Selasa, 24 Desember 2013

Filled Under:

Mustafa Kemal Ataturk

Berbicara Turki tak lepas dari keunikan yang ada di negara tersebut. Betapa tidak, negara ini terletak di dua benua yaitu Asia dan Eropa yang hanya dipisahkan Laut Marmara.
Predikat negara sekuler sangat terasa betul saat berada di Turki. Begitulah Turki sekarang. Negara ini menganut faham sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan masyarakat. Bahkan, beberapa warga tak memahami ajaran agama Islam. Padahal dahulu, Turki merupakan pusat kekhalifahan Islam. Angkatan bersenjata Turki merupakan penjaga setia faham ini agar tetap melekat dengan kehidupan negara ini.
Sebagai bekas pusat kerajaan Islam, Turki dipenuhi beragam benda peninggalan sejarah. Tak heran bila negara yang berada di dua benua itu sering disinggahi wisatawan.
Namun jika melihat perkembangan masa kini, masyarakat Turki mulai meninggalkan pengaruh ajaran Islam dalam kehidupannya. Tampaknya, sekulerisasi yang diterapkan sejak pemerintahan Presiden Mustafa Kemal Ataturk pada 1928, benar-benar menggerus nilai-nilai keagamaan pada diri sebagian masyarakat dan berganti dengan budaya Barat.
“Bayangkan, jika masuk waktu salat Jumat, kegiatan belajar mengajar (KBM) tetap berjalan. Padahal jam masuk sekolah bertepatan dengan khotbah salat Jumat ,” beber Benavard Rizanda PL, salah seorang siswa SMAN 2 Cibonong yang sedang berada di Tukri.
Menurut dia, hal itu sangat berbeda dengan di Indonesia yang warganya sangat menghormati ajaran agama. Padahal sebelum menjadi negara sekuler, Turki merupakan pusat pemerintahan Islam di masa kekaisaran Dinasti Utsmani.
Hal berbeda disampaikan Hasnatika Mazziyah, yang memiliki pengalaman menarik sekaligus prihatin dengan rendahnya nilai ajaran Islam dalam diri masyarakat Turki.
Waktu itu, saat dirinya berbelanja di warung tak jauh dari rumah tinggalnya, Hasna -begitu ia disapa- bertemu seorang nenek yang mengucapkan salam kepada pengunjung maupun pelayan warung. Namun, tak ada yang membalas ucapan salamnya.
“Pas saya yang membalasnya, dia menghampiri dan memeluk dengan penuh haru dan ternyata masyarakat Turki benar-benar melupakan ajaran Islam dalam dirinya,” ujarnya.
Di ibukota Turki itulah, jasad Bapak Pendiri Bangsa Mustafa Kemal Ataturk berada, tepatnya di Museum Anitkabir. Konon, saat ia wafat jasadnya tidak diterima bumi karena dosa-dosa besarnya terhadap masyarakat Turki saat berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Ottoman.
Karena tidak bisa dikubur, maka dibuatkan monumen dengan menempatkan tubuh Kemal Ataturk di dalam peti jenasah. “Saat kami mengunjungi Museum Anitkabir, seluruh tubuh harus disemprotkan cairan pewangi karena makam Kemal Ataturk selalu mengeluarkan bau busuk,” cerita Liana Aprillia Yusuf.
 
Museum Anitkabir, tempat dimakamkannya Mustafa Kemal Attaturk
Mustafa Kemal Attaturk
 
Kondisi Turki saat ini tidak terlepas dari nama seorang Mustafa Kemal Attaturk.
Kita mengenalnya sebagai Bapak Pendiri Bangsa Turki atau Bapak Pembaharu Turki. Namanya begitu harum sebagai peletak tonggak sekulerisme Turki. Begitulah yang kita tahu saat pelajaran sejarah di sekolah. Padahal kalau kita jeli melihat sejarah dalam sudut pandang yang lain, Attaturk adalah orang Yahudi yang menyamar jadi muslim untuk menghancurkan Islam dari dalam. Dialah orang yang bertanggung jawab terhadap runtuhnya Khilafah Islam pada 3 Maret 1924. Dia adalah pengkhianat sekaligus pecundang!
Biografi Singkat Musthafa Kamal Attatur
Mustafa Kamal lahir tahun 1880, di kota Salanik ( kota Yahudi) daerah Macedonia yang berpenduduk sekitar 140.000 jiwa. Delapan puluh ribu di antaranya adalah orang-orangYahudi Espana, dan dua puluh ribu lainnya lagi adalah orang-orang Yahudi Al-Dunama yang merupakan kaum Yahudi yang berpura-pura masuk Islam. Secara resmi Mustafa Kamal adalah anak Ali Ridha. Sedangkan ibunya bernama Zubaidah. Masih diliputi keraguan yang tebal mengenai nasab Mustafa kemal. Bahkan dia sendiri tidak mengakui Ali Ridha sebagai bapaknya. Konon ada yang mengatakan bahwa kedua orang tuanya berasal dari Albania. Pernah dalam suatu kesempatan, Mustafa Kamal melakukan pemeriksaan kembali terhadap kantor sensus penduduk di kota Salanik, dan kemudian menggugurkan pertalian nasabnya dengan Ali Ridha, yang dianggap bapaknya.
 
Konon, Zubaidah (ibu Mustafa Kamal) hamil dari hasil perzinahannya dengan seorang pria bernama Abdumusin Agha. Mengingat dia pernah bekerja pada salah satu galangan kapal di kota salanik. Maka lahirlah Mustafa kamal sebagai anak yang tidak diketahui nama kakeknya, baik dari pihak ibu atau dari pihak bapaknya (yang statusnya pun belum pasti). Perkawinan Ali ridha sendiri dengan Zubaidah merupakan perkawinan yang sangat kontras. Kenapa demikian? Sebab perbedaan usia kedua pasangan tersebut mencapai dua puluh tahunan. Di samping Zubaidah sendiri adalah gadis cantik namun penyeleweng! Bapak Mustafa Kamal (Abdumusin Agha) adalah seorang atheis dan pengagum pemikiran-pemikiran Barat. Ia meninggal dunia di kota Salanik tahun 1886 disebabkan menderita penyakit tuberkolosis (TBC), karena mabuk-mabukan yang merupakankegemarannya, Abdumusin Agha meninggalkan Mustafa Kamal dan saudara perempuannya Maqbullah.
Di masa kecil, Mustafa Kamal sangat dibenci dan dikucilkan teman-temannya. Di sekolah, ia sering bertengkar dan bercekcok dengan guru-gurunya. Ia merasa senang manakala dapat menyakiti seseorang. Mustafa Kamal sering berselisih dengan para senior dalam kelompok Al Ittihad wa At Turaqqi,  suatu kelompok yang ikut bergabung di dalamnya tokoh-tokoh pemimpin Turki seperti Anwar, Thal’at dan Jawid. Perselisihan itu timbul karena kegagalan Mustafa dalam merebut salah satu posisi kunci dalam kelompok tersebut.
Dalam pergaulan, Mustafa Kemal banyak bersandar pada teman-temannya para pendeta Macedonia yang sengaja ”menangkapnya”. Para pendeta Macedonia inilah yang mengajarkan dasar-dasar bahasa Perancis bersama seorang teman Mustafa dari Macedonia yang bernama Fethi. Keduanya diajari buku-buku karya pemikir-pemikir liberal seperti Voltaire, Rousseau, Thomas Hobbes, dan John Stuart Mill, serta buku-buku lainnya. Hingga akhirnya, Mustafa mengarang syair yang mendengung-dengungkan nasionalisme dan berpidato di depan akademi militer. Mustafa berbicara kepada mereka tentang kerusakan sultan sebelum dia berumur 20 tahun.
Mustafa Kemal senang berkunjung ke tempat-tempat hiburan Eropa dimana para wanita tidak mengenakan cadar, menyanyi, berdansa, dan duduk di meja bersama laki-laki. Mustafa Kemal senang minum-minuman keras.
Pendidikan dan Karir Militer
Pertama kali Mustafa Kamal belajar di sekolah agama. Kemudian oleh ibunya(Zubaidah) ia diikutkan ke sekolah modern. Sepeninggal bapaknya (Abdumusin Agha, tahun1886), Mustafa Kamal dibawa ibunya ke ladang pertanian pamannya Hussain Agha, dekat kota Salanik. Di sana, Mustafa Kamal bekerja membantu pamannya membersihkan kandang, mencarikan makanan domba, dan menjaga pertanian. Kemudian ibunya memindahkan disebuah sekolah di kota Salanik. Di kota tersebut, Mustafa Kamal sering berkelahi dengan murid-murid yang lain, sehingga dia dipukul oleh salah seorang guru. Maka larilah Mustafa Kamal dari sekolah tersebut dan tidak kembali lagi.
Pada tahun 1893, Mustafa Kamal masuk ke sekolah militer di kota Salanik. Setelah empat tahun dia lulus dari sekolah ketentaraan tingkat menengah di Monester, yakni di kota Balkan. Kota di mana fitnah bergolak dengan hebatnya menentang sistem kekhilafahan. Lulus dari Monester  tahun 1899. kemudian Mustafa Kamal dikirim ke Akademi Militer Istambul. Lulus dari akademi tersebut tahun 1902. Mustafa Kamal melanjutkan pendidikan di Akademi Staf Komando Militer, lulus tahun 1905. Selanjutnya dia ikut bergabung dengan pasukan Divisi V di Damaskus, sebagai perwira dengan pangkat Mayor. Saat itu usianya 25 tahun. Dalam tugasnya di Damaskus, dia dimasukkan dalam Batalyon kaveleri 30. Di sana ia tinggal selama dua tahun, sehingga pangkatnya naik menjadi Aghas (pangkat antara Mayor dan Letkol). Mustafa Kamal akhirnya pindah ke Salanik di kodam III, di sana ia masuk anggota kelompok Al Ittihad wa At Turaqqi. Dalam kelompok tersebut ia menghadapi beberapa rival yang kuat, seperti Anwar, dan Thal’at. Tahun 1910, ia dikirim ke Perancis untuk mengikuti latihan militer. Sepulangnya dari Perancis, ia diangkat menjadi Direktur Pendidikan Perwira. 
Karirnya terus menanjak, setelah berhasil memenangkan salah satu peperangan di Ghalipuli, sampai akhirnya ia diangkat sebagai panglima pasukan di Palestina. Di kota Al-Quds, Mustafa Kamal mengadakan perjanjian dengan Allenby, panglima pasukan Inggris. Pihak Inggris telah bersepakat dengan Mustafa kamal supaya ia menarik pasukannya dari Palestina dan memberi kesempatan kepada Allenby untuk masuk bersama pasukannya dalam keadaan tenang dan damai, yang dengan demikian pasukan Allenby dapat memukul pasukan Turki ke-4 dengan pukulan yag mematikan, setelah sebelumnya Allenby mundur dengan membawa kegagalan di pintu As Salth, yakni setelah dikalahkan oleh Jamal Pasya, yang merupakan panglima pasukan Turki ke-4. Maka akibat pengkhianatan ini, Mustafa kamal, menjadikan kehancuran bagi kekuatanTurki untuk selama-lamanya. Hasil pertemuan itu sangatlah memilukan:“Jumlah tawanan mendekati seratus ribu tentara, di luar jumlah mereka yang mati oleh peluru orang-orang Druze dan Armenia .”
Konspirasi Di balik Keberhasilan Musthafa Kamal
Proses terjagalnya Khilafah tanpa daya pada bulan 28 Rajab 1342 H bertepatan dengan 3 Maret 1924 M. Proses itu dimulai ketika pada awal abad ke-19 M kaum muslimin mulai meninggalkan al-Qur`an dan as-Sunnah untuk memecahkan masalah-masalah mereka, dan tertarik dengan ideologi Liberal yang menggiurkan nafsu manusia.
Sementara itu, Khilafah Turki Utsmani masih mengalami kemandegan berpikir akibat terhentinya ijtihad dan mulai melirik ideologi Liberal yang sedang berkembang pesat di Eropa Barat. Kemajuan teknologi akibat revolusi Industri telah menyilaukan mata, sehingga tidak bisa membedakan mana teknologi yang bisa diambil ari bangsa manapun, dan mana peradaban yang harus disaring.
Tahun 1828 di masa Sultan Mahmud II, pemikiran dan sistem sekuler mulai merasuk ke tubuh khilafah. Tahun 1876 M Gerakan Turki Muda yang tergila-gila dengan ideologi liberal berhasil memaksa Sultan Abdul Hamid II menerima Konstitusi 1876, sebuah konstitusi sekuler. Sejak itu, tanda-tanda keruntuhan Khilafah mulai di depan mata. Sekeliling khalifah sudah dipadati dengan orang-orang yang berideologi sekuler liberal, yang dipimpin oleh Perdana Mentrinya sendiri, Midhat Pasya si pemabok.
Tahun 1908 M Kaum nasionalis sekuler, Turki Muda, melakukan revolusi. Revolusi ini dalam rangka merongrong Sultan Abdul Hamid II yang  menentang konstitusi 1876 yang sekuler dan selalu menyerukan kembali ke Syari’at Islam.
Bangsa Yahudi Israel dengan gerakan zionismenya, dan bangsa Nasrani sangat berperan dalam keruntuhan kekhilafahan terakhir umat Islam, yaitu Turki Utsmani. Gerakan Zionisme ini setidaknya melakukan beberapa langkah untuk menjauhkan umat Islam dari ajaran agamanya, seperti yang terjadi di Turki yaitu, pertama, menanamkan paham sekularisme pada rakyat Turki ketika itu. Langkah ini mendapat sambutan dan aktualisasi radikal dari orang-orang Turki keturunan Yahudi ketika itu, sehingga dengan cepat menyebar dan mengakar pada mayoritas umat Islam yang ada di Turki. Kedua, menanamkan paham eksistensialisme, yaitu paham yang bermakna mengembalikan manusia kepada dirinya sendiri. Sejatinya, paham ini hanyalah memberikan kebebasan pada manusia untuk  berperilaku sekehendak dirinya sebagai manusia bebas.Ketiga,
berusaha untuk menghapuskan sistem khilafah. Upaya Yahudi dan Nasrani untuk menghancurkankekhilafahan muslimin ini dilakukan dengan perencanaan yang matang dan universal. Hal ini dapat dilihat dari dokumen yang tersimpan di pusat dokumen umum di London.
Keruntuhan Khilafah Islamiyah pada prinsipnya tidak lepas dari konspirasi Musthafa Kemal Attaturk sang pengkhianat dengan Inggris. Musthafa Kemal bersama organisasi Turki Muda dan Al-Ittihad wa at-Taraqqiy (Partai Persatuan dan Pembangunan) terus menggoyang Majelis Nasional Turki. Akhirnya, setelah melalui rapat panjang hingga pagi hari, pada tanggal 23 Maret 1924, Majelis Nasional mengumumkan bahwa sejak hari itu, Khilafah Islam dihapuskan dan agama secara pasti harus dipisahkan dari negara. 
Dalam bagian lain dari sejarah keruntuhan kekhilafahan Turki Utsmani, disebutkan bahwa setidaknya ada dua hal yang menjadi penyebab keruntuhannya yaitu gerakanmisionaris dan gerakan separatisme dan nasionalisme.
Gerakan misionaris dapat terlihat ketika ahlu dzimmah -khususnya orang Kristen- yang mendapat hak istimewa zaman Sulaiman II, akhirnya menuntut persamaan hak dengan muslimin. Hak istimewa ini dimanfaatkan untuk melindungi provokator dan intel asing dengan jaminan perjanjian antara khilafah dengan Bizantium (1521), Prancis (1535), dan Inggris (1580). Dengan hak istimewa ini, jumlah orang Kristen dan Yahudi meningkat di dalam negeri. Ini dimanfaatkan misionaris yang mulai menjalankan gerakan sejak abad ke-16. Malta dipilih sebagai pusat gerakannya. Dari sana mereka menyusup ke Suriah (1620) dan tinggal di sana sampai 1773. Di tengah mundurnya intelektualitas Dunia Islam, mereka mendirikan pusat kajian sebagai kedok gerakannya. Pusat kajian ini kebanyakan milik Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat, yang digunakan Barat untuk mengembankepemimpinan intelektualnya di Dunia Islam, disertai serangan mereka terhadap pemikiran Islam. Serangan ini sudah lama dipersiapkan orientalis Barat, yang mendirikan Pusat Kajian Ketimuran sejak abad ke-14. Gerakan misionaris dan orientalis itu merupakan bagian tak terpisahkan dariimperialisme Barat di dunia Islam. Untuk menguasainya -meminjam istilah Imam al-Ghozali- Islam sebagai asas harus hancur, dan khilafah Islam harus runtuh. Untuk meraih tujuan pertama, serangan misionaris dan orientalis diarahkan untuk menyerang pemikiran Islam; sedangkan untuk meraih tujuan kedua, mereka hembuskan nasionalisme dan memberi stigma pada khilafah sebagai Orang Sakit  (The Sick Man). Agar kekuatan khilafah lumpuh, sehingga agar bisa sekali pukul jatuh, maka dilakukanlah upaya intensif untuk memisahkan Arab dengan lainnya dari khilafah. Dari sinilah, lahir gerakan patriotisme dan nasionalisme di dunia Islam. Di Eropa, wilayah yang dikuasai khilafah diprovokasi agar memberontak (abad19-20), seperti kasus Serbia, Yunani, Bulgaria, Armenia dan terakhir Krisis Balkan, sehingga khilafah Turki Utsmani kehilangan banyak wilayahnya, dan yang tersisa hanya Turki.
Para misionaris itu bekerja dengan berkedok lembaga-lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan. Awalnya akibat dari tindakan itu hanya kecil saja. Tapi selama abad ke 18 dan19 ketika kemunduran Khilafah mulai muncul, mereka mampu mengeksplotasi kelemahan negara dan menyebarkan konsep-konsep yang jahat kepada masyarakat. Di abad 19, Beirut menjadi pusat aktivitas misionaris. Selama masa itu, para misionaris mengeksploitasi perselisihan dalam negeri di antara orang Kristen dan Druze dan kemudian antara Kristen dan Muslim, dengan Inggris berpihak pada Druze sementara Perancis berpihak pada Kristen Maronit. Selama masa itu para misionaris itu memiliki dua agenda utama: (1) Memisahkan Orang Arab dari Khilafah Usmani; (2) Membuat kaum muslimin merasa terasing dari ikatan Islam.
Gerakan separatisme dan nasionalisme makin terlihat jelas dengan propaganda yangdilakukan oleh negara-negara Eropa seperti Inggris, Prancis, dan Rusia. Itu bertujuan untuk  menghancurkan khilafah Islam. Keberhasilannya memakai sentimen kebangsaan danseparatisme di Serbia, Hongaria, Bulgaria, dan Yunani mendorongnya memakai cara sama di seluruh wilayah khilafah. Hanya saja, usaha ini lebih difokuskan di Arab dan Turki.Sementara itu, Kedubes Inggris dan Prancis di Istambul dan daerah-daerah basis khilafah -seperti Baghdad, Damsyik, Beirut, Kairo, dan Jeddah - telah menjadi pengendalinya. Untuk menyukseskan misinya, dibangunlah 2 markas. Pertama, Markas Beirut, yang bertugas memainkan peranan jangka panjang, yakni mengubah putra-putri umat Islam menjadi kafir dan mengubah sistem Islam jadi sistem kufur. Kedua, Markas Istambul, bertugas memainkan peranan jangka pendek, yaitu memukul telak khilafah. Kedubes negara Eropapun mulai aktif menjalin hubungan dengan orang Arab. Di Kairo dibentuk Partai Desentralisasi yang diketuai Rofiqul 'Adzim. Di Beirut, Komite Reformasi dan Forum harfiah dibentuk. Inggris dan Prancis mulai menyusup ke tengah orang Arab yang memperjuangkan nasionalisme. Pada 8 Juni 1913, para pemuda Arab berkongres di Paris dan mengumumkan nasionalisme Arab. Dokumen yang ditemukan di Konsulat Prancis Damsyik telah membongkar rencana pengkhianatan kepada khilafah yang didukung Inggris dan Prancis.
Di Markas Istambul, negara-negara Eropa tak hanya puas merusak putra-putri umat Islam di sekolah dan universitas lewat propaganda. Mereka ingin memukul khilafah dari dekat secara telak. Caranya ialah mengubah sistem pemerintahan dan hukum Islam dengan sistem pemerintahan Barat dan hukum kufur. Kampanye mulai dilakukan Rasyid Pasha,Menlu zaman Sultan Abdul Majid II (1839). Tahun itu juga, Naskah Terhormat (Kholkhonah) -yang dijiplak dari UU di Eropa diperkenalkan. Tahun 1855, negara-negara Eropa -khususnya Inggris- memaksa khilafah Utsmani mengamandemen UUD, sehingga dikeluarkanlah Naskah Hemayun (11 Februari 1855). Midhat Pasha, salah satu anggota Kebatinan Bebas diangkat jadi perdana menteri (1 September 1876). Ia membentuk panitia Ad Hoc menyusun UUD menurut Konstitusi Belgia. Inilah yang dikenal dengan Konstitusi 1876. Namun, konstitusi ini ditolak Sultan Abdul Hamid II dan Sublime Port-pun enggan melaksanakannya karena dinilai bertentangan dengan syari'at. Midhat Pasha pun dipecat dari kedudukan perdana menteri. Turki Muda yang berpusat di Salonika -pusat komunitas Yahudi Dunamah- memberontak (1908). Khalifah dipaksanya mengumumkan UUD yang diumumkan Turki Muda di Salonika, lalu dibukukanlah parlemen yang pertama dalam khilafah Turki Utsmani (17 November 1908). Bekerja sama dengan syaikhul Islam, Sultan Abdul Hamid II dipecat dari jabatannya, dan dibuang ke Salonika. Sejak itu sistem pemerintahan Islam berakhir.
Tampaknya Inggris belum puas menghancurkan khilafah Turki Utsmani secara total. Perang Dunia I (1914) dimanfaatkan Inggris menyerang Istambul dan menduduki Gallipoli. Dari sinilah kampanye Dardanella yang terkenal itu mulai dilancarkan. Pendudukan Inggris di kawasan ini juga dimanfaatkan untuk mendongkrak popularitas Mustafa Kemal Pasha yang sengaja dimunculkan sebagai pahlawan pada Perang Ana Forta (1915). Ia -agen Inggris, keturunan Yahudi Dunamah dari Salonika- melakukan agenda Inggris, yakni melakukan revolusi kufur untuk menghancurkan khilafah Islam. Ia menyelenggarakan Kongres Nasional di Sivas dan menelurkan Deklarasi Sivas (1919 M), yang mencetuskan Turki merdeka dan negeri Islam lainnya dari penjajah, sekaligus melepaskannya dari wilayah Turki Utsmani. Irak, Suriah, Palestina, Mesir, dll. mendeklarasikan konsensus kebangsaan sehingga merdeka. Saat itu sentimen kebangsaan tambah kental dengan lahirnya Pan-Turkisme dan PanArabisme; masing-masing menuntut kemerdekaan dan hak menentukan nasib sendiri atas nama bangsanya, bukan atas nama umat Islam. Sejak tahun 1920, Mustafa Kemal Pasha menjadikan Ankara sebagai pusat aktivitas politiknya. Setelah menguasai Istambul, Inggris menciptakan kevakuman politik, dengan menawan banyak pejabat negara dan menutup kantor-kantor dengan paksa sehingga bantuan khalifah dan pemerintahannya mandeg. Instabilitas terjadi di dalam negeri, sementara opini umum menyudutkan khalifah dan memihak kaum nasionalis. Situasi ini dimanfaatkan Mustafa Kemal Pasha untuk membentuk Dewan Perwakilan Nasional -dan ia menobatkan diri sebagai ketuanya- sehingga ada 2 pemerintahan; pemerintahan khilafah di Istambul dan pemerintahan Dewan Perwakilan Nasional di Ankara. Walau kedudukannya tambah kuat, Mustafa Kemal Pasha tetap tak berani membubarkan khilafah. Dewan Perwakilan Nasional hanya mengusulkan konsep yang memisahkan khilafah dengan pemerintahan. Namun, setelah perdebatan panjang di Dewan Perwakilan Nasional, konsep ini ditolak. Pengusulnyapun mencari alasan membubarkan Dewan Perwakilan Nasional dengan melibatkannya dalam berbagai kasus pertumpahan darah. Setelah memuncaknya krisis, Dewan Perwakilan Nasional ini diusulkan agar mengangkat Mustafa Kemal Pasha sebagai ketua parlemen, yang diharap bisa menyelesaikan kondisi kritis ini. 
Dalam bagian lain sejarah Turki Utsmani, memang disebutkan beberapa hal yangmengakibatkan mundurnya kekuasaan khilafah sehingga mengakibatkan pula hilangnya kekuasaan khilafah Islamiyyah dari pangkuan Umat Islam, antara lain: 
Pertama, lemahnya administrasi pemerintahan akibat terlalu luasnya wilayah kekuasaan Turki Utsmani. 
Kedua, sering terjadinya pemberontakan dan peperangan, khususnya pada abad-abad terakhir kekuasaan Turki Utsmani, akibat dari heterogenitas penduduk.
Ketiga, kelemahan para penguasa dalam mengelola stabilitas politik.
 Keempat, terjadinya dekadensi moral di kalangan pejabat kekhilafahan, seperti merebaknya budaya pungli dan korupsi.Kelima, pemberontakan tentara Jenissari yang notabene adalah tentara yang paling kuat di kekhilafahan Turki Utsmani. Ini terjadi pada tahun 1525 M, 1632 M, 1727 M, dan 1826 M. Keenam, merosotnya perekonomian akibat peperangan, khususnya setelah kekalahan padaPerang Dunia I, dan terakhir, ketujuh, terjadinya stagnasi dalam lapangan ilmu dan teknologi akibat menurunnya semangat berfikir dan kreativitas ilmiah. Sehingga, ketika dibandingkan dengan peradaban Barat ketika itu, Turki Utsmani mulai kehilangan taji dan pengaruhnya.
Paham Attaturk Tentang Agama dalam Kehidupan Publik
Program pembaruan yang diusung oleh Musthafa Kamal adalah Membaratkan Turki dan ini bukanlah dimulai dari nol, sebab sebelumnya telah dimulai oleh beberapa pemimpin Turki Utsmani yaitu sejak zaman Tanzimat di bawah kekuasaan Sultan Mahmud II, yang berkuasa antara 1807-1839. Yang kemudian melahirkan tiga aliran pembaruan di Turki yaitu Islam, Barat dan Nasionalis.
Pertama, Golongan Barat dengan tokohnya Tewfik Fikret (1867-1951) dan Dr. Abdullah Jewdat (1869-1932) berpandangan bahwa kemunduran Turki disebabkan oleh orang Turki sendiri. Mereka buta, jahil dan ketinggalan zaman. Di depan mereka terdapat selubung yang membuat mereka tidak dapat melihat dan berfikir, selubung itu adalah syari’at. Dan untuk mengobati penyakit ini adalah dengan memakai cara Barat dalam mengatasi penyakit-penyakit mereka. Maka orang Turki harus berguru kepada mereka, karena peradaban hanya satu, yaitu peradaban Barat dan peradaban inilah yang mesti diambil, baik ia harum atau tidak. 
Kedua, Golongan Islam dengan salah satu pemukanya Mehmed Akif(1870-1936) tertarik dengan kemajuan Jepang. Apa sebabnya bangsa Jepang maju? Karena mereka hanya mengambil ilmu pengetahuan serta teknologi dari barat dan menolak adat istiadat mereka. Adapun yang menyebabkan bangsa Turki mundur adalah karena mereka meninggalkan syari’at, syari’at tidak lagi dijalankan di Turki Utsmani. Oleh sebab itu obatnya adalah membuat syari’at berlaku untuk segala aspek kehiduan rakyat Turki.
Tiga, Dari golongan Nasionalis Turki, Zia Gokal (1875-19924) menerangkan bahwa kelemahan disebabkan oleh keengganan ummat Islam mengakui adanya perubahan dalam kondisi kehiduan mereka, dan di samping itu tidak mau melihat perlunya diadakan interpretasi baru yang sesuai dengan kondisi zaman, terhadap ajaran-ajaran dasar Islam. Oleh sebab itu instiusi-institusi tradisional yang telah usang atau peradaban Islam harus dihilangkan. Tapi walaupun demikian kebudayaan dan nasionalisme yang akan dihidupkan kembali itu harus dijiwai Islam. adapun peradaban barat menurut golongan nasionalis Turki tidak boleh ditiru dalam segala hal. Unsur-unsur kebudayaan barat dapat dijadikan model untuk pembentukan kebudayaan nasional Turki yang modern.
Pasca kekalahan Turki Utsmani dan sekutunya Jerman dalam Perang Dunia I tahun1918, banyak pemimpin Turki Muda melarikan diri ke luar negri, yang kemudiandimanfaatkan dengan leluasa oleh Musthafa Kamal dalam menerapkan ide-idenya. Ide-ide pembaruan menurut musthafa kamal adalah penggabungan dari nilai-nilai Islam, westernisasi dan nasionalisme, walaupun yang paling menonjol adalah westernisasi yang dengan ditopang oleh nasionalisme yang kokoh. Dalam persoalan bernegara, ia berusaha sekuat tenaga menerapkan sistem negara sekuler. Nilai-nilai peradaban barat sangat kuat mempengaruhi pemikiran sistem kenegaraannya. Sehingga menurut Musthafa kamal kalau ingin maju dan menerapkan ide barat, maka tidak ada jalan lain kecuali mengambil secara keseluruhan apa yang menjadi nilai barat tersebut. Bukan hanya mengambil sebagian saja. Masyarakat Turki harus diubah menjadi masyarakat yang mempunyai peradaban barat.
Meski Musthafa Kamal Attaturk seorang nasionalis dan pengagum peradaban Barat tidaklah sampai menghapuskan atau menentang keberadaan agama Islam. Baginya Islam adalah agama yang rasional yang perlu bagi ummat manusia. Tetapi agama yang rasional ini telah dirusak oleh tangan manusia.
Oleh sebab itu ia melihat perlu diadakan pembaruan dalam soal agama untuk disesuaikan dengan bumi Turki. Maka diterjemahkanlah al-Qur’an kedalam bahasa Turki, adzan dalam bahasa Turki, madrasah ditutup, dan lain sebagainya.
Dalam bahasa Prof. Madya fadhlullah Jamil, Kemalisme merupakan satu ideologi yang cetek dan serba kacau, penuh dengan kontroversi dan kontradiksi. Ideologi ini ditegakkan di atas enam prinsip yaitu, negara Turki adalah sebuah republik, bersifat nasionalis, populis (mengutamakan kepentingan rakyat), etatis (mementingkan campur tangan negara dalam bidang ekonomi), sekular, dan revolusionari.
Untuk melihat lebih jelas kekacauan kemalisme ini adalah dengan melihan pada cara-cara Musthafa Kamal khususnya dalam menangani Islam;
  • Langkah pertama yang dilakukan Musthafa kamal setelah berkuasa adalah menghapuskan kesultanan Utsmaniyah pada tahun 1922 dengan alasan sultan adalah penghianat negara.
  • Pada tanggal 29 Oktober 1923, Turki diproklamirkan menjadi Republik, dengan presiden pertama Musthafa Kamal Attaturk 
  • Penghapusan jabatan khalifah, tepatnya 3 Maret 1924 dalam sidang Majelis Nasional Agung dengan alasan rakyat Turki masih menganggap bahwa Khalifah adalah kepala negara
  • Unifikasi dan sekularisasi Pendidkan, Penghapusan Sistem pendidikanIslam (madrasah), 3 maret 19245.
  • Larangan memakai tarbus dan penutup kepala lainnya, sebagai gantinya adalah topi koboy, karena menurut Musthafa kamal topi koboy ini adalah simbol kemajuan, tepatnya 25 November 19256.
  • Penghapusan tugas jama’ah dan makam, 30 November 19257.
  • Peraturan sipil tentang perkawinan, 17 Februari 19268.
  • Kalender Islam diganti dengan kalender Gregorian (kalender Kristen), 19269.
  • Penghapusan Islam sebagai agama negara, 192810.
  • Penggunaan angka latin dan penghapusan tulisan Arab, 1 november 192811.
  • Perintah agar al-Qur’an diterjemahkan dalam bahasa Turki serta adzandikumandangkan dalam bahasa Turki, 1932
  • Pelajar laki-laki dan perempuan belajar bersama-sama, 1932
  • Penghapusan panggilan, gelar seperti effendy, Bey, Pasha, 26 november 1934
  • Larangan penggunaan pakaian asli, 3 desember 193
  • Menukar hari libur dari hari Jum’at menjadi hari Ahad, 1935, dll.
Pengaruh Mustafa Kemal ke Dunia Islam
Langkah-langkah yang diambil Mustafa Kemal ini memiliki dampak yang luas di Mesir, Afghanistan, Iran, India dan Turkistan serta kawasan dunia Islam lainnya, termasuk Indonesia. Langkah-langkah ini memberi peluang bagi kalangan yang menyeru pada westernisasi dengan  menjadikan Turki sebagai teladan utama saat menyatakan tentang kemajuan dan kebangkitan. Media-media yang orientasinya memusuhi Islam menyambut gembira apa yang dilakukan oleh Mustafa Kemal Ataturk. Media-media itu menyebarkan apa yang dikatakan oleh Ataturk dengan ungkapannya, ”Turki baru, sama sekali tidak memiliki hubungan apa pun dengan agama.” Atau, saat lain ia memegang al-Qur`an di tangannya dan dengan congkaknya menyatakan, ”Sesungguhnya kemajuan bangsa-bangsa tidak mungkin dilakukan dengan menerapkan hukum-hukum dan kaidah-kaidah yang telah berlalu beberapa abad lamanya.” Na’udzubillahi min dzalik!
Mustafa Kemal yang telah murtad ini selalu berkoar di mimbar-mimbar agar rakyat Turki meniru apa yang ada di Barat Salibis dan mengajak pada kebebasan yang berbau kekufuran bagi kalangan wanita Turki. Mustafa mengajak pada degradasi akhlak dengan anggapan bahwa minum minuman keras, judi dan perzinahan tak lain sebagai gambaran dari tingginya peradaban dan kemajuan.
Setelah menghukum mati teman-teman yang dulu seperjuangan dengannya, kini Mustafa Kemal jadi diktator absolut bagi Turki sekuler.
Kematian Mustafa Kemal
Tahun 1938 M, kesehatan Mustafa Kemal Ataturk memburuk, dan meninggal dunia pada tanggal  10 November 1938/ 1356 H dalam kondisi terkena penyakit pengerasan hati (cirrhosis) akibat kecanduan alkohol.
 
Demikianlah, akhir hayat seorang diktator sekuler liberal penjagal Khilafah. Mustafa Kemal Ataturk la’natullah ’alaihi.
Demikianlah, walau Mustafa Kemal Ataturk telah binasa, namun kader-kader dan pendukungnya di berbagai negeri, termasuk di Indonesia masih banyak. Sejarah tentang Mustafa Kemal Ataturk banyak yang disembunyikan dan diputarbalikan. Mustafa Kemal Ataturk ditulis sebagai seorang pahlawan, dan sebaliknya Khilafah yang ia jagal digambarkan dengan gambaran yang sangat kelam.
 
 Attaturk ketika sakit
 
 Makam Mustafa Kemal Attaturk
 
Sangat sulit untuk menemukan sebuah definisi yang dapat menjelaskan manusia seperti Musthafa Kamal Attaturk. Dia terlahir dari hasil hubungan haram dan tidak mungkin berdarah Turki. Menganggap dirinya Tuhan, memerintahkan agar patung-patung dirinya dibuat di setiap sudut kota, alun-alun sampai ke desa-desa, serta dianggap pengikutnya Tuhan, sehingga mereka sering memuji-muji Attaturk melebihi memuji Allah SWT, dengan kata-kata ”Engkau adalah penyelamat kami, pemimpin agung, engkaulah pencipta kami” dan sebagainya. Bahkan Ishmet Inunu berkata ketika mengiringi di belakang peti jenazah Musthafa Kamal bahwa ”Sesungguhnya Mencintai attaturk adalah Ibadah”. Maka kita katakan “Sesungguhnya membenci Musthafa Kamal adalah ibadah.”
 
 
 
 

10 komentar:

  1. Mustafa si Penghianat nagapain di anggap Pahlawan karena dia sudah melengserkan Sultan Abdul Majid II sang Khalifah terakhir

    BalasHapus
  2. Tapi saya bingung kenapa sampai saat ini masyarakat turki masih banyak yg memuja ataturk? Atau mereka gak paham ataturk penghianat?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah terlanjur terlena dengan budaya barat

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Yang nulis ini tidak paham nilai-nilai modernisme,demokrasi, HAM, emansipasi perempuan..Hanya berdasarkan cerita-cerita yang terdistorsi yang ingin mendiskreditkan Mustafa Kemal. Hidup Pancasila!!! Hidup Kemalisme!

    BalasHapus
  5. barangsiapa memfitnah pasti akan diazab Allah

    BalasHapus
  6. Kemal Attaturk ada hubungan apa sama Pancasila??

    BalasHapus
  7. terima kasih kepada penulis.. keren sekali tulisan ttg Mustofa Kemal Attaturk ini, saya sudah ke Turki dan berkunjung ke museum Anitkabir ini tetapi saya tidak masuk… dan Presiden Erdogan memperingati hari meninggalnya Mustofa ini.

    BalasHapus

Copyright @ 2013 PEJUANG ISLAM.