Senin, 07 April 2014

Filled Under:

Kaum Yahudi & Kaum Arab di Palestina di Zaman Ottoman


Seri artikel ini membawa kita lebih dekat kepada generasi kita, maka semakin penting untuk kita mengetahui keadaan Palestina menjelang daerah itu menjadi rebutan dan pemicu berbagai perang yang telah menghantui dunia selama 100 tahun sampai sekarang. Salah satu pertanyaan kunci adalah apakah orang Israel berhak berada di Palestina? Menurut Presiden Iran, Ahmadinejad, Israel harus diusir sebagai penjajah yang tidak mempunyai hak sama sekali untuk mendiami Tanah Palestina. Apa benar Israel penjajah ataukah justru Israel-lah yang memiliki hak mutlak atas Palestina sebagai satu-satu suku penduduk negeri tersebut yang secara permanen, selama ribuan tahun menghuni dan mengolah tanah tersebut?

Bangsa Yahudi di Palestina selama 3500 tahun secara permanen
Fakta sejarah menunjukkan bahwa bangsa Israel, terutama ‘Kerajaan Yehuda’ adalah satu-satunya suku bangsa yang secara permanen telah mendiami tanah Palestina, tanpa putus, selama 3500 tahun sejak nabi Musa membawa Israel ke perbatasan Kanaan lalu Yosua dan Kaleb memimpin Israel masuk dan menguasai seluruh negeri itu.

Di dalam artikel-artikel sebelumnya kita sudah melihat banyak bukti eksistensi Israel di Palestina. Dalam artikel ini kita akan melihat pula berbagai bukti dari sejarah modern, yaitu dari zaman Ottoman sampai 90 tahun yang lalu bahwa mayoritas penduduk Palestina selama sejarah, selamanya orang Yahudi.
Ada banyak sumber Arab yang mengkonfirm fakta bahwa mayoritas penduduk Palestina selama zaman pemerintahan Arab adalah orang Yahudi. Biasanya fokus kita adalah pada Diaspora, yaitu orang-orang Yahudi yang tersebar di berbagai bangsa Timur Tengah dan Eropa sejak zaman pemerintahan Roma/ Bizantin.

Pada tahun 985 penulis Arab, Muqaddasi, telah mengeluh bahwa di Yerusalem mayoritas besar penduduk adalah Yahudi, lalu dia berkata bahwa "masjid sudah kosong, tidak ada yang bersolat...". Dalam kesaksian Ibn Khaldun, salah satu sejarahwan yang paling terkenal telah menulis pada tahun 1377:

"Kedaulatan Yahudi di Tanah Israel telah berlangsung lebih dari 1400 years... Itulah orang Yahudi yang menanam kebudayaan dan adat istiadat di perkemahan permanen".

Selanjutnya setelah 300 tahun pemerintahan Arab di Tanah Suci, Ibn Khaldun mengakui bahwa kebudayaan dan tradisi Yahudi tetap dominan. Itu adalah fakta sejarah bahwa sampai waktu itu sama sekali tidak ada bukti hadirnya kebudayaan atau perkampungan bahwa yang masa kini disebut “orang Palestina” sudah berakar di daerah Palestina. Ingatlah bahwa orang Palestina masa kini adalah campuran keturunan Arab dari berbagai bangsa Arab yang bersumber di Yaman.

Ahli sejarah Timur Tengah, James Parker menulis: "Selama abad pertama penjajahan Palestina oleh tentara Arab [670-740], kalif dan gubernor Suria dan Palestina memerintah atas penduduk yang hampir seluruhnya adalah Kristen dan Yahudi. Selain beberapa Bedouin (suku Arab yang suka mengembara) pada awal penjajahan itu, semua orang keturunan Arabs yang di sebelah barat sungai Yordan adalah benteng-benteng tentara".

Walaupun tentara Arab berkuasa di Palestina dari 640 sampai 1099, mereka tidak pernah menjadi penduduk mayoritas. Selama masa itu mayoritas penduduk adalah Kristen (suku bangsa Asyur dan Armenia) dan orang-orang Yahudi.

Selain dokumen-dokumen sejarah, kesaksian-kesaksian dalam penulisan para saksi mata dan pernyataan-pernyataan para sejarahwan Arab yang paling terkenal yang mendukung fakta orang Yahudi adalah penduduk utama dan mayoritas di Palestina, kita dapat baca juga dalam Al-Qur’an, Surah 17:104, bahwa penduduk Palestina adalah bangsa Yahudi dan Allah berkata kepada mereka: "Tinggal dengan aman di Tanah Perjanjian.”

Apa benar Israel hanya ‘kembali’ ke Palestina di masa modern?
Begitu sering waktu membahas kembalinya bangsa Yahudi ke Tanah Airnya ada anggapan umum bahwa mereka kembali setelah 2000 tahun tidak lagi berada di Palestina. Walaupun benar bahwa mayoritas bangsa Israel telah hidup dalam pengasingan, namun hal itu tidak benar untuk semuanya. Tidak benar untuk asumsikan bahwa seluruh bangsa Yahudi telah meninggalkan Palestina malah bangsa Yahudi hampir di sepanjang 2000 tahun itu tetap merupakan mayoritas penduduk lokal.

Pengasingan panjang yang dikenal sebagai Diaspora, adalah fakta yang dicatat secara luas dalam sejarah dan merupakan bukti bahwa bangsa Yahudi mempunyai hak milik sah atas Tanah Israel. Diaspora itu adalah akibat perjuangan bangsa Yahudi untuk dimerdekakan dari kuk perhambaan dan penjajahan Romawi. Kalau yang disebut "bangsa Palestina" masa kini benar-benar adalah penduduk historis Tanah Suci, mengapa bukan mereka yang berjuang melawan penjajah, bangsa Roma seperti dilakukan bangsa Yahudi? Kenapa tidak ada satu pemimpin ‘Palestina’ atau satu pasukan ‘Palestina’ yang disebut dalam semua catatan sejarah dalam perang kemerdekaan terhadap bangsa penjajah? Kenapa hanya perjuang Yahudi yang disebut sebagai pelawan penjajahan Romawi itu? Kenapa semua dokumen historis menyebut penduduk wilayah Palestina sebagai penduduk asli dan orang-orang Yunani, Romawi dan orang-orang lainnya sebagai orang asing dan tidak pernah menyebut adanya ‘bangsa Palestina’?

Setelah Perang Kemerdekaan Yahudi terakhir pada Abad Kedua Kaisar Roma, Hadrian, membumihanguskan kota Yerusalem pada tahun 135 dan mengubah namanya menjadi Ælia Capitolina, dan nama Yudæa menjadi Palæstina, dalam usahanya menghapuskan identitas Yahudi dari permukaan Bumi! Mayoritas Yahudi diusir dari Tanah Airnya oleh tentara Romawi, fakta sejarah yang memicu Diaspora.
Namun demikian, banyak kelompok kecil Yahudi telah berhasil bertahan di dalam provinsi Roma yang diberi nama ‘Palestine’, dan keturunan mereka telah tinggal tetap di Israel turun-temurun dan sedikit demi sedikit ada yang dari Diaspora itu yang kembali bergabung sampai Abad ke-19 pada waktu perintis-perintis Zionisme mulai membuat gerakan pemulangan massal yang telah mulai pada Abad ke-19 lalu menjadi banjir pada waktu Abad ke-20 untuk luput dari penganiayaan Hitler di Jerman dan Lenin dan Stalin di Russia.

Oleh sebab itu, klaim Yahudi sebagai pemilik Tanah Israel sungguh dibenarkan oleh beberapa fakta:
a. Janji Allah di dalam Alkitab bahwa Tanah itu diberikan kepada bangsa Israel.
b. Peneguhan dalam Al-Qur’an bahwa Tanah itu sah diduduki bangsa Israel.
c. Bukti-bukti sejarah bahwa satu-satunya kelompok etnis yang menduduki wilayah Palestina itu secara permanen di sepanjang 2000 tahun itu adalah kelompok etnis Yahudi.

Berabad-abad lamanya dan di bawah penjajah yang berbeda-beda orang Yahudi Palestina tidak tunduk kepada tekanan integrasi dan asimilasi dengan kaum penjajah tetapi telah mempertahankan identitasnya sendiri secara suku, agama, kebudayaan dan hubungannya dengan bangsanya sendiri yang tersebar di berbagai bangsa Timur Tengah lainnya. Arus aliran Yahudi Mizrachim (Oriental) dan Yahudi Sephardim (Mediterranean) ke Tanah Suci telah membantu populasi Yahudi bisa bertahan selama ribuan tahun itu. Kepenghunian wilayah Palestina oleh orang Yahudi telah mendahului kedatangan tentara Arab lebih dari 2000 tahun dan juga selama 600 tahun setelah awal Diaspora sebelum orang-orang Arab mulai menguasai pemerintahan wilayah itu.

Walaupun kota Yerusalem menjadi wilayah terlarang untuk orang-orang Yahudi beberapa kali (mis. penjajah Romawi melarang semua orang Yahudi dari kota Yerusalem), namun banyak telah tinggal di dalam desa-desa dekat Yerusalem bahkan di seluruh Tanah Suci. Komunitas Yahudi telah berkembang di Bukit Sion namun pada masa pemerintahan Roma dan Byzantin masyarakan Yahudi dianiaya dan dilarang memasuki wilayah Bukit Moriah di lokasi Bait Suci dulu berdiri. Pada waktu Sassanid Persia menguasai Yerusalem pada tahun 614 mereka menjadi sekutu orang-orang Yahudi lokal, tetapi lima tahun kemudian Yerusalem dikuasai kembali oleh pemerintah Byzantin, tetapi waktunya singkat saja sebab pada tahun 638 Yerusalem direbut oleh Kalif Omar. Itulah saat pertama dalam sejarah bahwa seorang pemimpin Arab pernah masuk kota Yerusalem, dan penduduknya pada waktu itu adalah non-Arab, yaitu orang Yahudi, orang Asyur, orang Armenia, orang Yunani dan masyarakat Kristen lainnya.

Setelah beberapa abad penjajahan dan penganiayaan di tangan Roma-Byzantine, masyarakat Yahudi telah menyambut baik kedatangan tentara Arab karena mereka telah mengharapkan bahwa keadaan mereka akan lebih baik di bawah p[emerintahan Arab. Jadi, sudah dicatat dalam sejarah Arab-Islam bahwa mereka menemukan mayoritas penduduk Yerusalem dan wilayay sekitarnya adalah orang-orang Yahudi. Ternyata orang-orang Palestina asli tidak lain daripada bangsa Yahudi! Penduduk kota-kota yang sekarang disebut Ramallah, Yerikho dan Gaza pada waktu itu sudah hampir 100% Yahudi. Tentara Arab, yang belum memilik nama untuk wilayah itu telah mengadopsi nama bahasa Latin, yaitu Palæstina, lalu menerjemahkannya ke dalam bahasa Arab sebagai Falastin.

Para imigran Arab pertama yang mulai tinggal tetap di wilayah Palestina sebenarnya juga adalah orang-orang Yahudi yaitu suku Nabatean yang masuk agama Yahudi. Sebelum bangkitnya agama Islam, kota-kota di Arab yang sangat berkembang seperti Khaybar dan Yathrib (sekarang Madinah) adalah kota-kota mayoritas Yahudi Nabatean. Bilamana ada kelaparan di Palestina, para pedagang pergi ke Khaybar karena orang-orang Yahudi selalu punya makanan, buah, dan mata airnya adalah sumber kaya air.

Setelah kaum muslim menguasai semenanjung Arabia, kekayaan itu menghilang; lalu terjadi pembunuhan massal masyarakat Yahudi, lainnya mengungsi ke kota-kota lainnya, khususnya di Yerikho dan Dera’a di pinggir sungai Yordan.

Para kalif Arab (Umayyad, Abbasid dan Fatimid) telah berkuasa di Tanah Suci sampai tahun 1071, waktu Yerusalem dikuasai tentara Turki Seldjuq, dan setelah itu, sampai sekarang, selama 936 tahun, wilayah Israel tidak pernah lagi dikuasai pemerintahan Arab. Jadi ada klaim atau hak apa bahwa tanah itu milik mereka atau sudah diambil dari mereka? Hal ini bertentangan dengan semua fakta sejarah!

Selama periode itu, suku-suku Arab hampir tidak pernah mendirikan struktur sosial atau penghunian permanen. Waktu wilayah itu dikuasai tentara Arab (638-1071) mereka hanya memerintah atas para penduduk asli yang non-Arab, yaitu penduduk-penduduk Yahudi dan Kristen.

Kedatangan Laskar Perang Salib Eropa pada tahun 1099 telah menguasai wilayah Palestina dan mendirikan suatu kerajaan independen yang tidak pernah menghasilkan identitas nasional lokal. Itu hanya merupakan wilayah jajahan dari Eropa. Para Laskar Salib pun telah menganiaya masyarakat Yahudi bahkan telah berusaha dengan kasar dan kejam untuk menghapus semua ekspresi kebudayaan Yahudi. Orang Yahudi dianggap pembunuh Mesias sehingga juga dianggap musuh Kristen. Pada tahun 1187, masyarakat Yahudi bergabung aktif dengan Salah-ud-Din Al'Ayyub (Saladin) untuk melawan Tentara Salib dalam usahanya menguasai kota Yerusalem. Saladin, yang adalah Jenderal Muslim terhebat bukan orang Arab tetapi seorang Kurdi. Kemudian Kerajaan Ottoman (Turki) telah menguasai wilayah Palestina sampai tahun 1917.

Selanjutnya kita perlu melihat pertumbuhan Zionisme pada Abad ke-19 yang menghasilkan gerakan pemulangan secara massal orang-orang Yahudi ke wilayah Palestina, dan tekanan-tekanan yang kemudian menghasilkan Deklarasi Balfour dan akhirnya melahirkan kembali bangsa Israel.




Sumber

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 PEJUANG ISLAM.