Kamis, 19 Desember 2013

Filled Under:

Selim II

Selim II


Selim II (bahasa Turki Ottoman: سليم ثانى Selīm-i sānī, bahasa Turki: II. Selim) (28 Mei 152412 Desember 1574) adalah Sultan Turki Ottoman dari 1566 hingga kematiannya. Ia adalah putra Suleiman yang Agung (1520–66) dan isteri kesayangannya Roxelana (juga Hurrem atau Anastasia Lisovska).
Setelah naik tahta sesudah intrik istana dan pertentangan saudara, Selim II menjadi sultan pertama yang sama sekali tidak tertarik dengan militer dan mencoba meninggalkan kekuasaan ke tangan para menterinya. Wazir Agungnya Mehmed Sokollu, seorang mualaf Serbia dari daerah yang kini bernama Bosnia dan Herzegovina, mengendalikan sebagian besar urusan negeri, dan 2 tahun setelah naik tahtanya Selim ia berhasil mengadakan perjanjian (17 Februari 1568) dengan Kaisar Romawi Suci Habsburg Maximilian II (1564–76) di Istambul, di mana sang Kaisar bersedia membayar "hadiah" tahunan 30.000 dukat dan yang terpenting menganugerahi Khilafah Ottoman otoritas di Moldavia dan Walachia.

Pada bulan September 1567 Sultan Selim II mengeluarkan perintah untuk melakukan ekspedisi militer besar-besaran ke Aceh, setelah adanya petisi dari Sultan Aceh kepada Suleiman II yang telah meninggal setahun sebelumnya. Petisi tersebut meminta bantuan kepada Turki untuk menyelamatkan kaum Muslimin yang terus dibantai Portugis karena meningkatnya aktivitas militer Portugis yang menimbulkan masalah besar terhadap para pedagang Muslim dan jamaah haji dalam perjalanan ke Makkah. Pasukan tersebut dipimpin oleh laksamana Kurdoğlu Hızır Reis dari Suez bersama dengan sejumlah ahli senapan api, tentara, dan artileri. Pasukan ini diperintahkan berada di Aceh selama diperlukan[1], namun dalam perjalanannya armada besar ini hanya sebagian (500 orang, termasuk para ahli senjata api, penembak, dan ahli-ahli teknik) yang sampai ke Aceh karena dialihkan untuk memadamkan pemberontakan di Yaman yang berakhir tahun 1571.[2]Dengan bantuan ini, Aceh menyerang Portugis di Malaka pada tahun 1568.[3]

Terhadap Rusia Selim kurang beruntung, dan pertempuran pertama antara Turki Usmani dengan saingannya dari utara itu menandai tibanya bencana. Sebuah rencana diuraikan di Istambul untuk menghubungkan Volga dan Don dengan terusan, dan pada musim panas 1569 sepasukan besar Yanisari dan kavaleri dikirim untuk mengepung Astrakhan dan memulai kerja terusan, sementara itu sebuah pasukan Turki mengepung Azov. Namun serangan mendadak ari garnisun Astrakhan memukul mundur para pengepung itu; pasukan penolong Rusia sebanyak 15.000 menyerang dan menceraiberaikan para pekerja dan angkatan Tatar dikirim untuk melindungi mereka; dan akhirnya, pasukan Turki dibinasakan oleh badai. Pada awal 1570 DuBes Ivan IV dari Rusia menandatangani perjanjian di Istanbul yang memperbaiki hubungan baik antara Sultan dan Tsar.
Ekspedisi ke Hijaz dan Yaman lebih berhasil, namun penaklukan Siprus pada tahun 1571 menimbulkan kekalahan terhadap negara Spanyol dan Italia di pertempuran laut Lepanto di tahun yang sama, kepentingan moral yang sering diremehkan, yang akhirnya membebaskan Laut Tengah dari bajak laut di sana.
Angkatan khilafah yang saat itu berantakan segera dipulihkan (hanya 6 bulan) dan Turki Usmani mengendalikan Laut Tengah (1573). Pada bulan Agustus 1574, beberapa bulan sebelum kematian Selim, Turki Usmani mendapatkan kembali kendali Tunisia dari Spanyol yang telah mengendalikannya sejak 1572.
Laporan Lord Patrick Kinross atas pemerintahan Selim adalah bagaimana ia memulai sebuah bab dari bukunya yang berjudul "The Seeds of Decline". Ia menyaksikan pembayaran besar-besaran untuk pembangunan angkatan kembali menyusul Pertempuran Lepanto sebagai awal kemunduran negaranya. Kinross juga berkata bahwa reputasi Selim yang suka mabuk-mabukan mengkristal dalam keputusannya untuk menyerang Siprus daripada mendukung Pemberontakan Morisco di Grenada begitupun sikap kematiannya; Selim meninggal setelah sakit akibat tergelincir di lantai ruang mandi yang belum selesai.

Rujukan

  1. ^ Aceh Dalam Retrospeksi dan Refleksi Budaya Nusantara. Informasi Taman Iskandar Muda. Tanpa tahun. hlm. 54.
  2. ^ Azra, Azyumardi (2004). Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII. Prenada Media. hlm. 27–28.
  3. ^ Pusponegoro, Marwati Djuned (1984). Sejarah Nasional Indonesia Jilid III. Balai Pustaka. hlm. 54.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pertempuran Lepanto

Perang Lepanto, H. Letter, Museum Maritim Nasional, Greenwich/London.


Tanggal 7 Oktober 1571
Lokasi Teluk Patras, Laut Ionia
Hasil Kemenangan Liga Kudus
Pihak yang terlibat
Banner of the Holy League 1571.png Liga Kudus:
Flag of Cross of Burgundy.svg Imperium Spanyol
SRdVBMdG.jpg Republik Venesia
Flag of Genoa.svg Republik Genova
Vatican naval flag.JPG Negara-negara Kepausan
Flag of the Grand Duchy of Tuscany (1840).svg Kadipaten Agung Tuscany
Flag of the Sovereign Military Order of Malta.svg Ksatria Hospitaller
Savoie flag.svg Kadipaten Savoy
Flag of the Order of Saint Lazarus.svg Ordo Santa Lazarus
Flag of the Ottoman Empire (1453-1517).svg Kesultanan Utsmaniyah
Komandan
Banner of the Holy League 1571.png Holy League:[1][2]
Sisi Tengah:
Flag of Cross of Burgundy.svg John dari Austria
SRdVBMdG.jpg Sebastiano Venier
Vatican naval flag.JPG Marcantonio Colonna
Sisi Kiri:
SRdVBMdG.jpg A. Barbarigo-
Christian Right:
Flag of Genoa.svg Gianandrea Doria
Christian Reserve:
Flag of Cross of Burgundy.svg Álvaro de Bazán
Naval Ensign of the Ottoman Empire (1453–1793).svg Armada Utsmaniyah:[3][4]
Sisi Tengah:
Ali Pasha-
Sisi Kanan:
Mehmed Siroco-
Sisi Kiri
Uluç Ali Reis
Kekuatan
208 kapal
  • 202 galley,
  • 6 galleasses
22.840 tentara
40.000 pelaut and pendayung
1.334 senjata (est.)
251 kapal
  • 206 galley
  • 45 galliot
31.490 tentara
50.000 pelaut and pendayung
741 senapan[5]
Korban
7.500 orang mati
17 kapal hilang[6]
20.000 orang mati, terluka or captured[6][7]
137 kapal direbut
50 kapal tenggelam
10.000 orang Kristen dibebaskan

Pada tahun 1570, meletuslah Pertempuran Lepanto. Hasil akhir pada peperangan ini adalah kemenangan Liga Kudus dari Kesultanan Utsmaniyah.

Latar Belakang

Perang Lepanto adalah perang yang disebabkan oleh keterlibatan antara Dinasti Habsburg dan Kesultanan Utsmaniyah untuk berkampanye. Kedua kerajaan besar tersebut berkampanye dengan tujuan memperoleh wilayah Venesia dari Siprus. Maka dari itu, untuk mencari dorongan Venesia dari Laut Mediterania Timur, maka sultan Selim II menginvasi Siprus pada tahun 1570.

Tindakan Dinasti Habsburg

Pemimpin Pertempuran Lepanto dari Dinasti Habsburg (dari kiri: John dari Austria, Marcantonio Colonna, Sebastiano Venier).
Pada akhirnnya, Orang Venesia membentuk aliansi bersama dengan paus Paus Pius V bersama dengan Philip II dari Spanyol. Pada tanggal 25 Mei 1571, orang orang Venesia pada akhirnya membentuk sebuah aliansi. Philip mengirim adik tirinya, John dari Austria. Pada saat sekutu berkumpul di Sisilia, Kesultanan Utsmaniyah sudah menaklukkan Nikosia pada 5 September 1570. Setelah menaklukkan Nikosia, dilanjutkan dengan mengepung Famagusta dan masuk ke Laut Adriatik. Armada Kesultanan Utsmaniyah sudah bersandar di Teluk Patras, dekat Lepanto (Návpatkos), Yunani[8].

Hasil Akhir

Sebuah kapal besar Angkatan Laut Kesultanan Utsmaniyah yang akan tenggelam dalam keadaan terbakar.
Kemenangan didapat oleh Dinasti Habsburg yang dikomando oleh John dari Austria. Ia pulang dari Lepanto menuju Roma, Italia selama 2 minggu dengan membawa berita gembira akan kemenangan Dinasti Habsburg. Kemenangan itu diumumkan pada 7 Oktober 1571[9]. Dinasti Habsburg juga mengambil 117 kapal dan ribuan laki-laki[8].

Referensi

  1. ^ Drane, Augusta Theodosia (1858). The Knights of st. John: with The battle of Lepanto and Siege of Vienna. London.
  2. ^ Konstam, Angus (2003). Lepanto 1571: the greatest naval battle of the Renaissance. Oxford.
  3. ^ George Ripley and Charles A. Dana (1867). The new American cyclopaedia: Volume 10. New York.
  4. ^ Setton, Kenneth Meyer (1984). The Papacy and the Levant, 1204-1571, Volume 161. Philadelphia.
  5. ^ The number of Turkish guns is said to be deduced from list of booty after the battle. These lists are unlikely to be complete.
  6. ^ a b Confrontation at Lepanto by T.C.F. Hopkins, intro
  7. ^ Geoffrey Parker, The Military Revolution, hal. 88
  8. ^ a b http://www.britannica.com/EBchecked/topic/336733/Battle-of-Lepanto Ensiklopedia Britannia
  9. ^ santomikael.wordpress.com/2008/10/07/bunda-maria-ratu-rosario/



Sumber

 

2 komentar:

  1. perjuangan Turki mengalami berbagai kendala

    BalasHapus
  2. Turki banyak diserang dari luar dan dalam, komentar juga ya ke blog saya www.belajarbahasaasing.com

    BalasHapus

Copyright @ 2013 PEJUANG ISLAM.