Sabtu, 04 Januari 2014

Filled Under:

Antiokhos III yang Agung


Masa kekuasaan 223 SM - 187 SM
Pendahulu Seleukos III Keraunos
Pengganti Seleukos IV Philopator
Istri Laodice III dari Pontus
Euboea dari Chalcis
Anak Antiokhos
Seleukos IV Philopator
Ardys
anak perempuan yang tak diketahui namanya
Laodice IV, Ratu Kekaisaran Seleukia
Kleopatra I Syra, Ratu Mesir
Antiokhis, Ratu Kapadokia
Antiokhos IV Epiphanes

Antiokhos III yang Agung, (Yunani Ἀντίoχoς Μέγας; ca. 241–187 SM, berkuasa 222–187 SM), putra dari Seleukos II Kallinikos, menjadi penguasa ke-6 Kekaisaran Seleukia. Naik takhta pada usia muda, Antiokhos adalah penguasa yang ambisius. Meskipun usaha awalnya dalam peperangan melawan Kerajaan Ptolemaik tidak berhasil, pada tahun berikutnya penaklukan Antiokhos membuktikan bahwa Antiokhos adalah Raja Seleukia paling berhasil setelah Seleukos I sendiri.

Riwayat hidup

Ia naik tahta ketika berusia 18 tahun pada tahun 223 SM. Serangan pertamanya melawan Kerajaan Mesir (Dinasti Ptolemaik) tidak berhasil, tetapi pada tahun-tahun kemudian ia berhasil memperoleh kemenangan militer. Hal ini dinubuatkan oleh nabi Daniel dalam Alkitab Ibrani (Perjanjian Lama di Alkitab Kristen) dalam pasal 11 kitabnya. Gelar Agung dipakainya hanya sebentar. Ia juga memakai gelar "Basileus Megas" (bahasa Yunani untuk "Raja Agung"), yang biasanya dipakai untuk raja-raja Persia (="Syah").
Ia menyebut diri sendiri "pemenang kemerdekaan Yunani atas dominasi Romawi" saat berperang melawan Republik Romawi di tanah Yunani pada musim gugur tahun 192 SM.[1][2] Namun pada tahun 191 SM, tentara Romawi di bawah pimpinan konsul Manius Acilius Glabrio mengalahkannya dalam Perang Thermopylae dan memaksanya mundur ke Asia Kecil. Tentara Romawi terus menyerang Anatolia, dan kemenangan telak Scipio Asiaticus dalam Perang Magnesia ad Sipylum (190 SM), setelah kalahnya Hannibal di laut dekat Side, membuat Republik Romawi menguasai Asia Kecil seluruhnya.
Berdasarkan "Perjanjian Apamea" (188 SM) raja Seleukia harus angkat kaki dari wilayah di utara pegunungan Taurus, yang diberikan oleh Republik Romawi kepada sekutu-sekutunya di sana. Akibat kekalahan ini, provinsi-provinsi di perbatasan luar Kerajaan Seleukia mulai melepaskan diri. Antiokhos melancarkan serangan baru ke bagian timur di Luristan, di mana ia gugur ketika menyerang sebuah kuil dewa Bel di Elymaïs, Persia, pada tahun 187 SM.[2]

 Wilayah Kerajaan Seleukia ketika Antiokhos III naik tahta.

Keluarga

Pada tahun 222 SM, Antiokhos III menikah dengan Laodice III dari Pontus, putri raja Mithridates II dari Pontus dan Laodice II. Pasangan ini adalah saudara sepupu dari kakek yang sama, Antiokhos II Theos. Antiokhos dan Laodice mempunyai 8 anak (3 putra dan 5 putri):
  • Antiokhos (221 - 193 BC), putra mahkota dan raja bersama ayahnya dari tahun 210 - 193 SM
  • Seleukos IV Philopator (~220 - 175 SM), penerus tahta Antiokhos III
  • Ardys
  • putri yang tidak disebut namanya, pada tahun 206 SM bertunangan dengan Demetrius I dari Bactria.
  • Laodice IV, menikah dengan 3 saudara laki-lakinya berturutan dan menjadi Ratu Kerajaan Seleukia pada pernikahan ke-2 dan ke-3.
  • Kleopatra I Syra (~204 - 176 SM), pada tahun 193 SM menikah dengan Ptolemaios V Epiphanes, raja Mesir.
  • Antiokhis, pada tahun 194 SM menikah dengan Ariarathes IV, raja Kapadokia.
  • Antiokhos IV Epiphanes (nama waktu mudanya Mithridates) (215 - 164 SM), meneruskan tahta kakaknya Seleukos IV Philopator pada tahun 175 SM.
Laodice III mati sekitar tahun 191 SM. Kemudian pada tahun yang sama, Antiokhos III menikah lagi dengan Euboea dari Chalcis. Mereka tidak mempunyai anak.[3]

Mata uang logam Antiokhos Agung. Tulisan Yunani berbunyi ΒΑΣΙΛΕΩΣ ΑΝΤΙΟΧΟΥ, Raja Antiokhos.

Hubungan dengan orang Yahudi

Antiokhos III menempatkan 2000 keluarga Yahudi dari Babel ke daerah berkebudayaan Yunani di Lydia dan Phrygia.[4] Sejarawan Flavius Yosefus menggambarkannya berlaku baik terhadap orang Yahudi dan menghargai kesetiaan mereka kepadanya dengan menurunkan pajak serta membiarkan mereka hidup "menurut hukum nenek moyang mereka".[5] Berlawanan sekali dengan putranya, Antiokhos IV, yang menindas orang Yahudi, menghina Bait Allah dan menyebabkan pemberontakan Makabe yang menjadi asal mula peringatan Hanukkah.

Referensi

  1. ^ Whitehorne, John Edwin George (1994). Cleopatras. Routledge. hlm. 84. ISBN 9780415058063. "...pada musim gugur tahun 192 SM mereka mendengar bahwa Antiokhos III telah menyeberang ke Yunani dengan tentaranya dan menyatakan diri sebagai pemenang kemerdekaan Yunani atas dominasi Romawi."
  2. ^ a b Wilson. Nigel Guy (2006). Encyclopedia of ancient Greece. Routledge. hlm. 58. ISBN 9780415973342. "ANTIOCHUS III THE GREAT c242-187 BC Seleucid king Antiochus III the Great was the sixth king (223-187 BC) … Antiochus landed on the mainland of Greece posing as a champion of Greek freedom against the Romans (192 BC)."
  3. ^ http://www.livius.org/am-ao/antiochus/antiochus_iii.html
  4. ^ Eerdmans Dictionary of the Bible. Amsterdam University Press. 2000. hlm. 61. ISBN 9053565035, 9789053565032 Check |isbn= value (help). "Jewish settlements in the interior of Asia Minor were known as early as the 3rd century BCE when Antiochus III resettled 2000 Jewish families from Babylonia into Lydia and Phrygia"
  5. ^ Flavius Josephus. Antiquities, bab 3, bagian 3-4.


Sumber

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 PEJUANG ISLAM.