Di dalam seri artikel ini, saya akan mengungkapkan sejarah dan nubuatan tentang daerah yang memikat perhatian dunia dan yang merupakan daerah inti lahirnya tiga agama yang sangat berpengaruh di dunia masa kini: Yahudi, Kristen dan Islam.
Tidak ada tempat lain di dunia yang penuh misteri, rahasia dan bahaya seperti Israel. Bangsa itu adalah bangsa “sulung” dalam rencana Allah dari antara segala bangsa, “Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung,” (Keluaran 4:22).Israel juga merupakan “thermometer” atau pengukur suhu apa yang sedang terjadi di dunia, dan secara khusus, tentang nubuatan-nubuatan akhir zaman.
Presiden Iran, Ahmadinejad, sudah mengancam Israel dan mengatakan Israel adalah kanker di Timur Tengah yang harus disingkirkan. Untuk itu, Iran sedang mengejar pembuatan bom nuklir. Apakah Israel akan mengizinkan Iran mendapat bom nuklir ataukah dalam waktu dekat Israel akan meyerang Iran dan membom semua instalasi nuklirnya?
Apa akan ada perang lagi di Timur Tengah dalam waktu singkat? Hizbullah di Lebanon mengatakan bahwa mereka memiliki 30.000 rudal siap diluncurkan ke setiap kota Israel kalau Israel menyerang Iran. Hamas dan Israel tetap berperang di Gaza dan di Tepi Barat. Tiap hari ada rudal dari Gaza diluncurkan ke arah kota-kota di bagian selatan Israel. Al Qaeda sedang mengancam untuk melibatkan diri. Turki, Rusia, Cina, Mesir, dll juga sedang mengancam Israel. Apa artinya? Apa latar belakangnya? Apa nanti kesudahannya? Untuk memahami hal-hal yang sangat mempengaruhi kedamaian dunia dan meningkatnya terorisme masa kini, kita harus kembali dalam sejarah untuk memahami akar masalah yang kini buahnya sedang kita makan.
Kalau kita tidak belajar dari sejarah maka kita akan mengulangi kesalahan dan tragedi sejarah. Dalam seri artikel ini kita akan menyelidiki sejarah daerah Palestina dari zaman purba sampai masa kini. Kita akan menyelidiki sejarah kependudukan Palestina, konflik-konflik, penjajahan bahkan sampai nubuatan Firman Tuhan tentang masa depan Timur Tengah supaya kita dapat lebih memahami apa yang ada di belakang semua konflik masa kini.
Apakah bangsa Israel Penduduk Asli Wilayah Palestina? Pertanyaan pertama yang kita perlu jawab adalah siapa mempunyai hak milik atas Palestina dan siapa penduduk asli di wilayah Palestina atau Israel? Apakah itu orang Israel? Sama sekali tidak! Apakah orang Palestina? Juga tidak!
Kalau begitu siapakah penduduk asli wilayah yang sekarang disebut Palestina dan Israel? Dalam catatan sejarah sekitar 2000 sM di zaman Abraham, yang diklaim oleh Yahudi, Kristen dan Islam sebagai bapa rohaninya, ada 10 suku yang mengembara di wilayah Palestina, yaitu Keni, Kenas, Kadmon, Kanaan, Feris, Het, Refaim, Amori, Girgasi dan Yebus (Kej. 15:19-21). Sepuluh suku itu bukanlah orang Palestina atau pun orang Israel masa kini.
Bangsa Israel baru masuk dan menduduki wilayah Palestina pada tahun 1460 sM waktu Yosua memimpin Israel untuk menduduki dan menguasai Kanaan atau wilayah Palestina lalu Israel berjaya di Palestina setelah Tuhan menghalau 7 suku, yaitu, Het, Girgasi, Amori, Kanaan, Feris, Hewi dan Yebus (Ulangan 7:1). Yerusalem hanya menjadi Ibu Kota Israel dalam Kerajaan Daud sekitar tahun 1000 sM setelah Raja Daud mengalahkan suku Yebus (2Samuel 5:6-10).
Sejak saat itu, ada banyak kerajaan yang masuk dan menjajah daerah tersebut sebelum mereka pun diganti oleh penguasa lainnya. Sejarahnya sbb:
- 1500 sM Musa memimpin Israel keluar dari perhambaan Mesir
- 1460 sM Israel menguasai Kanaan
- 1000 sM Israel menguasai kota Yerusalem di zaman Daud
- 930 sM Israel pecah dua – bani Israel (10 suku); bani Yehuda (2 suku)
- 722 sM Bani Israel (10 suku) masuk pembuangan Asyur lalu lenyap
- 587 sM Bani Yehuda dijajah Kerajaan Babil & Media-Farsi
- 457 sM Bani Yehuda dimerdekakan oleh Koresy, Raja Farsi (Ezra 1)
- 457 sM Bani Yehuda menjadi identik dengan nama Israel
- 390 sM Israel dijajah Mesir dan tawanannya dibawa ke Mesir
- 332 sM Israel dijajah Kerajaan Yunani. Tawanannya di Iskandaria, Mesir.
- 63 sM Israel dijajah Kerajaan Roma
- 70 sM Israel dicerai-beraikan antara berbagai bangsa dan hanya sedikit orang yang lagi tinggal di wilayah Palestina.
- 321M Kaisar Roma, Konstantin, menjadi Kristen – masa Bizantium
- 638M Tentara Jihad mengalahkan Kerajaan Roma dan masa kekuasaan Bizantium berakhir dan zaman kekuasaan Islam mulai.
- 1099-1187 Perang Salib – perebutan Palestina. Tentara Jihad Islam mengalahkan laskar-laskar Perang Salib dari Eropa.
- 1187-1250 Zaman Islam dalam Khalifah Ayyoubite
- 1250-1516 Zaman Islam dalam Khalifah Mameluke
- 1516-1917 Zaman Islam dalam Khalifah Ottoman
- 1918-1945 Zaman Inggris-Perancis berkuasa di Palestina
- 1946 Wilayah Palestina dan Trans-Yordan dibagikan untuk membentuk negara Yordan sebagai negara Arab Palestina yang diakui PBB.
- 1948 Israel juga diakui resmi oleh PBB sebagai negara Yahudi Palestina.
Palestina di sepanjang sejarah tidak pernah merupakan nama bangsa atau Negara. Palestina adalah daerah geografis saja untuk menunjuk suatu wilayah di Timur Tengah.
Kata “Palestina” berasal dari Bahasa Ibrani, “peleshet” yang berarti “Orang Laut”. Yang disebut orang Filistia atau Filistin adalah para migran yang berasal dari Mesir, Turki dan Yunani yang pindah ke daerah pesisir Israel dan tinggal di sana. Antara kota yang didirikannya adalah Gaza, Askalon, Ashdod, Ekron dan Gat. Dari zaman Herodotus, orang Yunani menyebut pantai timur Laut Tengah sebagai “Siria Palestina”. Orang Filistin disebut sebagai keturunan Kasluhim, anak Mesir dalam Kejadian 10:14 dan Keluaran 13:17. Orang Filistin terkenal sebagai bangsa yang melaut dan merupakan suku non-Semitik, non-Arab dan non-Ibrani, tidak berbahasa Arab dan tidak pernah berhubungan sama sekali dengan suku atau kebudayaan Arab.
Jadi, siapakah berhak atas wilayah Palestina-Israel?
Semua sumber catatan sejarah, baik di Alkitab maupun di Al Qur’an, menyatakan bahwa tanah Palestina adalah Negeri Perjanjian yang telah diberikan Allah kepada bangsa Israel.
Surah Al Maidah 5:20-21, Keseganan Bangsa Yahudi mentaati perintah Nabi Musa a.s. memasuki Palestina dan akibatnya: “Dan ingatlah, ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika Dia mengangkat nabi-nabi di antaramu dan menjadikan kamu bangsa yang merdeka. Dan diberikan-Nya kepadamu apa-apa yang belum pernah diberikan kepada seorangpun di antara umat yang lain. Hai kaumku, masuklah ke tanah suci Palestina yang telah ditentukan Allah bagimu.”
Keluaran 6:7, Perjanjian Allah kepada Musa agar Israel masuk Palestina sebagai milik Israel: “Aku akan membawa kamu ke negeri yang dengan sumpah telah Kujanjikan memberikannya kepada Abraham, Ishak dan Yakub, dan Aku akan memberikannya kepadamu untuk menjadi milikmu; Akulah Tuhan.”
Apa orang-orang Arab masa kini berhak memiliki Palestina?
Tokoh-tokoh Arab sejak dulu telah mengakui bahwa tidak pernah ada bangsa Palestina, suku Palestina, bahasa Palestina atau negara Palestina. Konsep itu adalah ciptaan modern untuk melawan Israel.
Pada tahun 1937, pemimpin Arab, Auni Bey Abdul Hadi, telah memberitahu Komisi Peel di Inggris: “Tidak ada bangsa yang disebut Palestina. Palestina adalah istilah ciptaan kaum Zionis. Kata Palestina adalah asing buat kami.”
Tahun 1946, Profesor Arab sejarah Timur Tengah di Universitas Princeton, Philip Hitti, menyampaikan kepada Komisi Investigasi Palestina Anglo-Amerika: “Adalah pengetahuan umum, bahwa tidak pernah ada bangsa yang disebut Palestina dalam sejarah.”
Pada 31 Maret, 1977, Zahir Muhseinwas, Anggota Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dikutip dalam koran Belanda sbb:
“Tidak ada rakyat Palestina. Ciptaan negara Palestina hanyalah sarana untuk melanjutkan perjuangan kami melawan negara Israel demi persatuan Arab. Sesungguhnya hari ini tidak ada perbedaan antara orang Yordan, Palestina, Suria dan Lebanon. Hanya untuk alasan politik dan demi taktik kami membicarakan eksistensi rakyat Palestina, karena kepentingan bangsa-bangsa Arab menuntut agar kami menciptakan eksistensi “rakyat Palestina” agar melawan Zionisme. Demi alasan taktik saja, Yordan, yang adalah negara berdaulat dengan perbatasan yang sudah jelas, tak dapat menuntut klaimnya atas Haifa dan Jaffa, sedangkan sebagai seorang Palestina, tak diragukan bahwa saya dapat menuntut Haifa, Jaffa, Beer-Sheva dan Yerusalem. Namun, pada saat kami memperoleh kembali hak kami atas seluruh wilayah Palestina, kami tidak akan menunggu satu menit untuk mempersatukan Palestina dan Yordan.”
Walid Shoebat, seorang mantan aktifis PLO telah mengaku, “Bagaimana bisa jadi bahwa pada tanggal 4 Juni 1967, saya adalah seorang Yordan lalu dalam semalam saja saya menjadi seorang Palestina? Kami tidak keberatan dengan pemerintahan Yordan. Pengajaran penghancuran Israel adalah bagian inti kurikulumnya, namun kami telah menganggap diri orang Yordan sampai orang Yahudi kembali menguasai Yerusalem. Lalu tiba-tiba kami mulai disebut orang Palestina – mereka mencabut bintang dari bendera Yordan lalu dalam sekejap mata kami sudah memiliki bendera Palestina.”
Jelaslah bahwa di dalam sejarah bangsa Israel, wilayah Palestina telah menjadi wilayah tanah airnya mulai tahun 1460 sM sampai 70M ketika mayoritas mereka dibawa sebagai tawanan ke Eropa dan ke seluruh dunia. Sejak tahun 70M sampai masa kini Palestina tidak pernah kosong dari orang-orang Yahudi, hanya mereka menjadi minoritas. Hanya sekarang dengan pemulangan banyak orang Yahudi, mereka menjadi masyarakat mayoritas di tanah airnya. Kini di Israel ada 6 juta orang Israel dan 1 juta orang Arab.
Sumber
Allah Berkuasa di Wilayah Palestina-Israel – Daniel 2
Sejarah Wilayah Palestina-Israel ada di tangan Allah.
Sejak Allah berfirman kepada Musa dalam Keluaran 6:7, Palestina dinyatakan sebagai milik Allah sendiri yang diserahkan-Nya kepada bangsa Israel. Bahwa tanah itu diserahkan Allah kepada Israel secara sah diteguhkan dalam Al-Qur’an, Surah Al Maidah 5:20-21.
Namun, Israel ternyata adalah bangsa yang keras kepala, pemberontak dan pelanggar hukum Allah di sepanjang sejarah, sehingga mereka seringkali dimurkai oleh Tuhan karena dosa-dosanya.
Setelah masa jaya Israel dalam pemerintahan Saul, Daud dan Solomo, terjadilah perpecahan sehingga muncul dua kerajaan di Israel sekitar tahun 922sM. Sepuluh suku di bagian utara Israel yang disebut Bani Israel, berpisah dari dua suku di bagian selatan Israel yang disebut Bani Yehuda. Perpecahan ini membuat dilema bagi Bani Israel karena pusat ibadah dan Bait Suci ada di Yerusalem di daerah Bani Yehuda. Oleh sebab itu, Bani Israel membuat pusat ibadah baru di Dan di bagian utara.
Penolakan Bani Israel atas perintah-perintah Allah mengakibatkan mereka harus diserahkan oleh Allah ke dalam tangan Kerajaan Asyur sekitar tahun 722 sM. Hal ini mengakibatkan Bani Israel lenyap terhilang sampai sekarang sebagai kerajaan yang terpisah sesuai dengan nubuatan-nubatan Firman Tuhan. Namun mereka tetap akan dipulihkan kembali dalam Kerajaan ”Daud” atau Bani Yehuda (Yehz 37; Amos 9). Bani Yehuda tidak kehilangan identitasnya sebagai ”Israel” dan hanya masuk ke dalam pembuangan di Babel selama 70 tahun dari zaman Raja Nebukadnezar sampai zaman Raja Koresh.
Nubuatan Daniel (Daniel 2) menyatakan bahwa akan ada lima kerajaan yang berkuasa dan mempengaruhi sejarah Timur Tengah, yaitu Kerajaan Babel, Kerajaan Medi-Farsi (Media - Persia), Kerajaan Yunani, Kerajaan Roma dan Kerajaan Allah, “Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain: kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya,” (Daniel 2:44).
Persis seperti dinubuatkan oleh Daniel, Yesaya, Yehezkiel dan Yeremia, Allah yang mengangkat dan menurunkan bangsa-bangsa dan raja-raja, menguasai sejarah dan melakukan penghukuman-Nya. Ia mempersiapkan wilayah Palestina-Israel ini untuk peristiwa yang terajaib dalam sejarah, yaitu lahirnya Mesias, yang akan mengubah sejarah dunia.
Maka jelaslah, bahwa wilayah Palestina-Israel adalah tanah milik Allah dan Dia berhak memberikannya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Mengapakah Israel tidak pernah diizinkan untuk hidup dengan tenang dan damai di wilayah itu sepanjang sejarah? Apakah Tuhan mencabut hak-Nya yang sudah diberikan-Nya ke Israel? Kita harus bertanya lagi: Siapakah yang sebenarnya berhak atas wilayah itu? Siapakah yang berkuasa untuk menentukan sejarah dan apa Kerajaan Allah yang dikatakan “kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain: kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya”?
Pemahaman akan hal-hal ini bisa mengubah dan membentuk pandangan kita tentang Timur Tengah dan berbagai nubuatan Firman Tuhan tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di wilayah itu di akhir zaman. Bulan depan kita akan menyelidikinya lebih dalam lagi.
Sumber
Palestina di Zaman Romawi - Zaman Roma-Byzantin (63 sM-638M)
Selama hampir tujuh abad antara 63 sM dan 638 M, wilayah Palestina terjepit di antara dua kerajaan besar yaitu antara Kerajaan Farsi dan Kerajaan Roma/Byzantin. Menurut ahli sejarah Timur Tengah, Bernard Lewis, persaingan antara Farsi dan Roma-Bizantin, menjadi hal utama dalam percaturan politik di kawasan tersebut sampai kebangkitan Khilafah Islam, yang menghancurkan Kerajaan Farsi dan melemahkan Kerajaan Roma-Bizantin, sehingga mereka terpukul mundur dari Timur Tengah.
Roma Berkuasa
Pada tahun 63 sM, tentara Roma yang dipimpin oleh Jenderal Pompey telah memasuki dan menguasai wilayah Palestina, sehingga Kaisar Julius yang berkuasa dari Roma ke Palestina bahkan di Mesir. Kuasa Kerajaan Roma telah meluas dan bertambah sehingga pada tahun 37 sM Herodes Agung diangkat menjadi raja jajahan Roma itu. Raja Herodes telah memerintah atas seluruh Palestina dari tahun 37 sM sampai tahun kelahiran Yesus, 4 sM.
Dalam pemerintahan Romawi, Yerusalem bertambah besar ke arah utara. Proyek pembangunannya termasuk Tembok Kedua, Bait Suci Herodes, Benteng Antonia dan Menara Daud. Juga didirikan istana-istana dan gedung umum seperti pasar, toko dan teater. Walaupun Tanah Palestina dikuasai oleh Kerajaan Roma, Bait Suci dibangun kembali lebih besar dan lebih megah daripada Bait Suci di zaman Salomo.
Setelah Israel mengalami masa perhambaan Asyur, Babel, Mesir, Media-Farsi dan Yunani, kini giliran Roma menjajah wilayah Israel-Palestina dan ternyata ini menjadi masa pahit bagi Israel yang tidak lama kemudian mengalami penghancuran dan penyingkiran ke berbagai bangsa lain.
Yesus dan Kerajaan Allah
Pada zaman Kerajaan Roma inilah Yesus lahir. Yesus telah hidup di wilayah Israel-Palestina dari tahun 4 sM sampai tahun 30 M. Dia lahir pada waktu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah sensus yaitu pendaftaran semua orang di seluruh dunia. Ini terjadi juga pada waktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Luk 2:1-2.
Mendahului pelayanan Yesus, Yohanes Pembaptis telah mulai memberitakan Kerajaan Allah pada tahun ke-15 Kaisar Tiberius. Pada waktu itu Pontius Pilatus menjadi wali negeri Yudea, dan Herodes Antipas menjadi raja wilayah Galilea, Luk 3:1. Pontius Pilatus yang kemudian memimpin pengadilan terhadap Yesus dan memerintahkan agar Dia disalibkan (Mark 15:1-15; Mat 27:2, 11-26; Luk 23:1-25; Yoh 18:28--19:31; Kis 3:13; 4:27; 13:28; 1Tim 6:13).
Sebelum Yesus disalibkan ada pemberontak-pemberontak Yahudi yang melawan pemerintahan Roma. Ada yang mengklaim diri ”Mesias”. Jadi waktu Yesus disebut ”Mesias” juga Dia hanya dianggap sebagai salah satu pemberontak seperti yang lain sebelumnya dan agar menjamin kedaulatannya, penguasa Romawi memutuskan untuk menghukum mati Yesus. Para imam, ahli Taurat, Farisi dan Saduki mengemukakan bahwa Yesus telah mengklaim dirinya ”Raja” dan dengan demikian Dia adalah musuh Roma. Maka Yesus disalibkan sebagai seorang penjahat dan pemberontak terhadap otoritas Roma.
Penghancuran Bait Suci dan Kota Yerusalem
Ketidaksenangan Israel dengan Kerajaan Roma makin lama makin nyata sehingga hukuman Roma makin keras dan orang Yahudi makin ditindas. Akhirnya pemberontakan orang Yahudi, yang dipimpin kaum Zelot, terjadi pada tahun 66 M dan mereka mengusir penguasa Roma dan memerintah di Yerusalem sampai tanggal 9 bulan Av pada tahun 70 M.
Demi menyelamatkan bangsa Israel, umat Yahudi telah mempersembahkan ratusan ribu hewan sebagai korban kepada Tuhan dengan mengharapkan keselamatan dari Allah tetapi perbuatan itu sia-sia:
- Karena Yesus telah menyatakan Bait Suci, yang dulu disebut ”Rumah Bapa-Ku”, Yoh 2:13-17, bukan lagi milik Allah tetapi telah menjadi milik Yahudi ”rumahmu” yang akan ditinggalkan sunyi senyap. Waktu Yesus keluar dari Bait Suci ternyata hadirat dan kemuliaan Allah pun keluar, Mat 23:37-24:1.
- Waktu Yesus disalibkan, tirai Bait Suci dirobek dari atas ke bawah. Bapa telah merobeknya untuk menunjukkan kepada semua orang bahwa hadirat dan kemuliaan Allah tidak ada di dalam gedung Bait Suci, Mat 27:51.
- Yesus bernubuat bahwa Bait Suci itu akan dihancurkan dan tidak akan tertinggal satu batu di atas yang lain. Ini akan mengekspos bahwa hadirat Allah tidak ada lagi di Bait Suci jasmani tetapi hadirat Allah sekarang ada di dalam Bait Suci rohani, Luk.21:5-6; 21:20-24;1Kor.3:16 ; Ibr.9:24 ;Why.11:19.
Menurut ahli Talmud, Bamidbar Rabah, orang Yahudi sampai masa kini, tetap percaya ada Hadirat Allah (Kemuliaan Shekinah) di sana di tempat Bait Suci, dan bahwa Tembok Barat itu tetap menjadi tempat paling kudus bagi para penyembah Yahudi di Yerusalem. Lebih dari sejuta orang Yahudi atau 25% populasi tewas dalam peperangan itu dan 10% dijadikan budak. 50% lari menjadi pengungsi di berbagai bangsa di Eropa dan di Timur Tengah dan hanya 10-15% tertinggal di wilayah Palestina.
Pada waktu penghancuran Yersalem itu umat Kristen telah luput dan terpelihara karena mereka telah mentaati nasihat dan nubuat Yesus tentang serangan dan pembinasaan yang akan terjadi atas Yerusalem dan telah mengungsi dari Yerusalem sebelum serangan akhir tentara Roma, Mat 24:15-20; Luk 21:20-24.
Masada
Pemberontakan Israel dilanjutkan sampai terjadi tragedi di sebuah bukit di bagian padang pasir Yudea dekat Laut Mati yang disebut Masada.
Menurut Flavius Josephus, ahli sejarah Roma di abad pertama, Masada dibangun sebagai benteng pertahanan oleh Raja Herodes Agung namun kaum Zelot Yahudi, yang dipimpin Eleazar ben Simon berhasil mengalahkan tentara Roma di Masada sehingga menguasainya dari tahun 68 M. Pada tahun 70 M, beberapa Zelot dan orang Yahudi lainnya yang telah lari dari penghancuran Yerusalem telah berkumpul di Masada.
Lalu pada tahun 72 M, Gubernor Yudea Romawi Lucius Flavius Silva menyerang Masada dan mengalahkannya pada tanggal 16 April tahun 73 M. Daripada ditangkap dan menjadi budak, semua orang Yahudi di Masada telah bunuh diri. Maka berakhir pulalah Negara Yahudi II dan mayoritas besar orang Yahudi menjadi diaspora yang dicerai-beraikan di antara bangsa-bangsa menggenapi berbagai nubuatan Firman Tuhan, Luk 21:24; Ul. 28:64-67; Im 26:21-42.
Kaisar Hadrian
Pada tahun 118 M, Hadrian menjadi Kaisar Roma dan dialah Kaisar yang pertama yang toleran kepada orang Yahudi. Dia memberi izin untuk orang Yahudi kembali ke Yerusalem dan membangun Bait Suci. Mereka membuat persiapan membangun kembali Bait Suci itu, namun Kaisar Hadrian tiba-tiba menarik izinnya dan menyuruh mereka membangun di tempat lain. Dia juga mulai mengusir orang Yahudi ke Afrika Utara.
Sesudah Kaisar Hadrian meninggalkan Yerusalem, pada tahun 132-135 M pemberontakan Bar-Kokhba terjadi. Pada waktu itu masih ada kira-kira 6 juta orang Yahudi yang tinggal di daerah Kekaisaran Roma tetapi hanya 40% yang masih tinggal di Israel. Orang Yahudi yang masih belum mengungsi dari Israel ini mulai memberontak. Selama pemberontakan, orang Yahudi merebut banyak tanah tetapi akhirnya mereka dikalahkan dalam perang Bethar.
Pemberontakan Bar-Kokhba
Di bawah kepemimpinan Shimon Bar-Kokhba, orang Yahudi telah merebut 50 benteng di Palestina dan 985 kota dan desa, termasuk Yerusalem, dari tangan Kerajaan Roma. Mereka mencetak uang logam dengan perkataan “Kemerdekaan bagi Israel” ditulis dalam bahasa Ibrani. Bar Kokhba berhasil mengusir Roma dari Yerusalem dan Israel dan mendirikan negara Yahudi tetapi hanya untuk waktu yang sangat singkat saja. Kemudian datang tentara Roma besar dari Mesir, Inggris, Siria dan lain tempat. Dengan demikian orang Yahudi dikalahkan dan diusir. Sejarahwan Romawi, Dio Cassius, berkata bahwa 580,000 orang Yahudi dibunuh dalam perang itu dan banyak orang lain mati karena kelaparan, penyakit dan api.
Sesudah perang Bethar, orang Yahudi sudah kehilangan kemerdekaan. Banyak dijual sebagai budak dan dibawa ke Mesir. Kota dan desa Yudea tidak dibangun kembali. Nama Yerusalem menjadi Aelia Capitolina dan orang Yahudi dilarang tinggal di situ. Mereka hanya diizinkan masuk Yerusalem sekali setahun pada tanggal 9 bulan Av untuk meratapi kekalahannya. Nama Yudea diubah oleh Kaisar Hadrian menjadi Siria Palestina. Hadrian melarang pelajaran Taurat, Sabat, sunat, pengadilan Yahudi, pertemuan di Rumah Senahyang dan ibadah lain. Beberapa orang menjadi syahid termasuk Rabbi Akiva dan Asara Harugei Malchut (sepuluh orang yang mati syahid). Zaman aniaya itu atas orang-orang Yahudi telah jalan terus sampai tahun 138 sM.
Bukan hanya orang Yahudi yang dilarang masuk Yerusalem. Yang beragama Kristen juga dilarang. Untuk pertama kali dalam 1000 tahun, sejak Raja Daud menguasai Yerusalem, kota Yerusalem kosong dari orang Yahudi.
Zaman Konstantin dan Bizantin
Pada tahun 324 M Konstantin menjadi pemimpin seluruh Kerajaan Roma. Karenanya Kekristenan mengalami perubahan besar. Daripada agama yang dianiaya, Kekristenan menjadi agama yang sah, bahkan agama Roma. Dampaknya besar di Yerusalem. Gereja-gereja mulai dibangun di tempat sakral di Yerusalem dan Israel dan banyak orang berziarah ke sana. Kota Yerusalem sendiri bertumbuh besar dan menjadi pusat Kekristenan. Ratu Helena membangun gereja-gereja besar di tempat penyaliban, penguburan dan kebangkitan Yesus. Yerusalem ditransformasikan menjadi kota Kristen yang besar dan menarik banyak pengunjung dari seluruh Kerajaan Roma.
Pada tahun 438 M Ratu Eudocia mengizinkan orang Yahudi kembali lagi ke Yerusalem. Eudocia membesarkan Yerusalem ke sebelah selatan. Dia juga bangun beberapa gereja, rumah sakit, rumah jompoh dan lain-lain.
Zaman Farsi dan Arab mulai menguasai Wilayah Palestina
Pada tahun 614 M Yerusalem dikuasai lagi oleh bangsa Farsi di bawah pimpin Chosroes. Ribuan penduduk dibunuh. Banyak gereja dihancurkan dan kerampasan dan pencurian terjadi. Yang disakralkan sebagai Salib Yesus dicuri tetapi pada tahun 628 M, Kaisar Heraclius mengembalikan pemerintahan Bizantium dan Salib pun dikembalikan ke tempatnya. Tetapi sepuluh tahun kemudian pada 638 M, Yerusalem diserang oleh tentara Arab yang dipimpin oleh Umar, Khalif Islam yang pertama, lalu wilayah Palestina-Israel berada di bawah pemerintahan Khilafah Islam.
Ternyata kedatangan Mesias dan Kerajaan Allah tidak membawa Israel berkuasa sebagai bangsa dan negara, dan walaupun di sepanjang zaman, sejak 1500 sM sampai zaman Khilafah Islam pada tahun 638 M, bahkan sampai sekarang, tak pernah wilayah Israel-Palestina kosong dari orang Yahudi.
Sepanjang zaman itu ada jutaan orang Yahudi yang tinggal di Timur Tengah (Mesir, Siria, Afrika Utara, Arab Saudi, Yaman dll) walaupun pada zaman Khilafah Islam jumlah orang Yahudi yang tinggal di wilayah Palestina telah turun sampai 100.000 orang namun wilayah itu kini sudah 3500 tahun tanpa putus berpenduduk orang-orang Israel.
Oleh : Dr. Jeff Hammond
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar