Sabtu, 04 Januari 2014

Filled Under:

Kekaisaran Seleukia (1)

Kekaisaran Seleukia
Ἀρχή Σελεύκεια
Arche Seleύkeia

 312 SM–63 SM











Ibukota Seleukia di Tigris
(305–240 SM)

Antiokhia
(240–64 SM)
Bahasa Yunani, Persia
Agama Olympianisme
Pemerintahan Monarki
Raja
 -  305–281 SM Seleukos I Nikator
 -  65–63 SM Philippos II Philoromaios
Era sejarah Hellenistik
 -  Didirikan 312 SM
 -  Antiokhia ditaklukan oleh Pompeius 64 SM
 -  Raja terakhir dikalahkan;
Suriah menjadi provinsi Romawi
63 SM
Luas
 -  301 BC[1] 3.000.000 km² (1.158.306 mil²)
 -  240 SM[1] 2.600.000 km² (1.003.866 mil²)
 -  175 SM[1] 800.000 km² (308.882 mil²)
 -  100 Sm [1] 100.000 km² (38.610 mil²)


Pembagian wilayah kekaisaran Aleksander (323-281 SM)

Aleksander Agung telah menaklukkan Kekaisaran Persia dalam waktu yang sangat singkat dan meninggal dalam usia muda. Ia meninggalkan sebuah kekaisaran yang sangat luas yang sebagian telah dipengaruhi oleh budaya Helenis, tanpa ahli waris yang dewasa. Karena itu, jenderal-jenderalnya (Diadokhoi) saling memperebutkan kekuasaan atas kekaisarannya.
Seleukos, salah seorang jenderalnya, mengangkat dirinya sendiri sebagai penguasa di Babilonia pada 312 SM. Tanggal ini dijadikannya sebagai tanda pendirian Kekaisaran Seleukia. Ia memerintah bukan hanya atas Babilonia, tetapi juga atas keseluruhan wilayah timur yang luas dari Kekaisaran Aleksander. Setelah kemenangannya dan juga kemenangan Lysimakhos atas Antigonos Monophtalmos dalam Pertempuran Ipsus pada 301 SM, Seleukos menguasai wilayah timur Anatolia dan bagian utara Suriah. Di Suriah ia mendirikan sebuah ibu kota yang baru di Antiokhia di Orontes, sebuah kota yang dinamainya sesuai dengan nama ayahnya. Sebuah ibu kota alternatif dibangun di Seleukia di Tigris, di utara Babilonia. Kekaisaran Seleukia mencapai puncak keluasannya setelah ia mengalahkan orang yang pernah menjadi sekutunya Lysimakhos, pada Korupedion pada 281 SM. Seleukos memperluas kekuasaannya hingga mencakup bagian barat Anatolia. Ia berharap untuk menguasai pula tanah-tanah Lysimakhus di Eropa - terutama Thrakia dan bahkan Makedonia sendiri, namun ia dibunuh oleh Ptolemaios Keraunos ketika ia tiba di Eropa. Anaknya dan penggantinya, Antiokhos I Soter, terbukti tidak mampu meneruskan apa yang tidak bisa diselesaikan ooleh ayahnya dalam menaklukkan wilayah Eropa dari kekaisaran Aleksander, namun demikian ia toh tetap mewarisi sebuah wilayah yang sangat luas terdiri atas hampir semua bagian Asia dari Kekaisaran itu. Para saingannya adalah Antigonos II Gonatas di Makedonia dan Ptolemaios II Philadelphos di Mesir.
 Secara geografis Kekaisaran Seleukia merentang dari Laut Aigea hingga ke Afghanistan, hingga mempersatukan berbagai ras dan bangsa: antara lain bangsa Yunani, Persia, Media, Yahudi, India, dll. Para penguasanya berniat untuk menerapkan kebijakan kesatuan rasial yang dimulai oleh Aleksander. Pada 313 SM, gagasan Hellenis telah mulai ekspansinya yang berlangsung selama hampir 250 tahun di lingkungan budaya Timur Dekat, Timur Tengah, dan Asia Tengah. Kekaisaran ini memerintah dengan membangun ratusan kota untuk maksud-maksud perdagangan dan hunian. Banyak di antara kota-kota itu mulai – atau dipaksa – mengadopsi pemikiran filsafat, rasa keagamaan, dan politik Hellenis. Gagasan-gagasan budaya, keagamaan dan filsafat Hellenis disintesiskan dengan apa yang ada di masyarakat setempat dengan tingkat keberhasilan yang berbeda-beda – dengan hasil kadang-kadang kedamaian dan pemberontakan secara bersamaan di berbagai wilayah kekaisaran.

 Mata uang perak dari Seleukos I Nikator, pendiri dari Dinasti Seleukid pada 323 SM

Wilayah yang terlalu luas

Namun demikian, bahkan sebelum kematian Seleukos, wilayah timur yang sangat luas dari Dinasti Seleukid terbukti sulit untuk dikuasai. Seleukos menyerang India (Punjab Pakistan modern) pada 304 SM, namun dikalahkan oleh Chandragupta Maurya (Sandrokottos), pendiri Kekaisaran Maurya. Dikatakan bahwa Chandragupta menurunkan pasukan yang terdiri atas 100.000 orang dan 9.000 gajah perang, dan memaksa Seleukos untuk menyerahkan wilayah-wilayah di bagian timur dan selatan dari Afganistan sekarang. Perdamaian diperkuat oleh sebuah aliansi yang dijamin oleh pernikahan Chandragupta dengan anak perempuan Seleukos. Sebagai gantinya, Chandragupta memberikan kepadanya tidak kurang dari 500 ekor gajah, selain tentaranya sendiri yang kelak memainkan peranan penting dalam kemenangannya di Ipsus.
Seleukos mengutus seorang duta besar yang bernama Megasthenes ke istana Chandragupta, yang berulang kali mengunjungi Pataliputra (kini Patna di negara bagian Bihar), ibu kota Chandragupta. Megasthenes menulis gambaran yang terinci tentang India dan pemerintahan Chandragupta, yang sebagian telah dilestarikan bagi kita melalui Diodoros Sikolos.
Wilayah-wilayah lain yang lepas sebelum kematian Seleukos adalah Gedrosia di tenggara dataran tinggi Iran, dan, di sebelah utaranya, Arakosia di tepi barat Sungai Indus. Antiokhos I (memerintah 281-261 SM) dan anak serta penggantinya Antiokhos II Theos (memerintah 261-246 SM) dihadapkan dengan tantangan-tantangan di barat, termasuk perang berulang-ulang dengan Ptolemaios II dan serangan bangsa Kelt dari Asia Minor – yang mengalihkan perhatiannya dari upaya mempersatukan wilayah bagian timur Kekaisaran. Menjelang akhir masa pemerintahan Antiokhos II, provinsi-provinsi timur Baktria dan Parthia secara berbarengan menyatakan kemerdekaannya.

Yunani-Baktria memisahkan diri (250 SM)

Diodotos, gubernur untuk wilayah Baktria, menyatakan wilayahnya merdeka pada 250 SM untuk membentuk kerajaan Yunani-Baktria. Kerajaan ini dicirikan oleh budaya Hellenis yang kaya, dan melanjutkan dominasinya atas Baktria hingga sekitar 125 SM, ketika ia dikalahkan oleh penyerangan bangsa-bangsa nomaden utara. Salah seorang dari raja-raja Yunani-Baktria, Demetrios I dari Baktria, menyerang India sekitar 180 SM dan membentuk kerajaan Yunani-India, yang bertahan hingga 1 SM.

Parthia memisahkan diri (250 SM)

Seorang ketua suku Parthia yang bernama Arsases merebut wilayah Parthia dari Kekaisaran Seleukia sekitar 250 SM untuk membentuk Dinasti Arsasid – yang merupakan titik awal Kekaisaran Parthia yang kuat.


 (Bersambung)

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 PEJUANG ISLAM.