“LEBIH dari 13 abad, Khilafah Islamiyah telah menguasai dua per tiga
dunia,” terang Pratma Julia Sunjandari, anggota Lajnah Siyasiyah
Muslimah HTI di hadapan peserta Konferensi Perempuan Indonesia di stand
Sejarah Khilafah Islamiyyah, Jakarta, Sabtu (22/12/2012).
Peserta yang berdatangan dari penjuru Indonesia tampak antusias melihat pameran di luar ruang utama konferensi. Timeline sejarah Khilafah Islamiyyah dari sejak masa Khulafaur Rasyidin hingga masa Khilafah Ustmaniyah menjadi pusat perhatian.
“Ini adalah fakta nyata bahwa sistem pemerintahan Islam yaitu
Khilafah Islamiyyah pernah ada,bukan sesuatu yang baru apalagi asing,”
tandasnya yang bertugas menjaga stand acara.
Pemerintahan Islam berakhir sejak tahun 1924 M setelah diruntuhkan
oleh Mustafa Kamal dengan bantuan Inggris. Kini, kaum muslimin
terpecah-belah menjadi lebih dari 50 negara.
Barat melalui agen-agen yang ditanamkan ke dalam tubuh Khilafah mulai
menanamkan ikatan kesukuan nasionalisme yang mengakibatkan hancurnya
ikatan akidah Islam. Misionaris menyelusup melalui ilmu pengetahuan dan
kemanusiaan menyebarkan ide-ide barat.
“Bahkan saat ini misionaris juga tetap beraksi melalui sekolah-sekolah, bantuan kemanusian dan kesehatan,” ungkapnya.
Mereka beraksi sejak zaman ketika Khilafah masih ada. Dulu mereka berupaya untuk menghancurkan khilafah.
“Nah, kalau sekarang mereka berusaha untuk menggagalkan agar Khilafah Islamiyyah tidak tegak kembali,” lanjutnya.
Sehingga wajar bila sekarang kaum Muslimin justru aneh dengan sistem
Islam yaitu Khilafah Islamiyyah ini karena barat selalu dijauhkan dari
berbagai sisi.
“InsyaAllah, sesuai janji Allah melalui sabda Rasulullah, Khilafah
Islamiyyah akan tegak kembali. Dan ini yang menjadi keyakinan Hizbut
Tahrir untuk berjuang mengembalikannya,” tandas Pratma.
Sumber
Senin, 23 Desember 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar