, hingga akhirnya penduduk Karystos menyerah dan bersedia tunduk kepada Persia.[87]

Pengepungan Eretria

Satuan militer Persia berlayar menyusuri Euboia menuju target utama mereka yang pertama, Eretria.[88] Menurut Herodotos, rakyat Eretria mengalami perbedaan pendapat mengenai tindakan apa yang harus dilakukan: apakah harus melarikan diri ke dataran tinggi, tetap bertahan di dalam kota, atau menyerah kepada Persia.[88] Pada akhirnya, mayoritas orang memutuskan untuk tetap bertahan di dalam kota.[89] Orang Eretria tidak melakukan upaya apapun untuk menghentikan pasukan Persia yang berlabuh dan berarak maju menuju kota Eretria, sehingga dengan mudahnya pasukan Persia mengepung kota itu.[89] Selama enam hari pasukan Persia menyerang tembok pertahanan Eretria, dengan korban di kedua pihak.[89] Pada hari ketujuh, dua orang Eretria yang terkemuka membuka gerbang dan menyerahkan kota itu kepada Persia.[89] Eretria kemudian dihancurkan, sedangkan kuil-kuilnya dijarah dan dibakar.[90][91] Selain itu, sesuai perintah Darius, semua penduduk Eretria dijadikan budak.[89]

Pertempuran Marathon

Setelah menaklukkan Eretria, armada Persia berlayar ke selatan menuju pesisir Attika, dan berlabuh di pantai Marathon, kira-kira 25 mil (40 km) dari Athena, atas nasihat Hippias,[47] putra dari mantan tiran Athena, Peisistratos.[92] Pasukan Athena, yang dibantu oleh sejumlah kecil pasukan Plataia, berarak menuju Marathon dan berhasil menghalangi dua jalur keluar dari dataran itu.[93] Pada saat yang sama, pelari tercepat Athena, Pheidippides (atau Philippides) dikirim ke Sparta untuk memohon agar pasukan Sparta dikerahkan ke Marathon untuk membantu Athena.[93] Pheidippides tiba di Sparta ketika orang Sparta sedang merayakan festival Karneia, suatu periode perdamaian yang sakral. Dia diberitahu bahwa pasukan Sparta tidak boleh bertempur hingga bulan purnama;[94] ini artinya Athena tidak dapat mengharapkan bantuan Sparta untuk setidaknya sepuluh hari.[95] Dalam keadaan seperti itu, pasukan Athena memutuskan untuk tidak langsung menyerang dan lebih memilih posisi bertahan di Marathon.[93]
Kebuntuan berlangsung selama lima hari, sebelum akhirnya pasukan Athena (dengan alasan yang tak sepenuhnya jelas) memutuskan untuk menyerang pasukan Persia.[96] Meskipun pasukan Persia memiliki jumlah tentara yang lebih banyak, hoplites terbukti secara efektif membawa dampak yang menghancurkan, menggulung sayap pasukan Persia sebelum kemudian mengobrak-abrik bagian tengah barisan Persia;[97] sisa-sisa pasukan Persia meninggalkan medan tempur dan melarikan diri menuju kapal-kapal mereka.[78][98][80] Herodotos menutukan bahwa ditemukan 6400 mayat tentara Persia di medan perang seusai pertempuran;[99] sedangkan pasukan Athena hanya kehilangan 192 orang[99] dan Plataia 11 orang.[100]
Tidak lama seusai pertempuran itu, Herodotos menuturkan bahwa armada Persia berlayar di sekitar Tanjung Sounion untuk menyerang Athena secara langsung,[101] meskipun beberapa sejarawan modern berpendapat bahwa usaha itu dilakukan oleh armada Persia sebelum pertempuran.[102] Pasukan Athena jelas sadar bahwa kotanya masih dalam bahaya, dan bergerak secepat mungkin untuk kembali ke Athena.[103] Pasukan Athena tiba tepat waktu untuk mencegah armada Persia berlabuh di Athena. Menyadari bahwa kesempatan telah hilang, armada Persia berbalik arah dan kembali ke Asia.[103] Keesokan harinya, pasukan Sparta tiba di Marathon setelah menempuh jarak sejauh 220 kilometer (140 mil) hanya dalam waktu tiga hari. Pasukan Sparta menjelajahi medan tempur, dan meyakini bahwa pasukan Athena telah memperoleh kemenangan besar.[104]
(Bersambung)

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 PEJUANG ISLAM.