Oleh: dinulhaq
TO ALL CHRISTIANI BUKA MATA BUKA HATI ANDA SEKALIAN JANGAN JADI SOMBONG!!
Masak Tuhan bisa mati, menyelamatkan diri sendiri saja tidak bisa, bagaimana mau menolong umatnya.
Jika orang kristen membuka diri dan mau mempelajari Alkitab dengan
pikiran yang jernih meninggalkan doktrin gereja, Niscaya mereka akan
meninggalkan kristen. Namun, karena kebodohan dan kesombongan yang
membuat mereka tidak mampu meninggalkan kristen, bukan karena kebenaran
namun karena kebodohan dan kesombongan, maka bersyukurlah kita kepada
Allah swt yang telah memberi kita kepada nikmat iman dan Islam.
Coba kita perhatikan kelemahan yesus yang dianggap tuhan oleh
kristen, dan ini bukti nyata dan kongkrit bahwa yesus bukan tuhan dan
kristen merupakan agama yang dibuat oleh manusia berhati setan yang
ingin menguasai manusia lain melalui agama kristen.
Dua puluh pertanyaan berikut menunjukkan bahwa fakta bahwa Alkitab sama sekali menolak dugaan ketuhanan Yesus:
1. Jika Yesus adalah Tuhan, mengapa ia tidak mampu meng-kristen-kan
umat Israel dimana ia menjalankan misi dan tugas keagamaannya?
Fakta: mayoritas umat Israel tetap beragama Yahudi hingga sekarang.
2. Jika Yesus adalah Tuhan Semesta Alam, mengapa ia selama hidupnya
hanya berkeliling di wilayah Israel saja, padahal manusia pada waktu itu
sudah tersebar luas di seluruh penjuru bumi?
Jawab Yesus: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” (Matius 15:24)
3. Jika Yesus adalah Tuhan Semesta Alam, mengapa ia melarang kedua belas
muridnya untuk berdakwah ke negeri lain selain negeri Israel?
Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada
mereka: “Janganlah kamu menyimpang ke negeri orang-orang non Yahudi atau
masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada
domba-domba yang hilang dari umat Israel. (Matius 10:5-6 – DRB 1582, KJV
1611)
4. Jika Yesus adalah Tuhan, mengapa ia ketika tangan dan kakinya dipaku di tiang salib memohon pertolongan kepada Allah/Bapa?
Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eli, Eli,
lama sabakhtani?” Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau
meninggalkan Aku? (Matius 27:46)
5. Jika Yesus adalah Tuhan, mengapa ia ketika hendak membangkitkan
Lazarus dari dalam kubur di depan umat Israel memohon pertolongan kepada
Bapa?
Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan
berkata: “Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah
mendengarkan Aku. Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi
oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku
mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah
mengutus Aku.” Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara
keras: “Lazarus, marilah ke luar!” Orang yang telah mati itu datang ke
luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya
tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: “Bukalah kain-kain
itu dan biarkan ia pergi.” (Yohanes 11:41-44)
6. Jika Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat, mengapa ia tidak mampu
menyelamatkan dirinya dan kaumnya dari dominasi penjajah Romawi, tetapi
malah ia diserahkan oleh penguasa Romawi (Pontius Pilatus) untuk
disalibkan?
Lalu ia (Pontius Pilatus) membebaskan Barabas bagi mereka, tetapi
Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan. Kemudian
serdadu-serdadu wali negeri membawa Yesus ke gedung pengadilan, lalu
memanggil seluruh pasukan berkumpul sekeliling Yesus. Mereka
menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya. Mereka
menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu
memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka
berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: “Salam, hai
Raja orang Yahudi!” Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan
memukulkannya ke kepala-Nya. Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka
menanggalkan jubah itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya
kepada-Nya. Kemudian mereka membawa Dia ke luar untuk disalibkan.
(Matius 27:26-31)
7. Jika Yesus adalah Tuhan, mengapa ia tidak mengetahui kapan datangnya hari kiamat?
Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu,
malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak (Yesus) pun tidak, hanya Bapa
sendiri.” (Matius 24:36)
8. Jika Yesus adalah Tuhan, mengapa ia sujud menyembah dan memohon perlindungan kepada Bapa?
…Maka mulailah Ia (Yesus) merasa sedih dan gentar, lalu kata-Nya
kepada mereka: “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya.
Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.” Maka Ia maju
sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya
mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti
yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” (Matius
26:37-39)
9. Jika Yesus adalah Tuhan oleh karena kejadiannya sebelum Abraham,
mengapa Yeremia yang juga mengalami kehidupan sebelum manusia tidak
menjadi Tuhan?
Firman TUHAN datang kepadaku (Yeremia), bunyinya: “Sebelum Aku
membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan
sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku
telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.” (Yeremia
1:4-5)
10. Jika Yesus adalah Tuhan oleh karena ia lahir tanpa ayah, mengapa
Adam yang lahir ke dunia tanpa ayah dan ibu tidak menjadi Tuhan?
ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu (Adam) dari debu
tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah
manusia itu menjadi makhluk yang hidup. (Kejadian 2:7)
11. Jika Yesus adalah Tuhan oleh karena ia lahir atas bantuan penuh Roh
Kudus dari seorang perawan muda (Maria), mengapa Yohanes Pembaptis yang
juga lahir atas bantuan penuh Roh Kudus dari seorang perempuan mandul
yang tua bangka (Elisabet) tidak menjadi Tuhan?
Sebab ia (Yohanes Pembaptis) akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak
akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus
mulai dari rahim ibunya. (Lukas 1:15)
12. Jika Yesus adalah Tuhan oleh karena ia memiliki mukjizat yang mampu
menghilangkan berbagai penyakit dan mampu menghidupkan orang mati,
mengapa Musa yang memiliki mukjizat jauh lebih dahsyat dari Yesus tidak
menjadi Tuhan?
Lalu Musa mengulurkan tongkatnya ke langit, maka TUHAN mengadakan
guruh dan hujan es, dan apipun menyambar ke bumi, dan TUHAN menurunkan
hujan es meliputi tanah Mesir. Dan turunlah hujan es, beserta api yang
berkilat-kilat di tengah-tengah hujan es itu, terlalu dahsyat, seperti
yang belum pernah terjadi di seluruh negeri orang Mesir, sejak mereka
menjadi suatu bangsa. (Keluaran 9:23-24)
Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu
TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras,
membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu.
Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat
kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi
mereka. (Keluaran 14:21-22)
13. Jika Yesus adalah Tuhan oleh karena ia seorang Kristus (Mesias), mengapa kristus-kristus lain tidak menjadi Tuhan?
Kristus-kristus lain dalam Alkitab: Daud Kristus (Mazmur 2:2), Koresh
Kristus (Yesaya 45:1), Saul Kristus
(1 Samuel 10:1), Harun Kristus
(Imamat 8:12), Elisa Kristus (1 Raja-raja 19:16), dan Salomo Kristus (1
Raja-raja 1:39). Kristus (Yunani) = Mesias (Ibrani) = Yang diurapi.
14. Jika Yesus adalah Tuhan bagi ajaran Paulus, mengapa Yesus
memerintahkan untuk menegakkan hukum Musa yang notabene bertentangan
dengan ajaran Paulus?
“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku (Yesus) datang untuk meniadakan
hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya,
melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau
satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya
terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum
Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada
orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam
Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala
perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di
dalam Kerajaan Sorga. Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu
tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan
Sorga. (Matius 5:17-20)
Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata:
“Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga tahirlah orang itu
dari pada kustanya. Lalu Yesus berkata kepadanya: “Ingatlah, jangan
engkau memberitahukan hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah,
perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah persembahan yang
diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka.” (Matius 8:3-4)
Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya,
kata-Nya: “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki
kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang
mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti
perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak
melakukannya. (Matius 23:1-3)
Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada
Yesus: “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat
zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari
perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?”
Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh
sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis
dengan jari-Nya di tanah. Dan ketika mereka terus-menerus bertanya
kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka:
“Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama
melemparkan batu kepada perempuan itu.” (Yohanes 8:4-7).
15. Jika Yesus adalah Tuhan, mengapa ia tidak mampu mempengaruhi umat
Israel untuk mengikuti ajarannya, padahal ia lahir, besar, dan mati di
tanah Israel? (Bandingkan dengan ahli hipnotis Tommy Raphael yang mampu
merubah perangai manusia dalam waktu sekejap!)
Lalu mereka (umat Israel) kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata
kepada mereka: “Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat
asalnya sendiri dan di rumahnya.” Dan karena ketidakpercayaan mereka,
tidak banyak mukjizat diadakan-Nya di situ. (Matius 13:57-58)
Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: “Demi
Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak
Allah, atau tidak.” Jawab Yesus: “Engkau telah mengatakannya. Akan
tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak
Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas
awan-awan di langit.” Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan
berkata: “Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang
telah kamu dengar hujat-Nya. Bagaimana pendapat kamu?” Mereka menjawab
dan berkata: “Ia harus dihukum mati!” Lalu mereka meludahi muka-Nya dan
meninju-Nya; orang-orang lain memukul Dia, dan berkata: “Cobalah katakan
kepada kami, hai Mesias, siapakah yang memukul Engkau?” (Matius
26:63-68).
16. Jika Yesus adalah Tuhan Semesta Alam, mengapa ia ketakutan
menghadapi orang-orang Yahudi? (Bandingkan dengan firman Tuhan dalam
Perjanjian Lama!)
Lalu keluarlah orang-orang Farisi itu dan bersekongkol untuk membunuh
Dia. Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka lalu menyingkir dari sana.
(Matius 12:14-15)
Sesudah itu Yesus berjalan keliling Galilea, sebab Ia tidak mau tetap
tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk
membunuh-Nya. (Yohanes 7:1)
17. Jika Yesus adalah Tuhan, mengapa ia tidak pernah menyatakan dirinya
sebagai Tuhan Semesta Alam di depan umat Israel? (Bandingkan dengan
firman Tuhan dalam Perjanjian Lama!)
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku (Yesus): Tuhan, Tuhan! akan
masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak
Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru
kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan
mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu
juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan
berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu
sekalian pembuat kejahatan!” (Matius 7:21-23).
18. Jika Yesus adalah Tuhan Semesta Alam, mengapa ia disetir oleh Allah/Bapa?
Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi
sesuai dengan apa yag Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku
tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus
Aku. (Yohanes 5:30)
Jawab Yesus kepada mereka: “Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku
sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku. Barangsiapa mau
melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari
Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri. Barangsiapa
berkata-kata dari diri-Nya sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya
sendiri, tetapi barangsiapa mencari hormat bagi Dia yang mengutusnya, ia
benar dan tidak ada ketidakbenaran padanya. (Yohanes 7:16-18).
19. Jika Yesus adalah Tuhan menurut ajaran Paulus, mengapa Melkisedek
yang memiliki kesetaraan dengan Yesus tidak menjadi Tuhan? (Jika Yesus
adalah Tuhan, maka Melkisedek pasti Tuhan. Sebaliknya, jika Melkisedek
bukan Tuhan, maka Yesus pun pasti bukan Tuhan).
Ia (Melkisedek) tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah,
harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia
dijadikan sama dengan Anak Allah (Yesus), ia tetap menjadi imam sampai
selama-lamanya.” (Ibrani 7:3).
20. Jika Yesus adalah Tuhan bagi umat Kristen, mengapa ia tidak pernah
menurunkan satu kitab pun kepada umat Kristen sebagai pedoman hidup?
Tak satupun dari keempat Injil Kristen – Markus, Matius, Lukas, dan
Yohanes – ditulis oleh murid Yesus. Keempatnya ditulis oleh orang-orang
yang tidak dikenal. Ini terbukti dari perbedaan-perbedaan narasi dan
adanya kontradiksi diantara keempatnya, yang menunjukkan bahwa
Injil-Injil tersebut ditulis atas inisiatif masing-masing penulisnya,
bukan wahyu dan bukan pula atas perintah dari Yesus.
Kurun waktu penulisan Injil-Injil Kristen antara tahun 65 hingga 115
M, yakni sekitar 45 tahun setelah dugaan penyaliban Yesus untuk
kompilasi awal Injil, atau sekitar 70 tahun setelah dugaan penyaliban
Yesus untuk kompilasi akhir Injil. Sebuah rentang waktu Injil yang
sangat lama yang tidak mungkin ia ditulis oleh murid Yesus!
Jika diasumsikan bahwa usia murid-murid Yesus sama dengan Yesus, dan
bahwa Yesus disalib pada usia 33 tahun,** maka murid-murid Yesus untuk
pertama kalinya menulis Injil pada usia 78 tahun dan rampung ketika usia
mereka mencapai 103 tahun. Mustahil! Jika memang diperintahkan oleh
Yesus, mengapa harus menunggu waktu selama itu untuk menulis Injil?
Selengkapnya baca: Injil atau Dusta atau Kanonisasi_Injil.
Keterangan:
**Pengarang Kitab Lukas menempatkan pembaptisan Yesus pada tahun
ke-15 pemerintahan Kaisar Roma Tiberius, dan saat Pontius Pilatus
menjadi pejabat gubernur Yudaea (Lukas 3:1). Dalam hal ini dinyatakan
bahwa Pontius Pilatus menjadi pejabat Yudaea dari tahun 26 hingga 36 M,
dan bahwa Kaisar Tiberius menggantikan Kaisar Agustus pada tahun 14 M
[Josephus F (1998); Asimov I (1969; Braid W (1971); Duncan GB (1971);
Leon-Dufour X (1983)]. Oleh karenanya, jika kita menerima kronologi yang
dibuat oleh pengarang Kitab Lukas, berarti Yesus dibaptis oleh Yohanes
Pembaptis pada tahun 29 M, yakni ketika Yesus berumur kira-kira 30
tahun, dan pembaptisan tersebut menjadi titik tolak Yesus untuk memulai
pekerjaannya sebagai seorang nabi (Lukas 3:23). Bahwa konon Yesus
disalib pada masa pemerintahan Pontius Pilatus (Markus 15:5; Matius
27:26; Lukas 23:25; Yohanes 19:16), yang berarti waktunya tidak lebih
dari tahun 36 M, dan dengan mengasumsikan bahwa peristiwa penyaliban
terjadi pada pertengahan masa pemerintahan Pontius Pilatus, maka Yesus
disalib pada usia kira-kira 33 tahun dengan mengemban misi kenabian
hanya selama kira-kira 3 tahun!
Sumber
Jumat, 03 Januari 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar