Perkembangnya agama Islam sejak 14 abad silam turut mewarnai sejarah peradaban dunia. Bahkan, pesatnya perkembangan agama Islam itu, baik di Barat maupun Timur, pada abad ke-8 sampai 13 Masehi mampu menguasai berbagai peradaban yang ada sebelumnya.
Tak salah bila peradaban Islam dianggap
sebagai salah satu peradaban yang paling besar pengaruhnya di dunia.
Bahkan, hingga kini berbagai warisan peradaban Islam itu masih dapat
disaksikan di sejumlah negara bekas kekuasaan Islum dahulu, misalnya
Baghdad (Irak), Andalusiu (Spanyol), Fatimiyah (Mesir), Ottoman (Turki),
Damaskus, Kufah, Syiria, dan sebagainya.
Menurut Ma’ruf Misbah dkk dalam bukunya Sejarah Peradaban Islam, setidaknya
ada dua sebab dari proses pertumbuhan peradaban Islam, yaitu dari dalam
maupun luar Islam. Dari dalam Islam, perkembangan kebudayaan dan
peradaban Islam itu karena bersumber langsung dari Alquran dan sunnah
yang mempunyai kekuatan luar biasa. Sedangkan, dari luar Islam,
peradaban Islam itu berkembang disebabkan proses penyebaran Islam yang
dilandasi dengan semangat persatuan, perkembangan institusi negara,
perkembangan ilmu pengetahuan, dan perluasan daerah Islam.
Menurut Ma’ruf Misbah dkk, perkembangan
peradaban Islam yang dilandasi dengan semangat persatuan Islam telah
ditanamkan Rasulullah SAW sejak awal perkembangan Islam di Timur Tengah.
Kemudian, dalam praktiknya, seiring dengan makin luasnya wilayah
kekuasaan Islam, gesekan antar kebudayaan masyarakat setempat
mempengaruhi umat Islam untuk mengadopsi dan mewarnai budaya lokal yang
disesuaikan dengan ajaran Islam sekaligus memperkaya khazanahnya.
Dari proses semacam inilah, peradaban
Islam terus berkembang mulai dari bangunan, bahasa, adat istiadat,
hingga ilmu pengetahuan.
Direktur Institute for the Study of Islamic Thought and Civilization (INSISTS), Hamid Fahmy Zarkasyi, mengatakan, peradaban Islam adalah peradaban ilmu.
“Substansi peradaban Islam itu ibarat pohon (syajarah) yang
akarnya tertanam kuat di bumi, sedangkan dahan-dahannya menjulang
tinggi ke langit dan memberi rahmat bagi alam semesta. Akar itu adalah
teologi Islam (tauhid) yang berdimensi epistemologis,” ujarnya.
“Lalu, berkembang menjadi tradisi
pemahaman terhadap Alquran sehingga lahir intelektual Islam. Dari
tradisi ini, kemudian terbentuklah komunitas sehingga melahirkan konsep
keilmuan dan disiplin keilmuan Islam. Dari sini, lalu lahir sistem
sosial, politik, ekonomi, dan kebudayaan Islam,” terangnya.
Ma’ruf menambahkan, berkembangnya
peradaban Islam itu disebabkan Islam meletakkan dasar-dasar kepercayaan
murni. “Keyakinan manusia hanyalah pada Tuhan, bukan pada benda, hawa
nafsu, atau kemegahan. Semua kerja kemanusiaan hanyalah untuk Allah.
Tidak ada yang perlu dipertuan dan dipertuhankan, kecuali Allah,”
tulisnya.
Karena itu, tak heran bila akhirnya
kekuatan Islam yang bersendi pada Alquran mampu menaklukkan berbagai
wilayah negara. Di mulai dan masa Rasulullah, kemudian diteruskan di
masa Khulafaur Rasyidin, hingga masa tabiin dan munculnya berbagai
dinasti Islam di sejumlah negara, seperti Dinasti Abbasiyah, Umayyah,
Fatimiyyah, Ottoman, Mamluk, dan sebagainya.
Dari keyakinan itu pula, umat Islam mampu
membentuk peradaban dan kebudayaan baru hingga menghasilkan berbagai
macam peradaban di wilayah kekuasaan Islam tersebut. Seperti diketahui,
menyebarnya agama Islam ke berbagai wilayah neara-negara itu,
menyebabkan terjadi pertukaran kebudayaan antara satu negeri dan negara
lainnya. Bidang kebudayaan yang mulai tumbuh pada awal permulaan Islam
itu adalah (a) seni bangunan sipil, seperti pembuatan gedung, istana,
dan kantor pemerintahan; (b) seni bangunan untuk ibadah; (c) seni
bangunan pertahanan militer seperti benteng; dan sebagainya.
Pada masa Khulafaur Rasyidin, dibentuk
pula sejumlah departemen untuk mengurus kebutuhan negara Islam, seperti
departemen masalah politik (nizham al-siyasyi), departemen administrasi negara (nizham al-Idary), departemen ekonomi dan keuangan (nizham al-Maly), departemen angkatan perang (nizham al-Harby), senta departemen urusan peradilan dan kekuasaan kehakiman (nizham al-Qadla).
Selain itu, pertumbuhan ilmu pengetahuan juga mulai tumbuh seperti ilmu tafsir, qiraat, ilmu hadis, nahwu, dan sebagainya.
Kehilangan spirit
Sayangnya, kata Hamid, perkembangan
peradaban Islam itu secara perlahan kini mulai kehilangan spirit (roh)
Islam. “Arus modernisme dan postomdernisme yang mengalir ke dunia Islam
bersamaan dengan globalisasi telah mengakibatkan proses desakralisasi
ilmu,” ujarnya.
Menurut Weber, hal itu akibat dari disenchantment of nature dan deconsencration of value. Keduanya
merupakan inti dari doktrin sekularisme. “Dengan sekularisme, Muslim
kehilangan spiritualitas dalam berbagai bidang yang pada gilirannya
telah membuat hilangnya moralitas (adab),” jelas Hamid.
Belum selesai proses sekularisasi
tersebut, kini muncul pula liberalisme, yaitu liberalisasi yang
diembuskan oleh Barat. Akibatnya, kata Hamid, intelektual seorang Muslim
menjadi ikut berpikir ala Barat (westernisasi). “Dunia Islam saat ini
dikuasai oleh peradaban materi dan hedonisme,” tegasnya.
Ditambahkan Komaruddin Hidayat, rektor
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, untuk
mengembalikan kejayaan peradaban Islam itu, dibutuhkan kreativitas dan
inovasi dalam membangkitkan kembali semangat umat.
Pendidikan Modal Utama Mengembangkan Peradaban Islam
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disebutkan
bahwa peradaban adalah hal yang menyangkut sopan santun, budi pekerti,
dan kebudayaan suatu bangsa. Definisi yang cukup singkat dan padat ini
punya kemiripan dengan banyak definisi yang diajukan kalangan peneliti
dan ilmuwan. Hampir semua definisi menyebutkan bahwa budaya, baik materi
maupun nonmateri, termasuk dalam unsur peradaban.
Berkaitan dengan budaya sebagai unsur penting peradaban, Prof Dr Komaruddin Hidayat dalam perbincangannya dengan Republika mengatakan,
budaya adalah modal utama peradaban. Suatu bangsa atau masyarakat
memerlukan modal untuk maju. Caranya, modal budaya ini dipelihara dan
dikembangkan melalui sistem pendidikan yang baik agar melahirkan budaya
tinggi (high culture), seperti ilmu pengetahuan.
“Peradaban tumbuh dari kebudayaan yang
dikembangkan, dimodifikasi, dan ditingkatkan. Sebaliknya, jika
kebudayaan dibiarkan saja tanpa perawatan dan pengembangan, yang terjadi
adalah kemunduran peradaban,” kata Komaruddin.
Banyak sudah bukti kemerosotan peradaban
yang bisa dijadikan contoh. Dahulu, ada peradaban Mesir, Persia, Yunani,
Romawi, India, dan Cina yang pernah mencapai puncak kegemilangan
peradaban. Tetapi, peradaban-peradaban itu kemudian tenggelam dan muncul
peradaban baru, salah satunya Islam. Adakah sesuatu yang berbeda dari
peradaban Islam ini?
Menurut Komaruddin, peradaban umat-umat
terdahulu bersifat lokal akibat minimnya kontak antara satu bangsa dan
bangsa lain. Setiap peradaban berdiri sendiri-sendiri. Peradaban Mesir
tumbuh dan berkembang secara mandiri tanpa pengaruh dan peradaban lain.
Demikian juga peradaban Cina, India, Persia, dan Yunani Romawi.
Ini berbeda dengan peradaban Islam yang
lahir sebagai ahli waris peradaban-peradaban sebelumnya. Dalam
pengamatan Howard R Turner dalam bukunya Sains Islam yang Mengagumkan, umat
Islam menerima warisan berharga dari budaya-budaya Asia, Yunani,
Romawi, Bizantium, dan Afrika. Sebagian warisan budaya bangsa-bangsa
terdahulu itu diterima apa adanya dan sebagian lain diubah.
Islam penerus peradaban lama
Keterbukaan Islam itu menghasilkan khazanah keilmuan dan kebudayaan yang melimpah. Mulai bidang seni, sastra, filsafat, dan ilmu pengetahuan berkembang sangat baik dalam naungan Islam. Menurut Turner, apa yang diwarisi oleh umat Muslim dapat ditelusuri ke masa Yunani kuno. Bahkan, konsep-konsep ilmu pengetahuan yang berkembang diperoleh dari Babilonia dan Mesir Kuno.
Keterbukaan Islam itu menghasilkan khazanah keilmuan dan kebudayaan yang melimpah. Mulai bidang seni, sastra, filsafat, dan ilmu pengetahuan berkembang sangat baik dalam naungan Islam. Menurut Turner, apa yang diwarisi oleh umat Muslim dapat ditelusuri ke masa Yunani kuno. Bahkan, konsep-konsep ilmu pengetahuan yang berkembang diperoleh dari Babilonia dan Mesir Kuno.
Di bidang seni musik, umat Islam
meneruskan teori-teori musik dari Bizantium dan Persia. Literatur
lengkap yang berkaitan dengan musik Arab mulai dikembangkan pada abad
ke-8 oleh para sarjana dan spesialis Muslim. Pada masa itu, muncul nama
yang sangat terkenal, yaitu al-Mawsili.
Selain bidang seni musik, sejak abad
ke-9, para ilmuwan Muslim secara serius mengkaji warisan pemikiran
ilmiah dan filsafat dari peradaban-peradaban terdahulu melalui kegiatan
penerjemahan ke dalam bahasa Arab. IJmat Muslim tidak hanya menyerap dan
mensistemasikan warisan yang berharga itu. Lebih dari itu, orang-orang
Islam memperkayanya dengan penemuan-penemuan baru, terutama di bidang
ilmu-ilmu pasti.
Turner mengakui apa yang dicapai oleh
umat Islam pada masa kejayaannya belum pernah diraih oleh
peradaban-peradaban besar sebelumnya. Islam, menurutnya, punya sistem
dan tuntunan kehidupan yang tidak pernah dimiliki umat lain, yaitu
Alquran dan sunnah Nabi SAW.
Di sinilah, apa yang dikatakan oleh
Komaruddin bahwa kebudayaan harus ditopang dengan sistem pendidikan
menemukan korelasinya. Alquran adalah sumber ajaran dan pendidikan bagi
umat Islam.
Dalam masalah Alquran sebagai tuntunan
dan sumber pendidikan, Turner membuat ilustrasi yang menarik. Ia
mengatakan, meskipun dari segi ukuran teritorial tidak ada perbedaan
antara Romawi Kuno dan wilayah Islam, perbedaan pada bidang
pemerintahannya sangat terlihat. Pada masa puncak kejayaannya,
kekaisaran Romawi diperintah oleh seorang kaisar melalui sistem hukum
sipil yang Ia warisi sesuka hatinya.
“Ini berbeda dengan Islam yang diperintah
oleh banyak sekali dinasti-dinasti yang merdeka secara politik. Namun,
para penguasa tidak menempatkan diri mereka di atas hukum Islam yang
telah ditentukan dalam Alquran dan sunnah Nabi Muhammad SAW,” kata
Turner.
Apa yang dikatakan Turner diamini oleh Syekh Muhammad A1-Ghazali, seorang ulama asal Mesir. Menurut Ghazali dalam bukunya Berdialog dengan Alquran, Alquran menuntun umat Islam ke arah perenungan sejarah yang mempelajari hukum jatuh bangunnya masyarakat.
Di samping itu, Alquran membeberkan
peradaban bangsa-bangsa yang hidup pada masa lalu, ideologi, landasan
etis, serta struktur politisnya secara gamblang untuk dijadikan bahan
pelajaran.
Mengenal Tokoh-Tokoh dan Warisan Peradaban Islam
Menurut Ma’ruf Misbah dkk dalam bukunya Sejarah Peradaban Islam, peradaban
Islam dari masa Bani Abbasiyah hinga Dinasti Umayyah dapat dibagi
menjadi beberapa bentuk, yakni kota pusat peradaban Islam,
bangunan-bangunan, penemuan, dan tokoh-tokohnya.
A. Kota pusat peradaban
Kota-kota yang terkenal menjadi pusat peradaban Islam di masa lalu antara lain:
Baghdad
Kota ini merupakan yang paling indah karena dikerjakan oleh ebih dari 100 ribu pekerja yang dipimpin oleh Hajaj bin Arthal dan Amran bin Wadldlah. Di kota ini, terdapat istana di pusat kota, asrama pegawai, rumah kepala polisi, dan rumah keluarga khalifah.
Kota ini merupakan yang paling indah karena dikerjakan oleh ebih dari 100 ribu pekerja yang dipimpin oleh Hajaj bin Arthal dan Amran bin Wadldlah. Di kota ini, terdapat istana di pusat kota, asrama pegawai, rumah kepala polisi, dan rumah keluarga khalifah.
lstananya bernama Qasruzzabad yang
memiliki luas 160 ribu hasta persegi. Dibuat sangat indah dengan
membujur empat jalan utama ke luar kota. Di kiri kanan jalan, dibuat
gedung bertingkat. Di luar Kota Baghdad, dibangun kota satelit, seperti
Rushafah dan Karakh.
Kedua kota tersebut dilengkapi dengan
kantor, toko-toko, rumah, taman, kolam, dan lainnya. Karena itu, Kota
Baghdad menjadi kota impian seluruh dunia.
Samarra
Letaknya di sebelah timur Sungai Tigris, kurang lebih 60 kilometer dari Baghdad. Kotanya sangat indah, nyaman, dan teratur. Nama Samarra’ diberikan oleh Khalifah Al-Manshur. Ketika peresmian kota, banyak orang yang terkesan dengan keindahannya. Hal ini sesuai dengan namanya Samarra yang berasal dan kata Sarra Man Ra’a’ yang berarti senang memandangnya.
Letaknya di sebelah timur Sungai Tigris, kurang lebih 60 kilometer dari Baghdad. Kotanya sangat indah, nyaman, dan teratur. Nama Samarra’ diberikan oleh Khalifah Al-Manshur. Ketika peresmian kota, banyak orang yang terkesan dengan keindahannya. Hal ini sesuai dengan namanya Samarra yang berasal dan kata Sarra Man Ra’a’ yang berarti senang memandangnya.
Di kota ini, terdapat 17 istana yang
sangat indah, cantik, dan mungil yang menjadi contoh seni bangunan Islam
di kota-kota Iainnya.
Cordoba
Kota ini didirikan oleh Abdurrahman Ad-Dakhil (Abdurrahman sang Penakluk, wafat 852 M). Puncak keemasannya dialami pada masa Sultan Abdurrahman III yang bergelar An-Nasyir (w 961 M). Cordoba menjadi kota teladan di seluruh Eropa karena kota lainnya sangat kotor, becek, gelap, serta sepi. Sementara itu, Cordoba sangat indah, terang benderang, bersih, dan indah di pandang mata.
Kota ini didirikan oleh Abdurrahman Ad-Dakhil (Abdurrahman sang Penakluk, wafat 852 M). Puncak keemasannya dialami pada masa Sultan Abdurrahman III yang bergelar An-Nasyir (w 961 M). Cordoba menjadi kota teladan di seluruh Eropa karena kota lainnya sangat kotor, becek, gelap, serta sepi. Sementara itu, Cordoba sangat indah, terang benderang, bersih, dan indah di pandang mata.
Sevilla
Kota ini merupakan salah satu kota terindah di Spanyol dan terletak di tepi Sungai Guadal Quivir. Pernah menjadi ibu kota Kerajaan Mulukuththawaif. Di kota ini dulu, dibangun sebuah masjid yang sangat megah. Namun, kini masjid itu tetah menjadi Gereja Santa Maria. Menaranya mencapa 70 meter dengan dasar sekitar 1360 meter.
Kota ini merupakan salah satu kota terindah di Spanyol dan terletak di tepi Sungai Guadal Quivir. Pernah menjadi ibu kota Kerajaan Mulukuththawaif. Di kota ini dulu, dibangun sebuah masjid yang sangat megah. Namun, kini masjid itu tetah menjadi Gereja Santa Maria. Menaranya mencapa 70 meter dengan dasar sekitar 1360 meter.
Granada
Kota ini memiliki tanah yang subur. Di kota ini dibangun sebuah istana yang d sangat terkenal sampai kini, yaitu Istana Granada yang dibuat oleh raja-raja Akhmar dan diberi nama al-Hambra.
Kota ini memiliki tanah yang subur. Di kota ini dibangun sebuah istana yang d sangat terkenal sampai kini, yaitu Istana Granada yang dibuat oleh raja-raja Akhmar dan diberi nama al-Hambra.
Qahirah atau Kairo
Kota Kairo didirikan oleh Jauhar As-Saqali tahun 358 Hijriyah sebagai pusat Dinasti Fatimiyah di Mesir. Di kota ini, terdapat Universitas Al-Azhar yang menampung ribuan mahasiswa dari berbagai penjuru dunia. Selain Universitas Al-Azhar, di kota ini juga terdapat Masjid Amru bin Ash.
Kota Kairo didirikan oleh Jauhar As-Saqali tahun 358 Hijriyah sebagai pusat Dinasti Fatimiyah di Mesir. Di kota ini, terdapat Universitas Al-Azhar yang menampung ribuan mahasiswa dari berbagai penjuru dunia. Selain Universitas Al-Azhar, di kota ini juga terdapat Masjid Amru bin Ash.
B. Bangunan-bangunan
Madrasah
Pada masa Dinasti Abbasiyah, ilmu pengetahuan berkembang pesat. Di masa ini, didirikan madrasah yang diberi nama nizhamiyyah dan didirikan oleh Nizamul Mulk, seorang perdana menteri. Tak hanya di Baghdad, sekolah nizhamiyah ini juga didirikan di kota lainnya, seperti Balkan, Muro, Tabrisan, Naisabur, Hara, Isfahan, Mosul, Basrah, dan lainnnya.
Pada masa Dinasti Abbasiyah, ilmu pengetahuan berkembang pesat. Di masa ini, didirikan madrasah yang diberi nama nizhamiyyah dan didirikan oleh Nizamul Mulk, seorang perdana menteri. Tak hanya di Baghdad, sekolah nizhamiyah ini juga didirikan di kota lainnya, seperti Balkan, Muro, Tabrisan, Naisabur, Hara, Isfahan, Mosul, Basrah, dan lainnnya.
Kutab
Adalah tempat belajar para siswa (pelajar) dengan pelajaran tingkat rendah sampai menengah.
Adalah tempat belajar para siswa (pelajar) dengan pelajaran tingkat rendah sampai menengah.
Masjid
Selain digunakan sebagai sarana ibadah, masjid juga digunakan untuk tempat belajar tingkat tinggi.
Selain digunakan sebagai sarana ibadah, masjid juga digunakan untuk tempat belajar tingkat tinggi.
Taj Mahal
Adalah sebuah bangunan indah bertahtakan ratna mutu manikam yang dibangun Suttan Syekh Jehan (1628-1657). Tempat ini dibuatnya sebagai persembahan untuk permaisurinya yang meninggal dunia. Taj Mahal terdapat di daerah Agra, India.
Adalah sebuah bangunan indah bertahtakan ratna mutu manikam yang dibangun Suttan Syekh Jehan (1628-1657). Tempat ini dibuatnya sebagai persembahan untuk permaisurinya yang meninggal dunia. Taj Mahal terdapat di daerah Agra, India.
Majelis Munadlarah
Merupakan tempat pertemuan para pujangga, ahli pikir, dan para sarjana untuk mendiskusikan berbagai topik ilmiah. Majelis ini banyak terdapat di berbagai kota.
Merupakan tempat pertemuan para pujangga, ahli pikir, dan para sarjana untuk mendiskusikan berbagai topik ilmiah. Majelis ini banyak terdapat di berbagai kota.
Darul Hikmah
Adalah perpustakaan terbesardi masa ini. Ia didirikan oleh Khalifah Harun al-Rasyid dan diteruskan oleh khalifah Al-Ma’mun (Almamoon).
Adalah perpustakaan terbesardi masa ini. Ia didirikan oleh Khalifah Harun al-Rasyid dan diteruskan oleh khalifah Al-Ma’mun (Almamoon).
Masjid Raya Cordoba
Dibangun pada tahun 786 M. Masjid ini dapat menampung hingga 80 ribu orang. Panjangnya mencapai 175 meter, sedangkan tiangnya berjumlah 1400 buah dengan tinggi mencapai 20 meter. Kubahnya disangga oleh 300 buah pilar marmer. Masjid itu kini telah menjadi gereja.
Dibangun pada tahun 786 M. Masjid ini dapat menampung hingga 80 ribu orang. Panjangnya mencapai 175 meter, sedangkan tiangnya berjumlah 1400 buah dengan tinggi mencapai 20 meter. Kubahnya disangga oleh 300 buah pilar marmer. Masjid itu kini telah menjadi gereja.
Masjid Ibnu Taulon Kairo
Dibangun tahun 876 M oleh Sultan Ahmad lbnu Taulon. Di atas dindingnya terdapat balok membujur yang dihiasi dengan ayat Alquran. Balok ini diambil dari Gunung Ararat (Armenia, Turki) oleh lbnu Taulon. Pilarnya menyerupai seni gothik dalam Gereja Masehi. Hiasannya bertuliskan Arab.
Dibangun tahun 876 M oleh Sultan Ahmad lbnu Taulon. Di atas dindingnya terdapat balok membujur yang dihiasi dengan ayat Alquran. Balok ini diambil dari Gunung Ararat (Armenia, Turki) oleh lbnu Taulon. Pilarnya menyerupai seni gothik dalam Gereja Masehi. Hiasannya bertuliskan Arab.
Istana Al-Hambra di Cordoba (Spanyol)
Al-Hambra merupakan sebuah istana yang permai. Di dalamnya terdapat masjid yang diberi nama Al-Mulk (Masjid Sultan). Masjid ini didirikan oleh Sultan Muhammad II.
Al-Hambra merupakan sebuah istana yang permai. Di dalamnya terdapat masjid yang diberi nama Al-Mulk (Masjid Sultan). Masjid ini didirikan oleh Sultan Muhammad II.
C. Penernuan dan tokoh-tokoh
Dalam sejarah peradaban Islam selama
lebih kurang delapan abad mengalami masa kejayaan, banyak penemuan yang
berhasil dicapai oleh ilmuwan Islam dalam bidang ilmu pengetahuan, di
antaranya sebagai berikut :
Ilmu filsafat
Tokohnya antara lain Al-Kindi (194- 260 H/809-873 M), AI-Farabi (w 390 H/961 M), lbnu Bajah (w 523 H), lbnu Thufail (w 581 H), dan lbnu Sina (370- 428 H/980-1037 M). lbnu Sina, selain dikenal ahli filsafat, iajuga dikenal sebagai bapak kedokteran Islam. Ia banyak menulis karya, seperti Qanun fi Thib, Asy-Syifa, dan lainnya.
Tokohnya antara lain Al-Kindi (194- 260 H/809-873 M), AI-Farabi (w 390 H/961 M), lbnu Bajah (w 523 H), lbnu Thufail (w 581 H), dan lbnu Sina (370- 428 H/980-1037 M). lbnu Sina, selain dikenal ahli filsafat, iajuga dikenal sebagai bapak kedokteran Islam. Ia banyak menulis karya, seperti Qanun fi Thib, Asy-Syifa, dan lainnya.
Selain nama di atas, tokoh lainnya adalah Al-Ghazali (450-505 H/1058- 1101 M). Beberapa karyanya adalah !hya UIum Al-Din, Tahafut al-Falasifah, dan al-Munqizh Minadi Dialal.
Kemudian, ada Ibnu Rusyd (520- 595 H/1126-1198 M). Karangannya adalah Mabadiul Falasifah, Kasyful Afillah, dan Al-Hawi dalam bidang kedokteran.
Ilmu kedokteran
Selain Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd, tokoh Iainnya adalah Jabir bin Hayyan (w 161 H/778 M), Hunain bin Ishaq (194-264 H/810-878 M), Thabib bin Qurra (w 901 M), dan Ar-Razi (251- 313 H/809-873 M).
Selain Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd, tokoh Iainnya adalah Jabir bin Hayyan (w 161 H/778 M), Hunain bin Ishaq (194-264 H/810-878 M), Thabib bin Qurra (w 901 M), dan Ar-Razi (251- 313 H/809-873 M).
Ilmu matematika
Dua orang tokohnya antara lain adalah Umar Al-Farukhan (arsitek pembangunan Kota Baghdad) dan Al-Khawarizmi (pengarang kitab Al-Jabar yang juga menemukan angka nol (0)). Sedangkan, angka 1-9 berasal dari India yang dikembangkan oleh Islam. Karena itu, angka 1-9 disebut pula dengan angka Arab. Namun, setelah ditemukan orang Latin, namanya pun disebut dengan angka Latin.
Dua orang tokohnya antara lain adalah Umar Al-Farukhan (arsitek pembangunan Kota Baghdad) dan Al-Khawarizmi (pengarang kitab Al-Jabar yang juga menemukan angka nol (0)). Sedangkan, angka 1-9 berasal dari India yang dikembangkan oleh Islam. Karena itu, angka 1-9 disebut pula dengan angka Arab. Namun, setelah ditemukan orang Latin, namanya pun disebut dengan angka Latin.
Bidang Astronomi
Tokoh perbintangan atau ilmuwan Islam dalam bidang ini adalah Al-Fazari, Al-Battani, Abu Wafak dan Al-Farghoni.
Bidang Seni Ukir Tokoh perbintangan atau ilmuwan Islam dalam bidang ini adalah Al-Fazari, Al-Battani, Abu Wafak dan Al-Farghoni.
Dalam bidang ini, umat Islam cukup terkenal dengan hasil seni pada botol tinta, papan catur, payung, pas bunga, burung-burungan dan pohon-pohonan. Tokohnya antara lain Al-Badr dan Al-Tariff sekitar tahun 961-976 M. Seni ukir yang dikembangkan tidak hanya pada kayu tapi juga pada logam, emas, perak, marmer, mata uang, dan porselin.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar