1. Antiokhos I Soter
Antiokhos I Soter (bahasa Yunani: Αντίοχος Α' Σωτήρ, Antiokhos Sang Penyelamat, meninggal 261 SM), adalah pemimpin Kekaisaran Seleukia yang Hellenistik. Dia berkuasa dari tahun 281 SM sampai 261 SM.
Koin emas Antiokhos I yang ditemukan di Ai-Khanoum, sek. 275 SM. Bagian depan: Kepala Antiokhos yang bermahkota. Bagian belakang: Apollo telanjang.
Sumber
2. Antiokhos VII Sidetes
Antiokhos VII Euergetes, dipanggil Sidetes (dari Side) adalah penguasa Kekaisaran Hellenistik Seleukia. Dia memerintah dari tahun 138 SM sampai 129 SM.Dia adalah salah satu putra Demetrios I Soter, saudara Demetrios II Nikator dan ibunya kemungkinan adalah Laodike V. Antiokhos naik tahta setelah Demetrios ditangkap oleh Parthia. Dia menikahi Kleopatra Thea, yang dulunya merupakan istri Demetrios. Anak mereka adalah Antiokhus IX, yang menjadi saudara tiri dan sepupu Seleukos V dan Antiokhos VIII.
Koin Antiokhos VII Sidetes. British Museum
Sumber
3. Demetrios I Soter
Demetrios I bahasa Yunani: Δημήτριος Α, lahir 185 SM, berkuasa 161-150 SM), julukan Soter (bahasa Yunani: Σωτήρ - "Penyelamat"), adalah penguasa Kekaisaran Seleukia yang Hellenistik.Demetrios dikirim ke Romawi sebagai sandra pada masa pemerintahan ayahnya Seleukos IV Philopator dan ibunya Laodike IV.[1] Ketika ayahnya dibunuh oleh menteri keuangan Heliodoros pada 175 SM,[2] pamannya Antiokhos IV Epiphanes membunuh sang pemberontak, namun kemudian malah merebut kekuasaan untuk dirinay sendiri. Ketika Antiokhos IV meninggal pada 163 SM,[3] putranya yang berusia 9 tahun Antiokhos V Eupator dijadikan raja oleh Lysias. Demetrios ketika itu berusia 22 tahun. Dia meminta Senat Romawi untuk mengembalikan tahta Suriah kepadanya, namun ditolak, karena Romawi lebih suka jika Suriah diperintah oleh seorang bocah daripada oleh seorang pria dewasa.[4] Dua tahun kemudian, kekuasaan Antiokhos V melemah karena Romawi mengirim utusan untuk menenggelamkan kapal-kapalnya dan melumpuhkan gajah-gajahnya akibat Antiokhos melanggar Perjanjian Apameia, yaitu memiliki terlalu banyak senjata. Semenatra itu Demetrios berhasil kabur dan kembali ke Suriah. Dia disambut dengan baik dan berhasil merebut kembali tahta pada 161 SM.[5] Dia dengan cepat membunuh Antiokhos V dan Lysia.
Koin Demetrios I Soter, tulisan Yunani ΒΑΣΙΛΕΩΣ ΔΗΜΗΤΡΙΟΥ ΣΩΤΗΡΟΣ bermakna "Raja Demetrius Sang Penyemalat.
Catatan kaki
Sumber
4. Antiokhos V Eupator
Antiokhos V Eupator (bahasa Yunani: Αντίοχος Ε' Ευπάτωρ, ca. 172 SM - 161 SM), adalah penguasa Kekaisaran Seleukos Yunani. Dia berkuasa dari tahun 163-161 SM.[1][2][3] Eupator merupakan julukan yang bermakna "dari ayah yang baik."Antiokhos V baru berusia sembilan tahun ketika dia menerima tahta, seiring kematian ayahnya, Antokhos IV Epifanes dan Laodike IV. Wali untuk Antiokhos V adalah jenderal Lisias yang ditugaskan untuk mengurus Suriah oleh Epifanes. Akan tetapi Lisias secara keras ditentang oleh jenderal-jenderal lainnya, dan oleh karena itu berada dalam situasi yang sulit. Sementara itu Senat Romawi masih mengurung Demetrios, putra Seleukos IV dan merupakan pewaris takhta yang sah, yang ketika itu berusia dua puluh dua tahun. Senat memegang Demetrios sebagai sandera dan menolak membebaskannya karena merasa bahwa lebih baik Suriah diperintah oleh bocah lelaki dariapda oleh seorang pria dewasa.[4]
Meskipun masih muda, Antiokhos muda memiliki kemauan yang kuat. Dia berusaha menghentikan Pemberontakan Makkabim di Judea, namun berakhir dengan perjanjian yang lemah. Pada awalnya dia meraih kemenangan dalam Pertempuran Beth-Zakaria dan, membunuh Eleazar Makabe, saudara Yudas Makabe. Dia bisa melakukannya karena kuatnya Pasukan Seleukid,[5] selain itu Antiokhos menyerang pada tahun 163 SM yang merupakan tahun sabbat menurut siklus periode-kuil-kedua, sehingga kaum Yahudi tidak sempat mempersiapkan pertahanan yang cukup.[6] Ketika sedang sibuk menghadapi kaum Yahudi, Lisias mendengar bahwa Filipos, orang kepercayaan Antiokhos IV Epifanes, sedang membawa separuh pasukan Seleukid untuk menaklukan ibukota. Filipos pernah pergi bersama raja sebelumnya untuk menaklukan Mesopotamia, dan dipercaya untuk membesarkan Antiokhos V sebelum kematian raja. Mendengar berita tersebut, Lisias merasa terancam, dan kemudian menyarankani Antiokhos V untuk menawarkan perjanjian damai pada kaum Yahudi. Kaum Yahudi menerimanya namun Antiokhos melanggarnya dan merobohkan dinding Yerusalem sebelum dia pergi. Tiba di ibukota Antiokhia, Lisias dan Antiokhos V menemukan bahwa Filipos telah menguasai kota tersebut. Mereka mengalahkan Filipos dan merebut kembali Anthiokia.[7]
Suatu hari Senat Romawi mendengar bahwa Suriah memiliki kapal perang dan gajah perang yang melebihi jumlah yang disepakati dalam perjanjian Apameia pada 188 SM. Romawi pun mengirim utusan untuk melumpuhkan kekuatan militer Seleukid. Kapal-kapal perang ditenggelamkan dan gajah-gajah perang dibunuh. Lisias tidak berani melakukan apapun untuk melawan Romawi. Sikapnya itu membuat rakyat Suriah marah sehingga utusan Romawi, Gnaeus Octavius (konsul pada 165 BC), dibunuh di Laodikeia pada 162 SM.[8]
Pada saat inilah, Demetrios melarikan diri dari Romawi dan kembali ke Suriah. Di sana dia disambut dan diangkat seabgai raja yang sah. Karena raja aslinya sudah kembali, Antiokhos V pun dihukum mati bersama Lisias.
Koin bergambar Antiokhos V.
Catatan kaki
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar