Perang Salib IV
Penaklukan Konstantinopel
Pada 1200 M, Paus Innosentius mulai meminta para penguasa Eropa untuk melancarkan Perang Salib Keempat, lagi-lagi sebagai upaya untuk merebut Yerusalem dari Ayyubiyah yang menguasainya. Sementara Salahuddin sudah meninggal pada 1193 M, dan pasukan salib merasa bahwa penerusnya lebih lemah sehingga akan mudah dikalahkan. Kali ini mereka melakukan sesuatu yang berbeda. Alih-alih menyerang dari utara, pasukan Eropa akan berlayar ke selatan menuju Mesir, kemudian dari sana mereka akan bergerak ke Yerusalem.
Untuk memperoleh cukup banyak kapal untuk mengangkut pasukan salib ke Mesir, dibutuhkan bantuan dari negara bahari yang kuat. Oleh karena itu pada 1022 M pasukan salib datang ke Venesia untuk menyewa kapal. Namun mereka tak memiliki cukup uang, sehingga Venesia menawarkan suatu kesepatan. Venesia mengizinkan pasukan salib membayar biaya sewa kapal seusai perang namun sebagai gantinya pasukan salib harus terlebih dahulu membantu Venesia merebut kembali kota Zara (di Hongaria modern), yang direbut oleh Hongaria beberapa tahun sebelumnya. Pasukan salib setuju utuk menyerang Zara meskipun Zara adalah kota Kristen. Sementara itu Paus tidak suka denga tindakan mereka sehingga ia pun memutuskan untuk mengucilkan pasukan salib yang melakukan penyerangan ke Zara.
Pasukan salib berhasil menaklukan Zara, dan hendak melanjutkan perjalanan ke Mesir dengan kapal. Akan tetapi Alexios Komnenos, yang baru saja digulingkan dari posisinya sebagai kaisar Bizantium, meminta pasukan salib untuk membantunya berkuasa lagi. Ia berjanji bahwa ia akan membayar mereka jika ia berhasil bertahta kembali. Akhirnya, alih-alih berperang ke Mesir, pasukan salib setuju untuk membantu Alexios. Pada 1203 M, dengan dibantu oleh Venesia, pasukan salib menyerbu Konstantinopel, ibukota Bizantium, dan mengangkat Alexios sebagai kaisar lagi. Namun Alexios tidak memiliki uang untuk membayar pasukan salib. Untuk memperoleh uang, ia pun menarik pajak tambahan dari rakyat sehingga ia menjadi dibenci oleh rakyat. Saking dibencinya, Alexios dan ayahnya akhirnya dibunuh, dan seorang kaisar baru, Alexios V, naik tahta.
Pada 1204 M pasukan salib dan Venesia kembali menyerang, dan kali ini menjarah Kostantinopel. Seluruh wilayah Bizantium diambil alih oleh Venesia. Pasukan salib tak pernah tiba di Yerusalem, dan tak pernah berperang melawan Ayyubiyah. Mereka menjarah uang dan harta benda di Konstantinopel, kemudian pulang. Paus pun akhirnya mengizinkan mereka kembali ke Gereja.
Sumber
========================================================================
Perang Salib V
Pasukan salib menyerang Damietta
Paus Honorius
Pada 1216 M, Paus Honorius III berhasil mendorong sejumlah orang Eropa untuk kembali melancarkan serangan ke Yerusalem agar bisa merebutnya dari Ayyubiyah. Kali ini, Paus yang akan memimpin pasukan salib alih-alih para raja Eropa. Friedrich II dari Kekaisaran Romawi Suci ingin ikut, namun Paus menolaknya. Paus menekankan bahwa perang salib ini untuk Paus, bukan untu raja. Beberapa pasukan Hongaria ikut serta.
Pasukan salib pergi ke selatan, mengikuti rencana awal Perang Salib Keempat. Pada 1218 M, pasukan salib bersekutu dengan sultan Seljuk Kay Kaus I, dan menyerang pelabuhan Damietta di Mesir. Mereka melakukan pengepungan yang lama, dan banyak orang di kedua pihak yang meninggal akibat penyakit. Pada 1219 M, pasukan salib berhasil merebut Damietta, namun kemudian malah saling bertikai memperebutkan kekuasaan di sana.
Pada 1221 M, pasukan salib bergerak ke Kairo dan berupaya merebut lebih banyak wilayah Mesir. Ayubiyyah memanfaatkan sungai nil untuk membanjiri jalan-jalan, membuat pasukan salib terperangkap. Agar dapat bebas, pasukan salib pun menyepakati perjanjian. Mereka menyerahkan kembali Damietta kepada Ayubiyyah kemudian kembali ke Eropa.
Sumber
========================================================================
Perang Salib VI
Friedrich dan Al-Kamil
Tak lama setelah gagalnya Perang Salib Kelima, Friedrich II, Kaisar Romawi Suci, memutuskan bahwa ia ingin ikut serta dalam Perang Salib, karena ia tak dapat ikut dalam perang salib sebelumnya.
Friedrich memimpin pasukannya ke Akre, di Suriah. Ketika itu Akre dikuasai oleh Mamluk. Akan tetapi, Friedrich menghadapi permasalahan. Di negara asalnya, terjadi sengketa politik antara kelompok Guelf dan Ghibellin. Sengketa ini terus mengikutinya bahkan hingga ke Akre
Friedrich kemudian memperleh tawaran dari Al-Kamil, saultan Ayyubiyah. Al-Kamil ingin menempatkan saudaranya sebagai penguasa Suriah sebagai pengganti Mamluk, dan ia membutuhkan bantuan dari pasukan Friedrich. Sebagai imbalannya, Al-Kamil akan menyerahkan Yerusalem, Nazareth, dan Bethlehem kepada Friedrich. Friedrich setuju dan akhirnya ia pun dinobatkan sebagai Raja Yerusalem pada 1229 M.
Akan tetapi, hanya beberapa bulan setelahnya, Friedrich harus kembali ke Jerman untuk menyelesaikan permasalahan di sana. Ia meninggalkan Yerusalem tanpa menempatkan pasukan untuk melindungi kota itu. Kesepakatan Friedrich berlangsung untuk sementara, namun Ayyubiyah lama-kelamaan menjadi lemah. Akhirnya pada 1244, Mamluk, yang mulai bangkit di Asia Barat, berhasil merebut Yerusalem.
Sumber
========================================================================
Perang Salib VII
Louis bersama pasukan salib
Perang Salib Ketujuh tidak dimulai oleh Paus, melainkan oleh Raja Louis IX dari Prancis, yang kelak dikenal atas ketaatannya kepada Tuhan. Setelah Mamluk merebut Yerusalem pada 1244 M, Louis mengumumkan perang salibnya (pada 1245 M). Louis mengumpulkan uang dari sedekah untuk gereja dan kemudian berlayar menuju Siprus pada1248 M (padausia 34 tahun).
Dari Siprus, Louis menyerang dan merebut pelabuhan Damietta di Mesir, yang pernah menyebabkan banyak permasalahan pada Perang Salib Kelima. Ayyubiyah kini amat lemah dan tak mampu menghentikan Louis. Memanfaatkan Damietta sebagai basis, Louis berusah menyerang Kairo, namun Mamluk tiba dan mengalahkannya. Louis ditawan, dan untuk menebusnya, Prancis harus membayar banyak emas serta menyerahkan kembali Damietta.
Louis dan pasukannya pergi ke Akre di Suriah. Di sana, ia bernegosiasi dengan Mongke, Khan Mongol, untuk meminta bantuan melawan Mamluk, namun Mongke tidak tertarik. Pada 1254 M, Louis, kini berusia 40 tahun, telah kehabisan uang. Selain itu, ibunya, Blanche dari Castile, telah meninggal. Blanche memerintah Prancis selama Louis pergi, dengan dengan meninggalnya Blanche, Louis harus pulang untuk mengurus negaranya.
Sumber
========================================================================
Perang Salib VIII
Kematian Louis ketika mengepung Tunis
Setelah ibunya meninggal, Louis IX dari Prancis harus menstabilkan negaranya. Setelah itu, Louis ingin melancarkan perang salib lagi. Perang Salib Ketujuh, yang dipimpin oleh Louis, berakhir dengan kegagalan pada 1254 M, sehingga pada 1270, ketika berusia 56 tahun, Louis mencoba kembali. Kali ini ia memulai dengan menyerang Tunis, untuk memperoleh basis di Afrika Utara. Akan tetapi, disentri menjangkiti perkemahan pasukannya, bahkan Louis sendiri meninggal akibat penyakit ini. Akhirnya pasukan salib pun mundur dan kembali ke Eropa.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar