Kamis, 19 Desember 2013

Filled Under:

Orhan I dan Murad I

Orhan I

 Orhan I adalah Puteranda Sultan Osman I. Orhan I, menaklukkan Nikaea tahun 1331 dan Nikomedia tahun 1337 dan mendirikan ibukota di Bursa. Pada masa pemerintahannya, Sultan Orhan I merombak struktur pemerintahan, memodernisasi militer, dan memperkenalkan mata uang baru.

Kehidupan Orhan

Ketika Orhan menggantikan ayahnya sebagai Sultan, dia mengusulkan jabatan itu untuk adiknya, Alaudin, bahwa mereka harus berbagi kekuasaan.
Beliau menikahi Theodora, puteri Pangeran Yohanes VI Kantakuzenos dari Bizantium. Tahun 1346, Orhan secara terbuka mendukung Yohanes VI dalam usahanya menggulingkan Kaisar Yohanes V Paleologos. Ketika menjadi kaisar (1347-1354), Yohanes VI mengijinkan Orhan menyerang Semenanjung Gelibolu yang kemudian memberikan Kesultanan Utsmaniyah benteng pertahanan pertama di Eropa.
Orhan meninggal tahun 1360 dan mewariskan kesultanan yang berkembang pesat kepada puteranya,Murad I.
Sumber
__________________________________________________________________________________

Murad I

Murad I (bahasa Turki: I. Murat Hüdavendigâr, Turki Utsmaniyah: مراد اول; lahir di Söğüt atau Bursa, 29 Juni 1326 – meninggal di Kosovo, 15 Juni 1389 pada umur 62 tahun) adalah Sultan Turki Usmani yang berkuasa antara tahun 1361 hingga 1389. Ia adalah puteranda Orhan I dan Valide Sultan Nilüfer Hatun dan berkuasa setelah ayahandanya mangkat. Murad I dijuluki Hüdavendigâr, yang berasal dari bahasa Persia: خداوندگار/Khodāvandgār, yang berarti "yang disayangi Tuhan".
Murad I dikenal sebagai sosok yang sangat pemberani, dermawan, dan agamis. Ia demikian kokoh memegang semua aturan dan sangat mencintainya. Selalu berlaku adil pada rakyat dan tentaranya, mencintai jihad dan membangun masjid, sekolah, dan tempat berlindung.

 Sultan Murad I

Pemindahan ibukota

Murad II mampu memperluas wilayahnya di Asia Kecil dan Eropa pada saat yang sama. Di Eropa, tentara Utsmani menyerang wilayah-wilayah yang dikuasai oleh Kekaisaran Bizantium. Pada tahun 1365, dia mampu menguasai Adrianopel, sebuah kota yang sangat stategis di Balkan dan dianggap sebagai kota kedua di Kekaisaran Romawi Timur. Murad I menjadikan kota ini sebagai ibu kota pemerintahannya sejak tahun 1365. Dengan demikian, maka beralihlah ibu kota pemerintahan Utsmani ke Eropa dan Adrianopel, yang kelak dikenal dengan nama Edirne, menjadi ibu kota pemerintahan Islam.
Pemindahan ibu kota ini oleh Murad dimaksudkan untuk menjadikan Edirne sebagai wilayah pertahanan yang kuat, serta sebagai usaha untuk mendekatkan diri dengan medan jihad dan memenuhi keinginan Murad I untuk memasukkan semua wilayah Eropa yang telah ditaklukkan dan dikuasai.
Di tempat baru tersebut, Murad I menghimpun semua elemen yang akan menjadi cikal-bakal negara lengkap dengan prinsip-prinsip dasar sebuah pemerintahan. Terbentuklah serikat-serikat pegawai, divisi-divisi pasukan tempur, lembaga-lembaga yang terdiri dari praktisi hukum dan pemuka agama. Juga dilengkapi dengan lembaga kehakiman, sekolah-sekolah agama, dan akademi-akademi militer untuk membangun paramiliter.

Pertempuran Maritsa

Sultan Murad terus melakukan gerakan jihad, dakwah, dan mengekspansi wilayah-wilayah di Eropa. Sementara itu pasukannya terus bergerak menuju Makedonia. Apa yang dia capai telah mengundang reaksi keras. Maka dibentuklah koalisi Salib Balkan yang diberkahi oleh Paus Urbanus V. Koalisi ini terdiri dari tentara Serbia, Bulgaria, Hongaria, dan Wallachia. Semua negara sekutu ini mampu menghimpun pasukan sebanyak 60.000 untuk menghadang pasukan Utsmani yang dikomandani oleh Lala Şahin Pasha, dengan pasukan yang lebih sedikit jumlahnya dari pasukan koalisi ini. Mereka disambut di sebuah tempat bernama Chernomen (kini Ormenio, Yunani), sebuah tempat dekat Sungai Maritsa. Di tempat inilah terjadi pertempuran sengit dengan kekalahan di pihak koalisi Eropa. 2 pemimpin asal Serbia, yakni Vukašin Mrnjavčević dan Jovan Uglješa Mrnjavčević, melarikan diri, namun keduanya tenggelam di dasar Sungai Maritsa. Sedangkan Raja Hongaria berhasil selamat dari kematian. Adapun Sultan Murad sendiri saat itu sedang sibuk berperang di Asia Kecil, di mana dia mampu menaklukkan beberapa kota. Setelah itu dia kembali ke ibukota untuk mengatur kembali wilayah-wilayah yang ditaklukkan.

Pertempuran Kosovo

Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar di antaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar di antaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti.
Seluruh yang hadir merasakan kemenangan akan segera tiba dan kaum muslimin bersuka cita dengannya. Maka dalam jangka waktu tak berapa lama, pertempuran berkecamuk antara 2 pasukan yang akhirnya kemenangan yang demikian gemilang dicapai kaum muslimin.

Kematian

Setelah kemenangan di Kosovo, Sultan Murad I melakukan inspeksi medan perang dengan berkeliling ditengah-tengah korban perang kaum muslim dan mendoakan mereka. Pada saat itulah ada seorang pasukan Serbia yang pura-pura mati dan dia segera berlari menuju sultan. Namun pengawal sultan segera menangkapnya. Si Serbia berkilah dan berpura-pura ingin berbicara dengan Sultan secara langsung dan akan menyatakan diri masuk Islam di hadapannya. Mendengar alasan demikian, Sultan mengisyaratkan agar pengawal itu melepasnya. Situasi ini dimanfaatkan si Serbia, untuk berpura-pura ingin mencium tangan Sultan, padahal dengan cepat kilat dia mengeluarkan pisau beracun dan menikamnya pada diri Sultan. Akhirnya, Murad I mati syahid dalam usia 65 tahun.

Warisan

Murad I telah mewariskan sebuah kekuasaan yang demikian besar dari ayahandanya. Luasnya mencapai 95.000 km2. Artinya, selama kekuasaannya yang berlangsung selama 29 tahun, dia telah berhasil memperluas 5 kali lipat peninggalan ayahandanya Orhan.

Kutipan

  • Tidak ada yang patut saya utarakan saat perjalanan terakhir saya, kecuali saya harus menyatakan syukur kepada Allah, karena sesungguhnya dia adalah Yang Maha Mengetahui semua yang gaib yang mengabulkan permohonan seorang hamba yang fakir. Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Tidak ada yang berhak untuk dipuja dan disyukuri kecuali Dia. Kini perjalanan hidup saya telah mendekati akhir dan saya melihat di depan mata kemenangan tentara Islam. Taatilah oleh kalian, ananda Yazid. Janganlah kalian menyiksa para tawanan dan jangan pula kalian sakiti mereka, janganlah kalian perlakukan mereka dengan cara yang tidak baik. Sejak kini saya tinggalkan kalian dan saya tinggalkan tentaraku yang menang untuk menuju rahmat Allah. Dia-lah yang akan menjaga negara kita dalam semua hal.
Sumber
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 Pertempuran Kosovo


 Pertempuran Kosovo oleh Adam Stefanovic, 1870
 
Tanggal 28 Juni [K.J.: 15 Juni] [[]] 1389
Lokasi Kosovo
Hasil Kemenangan Utsmaniyah[1][2][3]
Pihak yang terlibat
Flag of the Ottoman Sultanate (1299-1453).svg Kesultanan Utsmaniyah Grb Lazarevic.jpg Serbia
Kerajaan Bosnia
StemaeFamiljesKastrioti2.GIF Albania [4][5]
Bulgaria[6], Wallasia[6], Bohemia[6], Hongaria[7] dan Polandia[7]
Komandan
Murad I - ,
Bayezid I,
Yakub -
Lazar Hrebeljanovic - ,
Vuk Brankovic,
Vlatko Vukovic
Kekuatan
~ 27.000-40.000 ~ 12.000-30.000
Korban
Sultan Murad I dibunuh Milos Obilic. Banyak bangsawan Serbia yang tewas dalam pertempuran.


Pertempuran Kosovo adalah pertempuran yang terjadi tahun 1389 antara Kekaisaran Serbia dan sekutunya melawan Kesultanan Utsmaniyah di Kosovo, sekitar 5 kilometer sebelah barat laut dari Pristina.[8] Terdapat sedikit catatan sejarah yang akurat mengenai pertempuran ini.
Pertempuran ini dimenangkan oleh Kesultanan Utsmaniyah, dengan akibat sebagai berikut:
  • Menyebarnya Islam di wilayah Balkan, dan banyaknya para pemimpin mereka yang masuk Islam atas kesadaran mereka sendiri.
  • Memaksa beberapa negara Eropa untuk mengeruk cinta pemerintahan Utsmani. Sehingga sebagian diantara mereka siap menyatakan diri untuk membayar upeti pada pemerintahan Utsmani. Sedangkan sebagian yang lain menyatakan dengan terang-terangan loyalitas mereka pada pemerintahan Utsmani karena takut pada kekuatannya.
  • Meluasnya kekuasaan Utsmani pada penguasa Hongaria, Rumania, dan wilayah-wilayah yang bertetangga dengan Laut Adriatik hingga pengaruh mereka sampai ke Albania.


Referensi

  1. ^ Dupuy, Trevor, The Harper's Encyclopedia of Military History, (HarperCollins Publishers, 1993),422.
  2. ^ Laffin, John, Brassey's Dictionary of Battles,(Brassey's Ltd:London,1995),229.
  3. ^ Bruce, George, Harbottle's Dictionary of Battles, (Van Nostrand Reinhold Co.:New York, 1981),134.
  4. ^ Miranda Vickers. Between Serb and Albanian: A History of Kosovo. New York: Columbia University Press, 1998. ISBN 0-231-11382-X; ISBN 0-231-11383-8.
  5. ^ Final report of the United Nations Commission of Experts
  6. ^ a b c Ангелов, Д., Чолпанов, Б. Българска военна история през Средновековието (X-XV век), Издателство на БАН, София 1994, стр. 235
  7. ^ a b Military history of Hungary (Magyarország hadtörténete), Ed.: Ervin Liptai, Zrínyi Military Publisher, 1985 Budapest ISBN 963-05-0929-6
  8. ^ http://www.rferl.org/featuresarticle/2007/06/56679477-132f-4def-bcd6-6705a7279e80.html

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 PEJUANG ISLAM.