Jumat, 31 Januari 2014

Filled Under:

Prasasti Kerajaan Dharmasraya 1

Prasasti Batusangkar

Prasasti Batusangkar merupakan sebuah prasasti zaman Adityawarman, yang sekarang terletak pada kawasan Fort Van der Capellen, di depan rumah dinas bupati kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Indonesia.
Prasasti ini sebelumnya ditemukan di kawasan Bukit Gombak, nagari Baringin.
Dalam prasasti ini menyebutkan bahwa Ananggawarman sebagai putra mahkota[1], kemudian menggantikan posisi Adityawarman dalam suatu upacara hewjra, dan Adityawarman diibaratkan telah menuju kepada tingkat ksetrajna.

Rujukan

1. ^ Reichle, N., (2007). Violence and serenity: late Buddhist sculpture from Indonesia. University of Hawaii Press. ISBN 0-8248-2924-7.
Sumber

Prasasti Kuburajo

Prasasti Kuburajo (juga disebut Prasasti Kuburajo I atau Prasasti Koeboer Radja) ditemukan di daerah Kuburajo 0,463309°LS 100,578461°BT, Limo Kaum, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat pada tahun 1877 dan didaftarkan oleh N.J. Krom dalam "Inventaris der Oudheden in de Padangsche Bovenlanden" (OV 1912:41). Prasasti ini ditulis dalam bahasa Sanskerta, yang terdiri atas 16 baris tulisan. Prasasti ini merupakan salah satu dari sekian banyak prasasti yang ditinggalkan oleh Adityawarman.

Penemuan

Sewaktu Kern pertama kali mempublikasikasikan penemuan prasasti ini pada tahun 1913 [1], maka Kern beranggapan bahwa prasasti itu berasal dari "Kubur Raja" sehingga disimpulkannya bahwa prasasti itu merupakan nisan (bahasa Belanda: grafsteen) Adityawarman. Kesalahan tersebut diperbaiki oleh F.D.K. Bosch dalam "Laporan Arkeologi 1930" hal. 150, yang membuat kesimpulan bahwa prasasti ini adalah prasasti di Kubu (bahasa Minangkabau, artinya benteng) Raja.[2]
Selain prasasti ini, di daerah ini masih terdapat lagi beberapa buah prasasti, di antaranya yang bergambar matahari atau teratai (lambang agama Buddha) yaitu Prasasti Kuburajo II.

Teks prasasti

Tulisan pada prasasti ini tidak terstruktur, dan banyak kejanggalan dalam tata bahasanya, teks terdiri dari kata-kata tunggal dan majemuk tanpa struktur kalimat yang lengkap. Mengenai arti dari kata-kata yang terpahat adalah berisi tentang syair pujian dari Adityawarman untuk menjelaskan kedudukan dan keutamaannya.

Berikut ini teks pada prasasti tersebut (artikel H. Kern belakangan ini diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Kozok & Van Reijn) [3]
  1. Oṃ māṃla virāgara —
  2. Ādvayavarmma
  3. mputra Kaṇaka
  4. medinīndra — ǀ o ǀ
  5. śukṛtā ā vila
  6. bdhakusalaprasa —
  7. ǁ dhru ǁ maitrī karu
  8. ṇā ā mudīta u
  9. pekṣā ā ǁ yācakka
  10. jaṇakalpatarurupa
  11. mmadāna ǁ ā ǁ Ādi
  12. tyavarmma mbhūpa kulisa
  13. dharavaṅśa ǀ o ǀ pra
  14. tīkṣa avatāra
  15. śrīlokeśvara
  16. deva ǁ mai —

Penafsiran teks prasasti

Prasasti Kuburajo ini dapat ditafsirkan sebagai berikut (alih bahasa perkiraan):
  • Oṃ māṃla
  • virāga[ra]
  • Ādvayavarmma [m]putra Kaṇakamedinī[ndra] (kanakamedini)
  • śukṛtā[ā] vilabdha kusala(m) prasa(vati)
  • dhru(vati) maitrī karuṇā[ā] mudīta upekṣā[ā]
  • yāca[k]kajaṇa kalpataru[r] upa[m]madāna
  • Ādityavarmma mbhūpa kulisa dharavaṅśa
  • pratīkṣa avatāra śrī lokeśvara
  • deva mai(trī)
(Sapaan dalam agama Budha)
Dengan ikhlas
Putra Adwayawarman, penguasa bumi emas Dia yang telah menerima hasil dari jasanya
Yang teguh dan penuh dengan belas kasih, yang sabar dan menenangkan
Yang murah hati bagaikan kalpataru yang memenuhi semua keinginan
Adityawarman raja dari keluarga Indra
Reinkarnasi dari Sri Lokeswara
Dewa yang penuh cinta kasih
Catatan
  • [ ] kata-kata penghalus
  • ( ) tambahan

Warisan sejarah

Sebagai bagian dari warisan sejarah Indonesia, saat ini kondisi dari beberapa prasasti atau batu bersurat yang terdapat di kawasan Kuburajo ini, hampir tidak terawat atau tidak diurus dengan baik, bahkan pada prasasti ada yang dicoret oleh oknum yang tidak bertanggungjawab serta sampah yang berserakan di sekitar prasasti tersebut.

Referensi

  1. ^ Kern, H., (1913), Grafsteenopschrift van Koeboer Radja, Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde van Nederlands-Indië 67, 401-404.
  2. ^ Bosch, F.D.K. (1930) “Verslag van een reis door Sumatra.” Oudheidkundige Verslag hal. 133-57.
  3. ^ Kozok, Uli, & Eric van Reijn. (2010) “Adityawarman: Three Incriptions of the Sumatran King of All Supreme Kings.” Indonesia and the Malay World 38, hal. 135-158.
 Sumber

Prasasti Bukit Gombak

 Prasasti Bukit Gombak merupakan salah satu dari beberapa prasasti yang ada pada zaman Adityawarman. Prasasti ini dinamakan sesuai dengan nama tempat ditemukannya prasasti ini, yaitu di daerah Bukit Gombak yang sekarang termasuk dalam kawasan Kabupaten Tanah Datar), Sumatera Barat. Beberapa prasasti lainnya yang ditemukan di daeraqh ini sampai sekarang belum diterjemahkan.

Isi prasasti

Prasasti ini terdiri dari 21 baris tulisan, fokus utama dari prasasti ini adalah menjelaskan tentang status kedudukan Adityawaraman serta menyebutkan asal usul dari Adityawarman yaitu putra dari Adwayadwaja. Pada prasasti ini terdapat penanggalan pada 1278 Çaka atau 1357 serta ditulis oleh seorang Acarya (pendeta guru). Prasasti ini juga memiliki tinggi mencapai 2 meter lebih.

Teks prasasti

Berikut ini teks dari manuskrip yang dipahatkan tersebut[1]:
  1. swasyamtu prabhu adwayadwaya mputra adityawarman crya wangÇaÇari ammarayya
  2. wangsapati aradhita maitritwan karuna mupakÇa mudita satwopa
  3. karaguna yatwan raja sudharmmaraja krtawat lekhesi (t) tisthahati ॥O॥
  4. Çri kamaraja adhimukti sadas (trakintha) (t) amyabhisekasutathagata bajta (w) sys.s
  5. (g)ajna pancasadabhijna suparnna (gatra) adityawarnepate adhirajah ॥O॥ sawast॥
  6. Çrimat cri adityawarma prataparakrama rajendramaulimaniwarmmadewa marahadi
  7. raja sakolakajanapriva dharmarajakutilaka saranagataba jrapanjara ekanggrawira.du
  8. sta(ri) garahacrista paripalaka saptanggaraja sayada mangundharana patapustaka pratimalaya yam ta
  9. L(I) ah jirna pada sapta swarnabhumi diparbwat bhihara nanawiddhaprakara
  10. nan pancamaha Çabda jalanda harbwat maniyammakraya diparnnamasya di sanmuka
  11. k brahmana (w) aryyapaddyayatyada kapodra watyada mulisamun tyada rebut rentak
  12. sakala pya sampurna sakyanyam masina diwisak dadatu ya datra panyambarum yam ha
Prasasti Bukit Gombak, keadaan pada bulan Juli 2007.

Rujukan

1.^ Djafar, H., (1992). Prasasti-Prasasti Masa Kerajaan Melayu Kuno dan Permasalahannya. Jambi: Pemerintah Daerah Tingkat I Jambi bekerjasama dengan Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jambi.




Sumber

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 PEJUANG ISLAM.