Pada akhir 500-an M, suku Visigoth adalah satu-satunya kelompok etnis
besar di Eropa yang belum berpindah dari Arianisme ke Katolik. Mereka
pun mulai merasa ketinggalan zaman, hingga akhirnya seorang raja Spanyol
yang kuat dan sukses, Lovigild, menikahkan putra sulungnya, Hermengild,
dengan seorang putri Franka, Ingundis. Ingundis baru berusia sepuluh
atau sebelas tahun ketika menikah pada 578 M. Karena tumbuh besar di
Prancis, maka ia beragama Katolik.
Ketika Ingundis pindah ke Spanyol, ia baru berusia dua belas tahun.
Ibu mertuanya memitanya memeluk Arianisme, namun Ingundis menolak
sehingga ibu merutanya memukulnya hingga ia bersimbah darah. Ingundis
lalu ditelajangi dan dilemparkan ke kolam baptis seolah-olah ia sedang
dibaptis menjadi pemeluk Arianisme. Meskipun demikian, Ingundis tetap
memegang teguh agama Katoliknya.
Tak lama kemudian, Ingundis dan Hermenegild meninggalkan istana dan
pergi jauh ke selatan. Mereka lalu memimpin pemberontakan melawan Raja
Leovigild. Di selatan, ada banyak orang Katolik yang mendukung
Hermenegild. Pada 582 M, ketika Ingundis berusia lima belas tahun,
Hermenegild memeluk Katolik
Pada 584, pemberontakan Hermenegild mengalami kekalahan, sehingag
Ingundis harus melarikan diri ke Spanyol Bizantium sambil membawa bayi
lelakinya, Athanagild. Sementara Hermenegild dibunuh oleh Leovigild pada
585. Leovigild sendiri meninggal setahun kemudian. Putra kedua
Leovigild, Rekkared, naik tahta dan menyatakan bahwa agama yang harus
dianut rakyatnya adalah Katolik. Dengan demikian, berakhirlah sisa-sisa
kelompok besar penganut Arianisme di Eropa.
Sumber
Senin, 07 April 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar