Minggu, 29 Desember 2013

Filled Under:
,

Babilonia (9-Habis)

H. Kesatuan Daniel

Studi tentang masalah kesatuan dalam Daniel sangat berbeda dibandingkan dengan studi mengenai penentuan tanggal penulisannya. Sementara hampir semua ahli menyimpulkan bahwa kitab ini selesai ditulis pada bentuk finalnya pada abad ke-2 sebelum ditemukannya Naskah Laut Mati, mereka saling berbeda pendapat mengenai kesatuan kitab Daniel. Banyak ahli, yang menemukan bagian-bagian dari kitab ini membahas tema-tema yang mereka anggap tidak cocok dengan masa Antiokhus, menyimpulkan bahwa bagian-bagian yang berlainan dari kitab ini ditulis oleh penulis yang berbeda-beda pula. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah Barton, L. Berthold, Collins, dan H. L. Ginsberg. Sejumlah sejarawan yang mendukung bahwa kitab ini adalah sebuah kitab yang utuh menyatu termasuk J.A. Montgomery, S.R. Driver, R. H. Pfeiffer, dan H.H. Rowling dalam risalatnya yang diberinya judul The Unity of the Book of Daniel. (Kesatuan Kitab Daniel)
Mereka yang berpegang pada klaim bahwa Daniel adalah sebuah kitab yang utuh beranggapan bahwa lawan-lawan mereka gagal menemukan konsensus apapun dalam berbagai teori mereka tentang di mana pembagian itu muncul. Montgomery khususnya sangat keras terhadap rekan-rekannya, dan menyatakan bahwa pengembangan teori-teori yang tidak menghasilkan kesepakatan itu menunjukkan “kebangkrutan kritik.” Mereka juga menuduh bahwa teori-teori komposit (penggabungan tulisan) gagal dalam menjelaskan gambaran tematis yang konsisten tentang kehidupan Daniel di sepanjang Kitab Daniel.

I. Penggunaan “Daniel” oleh orang Kristen

Seperti yang disebutkan di atas, Doa Azarya dan Nyanyian Ketiga Anak dari bagian Kitab Daniel yang deuterokanonik digunakan secara luas dalam doa Ortodoks dan Katolik.
Berbagai episode dalam paruhan pertama dari kitab ini digunakan oleh orang Kristen sebagai cerita-cerita yang bermuatan pesan moral, dan sering dianggap sebagai kejadian-kejadian yang kelak akan muncul dalam kitab-kitab Injil.
Bagian apokaliptik terutama sangat petning bagi orang Kristen karena gambaran tentang "Anak Manusia" (Dan. 7:13). Menurut kitab-kitab Injil, Yesus menggunakan gelar ini sebagai nama pilihannya untuk dirinya sendiri. Hubungan dengan penglihatan Daniel (yang dipertentangkan dengan penggunaannya di dalam Kitab Yehezkiel) dibuat jelas dalam kitab Injil Matius dan Markus (Mat. 27:64; Mrk. 14:62). Orang Kristen melihat hal ini sebagai klaim langsung oleh Yesus bahwa dialah sang Mesias itu.

J. Pengaruh Daniel

Karena spesifisitas nubuatnya dan tempatnya dalam kanon Yahudi dan Kristen, Kitab Daniel telah memberikan pengaruh yang besar dalam sejarah Yahudi dan Kristen.
Kitab Daniel dimasukkan dalam Alkitab Ibrani, Tanakh, dalam bagian yang dikenal sebagai Ketuvim (Hagiographa, atau "Tulisan-tulisan") . Daniel dianggap sebagai nabi dalam Qumran (4Q174 [4QFlorilegium]) dan belakangan oleh Yosefus (Antiquity of the Jews 10.11.7 §266) dan oleh pengarang ("Pseudo-Philo") dari Liber antiquitatum biblicarum (L.A.B. ["Book Biblical antiquities"] 4.6, 8), dan dikelompokkan di antara nabi-nabi dalam Septuaginta, kitab Perjanjian Lama orang Yahudi dalam bahasa Yunani, dan oleh orang Kristen, yang menempatkan kitab ini dalam kumpulan Nabi-nabi. Namun demikian, Daniel saat ini tidak dicantumkan oleh orang-orang Yahudi di dalam kumpulan Kitab Nabi-nabi, Nevi'im.
Ahli eksegesis Yahudi, Rabi Moses Ben Maimon, yang belakangan disebut Maimonides, begitu prihatin bahwa "kaum awam yang tidak terdidik akan dibuat tersesat" bila mereka mencoba menghitung waktu sang Mesias karena ada ketetapan yang mengatakan "Terkutuklah mereka yang meramalkan akhir zaman." Ungkapan ini dapat ditemukan dalam suratnya Igeret Teiman dan dalam buku kecilnya Peraturan dan Peperangan Sang Raja-Mesias.
Rabi Yehuda Loew ben Bezalel meratapi bahwa masa penggenapan nubuat Daniel "sudah lama lewat" (Sanhedrin 98b, 97a).
Orang Kristen tradisional menerima nubuat-nubuat Daniel, karena mereka percaya bahwa semuanya itu menggambarkan bahwa Yesus Kristus dari Nazaret itulah sang Mesias, dan juga karena dalam Matius 24 Yesus sendiri dikutip menggambarkan nubuat Daniel berlaku bagi kejadian-kejadian yang akan datang tepat sebelum datangnya Hari Penghakiman, dan bukan kepada Epifanes yang hidup sekitar 175 tahun sebelumnya. Mereka menganggap bahwa Nubuat tentang Tujuh Puluh Minggu itu benar-benar meyakinkan karena apa yang mereka tafsirkan sebagai ketepatan nubuat. Banyak orang Yahudi Ortodoks percaya bahwa nubuat itu merujuk kepada kehancuran Bait Suci Kedua oleh orang-orang Romawi pada 70 M. Sebaliknya, para sarjana sekular beranggapan bahwa nubuat itu lebih cocok dengan pemerintahan Antiokhus, dan bahwa ini merupakan contoh tentang vaticinium ex eventu (nubuat yang dibuat setelah kejadiannya berlaku).
Studi tentang malaikat pada Abad Pertengahan juga dipengaruhi oleh kitab ini, karena inilah satu-satunya sumber Perjanjian Lama untuk nama-nama dari kedua penghulu malaikat, Gabriel dan Mikhael (Dan 9:21; 12:1). Malaikat satu-satunya yang lain yang disebutkan namanya di dalam pustaka Perjanjian Lama adalah Rafael, yang disebutkan dalam Kitab Tobit, sebuah kitab deuterokanonika.

 Alkitab Ibrani
Portal Yahudi

Referensi

  1. ^ (Indonesia) W. S. Lasor, dkk. 2008. Pengantar Perjanjian Lama 2. Jakarta: Gunung Mulia. Hlm. 411.
  2. ^ Transkrip Naskah Laut Mati
  3. ^ J. G. Baldwin, "Book of Daniel" in New Bible Dictionary3rd edition, IVP
  4. ^ Oxford annotated Bible 2007, hlm. 1255, footnote 2.1-12
  5. ^ Daniel 3:5-15

Sumber
(Bersambung)
















0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 PEJUANG ISLAM.