Beberapa dokumen menunjukkan bahwa
Ibrahim atau Abraham atau Brahma adalah satu orangnya. Dalam waktu-waktu
yang berbeda, orang-orang Arya yang terbagi ke dalam beberapa kelompok,
datang dari Ur, Mesopotamia, dan karena peredaran jaman maka penduduk
penduduk Ur – Urian – menjadi terkenal dengan istilah Arya. Ur adalah
wilayah Mesopotamia yang merupakan pusat peradaban, terkenal di dalam
sejarah (lihat Chester G. Starr, A History of the Ancient World, hal, 29).
Nuh dan Mesopotamia
Nuh adalah datuk kesepuluh dari Ibrahim
(yang dikenal pula sebagai Manu dalam kitab-kitab suci orang India),
adalah penduduk asli daerah Mesopotamia. Cerita-cerita tentang Nuh,
banjir besar dan pembuatan bahtera terdapat dalam berbagai kitab kuno
termasuk kitab suci Al Quran (seperti Surat Hud dan Mu’minun) juga Bible
(Kejadian Pasal 6,7,8) dan ada di Mahabharata Bab 3/187 juga di Shata
Phata Brahman (Ayat 1-8-1: 1-6). Seusai banjir besar, keturunan dan
pengikut Nuh memencar ke berbagai penjuru.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan Abu Hurairah menjelaskan bahwa bangsa Romawi adalah turunan Sem, anak Nuh (Hujajul Kiramah,
hal. 437), dan orang Rusia adalah keturunan Jafet (lihat Kejadian 10:2
dan Yehezkiel 38:2,3). Banjir Nuh adalah peristiwa dahsyat dan
mengerikan bagi bangsa di Mesopotamia. Chester Starr menulis, “Suatu
hikayat melukiskan dewa-dewa marah tersebab keingkaran manusia dan
mengirimkan banjir” (A History of the Ancient World, halaman 40).
Sem, anak Nuh, mempunyai anak-anak
bernama Assyur dan Yafet; sedangkan anaknya yang lain mempunyai anak
bernama Jawan (Kejadian 10:2,22). Mereka mendirikan kerajaan-kerajaan di
sekitar Mesopotamia yang dinamai dengan nama-nama mereka masing-masing.
Adiparba Bab 85 dan Bonaparba Bab 51 dari
Mahabharata berisi cerita tentang kerajaan rakyat Jawan ini. Orang-orang
Assyiria sangat menindas, semua suku dan kawasan diliputi kengerian
karenanya (lihat John V.D. Shourtworth, The History of the World,
halaman 28-30). Penduduk Ur sangat sering diserang bangsa Assyiria oleh
karenanya mereka mulai memandang rendah dan tidak menghargai mereka.
Makanya orang Hindu Arya sangat memusuhi Assyur (lihat Rigweda Samhita
hal. 28 dan 72 terj. Ramesh Chandra Batta). Peperangan antara Deva dan
Assyur terdapat dalam Mahabharata Bab 222, Bonaparba. Pada waktu itu
masyarakat kesukuan itu selalu dalam peperangan satu sama lain.
Suku-suku yang kuat memeras suku-suku yang lemah dan merampok kekayaan
mereka. Orang-orang Arya India menyebut mereka sebagai “Zavan“,
sebagaimana orang di Bangladesh, serangan perampok disebut Harmad
(Armada). Inilah mungkin akibat dari serangan dari Zavan (Jawan)
keturunan Nuh yang menyerang beberapa kali rakyat Ur, seperti yang
dilakukan Armada.
Oleh karenanya bangsa Yunani (jaman Aleksander Agung) dan Muslim disebut bangsa Arya India sebagai julukan Zavan.
Negeri banyak tuhan
Leonard Wooley dalam bukunya Abraham
mengemukakan bahwa Ibrahim hidup 2100 SM. Ayah beliau adalah seorang
pejabat tinggi dan bangsawan di pemerintahan Ur. Rakyat Ur umumnya
dibagi tiga golongan; Amilu, Miskine dan Ardu. Amilu merupakan
bangsawan, Miskine hidup sebagai petani dan pengusaha sebagaimana
Waisya. Sedangkan orang Ardu adalah semacam budak atau Sudra.
Orang-orang Ur memiliki 5000 dewa. Setiap kota memiliki dewa yang
khusus. Nama dewa dari ibukota Ur adalah Nannar (dewa bulan) yang
memiliki tanda bulan sabit di kepalanya. Patungnya terletak di atas
bukit dekat kota didampingi oleh dewi Nanggul atau Parbati, isterinya.
Demikian pula dewa kota Larsa disebut Shamash (dewa matahari). Demikian
pula ada dewa-dewa bintang-bintang.
Jewish Encyclopaedia menyebutkan
bahwa bangsa Ur adalah pengabdi setia matahari, bulan dan bintang-
bintang. Dalam Al-Quran menunjukkan bahwa kaum Ibrahim adalah penyembah
bulan, matahari dan bintang-bintang. Demikian pula dicatat dalam
Upanishad yang mencatat ucapan Ibrahim, “na tatra surya bhati no chandra tarakang”
(matahari tidak, bulan pun tidak sebagaimana tidaknya bintang-bintang
menjadi mazhar sebenar dari Tuhan) [Mondok Upanisad 2/2/15 dan
Shetasshatara Upanisad 6/14].
Menurut etimologi kata Mesopotamia
berarti wilayah yang dibatasi dua sungai. Daerah kediaman bangsa Arya
belakangan dinamai nama-nama sungai. Contohnya “Sind” dari kata “Sapta
Shindu” dan Punjab dari “Panchaab” yang artinya lima sungai. Di daerah
ini dewa yang disembah sangat banyak. Yang terbesar adalah “An” yang
artinya langit (A History of Ancient World, hal. 38). Selama perubahan jaman, nama dewa ini menjadi “Indra”. The Cambridge History of India menunjukkan kesamaan antara orang Arya di India dengan Mesopotamia, dan menulis, “Di
sini terdapat banyak keterangan tentang orang Mitaani di Barat Laut
Mesopotamia dan pangeran-pangerannya memakai nama Artatama, Tusratta dan
Suttana yang tak salah lagi mempunyai bentuk Arya. Nama-nama seperti
Surjas (matahari) dan Mrytas kelihatan mirip dengan Surya dan Marutas
(angin). Sedangkan “Simalia” (ratu salju pegunungan) sulit dipisahkan
dari nama baris pegunungan besar Himalaya dan dari kata salju bahasa
orang Iran yaitu “Zina”.
Di perpustakaan Assurbanipal (sekitar
7,000 SM) ditemukan daftar dewa-dewa yang disembah di berbagai kuil
Asyiria, di mana terdapat nama Assara Mazas, terletak
tepat sebelum tujuh malaikat suci dan tujuh roh jahat. Kombinasi dari
kata-kata itu sukar menghilangkan keraguan bahwa kita berhadapan dengan
dewa utama Zoroaster, Ahura Mazda (Vol. I, edited by
F.J. Rapson, hal. 67-68). Keterangan ini juga menunjukkan bahwa tanah
leluhur kedua bangsa Arya di Iran dan India. Dalam sebuah hadits
disebutkan bahwa Bangsa Iran/Persia adalah keturunan Ibrahim As (Kanzul Ummal VI/215).
Persamaan asal dan artikata
Sambil memperhatikan kata yang senada dan
searti dari Weda dan Avesta, D. Sahidullah mengatakan bahwa tidak
diragukan lagi bahwa agama tertua dari orang- orang Arya di Iran dan
India adalah sama.
Weda | Avesta |
Asshur | Asshura |
Mitra | Mithra |
Indra | Indra atau Andra |
Zam (Yam) | Yim |
Apoo | Apu |
Bayu | Boyu |
Dev | Da-eb (Deo) |
Manyu | Mainyu |
Kedua sekte bangsa Arya ini berselisih
dan saling menghina pemimpin-pemimpin musuh mereka. Orang Arya Hindu
mengubah “Ahura” menjadi “Asshura” untuk merendahkan derajatnya dan
sebaliknya, orang Arya- Iran mengejak Dev menjadi Deo (Demon). Baik Deo
maupun Asshura keduanya dari pribadi yang sama (Mahabharata, Adiparba
ayat 65).
Ismail, anak sulung Ibrahim menurunkan
bangsa Arab. Ishaq menurunkan bangsa Yahudi/Israel dan Iran. Zimran,
Jakshan, Wedan, Midian, Ishbak dan Shuah adalah datuk dari orang-orang
Arya yang di Iran dan India dan juga datuk-datuk bangsa-bangsa timur.
Ibrahim memerintahkan mereka ke negeri-negeri sebelah timur untuk
menyampaikan ajaran-ajaran beliau (Kejadian 25:1-6). Dengan demikian
menyempurnakan janji Tuhan (Kejadian 17:5). Keenam anak Ibrahim ini
disebut dalam Mahabharata dengan nama-nama yang berbeda- beda. Mereka
dianggap sebagai anak-anak rohani dari Brahma (Adiparba, Bab 65). Perlu
dicatat bahwa meskipun orang Arya berasal dari Ur, tapi bangsa- bangsa
timur adalah keturunan rohani dari Abraham/Brahma. Mereka dianggap
demikian karena mempercayai ajaran dan wahyu yang disampaikan dari mulut
beliau. Maka secara kiasan mereka dikatakan diciptakan dari mulut
Brahma.
Ziarah
Sehubungan dengan ziarah, di dalam
Mahabharata disebutkan bahwa Brahma, bapak dari manusia, melakukan suatu
upacara pengorbanan di suatu bukit dan mendirikan sebuah Brahmashala
(Rumah Tuhan) di sana (Banaparba 87). Adalah kewajiban para peziarah
untuk mengelilingi altar yang dibangun Brahma (Bab 84). Ada sebuah sumur
yang terkenal di tiga dunia (Do). Mandi di sana setelah bercukur adalah
suatu perbuatan bajik (Do – 82). Bukankah pengorbanan Brahma ini,
Brahmashala, kebiasaan berkeliling (pada altar), sumur termasyhur,
perbuatan bercukur dan lain-lain mengingatkan kita pada tradisi Ibrahim
seperti Ka’bah, tawaf, zamzam dan ihram pada waktu haji atau
umrah? Seorang yang berhaji harus memakai pakaian suci tak berjahit
sebagaimana kaum Brahma. Berkeliling tujuh kali ada pula di dalam
berbagai upacara keagamaan Hindu.
Banyak orang Brahma dulu mengatakan bahwa
mereka telah mengunjungi Mukha Ishwar Asram (Rumah Tuhan di Makkah) dan
berkunjung ke berbagai tempat suci lainnya (Comparative Religion, hal.
542) Ramsankar Misra dalam terjemahan Mahabharata Hindi menulis bahwa
Shiva Brahmin pergi ke Arabia untuk mengadakan pemujaan (hal. 35). Dan
orang Hindu percaya bahwa Mahadev tertawan di Kaaba-Makka dan akan
dibebaskan bila pembasuhan (untuk mensucikan diri) telah dilakukan
dengan cara tertentu (Ashastriya Purana, Dr. Suniti Kumar Chatterjee,
telah berbicara mengenai Shiva Mokkeswar ini).
Api
Dalam Upanisad diceritakan bahwa “Api
bahkan tak dapat menyentuh rambut sang Brahma” (Keno – Upanisad 305/6).
Cara pengorbanan kuno dengan bakaran altar sudah ada di leluhur mereka
Mesopotamia (Kejadian 8:20), penyaliban bagi pencuri (Adiparba, bab 63 –
Mahabharata). Adat penghamilan perempuan oleh “debar”nya (adik suami)
sudah umum di dalam sekte- sekte lain (Anushashanparba 8, Deutoronomi
25:5). Bibel juga menyebutkan tombak bermata tiga (I Samuel 2:13, Kitab I
Tawarich 28:17) Penggunaannya bukan tidak diketahui oleh bangsa Arya.
Menurut Bibel daerah luas yang terhampar antara Ethiopia (Kush) sampai
Hind terbagi atas 127 provinsi (Ester 1:1). Kita mengenal raja bernama
Nohush atau Nahash (lihat Mahabharata, Adiparba 75 bandingkan dengan I
Samuel 11:1-11). Dr. Khrisna Mohan Banarjee menerangkan bahwa Baol, Raja
Babilonia dan Bol dari Voda, dan Asshur dari Assyiria dan Ashura adalah
sama (Introduction of the Rigweda, Bab I & II dan Aryan Witness).
Diciptakan pertama kali
Orang Hindu menganggap Brahma adalah
makhluk pertama yang tercipta. Lalu bagaimana dengan Ibrahim yang lahir
4,000 tahun lalu? Jawabannya bahwa Ibrahim diberi kedudukan utama dari
segala makhluk. Mahabharata mengatakan: Narayana menciptakan Brahma dan
menetapkan bahwa ia akan menjadi penghulu manusia (Shantiparba, Bab 339)
Coba perhatikan Kejadian 12:3 atau Al-Baqoroh 25. Bahkan Manu, di mana
istilah manusya berasal dikatakan diciptakan jauh kemudian setelah
Brahma.
(Achmad Taufiq Chaudry)
0 komentar:
Posting Komentar