Berbicara Turki tak lepas dari
keunikan yang ada di negara tersebut. Betapa tidak, negara ini terletak di dua
benua yaitu Asia dan Eropa yang hanya dipisahkan Laut Marmara.
Predikat negara sekuler sangat
terasa betul saat berada di Turki. Begitulah Turki sekarang. Negara ini menganut
faham sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan masyarakat. Bahkan, beberapa
warga tak memahami ajaran agama Islam. Padahal dahulu, Turki merupakan pusat
kekhalifahan Islam. Angkatan bersenjata Turki merupakan penjaga setia faham ini
agar tetap melekat dengan kehidupan negara ini.
Sebagai bekas pusat kerajaan
Islam, Turki dipenuhi beragam benda peninggalan sejarah. Tak heran bila negara
yang berada di dua benua itu sering disinggahi wisatawan.
Namun jika melihat perkembangan masa
kini, masyarakat Turki mulai meninggalkan pengaruh ajaran Islam dalam
kehidupannya. Tampaknya, sekulerisasi yang diterapkan sejak pemerintahan
Presiden Mustafa Kemal Ataturk pada 1928, benar-benar menggerus nilai-nilai
keagamaan pada diri sebagian masyarakat dan berganti dengan budaya Barat.
“Bayangkan, jika masuk waktu
salat Jumat, kegiatan belajar mengajar (KBM) tetap berjalan. Padahal jam masuk
sekolah bertepatan dengan khotbah salat Jumat ,” beber Benavard Rizanda PL,
salah seorang siswa SMAN 2 Cibonong yang sedang berada di Tukri.
Menurut dia, hal itu sangat
berbeda dengan di Indonesia yang warganya sangat menghormati ajaran agama.
Padahal sebelum menjadi negara sekuler, Turki merupakan pusat pemerintahan
Islam di masa kekaisaran Dinasti Utsmani.
Hal berbeda disampaikan Hasnatika
Mazziyah, yang memiliki pengalaman menarik sekaligus prihatin dengan rendahnya
nilai ajaran Islam dalam diri masyarakat Turki.
Waktu itu, saat dirinya
berbelanja di warung tak jauh dari rumah tinggalnya, Hasna -begitu ia disapa-
bertemu seorang nenek yang mengucapkan salam kepada pengunjung maupun pelayan
warung. Namun, tak ada yang membalas ucapan salamnya.
“Pas saya yang membalasnya, dia
menghampiri dan memeluk dengan penuh haru dan ternyata masyarakat Turki
benar-benar melupakan ajaran Islam dalam dirinya,” ujarnya.
Di ibukota Turki itulah, jasad
Bapak Pendiri Bangsa Mustafa Kemal Ataturk berada, tepatnya di Museum
Anitkabir. Konon, saat ia wafat jasadnya tidak diterima bumi karena dosa-dosa
besarnya terhadap masyarakat Turki saat berada di bawah kekuasaan Kekaisaran
Ottoman.
Karena tidak bisa dikubur, maka
dibuatkan monumen dengan menempatkan tubuh Kemal Ataturk di dalam peti jenasah.
“Saat kami mengunjungi Museum Anitkabir, seluruh tubuh harus disemprotkan
cairan pewangi karena makam Kemal Ataturk selalu mengeluarkan bau busuk,”
cerita Liana Aprillia Yusuf.
Museum Anitkabir, tempat dimakamkannya Mustafa Kemal Attaturk
Mustafa Kemal Attaturk
Kondisi Turki saat ini tidak
terlepas dari nama seorang Mustafa Kemal Attaturk.
Kita mengenalnya sebagai Bapak
Pendiri Bangsa Turki atau Bapak Pembaharu Turki. Namanya begitu harum sebagai
peletak tonggak sekulerisme Turki. Begitulah yang kita tahu saat pelajaran
sejarah di sekolah. Padahal kalau kita jeli melihat sejarah dalam sudut pandang
yang lain, Attaturk adalah orang Yahudi yang menyamar jadi muslim untuk
menghancurkan Islam dari dalam. Dialah orang yang bertanggung jawab terhadap
runtuhnya Khilafah Islam pada 3 Maret 1924. Dia adalah pengkhianat sekaligus
pecundang!
Biografi Singkat Musthafa Kamal
Attatur
Mustafa Kamal lahir tahun 1880,
di kota Salanik ( kota Yahudi) daerah Macedonia yang berpenduduk sekitar
140.000 jiwa. Delapan puluh ribu di antaranya adalah orang-orangYahudi Espana,
dan dua puluh ribu lainnya lagi adalah orang-orang Yahudi Al-Dunama yang merupakan
kaum Yahudi yang berpura-pura masuk Islam. Secara resmi Mustafa Kamal adalah
anak Ali Ridha. Sedangkan ibunya bernama Zubaidah. Masih diliputi keraguan yang
tebal mengenai nasab Mustafa kemal. Bahkan dia sendiri tidak mengakui Ali Ridha
sebagai bapaknya. Konon ada yang mengatakan bahwa kedua orang tuanya berasal
dari Albania. Pernah dalam suatu kesempatan, Mustafa Kamal melakukan
pemeriksaan kembali terhadap kantor sensus penduduk di kota Salanik, dan
kemudian menggugurkan pertalian nasabnya dengan Ali Ridha, yang dianggap
bapaknya.
Di masa kecil, Mustafa Kamal
sangat dibenci dan dikucilkan teman-temannya. Di sekolah, ia sering bertengkar
dan bercekcok dengan guru-gurunya. Ia merasa senang manakala dapat menyakiti
seseorang. Mustafa Kamal sering berselisih dengan para senior dalam kelompok Al
Ittihad wa At Turaqqi, suatu kelompok
yang ikut bergabung di dalamnya tokoh-tokoh pemimpin Turki seperti Anwar,
Thal’at dan Jawid. Perselisihan itu timbul karena kegagalan Mustafa dalam merebut
salah satu posisi kunci dalam kelompok tersebut.
Dalam pergaulan, Mustafa Kemal
banyak bersandar pada teman-temannya para pendeta Macedonia yang sengaja
”menangkapnya”. Para pendeta Macedonia inilah yang mengajarkan dasar-dasar
bahasa Perancis bersama seorang teman Mustafa dari Macedonia yang bernama Fethi.
Keduanya diajari buku-buku karya pemikir-pemikir liberal seperti Voltaire, Rousseau,
Thomas Hobbes, dan John Stuart Mill, serta buku-buku lainnya. Hingga akhirnya,
Mustafa mengarang syair yang mendengung-dengungkan nasionalisme dan berpidato
di depan akademi militer. Mustafa berbicara kepada mereka tentang kerusakan
sultan sebelum dia berumur 20 tahun.
Mustafa Kemal senang berkunjung
ke tempat-tempat hiburan Eropa dimana para wanita tidak mengenakan cadar,
menyanyi, berdansa, dan duduk di meja bersama laki-laki. Mustafa Kemal senang
minum-minuman keras.
Pendidikan dan Karir Militer
Pertama kali Mustafa Kamal
belajar di sekolah agama. Kemudian oleh ibunya(Zubaidah) ia diikutkan ke
sekolah modern. Sepeninggal bapaknya (Abdumusin Agha, tahun1886), Mustafa Kamal
dibawa ibunya ke ladang pertanian pamannya Hussain Agha, dekat kota Salanik. Di
sana, Mustafa Kamal bekerja membantu pamannya membersihkan kandang, mencarikan
makanan domba, dan menjaga pertanian. Kemudian ibunya memindahkan disebuah
sekolah di kota Salanik. Di kota tersebut, Mustafa Kamal sering berkelahi
dengan murid-murid yang lain, sehingga dia dipukul oleh salah seorang guru.
Maka larilah Mustafa Kamal dari sekolah tersebut dan tidak kembali lagi.
Pada tahun 1893, Mustafa Kamal
masuk ke sekolah militer di kota Salanik. Setelah empat tahun dia lulus dari
sekolah ketentaraan tingkat menengah di Monester, yakni di kota Balkan. Kota di
mana fitnah bergolak dengan hebatnya menentang sistem kekhilafahan. Lulus dari
Monester tahun 1899. kemudian Mustafa
Kamal dikirim ke Akademi Militer Istambul. Lulus dari akademi tersebut
tahun 1902. Mustafa Kamal melanjutkan pendidikan di Akademi Staf Komando
Militer, lulus tahun 1905. Selanjutnya dia ikut bergabung dengan pasukan
Divisi V di Damaskus, sebagai perwira dengan pangkat Mayor. Saat itu usianya 25
tahun. Dalam tugasnya di Damaskus, dia dimasukkan dalam Batalyon kaveleri 30.
Di sana ia tinggal selama dua tahun, sehingga pangkatnya naik menjadi Aghas
(pangkat antara Mayor dan Letkol). Mustafa Kamal akhirnya pindah ke
Salanik di kodam III, di sana ia masuk anggota kelompok Al Ittihad wa At
Turaqqi. Dalam kelompok tersebut ia menghadapi beberapa rival yang kuat,
seperti Anwar, dan Thal’at. Tahun 1910, ia dikirim ke Perancis untuk mengikuti
latihan militer. Sepulangnya dari Perancis, ia diangkat menjadi Direktur
Pendidikan Perwira.
Karirnya terus menanjak, setelah berhasil memenangkan
salah satu peperangan di Ghalipuli, sampai akhirnya ia diangkat sebagai panglima
pasukan di Palestina. Di kota Al-Quds, Mustafa Kamal mengadakan perjanjian
dengan Allenby, panglima pasukan Inggris. Pihak Inggris telah bersepakat dengan
Mustafa kamal supaya ia menarik pasukannya dari Palestina dan memberi kesempatan
kepada Allenby untuk masuk bersama pasukannya dalam keadaan tenang dan damai,
yang dengan demikian pasukan Allenby dapat memukul pasukan Turki ke-4 dengan
pukulan yag mematikan, setelah sebelumnya Allenby mundur dengan membawa
kegagalan di pintu As Salth, yakni setelah dikalahkan oleh Jamal Pasya, yang merupakan
panglima pasukan Turki ke-4. Maka akibat pengkhianatan ini, Mustafa kamal,
menjadikan kehancuran bagi kekuatanTurki untuk selama-lamanya. Hasil pertemuan
itu sangatlah memilukan:“Jumlah tawanan mendekati seratus ribu tentara, di luar
jumlah mereka yang mati oleh peluru orang-orang Druze dan Armenia .”
Konspirasi Di balik Keberhasilan
Musthafa Kamal
Proses terjagalnya Khilafah tanpa
daya pada bulan 28 Rajab 1342 H bertepatan dengan 3 Maret 1924 M. Proses itu
dimulai ketika pada awal abad ke-19 M kaum muslimin mulai meninggalkan
al-Qur`an dan as-Sunnah untuk memecahkan masalah-masalah mereka, dan tertarik
dengan ideologi Liberal yang menggiurkan nafsu manusia.
Sementara itu, Khilafah Turki
Utsmani masih mengalami kemandegan berpikir akibat terhentinya ijtihad dan
mulai melirik ideologi Liberal yang sedang berkembang pesat di Eropa Barat.
Kemajuan teknologi akibat revolusi Industri telah menyilaukan mata, sehingga
tidak bisa membedakan mana teknologi yang bisa diambil ari bangsa manapun, dan
mana peradaban yang harus disaring.
Tahun 1828 di masa Sultan Mahmud
II, pemikiran dan sistem sekuler mulai merasuk ke tubuh khilafah. Tahun 1876 M
Gerakan Turki Muda yang tergila-gila dengan ideologi liberal berhasil memaksa Sultan
Abdul Hamid II menerima Konstitusi 1876, sebuah konstitusi sekuler. Sejak itu,
tanda-tanda keruntuhan Khilafah mulai di depan mata. Sekeliling khalifah sudah
dipadati dengan orang-orang yang berideologi sekuler liberal, yang dipimpin
oleh Perdana Mentrinya sendiri, Midhat Pasya si pemabok.
Tahun 1908 M Kaum nasionalis
sekuler, Turki Muda, melakukan revolusi. Revolusi ini dalam rangka merongrong
Sultan Abdul Hamid II yang menentang konstitusi 1876 yang sekuler dan
selalu menyerukan kembali ke Syari’at Islam.
Bangsa Yahudi Israel dengan
gerakan zionismenya, dan bangsa Nasrani sangat berperan dalam keruntuhan
kekhilafahan terakhir umat Islam, yaitu Turki Utsmani. Gerakan Zionisme ini
setidaknya melakukan beberapa langkah untuk menjauhkan umat Islam dari ajaran agamanya,
seperti yang terjadi di Turki yaitu, pertama, menanamkan paham sekularisme pada
rakyat Turki ketika itu. Langkah ini mendapat sambutan dan aktualisasi radikal
dari orang-orang Turki keturunan Yahudi ketika itu, sehingga dengan cepat
menyebar dan mengakar pada mayoritas umat Islam yang ada di Turki. Kedua, menanamkan
paham eksistensialisme, yaitu paham yang bermakna mengembalikan manusia kepada
dirinya sendiri. Sejatinya, paham ini hanyalah memberikan kebebasan pada manusia
untuk berperilaku sekehendak dirinya sebagai manusia bebas.Ketiga,
berusaha untuk menghapuskan
sistem khilafah. Upaya Yahudi dan Nasrani untuk menghancurkankekhilafahan
muslimin ini dilakukan dengan perencanaan yang matang dan universal. Hal ini
dapat dilihat dari dokumen yang tersimpan di pusat dokumen umum di London.
Keruntuhan Khilafah Islamiyah
pada prinsipnya tidak lepas dari konspirasi Musthafa Kemal Attaturk sang
pengkhianat dengan Inggris. Musthafa Kemal bersama organisasi Turki Muda dan Al-Ittihad
wa at-Taraqqiy (Partai Persatuan dan Pembangunan) terus menggoyang Majelis
Nasional Turki. Akhirnya, setelah melalui rapat panjang hingga pagi hari, pada tanggal
23 Maret 1924, Majelis Nasional mengumumkan bahwa sejak hari itu, Khilafah
Islam dihapuskan dan agama secara pasti harus dipisahkan dari negara.
Dalam bagian lain dari sejarah
keruntuhan kekhilafahan Turki Utsmani, disebutkan bahwa setidaknya ada dua
hal yang menjadi penyebab keruntuhannya yaitu gerakanmisionaris dan gerakan separatisme
dan nasionalisme.
Gerakan misionaris dapat terlihat
ketika ahlu dzimmah -khususnya orang Kristen- yang mendapat hak istimewa zaman
Sulaiman II, akhirnya menuntut persamaan hak dengan muslimin. Hak istimewa ini
dimanfaatkan untuk melindungi provokator dan intel asing dengan jaminan
perjanjian antara khilafah dengan Bizantium (1521), Prancis (1535), dan Inggris
(1580). Dengan hak istimewa ini, jumlah orang Kristen dan Yahudi meningkat di dalam
negeri. Ini dimanfaatkan misionaris yang mulai menjalankan gerakan sejak abad
ke-16. Malta dipilih sebagai pusat gerakannya. Dari sana mereka menyusup ke
Suriah (1620) dan tinggal di sana sampai 1773. Di tengah mundurnya
intelektualitas Dunia Islam, mereka mendirikan pusat kajian sebagai kedok
gerakannya. Pusat kajian ini kebanyakan milik Inggris, Prancis, dan Amerika
Serikat, yang digunakan Barat untuk mengembankepemimpinan intelektualnya di
Dunia Islam, disertai serangan mereka terhadap pemikiran Islam. Serangan ini
sudah lama dipersiapkan orientalis Barat, yang mendirikan Pusat Kajian Ketimuran
sejak abad ke-14. Gerakan misionaris dan orientalis itu merupakan bagian tak
terpisahkan dariimperialisme Barat di dunia Islam. Untuk menguasainya -meminjam
istilah Imam al-Ghozali- Islam sebagai asas harus hancur, dan khilafah Islam
harus runtuh. Untuk meraih tujuan pertama, serangan misionaris dan
orientalis diarahkan untuk menyerang pemikiran Islam; sedangkan untuk meraih
tujuan kedua, mereka hembuskan nasionalisme dan memberi stigma pada
khilafah sebagai Orang Sakit (The Sick Man). Agar kekuatan khilafah
lumpuh, sehingga agar bisa sekali pukul jatuh, maka dilakukanlah upaya intensif
untuk memisahkan Arab dengan lainnya dari khilafah. Dari sinilah, lahir gerakan
patriotisme dan nasionalisme di dunia Islam. Di Eropa, wilayah yang dikuasai
khilafah diprovokasi agar memberontak (abad19-20), seperti kasus Serbia,
Yunani, Bulgaria, Armenia dan terakhir Krisis Balkan, sehingga khilafah Turki
Utsmani kehilangan banyak wilayahnya, dan yang tersisa hanya Turki.
Para misionaris itu bekerja
dengan berkedok lembaga-lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan. Awalnya
akibat dari tindakan itu hanya kecil saja. Tapi selama abad ke 18 dan19 ketika
kemunduran Khilafah mulai muncul, mereka mampu mengeksplotasi kelemahan negara
dan menyebarkan konsep-konsep yang jahat kepada masyarakat. Di abad 19, Beirut menjadi
pusat aktivitas misionaris. Selama masa itu, para misionaris mengeksploitasi perselisihan
dalam negeri di antara orang Kristen dan Druze dan kemudian antara Kristen dan Muslim,
dengan Inggris berpihak pada Druze sementara Perancis berpihak pada Kristen Maronit.
Selama masa itu para misionaris itu memiliki dua agenda utama: (1) Memisahkan Orang
Arab dari Khilafah Usmani; (2) Membuat kaum muslimin merasa terasing dari
ikatan Islam.
Gerakan separatisme dan
nasionalisme makin terlihat jelas dengan propaganda yangdilakukan oleh
negara-negara Eropa seperti Inggris, Prancis, dan Rusia. Itu bertujuan untuk menghancurkan
khilafah Islam. Keberhasilannya memakai sentimen kebangsaan danseparatisme di
Serbia, Hongaria, Bulgaria, dan Yunani mendorongnya memakai cara sama di seluruh
wilayah khilafah. Hanya saja, usaha ini lebih difokuskan di Arab dan Turki.Sementara
itu, Kedubes Inggris dan Prancis di Istambul dan daerah-daerah basis khilafah -seperti
Baghdad, Damsyik, Beirut, Kairo, dan Jeddah - telah menjadi pengendalinya.
Untuk menyukseskan misinya, dibangunlah 2 markas. Pertama, Markas Beirut, yang
bertugas memainkan peranan jangka panjang, yakni mengubah putra-putri umat
Islam menjadi kafir dan mengubah sistem Islam jadi sistem kufur. Kedua, Markas
Istambul, bertugas memainkan peranan jangka pendek, yaitu memukul telak
khilafah. Kedubes negara Eropapun mulai aktif menjalin hubungan dengan orang
Arab. Di Kairo dibentuk Partai Desentralisasi yang diketuai Rofiqul 'Adzim. Di
Beirut, Komite Reformasi dan Forum harfiah dibentuk. Inggris dan Prancis mulai
menyusup ke tengah orang Arab yang memperjuangkan nasionalisme. Pada 8 Juni
1913, para pemuda Arab berkongres di Paris dan mengumumkan nasionalisme Arab.
Dokumen yang ditemukan di Konsulat Prancis Damsyik telah membongkar
rencana pengkhianatan kepada khilafah yang didukung Inggris dan Prancis.
Di Markas Istambul, negara-negara
Eropa tak hanya puas merusak putra-putri umat Islam di sekolah dan universitas
lewat propaganda. Mereka ingin memukul khilafah dari dekat secara telak.
Caranya ialah mengubah sistem pemerintahan dan hukum Islam dengan sistem
pemerintahan Barat dan hukum kufur. Kampanye mulai dilakukan Rasyid Pasha,Menlu
zaman Sultan Abdul Majid II (1839). Tahun itu juga, Naskah Terhormat
(Kholkhonah) -yang dijiplak dari UU di Eropa diperkenalkan. Tahun 1855,
negara-negara Eropa -khususnya Inggris- memaksa khilafah Utsmani mengamandemen
UUD, sehingga dikeluarkanlah Naskah Hemayun (11 Februari 1855). Midhat Pasha,
salah satu anggota Kebatinan Bebas diangkat jadi perdana menteri (1 September
1876). Ia membentuk panitia Ad Hoc menyusun UUD menurut Konstitusi Belgia.
Inilah yang dikenal dengan Konstitusi 1876. Namun, konstitusi ini ditolak
Sultan Abdul Hamid II dan Sublime Port-pun enggan melaksanakannya karena
dinilai bertentangan dengan syari'at. Midhat Pasha pun dipecat dari kedudukan
perdana menteri. Turki Muda yang berpusat di Salonika -pusat komunitas Yahudi Dunamah-
memberontak (1908). Khalifah dipaksanya mengumumkan UUD yang diumumkan Turki
Muda di Salonika, lalu dibukukanlah parlemen yang pertama dalam khilafah Turki
Utsmani (17 November 1908). Bekerja sama dengan syaikhul Islam, Sultan Abdul
Hamid II dipecat dari jabatannya, dan dibuang ke Salonika. Sejak itu sistem pemerintahan
Islam berakhir.
Tampaknya Inggris belum puas
menghancurkan khilafah Turki Utsmani secara total. Perang Dunia I (1914)
dimanfaatkan Inggris menyerang Istambul dan menduduki Gallipoli. Dari sinilah
kampanye Dardanella yang terkenal itu mulai dilancarkan. Pendudukan Inggris di
kawasan ini juga dimanfaatkan untuk mendongkrak popularitas Mustafa Kemal Pasha
yang sengaja dimunculkan sebagai pahlawan pada Perang Ana Forta (1915). Ia -agen
Inggris, keturunan Yahudi Dunamah dari Salonika- melakukan agenda Inggris,
yakni melakukan revolusi kufur untuk menghancurkan khilafah Islam. Ia
menyelenggarakan Kongres Nasional di Sivas dan menelurkan Deklarasi Sivas (1919
M), yang mencetuskan Turki merdeka dan negeri Islam lainnya dari penjajah,
sekaligus melepaskannya dari wilayah Turki Utsmani. Irak, Suriah, Palestina,
Mesir, dll. mendeklarasikan konsensus kebangsaan sehingga merdeka. Saat itu
sentimen kebangsaan tambah kental dengan lahirnya Pan-Turkisme dan PanArabisme;
masing-masing menuntut kemerdekaan dan hak menentukan nasib sendiri atas nama
bangsanya, bukan atas nama umat Islam. Sejak tahun 1920, Mustafa Kemal Pasha
menjadikan Ankara sebagai pusat aktivitas politiknya. Setelah menguasai
Istambul, Inggris menciptakan kevakuman politik, dengan menawan banyak pejabat
negara dan menutup kantor-kantor dengan paksa sehingga bantuan khalifah dan
pemerintahannya mandeg. Instabilitas terjadi di dalam negeri, sementara opini umum
menyudutkan khalifah dan memihak kaum nasionalis. Situasi ini dimanfaatkan Mustafa
Kemal Pasha untuk membentuk Dewan Perwakilan Nasional -dan ia menobatkan diri
sebagai ketuanya- sehingga ada 2 pemerintahan; pemerintahan khilafah di
Istambul dan pemerintahan Dewan Perwakilan Nasional di Ankara. Walau
kedudukannya tambah kuat, Mustafa Kemal Pasha tetap tak berani membubarkan
khilafah. Dewan Perwakilan Nasional hanya mengusulkan konsep yang memisahkan
khilafah dengan pemerintahan. Namun, setelah perdebatan panjang di Dewan
Perwakilan Nasional, konsep ini ditolak. Pengusulnyapun mencari alasan membubarkan
Dewan Perwakilan Nasional dengan melibatkannya dalam berbagai kasus pertumpahan
darah. Setelah memuncaknya krisis, Dewan Perwakilan Nasional ini diusulkan agar
mengangkat Mustafa Kemal Pasha sebagai ketua parlemen, yang diharap bisa
menyelesaikan kondisi kritis ini.
Dalam bagian lain sejarah Turki Utsmani,
memang disebutkan beberapa hal yangmengakibatkan mundurnya kekuasaan khilafah
sehingga mengakibatkan pula hilangnya kekuasaan khilafah Islamiyyah dari
pangkuan Umat Islam, antara lain:
Pertama, lemahnya administrasi pemerintahan
akibat terlalu luasnya wilayah kekuasaan Turki Utsmani.
Kedua, sering terjadinya pemberontakan
dan peperangan, khususnya pada abad-abad terakhir kekuasaan Turki Utsmani,
akibat dari heterogenitas penduduk.
Ketiga, kelemahan para penguasa dalam
mengelola stabilitas politik.
Keempat, terjadinya dekadensi
moral di kalangan pejabat kekhilafahan, seperti merebaknya budaya pungli dan
korupsi.Kelima, pemberontakan tentara Jenissari yang notabene adalah tentara
yang paling kuat di kekhilafahan Turki Utsmani. Ini terjadi pada tahun 1525 M,
1632 M, 1727 M, dan 1826 M. Keenam, merosotnya perekonomian akibat peperangan,
khususnya setelah kekalahan padaPerang Dunia I, dan terakhir, ketujuh,
terjadinya stagnasi dalam lapangan ilmu dan teknologi akibat menurunnya
semangat berfikir dan kreativitas ilmiah. Sehingga, ketika dibandingkan dengan
peradaban Barat ketika itu, Turki Utsmani mulai kehilangan taji dan
pengaruhnya.
Paham Attaturk Tentang Agama
dalam Kehidupan Publik
Program pembaruan yang diusung
oleh Musthafa Kamal adalah Membaratkan Turki dan ini bukanlah dimulai dari nol,
sebab sebelumnya telah dimulai oleh beberapa pemimpin Turki Utsmani yaitu sejak
zaman Tanzimat di bawah kekuasaan Sultan Mahmud II, yang berkuasa antara
1807-1839. Yang kemudian melahirkan tiga aliran pembaruan di Turki yaitu Islam,
Barat dan Nasionalis.
Pertama, Golongan Barat dengan
tokohnya Tewfik Fikret (1867-1951) dan Dr. Abdullah Jewdat (1869-1932)
berpandangan bahwa kemunduran Turki disebabkan oleh orang Turki sendiri. Mereka
buta, jahil dan ketinggalan zaman. Di depan mereka terdapat selubung yang membuat
mereka tidak dapat melihat dan berfikir, selubung itu adalah syari’at. Dan
untuk mengobati penyakit ini adalah dengan memakai cara Barat dalam
mengatasi penyakit-penyakit mereka. Maka orang Turki harus berguru kepada
mereka, karena peradaban hanya satu, yaitu peradaban Barat dan peradaban inilah
yang mesti diambil, baik ia harum atau tidak.
Kedua, Golongan Islam dengan
salah satu pemukanya Mehmed Akif(1870-1936) tertarik dengan kemajuan Jepang. Apa
sebabnya bangsa Jepang maju? Karena mereka hanya mengambil ilmu pengetahuan
serta teknologi dari barat dan menolak adat istiadat mereka. Adapun yang
menyebabkan bangsa Turki mundur adalah karena mereka meninggalkan syari’at,
syari’at tidak lagi dijalankan di Turki Utsmani. Oleh sebab itu obatnya adalah membuat
syari’at berlaku untuk segala aspek kehiduan rakyat Turki.
Tiga, Dari golongan Nasionalis
Turki, Zia Gokal (1875-19924) menerangkan bahwa kelemahan disebabkan oleh
keengganan ummat Islam mengakui adanya perubahan dalam kondisi kehiduan mereka,
dan di samping itu tidak mau melihat perlunya diadakan interpretasi baru yang
sesuai dengan kondisi zaman, terhadap ajaran-ajaran dasar Islam. Oleh sebab itu
instiusi-institusi tradisional yang telah usang atau peradaban Islam harus dihilangkan.
Tapi walaupun demikian kebudayaan dan nasionalisme yang akan dihidupkan kembali
itu harus dijiwai Islam. adapun peradaban barat menurut golongan nasionalis
Turki tidak boleh ditiru dalam segala hal. Unsur-unsur kebudayaan barat dapat
dijadikan model untuk pembentukan kebudayaan nasional Turki yang modern.
Pasca kekalahan Turki Utsmani dan
sekutunya Jerman dalam Perang Dunia I tahun1918, banyak pemimpin Turki Muda
melarikan diri ke luar negri, yang kemudiandimanfaatkan dengan leluasa oleh
Musthafa Kamal dalam menerapkan ide-idenya. Ide-ide pembaruan menurut musthafa
kamal adalah penggabungan dari nilai-nilai Islam, westernisasi dan
nasionalisme, walaupun yang paling menonjol adalah westernisasi yang dengan
ditopang oleh nasionalisme yang kokoh. Dalam persoalan bernegara, ia berusaha sekuat
tenaga menerapkan sistem negara sekuler. Nilai-nilai peradaban barat sangat
kuat mempengaruhi pemikiran sistem kenegaraannya. Sehingga menurut Musthafa
kamal kalau ingin maju dan menerapkan ide barat, maka tidak ada jalan lain
kecuali mengambil secara keseluruhan apa yang menjadi nilai barat tersebut.
Bukan hanya mengambil sebagian saja. Masyarakat Turki harus diubah menjadi masyarakat
yang mempunyai peradaban barat.
Meski Musthafa Kamal Attaturk
seorang nasionalis dan pengagum peradaban Barat tidaklah sampai menghapuskan
atau menentang keberadaan agama Islam. Baginya Islam adalah agama yang rasional
yang perlu bagi ummat manusia. Tetapi agama yang rasional ini telah dirusak
oleh tangan manusia.
Oleh sebab itu ia melihat perlu
diadakan pembaruan dalam soal agama untuk disesuaikan dengan bumi Turki. Maka
diterjemahkanlah al-Qur’an kedalam bahasa Turki, adzan dalam bahasa Turki,
madrasah ditutup, dan lain sebagainya.
Dalam bahasa Prof. Madya
fadhlullah Jamil, Kemalisme merupakan satu ideologi yang cetek dan serba kacau,
penuh dengan kontroversi dan kontradiksi. Ideologi ini ditegakkan di atas enam
prinsip yaitu, negara Turki adalah sebuah republik, bersifat nasionalis,
populis (mengutamakan kepentingan rakyat), etatis (mementingkan campur tangan
negara dalam bidang ekonomi), sekular, dan revolusionari.
Untuk melihat lebih jelas
kekacauan kemalisme ini adalah dengan melihan pada cara-cara Musthafa Kamal khususnya
dalam menangani Islam;
- Langkah pertama yang dilakukan Musthafa kamal setelah berkuasa adalah menghapuskan kesultanan Utsmaniyah pada tahun 1922 dengan alasan sultan adalah penghianat negara.
- Pada tanggal 29 Oktober 1923, Turki diproklamirkan menjadi Republik, dengan presiden pertama Musthafa Kamal Attaturk
- Penghapusan jabatan khalifah, tepatnya 3 Maret 1924 dalam sidang Majelis Nasional Agung dengan alasan rakyat Turki masih menganggap bahwa Khalifah adalah kepala negara
- Unifikasi dan sekularisasi Pendidkan, Penghapusan Sistem pendidikanIslam (madrasah), 3 maret 19245.
- Larangan memakai tarbus dan penutup kepala lainnya, sebagai gantinya adalah topi koboy, karena menurut Musthafa kamal topi koboy ini adalah simbol kemajuan, tepatnya 25 November 19256.
- Penghapusan tugas jama’ah dan makam, 30 November 19257.
- Peraturan sipil tentang perkawinan, 17 Februari 19268.
- Kalender Islam diganti dengan kalender Gregorian (kalender Kristen), 19269.
- Penghapusan Islam sebagai agama negara, 192810.
- Penggunaan angka latin dan penghapusan tulisan Arab, 1 november 192811.
- Perintah agar al-Qur’an diterjemahkan dalam bahasa Turki serta adzandikumandangkan dalam bahasa Turki, 1932
- Pelajar laki-laki dan perempuan belajar bersama-sama, 1932
- Penghapusan panggilan, gelar seperti effendy, Bey, Pasha, 26 november 1934
- Larangan penggunaan pakaian asli, 3 desember 193
- Menukar hari libur dari hari Jum’at menjadi hari Ahad, 1935, dll.
Pengaruh Mustafa Kemal ke Dunia
Islam
Langkah-langkah yang diambil
Mustafa Kemal ini memiliki dampak yang luas di Mesir, Afghanistan, Iran, India
dan Turkistan serta kawasan dunia Islam lainnya, termasuk Indonesia.
Langkah-langkah ini memberi peluang bagi kalangan yang menyeru pada
westernisasi dengan menjadikan Turki sebagai teladan utama saat
menyatakan tentang kemajuan dan kebangkitan. Media-media yang orientasinya
memusuhi Islam menyambut gembira apa yang dilakukan oleh Mustafa Kemal Ataturk.
Media-media itu menyebarkan apa yang dikatakan oleh Ataturk dengan ungkapannya,
”Turki baru, sama sekali tidak memiliki hubungan apa pun dengan agama.” Atau,
saat lain ia memegang al-Qur`an di tangannya dan dengan congkaknya menyatakan,
”Sesungguhnya kemajuan bangsa-bangsa tidak mungkin dilakukan dengan menerapkan
hukum-hukum dan kaidah-kaidah yang telah berlalu beberapa abad lamanya.”
Na’udzubillahi min dzalik!
Mustafa Kemal yang telah murtad
ini selalu berkoar di mimbar-mimbar agar rakyat Turki meniru apa yang ada di
Barat Salibis dan mengajak pada kebebasan yang berbau kekufuran bagi kalangan
wanita Turki. Mustafa mengajak pada degradasi akhlak dengan anggapan bahwa
minum minuman keras, judi dan perzinahan tak lain sebagai gambaran dari
tingginya peradaban dan kemajuan.
Setelah menghukum mati
teman-teman yang dulu seperjuangan dengannya, kini Mustafa Kemal jadi diktator
absolut bagi Turki sekuler.
Kematian Mustafa Kemal
Tahun 1938 M, kesehatan Mustafa
Kemal Ataturk memburuk, dan meninggal dunia pada tanggal 10 November
1938/ 1356 H dalam
kondisi terkena penyakit pengerasan hati (cirrhosis) akibat kecanduan alkohol.
Demikianlah, akhir hayat seorang
diktator sekuler liberal penjagal Khilafah. Mustafa Kemal Ataturk la’natullah
’alaihi.
Demikianlah, walau Mustafa Kemal
Ataturk telah binasa, namun kader-kader dan pendukungnya di berbagai negeri,
termasuk di Indonesia masih banyak. Sejarah tentang Mustafa Kemal Ataturk
banyak yang disembunyikan dan diputarbalikan. Mustafa Kemal Ataturk ditulis
sebagai seorang pahlawan, dan sebaliknya Khilafah yang ia jagal digambarkan
dengan gambaran yang sangat kelam.
Attaturk ketika sakit
Makam Mustafa Kemal Attaturk
Sangat sulit untuk menemukan
sebuah definisi yang dapat menjelaskan manusia seperti Musthafa Kamal Attaturk.
Dia terlahir dari hasil hubungan haram dan tidak mungkin berdarah Turki.
Menganggap dirinya Tuhan, memerintahkan agar patung-patung dirinya dibuat di setiap
sudut kota, alun-alun sampai ke desa-desa, serta dianggap pengikutnya Tuhan, sehingga
mereka sering memuji-muji Attaturk melebihi memuji Allah SWT, dengan kata-kata
”Engkau adalah penyelamat kami, pemimpin agung, engkaulah pencipta kami” dan sebagainya.
Bahkan Ishmet Inunu berkata ketika mengiringi di belakang peti jenazah Musthafa
Kamal bahwa ”Sesungguhnya Mencintai attaturk adalah Ibadah”. Maka kita katakan
“Sesungguhnya membenci Musthafa Kamal adalah ibadah.”
top kalimat nya
BalasHapusMustafa si Penghianat nagapain di anggap Pahlawan karena dia sudah melengserkan Sultan Abdul Majid II sang Khalifah terakhir
BalasHapusTapi saya bingung kenapa sampai saat ini masyarakat turki masih banyak yg memuja ataturk? Atau mereka gak paham ataturk penghianat?
BalasHapusSudah terlanjur terlena dengan budaya barat
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusYang nulis ini tidak paham nilai-nilai modernisme,demokrasi, HAM, emansipasi perempuan..Hanya berdasarkan cerita-cerita yang terdistorsi yang ingin mendiskreditkan Mustafa Kemal. Hidup Pancasila!!! Hidup Kemalisme!
BalasHapusbarangsiapa memfitnah pasti akan diazab Allah
BalasHapusAmin...
HapusKemal Attaturk ada hubungan apa sama Pancasila??
BalasHapusterima kasih kepada penulis.. keren sekali tulisan ttg Mustofa Kemal Attaturk ini, saya sudah ke Turki dan berkunjung ke museum Anitkabir ini tetapi saya tidak masuk… dan Presiden Erdogan memperingati hari meninggalnya Mustofa ini.
BalasHapus