Rabu, 29 Januari 2014

Filled Under:

Benteng Indrapatra, sejarah yang terlupakan

Benteng Indra Patra dibangun oleh Kerajaan Lamuri, kerajaan Hindu pertama di Aceh (Indra Patra) pada masa sebelum kedatangan Islam di Aceh, yaitu pada abad ke tujuh masehi. Benteng ini dibangun dalam posisi yang cukup strategis karena berhadapan langsung dengan Selat Malaka, sehingga berfungsi sebagai benteng pertahanan dari serangan armada Portugis. Pada masa Sultan Iskandar Muda, dengan armada lautnya yang kuat dibawah pimpinan Laksamana Malahayati, sebagai laksamana wanita pertama di dunia, benteng ini digunakan sebagai pertahanan kerajaan Aceh Darussalam.
Benteng Indra Patra terletak di dekat pantai Ujong Batee, Desa Ladong, Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar sekitar 19 km dari Banda Aceh. Benteng ini berukuran besar dan berkonstruksi kokoh. Hingga saat ini hanya tertinggal dua benteng yang masih berdiri kokoh. Benteng utamanya berukuran 70 x 70m, ketinggiannya mencapai 4 meter, serta ketebalan dinding sampai 2 meter. Benteng indapatra memiliki arsitektur yang unik, terbuat dari beton kapur ( susunan berasal dari batu gunug, sebagai perekat berasal dari campuran kapur, tanah liat, dan alusan kulit kerang, serta alat perekat lainnya.
Dalam benteng utama terdapat dua buah �stupa� atau bangunan yang menyerupai kubah dimana di dalamnya terdapat sumur sebagai tempat air bersih yang digunakan oleh umat hindu untuk penyucian diri dalam rangka peribadahan. Di samping itu, di dalam benteng juga terdapat bunker sebagai tempat penyimpanan meriam, peluru, dan senjata.
Di setiap sisi dinding benteng terdapat 11 lubang yang digunakan sebagai tempat pengintai musuh. Sebagai masyarakat yang menghargai sejarah sudah selayaknya benteng Indra Patra dirawat dan dilestarikan. Serta agendakan benteng Indapatra sebagai wisata sejarah anda. Karena sejatinya beragam sejarah terdapat di Aceh.





Sumber

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 PEJUANG ISLAM.