Senin, 07 April 2014

Filled Under:
,

Perang Salib (Kronologi) 1

Pertempuran Ager Sanguinis

Perang Salib adalah serangkaian perang yang berlangsung di Asia kecil dan Levant antara 1095 dan 1291 M, yang mana bangsa-bangsa Eropa terlibat menggunakan propaganda perang ekspedisi keagamaan. Perang Salib Pertama diserukan oleh Paus Urbanus II dengan tujuan utama memulihkan akses kaum Nasrani menuju tempat-tempat suci di dan dekat Yerusalem. Latar belakang dari Perang Salib adalah Perang Arab-Bizantium selama berabad-abad dan kekalahan telak yang belum lama sebelumnya dialami pasukan Bizantium oleh Turk Seljuk di Manzikert pada 1071 M. Penakluk Norman, Robert Guiscard, yang menaklukan sejumlah wilayah Bizantium semakin menambah permasalahan Kekaisaran Bizantium. Dalam upaya mengatasi kedua bahaya ini, Kaisar Bizantium, Alexios I, berusaha menyatukan bangsa-bangsa Kristen melawan musuh bersama, meminta bantuan barat, dan pada gilirannya urbanus II menyeru para pemimpin barat untuk merebut kembali Tanah Suci.

Pasukan salib terdiri atas satuan militer Kristen dari seluruh Eropa Barat, dan tidak berada di bawah komando tunggal. Rangkaian utama Perang Slib, terutama melawan Muslim di Levant, terjadi antara 1095 dan 1291 M. Para sejarawan telah menunjukkan bahwa ada banyak perang salib yang sebelumnya telah dilancarkan. Setelah beberapa kesuksesan awal, rangkaian perang salib berikutnya gagal dan pasukan salib dikalahkan serta terpaksa pulang. Beberapa ratus ribu orang menjadi tentara salib dengan mengucapkan sumpah; kepausan memberi mereka indulgensi penuh. Lambang mereka adalah salib. Banyak tentara salib berasal dari Prancis dan menyebut diri sebagai "orang Franka," yang menjadi istilah umum di kalangan Muslim. Orang Eropa sejak lama menyebut penghuni Tanah Suci sebagai Sarasen, dan terus menggunakan istilah ini dalam artian buruk selama Perang Salib dan seringkali dalam buku-buku sejarah Eropa hingga abad ke-20.

Persaingan, baik di dalam kalangan Kristiani dan Muslim sendiri, berujung pada persekutuan antara faksi keagamaan melawan musuh mereka, misalnya persekutuan Kristen bersama Kesultanan Islam Rum pada Perang Salib Kelima.

Perang Salib memberikan pengaruh politik, ekonomi, dan sosial yang besar di Eropa barat. Konflik ini mengakibatkan melemahnya Kekaisaran Kristen Bizantium, yang beberapa abad kemudian ditaklukan oleh Turk Muslim. Reconquista, periode panjang peperangan di Spanyol dan Portugal (Iberia), di mana pasukan Kristen merebut kembali semenanjung di dari Muslim, amat berkaitan dengan Perang salib.
Sumber
========================================================================

Perang Salib I

Paus Urbanus menyeru umat Kristen Eropa di Clermont
Penaklukan Yerusalem

Setelah bangsa Norman menetap di Prancis dan menaklukan Inggris, baik Prancis dan Inggris, serta Kekaisaran Romawi Suci, lebih kuat dibanding pada masa Charlemagne. Para raja dan ratu mereka mulai berpikir, seperti yang dulu pernah terpikir oleh Charlemagne,untuk menaklukan seluruh Mediterania dan mendirikan kembali Kekaisaran Romawi kuno. Secara khusus, mereka ingin merebut Yerusalem, kota Yesus Kristus, dari tangan Fatimiyah Islam yang menguasainya.

Pada 1095 M Paus Urbanus berpidato di Clermont di Prancis selatan, di mana ia menyeru orang-orang untuk mengangkat senjata dan berperang untuk membebaskan Yerusalem dari kekuasaan Fatimiyah. Orang-orang begitu bersemangat, bahkan anak-anak dan orang tua juga ingin ikut pergi.

Saking bersemangatnya, beberapa kelompok berangkat ke Yerusalem sebelum kelompok utama diorganisir. Mereka meyakini bahwa Tuhan akan meruntuhkan tembok Yerusalem begitu mereka tiba di sana, jadi mereka tidak perlu bertempur atau membawa senjata. Beberapa dari mereka bahkan tak membawa uang sedikit pun. Sebagian besar kelompok kemudian mendapati bahwa berkelana dan bertempur itu lebih sulit dari dugaan mereka, dan sebagian besar di antara mereka akhirnya meninggal dalam perjalanan. Satu kelompok memutuskan bahwa terlalu sulit untuk pergi ke Yerusalem dan memerangi Fatimiyah, dan lebih memilih untuk berhenti di Jerman untuk memerangi Yahudi. Ribuan orang Yahudi dirampok dan dibunuh oleh pasukan salib ini, hanya karena mereka bukan orang Kristen.

Pada akhirnya pada musim gugur 1096, pasukan salib utama berangkat ke Yerusalem. Mereka menggunakan rute yang berbeda-beda, sebagian pergi lewat darat dan sebagian lewat laut, menuju Konstantinopel. Di sana Kaisar Alexio cukup terkejut melihat mereka dan tidak terlalu senang. Dia sempat takut pasukan itu akan menyerang kekaisarannya, tapi akhirnya ia mengirim mereka menuju Yerusalem.
Fatimiyah tidak terlalu waspada karena mereka mengira bahwa yang datang adalah pasukan kecil Romawi dari Konstantinopel yang hanya ingin bertempur sedikit di Suriah.

Pasukan salib tiba di Yerusalem pada Mei 1098. Mereka terkejut melihat betapa beradabnya kota itu, dengan adanya masjid Kubah Batu, pemandian air panas, dan kedokteran Islam yang maju.

Pasukan salib membuat banyak kesalahan dalam peperangan mereka. Namun Fatimiyah sedang bertempur juga melawan Seljuk, sehingga mereka tak mampu mempertahankan Yerusalem dengan baik. Pasukan salib berhasil merebut Yerusalem, serta beberapa kota penting lainnya di pesisir Mediterania. Mereka menetap di sana sebagai raja-raja Yerusalem, di negara baru mereka. Banyak orang Eropa yang pergi bolak-balik Eropa-Timur Tengah, mempelajari matematika dan pengobatan dari para ilmuwan Islam, serta membawa makanan baru, seperti gula, ke Eropa. Dengan demikian, Perang Salib Pertama merupakan suatu kesuksesan bagi orang Eropa, dan kemunduran bagi Fatimiyah.
Sumber
========================================================================

Perang Salib II

Pasukan salib mengepung Damaskus

Setelah Perang Salib Pertama pada 1096 M berhasil mendirikan kerajaan-kerajaan Kristen di sepanjang pesisir Israel dan Lebanon, para khalifah Fatimiyah yang dulunya menguasai daerah itu menjadi kesal. Pada 1144 M, seorang jenderal mamluk, Imaduddin Zangi, berhasil menyatukan cukup banyak tentara Turk dan Arab dalam pasukannya untuk kemudian menyerang kerajaan-kerajaan Kristen. Zangi tidak merebut Yerusalem, namun ia merebut kota Edessa di dekatnya di Suriah.

Di Eropa, orang-orang Kristen marah ketika mengetahui bahwa Edessa telah direbut oleh Turk. Paus lalu menyuruh Bernard dari Clairvaux (di Prancis) untuk menyerukan Perang Salib Kedua untuk mengalahkan Zangi. Raja muda Prancis, Louis VII, setuju untuk berangkat, bersama dengan ratunya, Eleanor dari Aquitaine. Begitu pula Conrad III dari Jerman, Kaisar Romawi Suci. Pada masa ini, Louis berusia 23 tahun, Eleanor 22 tahun, dan Conrad 51 tahun

Dari awal hingga akhir, perang ini mengalami banyak hambatan. Sebagian besar tentara Conrad terbunuh ketika berarak melalui Turki. Ketika Louis dan Conrad tiba di Yerusalem, mereka memutuskan untu menyerang Damaskus, sebagai pembalasan atas direbutnya Edessa. Akan tetapi, serangan mereka gagal dan pasukan salib pun harus pulang tanpa membawa kemenangan.
Sumber
========================================================================

Perang Salib III

Ketika jenderal Mamluk Imaduddin Zangi meninggal, ia digantikan oleh putranya Nuruddin, yang berhasil menaklukan Damaskus. Setelah Nururddin meninggal pada 1174 M, seorang jenderal Kurdi yang kuat bernama Salahuddin berkuasa. Salahuddin merebut Mesir dari Fatimiyah, dan ia bahkan cukup kuat untuk memulai peperangan dengan kerajaan-kerajaan Kristen di Israel dan Lebanon. Pada 1187 M, Salahuddin menaklukan Yerusalem.
 Salahuddin

Sekali lagi bangsa Eropa pun marah. Paus kembali menyeru para raja Eropa untuk bersatu dan memerangi Salahuddin. Akhirnya Richard Hati Singa, raja Inggris; Philippe Auguste, raja Prancis; dan Friedrich Barbarossa, raja Jerman sekaligus Kaisar Romawi Suci, bersama-sama memimpin pasukan menuju Yerusalem. Sementara di Prancis dan Inggris ditetapkan pajak khusus untuk menghasilkan uang demi membiayai perang.

Akan tetapi, Perang Salib Ketiga, seperti yang kedua, menemui banyak permasalahan. Friedrich meninggal dalam perjalanan ke Yerusalem. Ia tenggelam ketika sedang mandi di sebuah sungai. Akibatnya sebagian besar tentaranya memilih untuk pulang.

 Frederich Barbarossa

Richard dan Philippe melanjutkan perjalanan ke Yerusalem melalui laut. Richard berhasil menaklukan pulau Siprus dalam perjalanannya, namun ia merebutnya dari kerabat Kaisar Bizantium, sehingga sejak itu Bizantium memusuhi Richard. Pasukan Prancis dan Inggris kemudian melanjutkan perang dengan mengepung Akre, pelabuhan utama di kawasan tersebut. Setelah mengepung selama hampir dua tahun, mereka baru berhasil menaklukannya. Richard membunuh 2700 tawanan di Akre karena tebusan mereka tidak dibayar hingga batas waktu yang ia tetapkan.

Setelah menang di Akre, Philippe tak mau lagi melanjutkan perang. Ia memilih untuk pulang ke Prancis, di mana kemudian ia sibuk menyerang wilayah-wilayah milik Richard di Prancis. Dengan demikian hanya Richard dan pasukan Inggrisnya yang masih bertahan untuk melanjutkan perang. Dalam keadaan seperti itu, Richard tak mampu mengalahkan Salahuddin sehingga akhirnya pada 1192 M, ia dan Salahuddin menyepakati kesepakatan damai. Isi kesepakatan itu adalah bahwa peziarah Kristen diperbolehkan keluar-masuk Yerusalem secara bebas, dan Salauddin tidak menyerang sisa-sisa kerajaan Kristen selama bertahun-tahun tahun ke depan. Dengan disepakatinya perjanjian itu, Richard pun pulang ke Inggris.

Philippe Auguste

Namun ketika melintasi Jerman, Richard ditangkap oleh kaisar baru Jerman, Heinrich VI. Heinrich tak menyukai Richard karena Richard pernah berjanji akan membantu Raja Tancred dari Sisilia untuk melawan Heinrich. Heinrich memenjarakan Richard dan mengirim pesan kepada saudara Richard, John, yang isinya meminta tebusan untuk ditukarkan dengan Rihcard. Tebusan yang diminta Heinrich amat besar, bahkan pada akhirnya John harus membayar uang sejumlah tiga kali pendapatan tahunan Inggris. Untuk memeroleh uang tebusan, John menyuruh rakyat membayar pajak tambahan. Richard akhirnya berhasil pulang ke Inggris pada 1194 M.
Richard Hati Singa


Sumber

Bersambung

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 PEJUANG ISLAM.