Oleh: IloveJesusbecauseI'mMuslim
Suatu hal yang pasti, kedatangan kembali Isa ‘alaihis-salam kelak
bukanlah untuk membawa ajaran baru, apalagi membenarkan ajaran Nasrani
alias Kristen. Justeru kehadiran beliau kelak adalah untuk membenarkan
dan mengokohkan ajaran yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad, yaitu ajaran dienullah Al-Islam. Isa ‘alaihis-salam bahkan
akan mengajak kaum Yahudi dan Nasrani (baca: Ahli Kitab) untuk masuk
Islam. Dan ajakan beliau ini akan menjadi kesempatan terakhir bagi Ahli
Kitab untuk bertaubat. Bila mereka menyambut baik ajakan beliau, maka
mereka bakal diperlakukan sebagai saudara seiman Isa ‘alaihis-salam dan
segenap kaum muslimin. Namun bila mereka menolak, maka Isa
‘alaihis-salam berhak untuk membunuh mereka.
Dari Abu Hurairah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Tidak ada Nabi antara aku dan dia -maksudnya Isa-. Sungguh, kelak ia
akan turun, jika kalian melihatnya maka kenalilah. Ia adalah seorang
laki-laki yang sedang (tidak tinggi ataupun pendek), berkulit merah
keputih-putihan, mengenakan kain berwarna kekuningan. Seakan rambut
kepala menetes meski tidak basah. Ia akan memerangi manusia hingga
mereka masuk ke dalam Islam, ia memecahkan salib, membunuh babi dan
membebaskan jizyah (pajak). Pada masanya Allah akan membinasakan semua
agama selain Islam, Isa akan membunuh Dajjal, dan akan tinggal di dunia
selama empat puluh tahun. Setelah itu ia meninggal dan kaum muslimin
menshalatinya.” (ABUDAUD – 3766)
Di samping itu, Isa ‘alaihis-salam juga ditugaskan untuk membantu
Al-Mahdi (pemimpin ummat Islam di Akhir Zaman) untuk memerangi puncak
fitnah (ujian), yaitu Fitnah Ad-Dajjal. Malah berdasarkan hadits shahih
di atas Isa ‘alaihis salam bakal memerangi segenap manusia demi tegaknya
ajaran Al-Islam. Sehingga dengan izin Allah segenap
manusia bakal memeluk agama Islam sampai dihapuskannya kewajiban
membayar jizyah (pajak yang dikenakan khusus kepada kaum non-muslim yang
hidup di bawah pemerintahan Islam).
Selain itu Isa ‘alaihis-salam juga bertugas memecahkan salib.
Mengapa? Karena salib telah menjadi fitnah bagi kaum Nasrani yang
meyakini bahwa Isa telah mati disalib, padahal sejak limabelas abad yang
lalu Al-Qur’an telah menjelaskan bahwa Isa ‘alaihis-salam tidaklah mati
di tiang salib. Tetapi ada seorang lelaki yang diserupakan wajahnya
dengan beliau yang telah mati di tiang salib tersebut. Allah berfirman:
“…padahal mereka tidak membunuhnya (Isa ‘alahis-salam) dan tidak (pula)
menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan
dengan ‘Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham
tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang
dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh
itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin
bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.” (QS An-Nisa 157)
Lalu kemana perginya Nabiyullah Isa ‘alaihi-salam pada saat kejadian itu? Kembali Al-Qur’an menjelaskan dengan gamblang:
“Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan
adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS An-Nisa 158)
Jadi, apa yang telah dialami Nabiyullah Isa ‘alahis-salam mirip
dengan apa yang telah dialami Nabiyullah Muhammad
pada saat malam Isra wal-Mi’raj. Perbedaannya hanyalah bahwa pada malam
itu Nabi Muhammad di-Mi’raj-kan oleh Allah hanya satu malam, berangkat lepas Isya dan kembali menjelang
Fajar. Sedangkan Nabi Isa ‘alahis-salam di-Mi’rajkan oleh Allah dua-ribuan tahun yang lalu dan hingga sekarang belum diturunkan
kembali ke bumi ini. Beliau baru akan turun ketika Allah
taqdirkan beliau turun, yaitu pada saat terjadinya Huru-Hara Akhir Zaman
ketika sudah diutusnya Al-Mahdi (pemimpin ummat Islam) ke tengah-tengah
ummat manusia dan keluarnya Ad-Dajjal (puncak fitnah Sang Penebar
kekacauan, kesesatan dan kerusakan). Apakah hal seperti ini mustahil
dilakukan oleh Allah? Sudah barang tentu tidak. Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Selain itu Nabi Muhammad juga mengatakan bahwa
Isa ‘alaihis-salam bakal turun kelak untuk membunuh babi. Mengapa
demikian? Karena babi telah menjadi fitnah bagi kaum Nasrani yang
meyakni bahwa babi merupakan hewan yang halal dimakan, padahal Islam
telah mengharamkannya bahkan memandangnya sebagai hewan menjijikkan yang
mengandung najis berat. Namun di bawah peradaban modern -yang
dikomandani oleh peradaban barat yang didominasi oleh nilai-nilai
masyarakat Kristen- maka dewasa ini babi tidak saja dipandang halal,
tetapi ia telah dianggap sebagai hewan yang lucu dan oleh karenanya
manusia pantas berakrab-akrab dengannya. Coba saja lihat berbagai filem
kartun barat bagaimana mereka menjadikan babi sebagai sosok yang cute,
friendly and kind (imut-imut, bersahabat dan baik hati). Innaa lillaahi
wa innaa ilaihi raaji’uun.
“Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan
kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya,
kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging
babi, karena sesungguhnya semua itu kotor.” (AL-An’aam 145)
Sesudah memenuhi segenap tugasnya, maka damailah dunia dengan
tegaknya keadilan berdasarkan dienullah Al-Islam dan kesejahteraan
dinikmati segenap manusia hingga tidak ada lagi yang bisa bersedekah
karena tidak ada orang yang perlu dengan sedekah. Semua orang telah
mencapai kekayaan hatinya.
Abu Hurairah radliallahu ‘anhu berkata; Bersabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam: “Demi Dzat yang jiwaku dalam genggamanNya,
sungguh tiada lama lagi akan segera turun Ibnu Maryam (Isa
Alaihissalam) yang akan menjadi hakim yang adil, menghancurkan salib,
membunuh babi, membebaskan jizyah dan harta benda melimpa ruah sehingga
tidak ada seorangpun yang mau menerimanya”.(BUKHARI – 2070)
Sumber
Jumat, 03 Januari 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar