Rabu, 01 Januari 2014

Filled Under:

Persia (19)

23. Persepolis

Persepolis (Persia Lama 𐎱𐎠𐎼𐎿 Pārsa bahasa Persia: پارسه, Takht-e Jamshid bahasa Persia: تخت جمشید atau Chehel Minar bahasa Persia: چهل منار) adalah sebuah ibu kota kuna dari Kekaisaran Persia, terletak 70 km timur laut Shiraz, Iran. Dalam bahasa Persia kuna, kota ini disebut Parsa, yang berarti "Kota Bangsa Persia". Persepolis adalah terjemahan bahasa Yunani dari nama kota ini: Πέρσης πόλις (Persēs polis: "Kota Persia"). Dalam bahasa Persia, tempat ini dikenal sebagai Takht-e Jamshid (Tahta Jamshid) dan Parseh. Sisa terawal Persepolis berasal sekitar tahun 515 SM.
Pada tahun 1979 UNESCO mendeklarasikan kota Persepolis sebagai Situs Warisan Dunia[1].

A. Pembangunan

Bukti arkeologi menunjukkan bahwa reruntuhan Persepolis yang paling awal berasal dari sekitar tahun 515 SM. André Godard, seorang arkeolog Perancis pada awal 1930-an menyatakan bahwa Cyrus Agung memilih lokasi Persepolis, tetapi Darius Agunglah yang membangun teras pelataran dan kompleks bangunan istananya.
Darius memerintahkan pembangunan Balai Apadana dan Balai Konsul (Tripylon atau Balai Tiga Gerbang), yang menjadi bangunan Perbendaharaan Kemaharajaan, serta beberapa bangunan disekelilingnya. Pembangunan ini dirampungkan pada masa pemerintahan putranya, Raja Xerxes Agung. Pembangunan lebih lanjut pada bangunan dan teras terus dilanjutkan hingga masa keruntuhan Kekaisaran Akhemeniyah.[2]

 Lokasi Persepolis

B. Penelitian Arkeologi

Odorico da Pordenone singgah di Persepolis sekitar tahun 1320 dalam perjalanannya ke China. Pada 1474, Giosafat Barbaro mengunjungi reruntuhan Persepolis dan secara keliru mengira bahwa ini adalah reruntuhan kota Yahudi.[3] Antonio de Gouveia dari Portugal menulis tentang prasasti cuneiform pada saat kunjungannya tahun 1602. Laporan pertamanya tentang Persia, Jornada, diterbitkan pada 1606.
Penggalian ilmiah pertama di Persepolis dilakukan oleh Ernst Herzfeld dan Erich F Schmidt mewakilihe Oriental Institute dan Universitas Chicago. Penggalian arkeologi dilakukan selama delapan musim, dimulai tahun 1930 dan mencakup situs-situs di sekitarnya.[4] [5] [6] [7] [8]
Sejak 1946, dokumen asli, catatan, foto, serta tembikar dari penggalian Persepolis oleh Herzfeld, pada 1923, 1928, dan antara 1931 dan 1934 disimpan di Freer Gallery of Art, Institusi Smithsonian, di Washington, DC.
Herzfeld meyakini bahwa pembangunan Persepolis bertujuan untuk menciptakan atmosfer dan citra keagungan, sebagai simbol kejayaan kemaharajaan Persia, serta sebagai tempat menggelar upacara dan perayaan khusus, terutama “Nowruz”. Sebagai alasan historis, Persepolis dibangun di tanah air dinasti Akhaemenid, meskipun pada saat itu tidak terletak tepat di tengah jantung kemaharajaan.
Arsitektur Persepolis tercatat biasanya menggunakan tiang kayu. Arsitek menggantinya dengan pilar batu ketika kayu sedar Lebanon, atau kayu jati India tidak ada yang memenuhi ukuran besar yang diinginkan. Alas pilar dan kepala pilar terbuat dari batu, bahkan pada pilar kayu, akan tetapi keberadaan pilar kayu hanya berupa dugaan.
Bangunan di kompleks Persepolis terbagi atas tiga kelompok: kawasan militer, kawasan perbendaharaan (ruang harta), dan balai resepsi serta kediaman sementara Raja. Struktur utama antara lain Tangga Agung, Gerbang Semua Bangsa (Gerbang Xerxes), Istana Apadana Darius, Balai Seratus Tiang, Balai Tripylon Hall, dan Istana Tachara milik Darius, Istana Hadish milik Xerxes, Istana Artaxerxes III, Bendahara Kemaharajaan, Istal kuda kerajaan, serta rumah Kereta Perang.
Proyek rekonstruksi paling akhir berusaha untuk merekonstruksi aneka warna cat dari situs dan monumennya.[9]

Peta Persepolis

Citra satelit Persepolis dan sekitarnya

(Bersambung)

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 PEJUANG ISLAM.