Minggu, 29 Desember 2013

Filled Under:
,

Babilonia (7)

10. Kitab Daniel

Kitab Daniel, yang ditulis dalam bahasa Ibrani dan bahasa Aram, adalah sebuah kitab yang terdapat dalam Alkitab Ibrani (Tanakh) dan Perjanjian Lama di Alkitab orang Kristen. Kisah dalam kitab ini terjadi pada masa pembuangan di Babel, sebuah masa ketika bangsa Yahudi dibuang dan diasingkan ke Babel. Kisah ini berlangsung sekitar seorang tokoh yang bernama Daniel, seorang pemuda yang dibawa dari Yerusalem ke Babel oleh raja Nebukadnezar untuk dilatih melayani dalam istana raja.[1]
Buku ini mempunyai dua bagian yang berbeda: serangkaian cerita dan 4 penglihatan apokaliptik. Tiga narasinya melibatkan Daniel, yang mempunyai karunia bernubuat, menafsirkan mimpi dan tanda-tanda ilahi. Dua narasi lainnya menampilkan bangsa Israel yang telah dijatuhi hukuman karena kesalahan mereka dan yang secara ajaib terlepas dari hukuman mati. Pada bagian kedua buku ini, si penulis mengungkapkan dan sebagian menafsirkan serangkaian penglihatan yang digambarkan dalam sudut pandang orang pertama (dengan kata "aku").
Kitab Daniel ini menarik sebab beberapa bagian kitab ini yaitu dari pasal 2:4a sampai 7 ditulis dalam bahasa bahasa Aram sedangkan lainnya dalam bahasa bahasa Ibrani. Akibatnya ada yang menganggap kitab ini tidak seluruhnya ditulis oleh penulis yang sama.

Gambar Daniel di Kapel Sistine. Karya Michaelangelo.

A. Sumber Naskah

  • Teks Masoret (bahasa Ibrani, abad ke-10 M)
  • Septuaginta (bahasa Yunani; abad ke-3 SM)
  • Naskah Laut Mati (bahasa Ibrani, abad ke-2 SM), terutama:[2]
    • 1Q71 Daniela (1QDana)
    • 1Q72 Danielb (1QDanb)
    • 4Q112 Daniela (4QDana)
    • 4Q113 Danielb (4QDanb)
    • 4Q114 Danielc (4QDanc)
    • 4Q115 Danield (4QDand)
    • 4Q116 Daniele (4QDane)
    • 6Q7 papDaniel (6QpapDan)

B. Tahap-Tahap Terjadinya Kitab Daniel

Sejumlah peneliti di Eropa mengemukakan teori, bahwa kitab Daniel pada awalnya bukanlah merupakan kitab yang utuh seperti halnya yang diterima sekarang ini. Penulisan kitab ini melalui tahapan yang sangat panjang dan berlapis-lapis. Hal ini dapat dilihat dari problem-problem sastra yang terdapat dalam kitab ini.
A. Cerita-cerita tentang Daniel dan teman-temannya di Babel (Daniel 1-6): Para peneliti di Eropa dan AS hampir sepakat, bahwa cerita-cerita (yang sangat fragmentaris) ini merupakan bagian tertua kitab Daniel. Bagian ini berisi tentang legenda-legenda tentang Daniel dan teman-temannya di pembuangan Babel. Kemungkinan cerita-cerita ini berkembang dan beredar secara lisan di dalam keluarga-keluarga (bahasa Ibrani: bet-av) Yahudi yang berada dalam pembuangan ke Babel pada zaman Persia (sekitar abad ke-4 SM). Hal ini dapat dibuktikan dengan kata-kata Persia yang dapat dijumpai dalam Daniel 1-6, misalnya "pat-bag" yang berarti "makanan raja". Keenam legenda ini diduga semula ditulis dalam bahasa Aram (termasuk juga Daniel 1).
B. "Kitab Daniel Aramaik" (Daniel 1-7): Pada zaman para diadok Yunani (sekitar abad ke-3 SM) diduga terjadi penambahan ke dalam cerita-cerita ini dengan penglihatan Daniel 7. Pengeditan ini menghasilkan "kitab Daniel Aramik" (dalam bahasa Aram) yang mempunyai struktur chiastis:
0 Daniel 1: Pendahuluan
1 Daniel 2: Empat metal dalam mimpi Nebukadnezar
2 Daniel 3: Motif Martir (pahlawan syahid) dalam cerita tentang "Tiga orang saleh di Perapian"
3 Daniel 4: Kesombongan Nebukadnezar dan hukumannya
3' Daniel 5: Kesombongan Belsyazar dan hukumannya
2' Daniel 6: Motif Martir dalam cerita "Daniel di Gua Singa"
1' Daniel 7: Empat binatang dalam penglihatan Daniel
Struktur chiastis yang sangat paralel ini membuktikan, bahwa bagian ini merupakan bagian yang utuh.
C. Kitab Daniel (bentuk akhir): Pada masa sulit, ketika Antiokhos IV Epiphanes menguasai Siro-Fenisia, ketika terjadi pelecehan agama dan penganiayaan orang-orang Yahudi yang taat, terjadi lagi pengembangan kitab Daniel Aramik (Daniel 1-7) dengan penambahan 3 penglihatan Daniel 8-12. Penyuntingan ini tadinya dianggap ditulis antara tahun 167 SM sampai 165 SM. Pada tahap ini Daniel 1 yang semula ditulis dalam bahasa Aram diterjemahkan ke dalam bahasa Ibrani, sehingga terlihat, bahwa Daniel 1; Daniel 8-12 merupakan bingkai bahasa Ibrani dan kitab ini adalah kitab berbahasa Ibrani (motif ini dapat dijumpai juga dalam kitab Ezra), dan hal ini merupakan bentuk "penyelamatan" kitab ini, karena bahasa Ibrani merupakan "bahasa suci" orang Yahudi.
Waktu penulisan Kitab Daniel dan siapa pengarangnya telah banyak diperdebatkan. Pandangan tradisional berpendapat bahwa kitab ini ditulis oleh seorang nabi yang bernama Daniel yang hidup pada abad ke-6 SM. Sebaliknya, ada pandangan-pandangan ilmiah modern menganggap kitab ini ditulis jauh di kemudian hari, pada pertengahan abad ke-2 SM. Menurut pandangan ini, si pengarang membuat seolah-olah buku itu ditulis sekitar 400 tahun sebelumnya untuk membangun kredibilitas dengan mencantumkan “ramalan-ramalan” yang tepat tentang sejumlah peristiwa historis yang terjadi dari abad ke-5 hingga abad ke-2 SM. Sebuah pandangan ketiga berpendapat bahwa meskipun bagian-bagian tertentu Kitab ini ditulis pada abad ke-2 SM, yang lainnya mungkin ditulis oleh para penulis lain pada waktu yang lebih awal. Pandangan-pandangan ini sekarang mulai ditinggalkan sejak penemuan Naskah-naskah Laut Mati, dan orang kembali ke pandangan tradisional bahwa Daniel menulis kitab ini pada abad ke-6 SM.

C. Narasi dalam Daniel

Bagian yang pertama, keenam pasal pertamanya, terdiri atas serangkaian kisah istana yang tidak terangkai erat, menjalin narasi-narasi yang besifat mengajar, atau kisah-kisah mujizat. Cerita yang pertama ditulis dalam bahasa Ibrani, lalu bahasa Aram digunakan mulai dari pasal 2:4, dimulai dengan pembicaraan tentang “para Kasdim” hingga pasal 7. Kemudian bahasa Ibrani digunakan lagi mulai dari pasal 8 hingga pasal 12. Ada lagi tiga bagian yang hanya dilestarikan dalam Septuaginta, dan dianggap apokrif oleh orang-orang Kristen Protestan dan Yahudi, serta digolongkan ke dalam deuterokanonika oleh orang-orang Kristen Katolik dan Ortodoks.
  1. Daniel menolak makan daging di istana
  2. Nebukadnezar bermimpi tentang "patung yang dibuat dari empat jenis logam" dengan kakinya yang dibuat dari campuran besi dan tanah liat, yang ditafsirkan Daniel sebagai empat kerajaan berturut-turut (bandingkan Kerajaan Kelima)
  3. Kisah tentang "dapur api", tempat Hananya (Sadrakh), Misael (Mesakh) dan Azarya (Abednego) dibuang, karena menolak untuk menyembah kepada patung emas; Allah menyelamatkan mereka dari api tersebut
  4. Nebukadnezar menceritakan mimpinya tentang sebuah pohon yang tinggi, lalu menjadi gila dan kemudian waras kembali
  5. Pesta Belsyazar; di sini Daniel menafsirkan tulisan mene mene tekel upharsin
  6. Daniel di gua singa
  7. Susana dan para tua-tua (apokrif/deuterokanonika)
  8. Bel dan Naga (apokrif/deuterokanonika)
Alkitab untuk orang Protestan dan Yahudi tidak menyertakan bagian-bagian yang tidak ada dalam teks Masoret: yaitu kedua pasal yang mengandung kisah-kisah tentang Daniel dan Susana (pasal 13) dan tentang Bel dan Naga (pasal 14), dan sebuah kisah yang panjang disisipkan di tengah-tengah Daniel 3. Tambahan ini memuat Doa Azarya sementara ketiga pemuda itu berada di dalam tungku api, sebuah kisah pendek tentang malaikat yang menemui mereka di dalam tungku, dan nyanyian pujian yang mereka nyanyikan ketika mereka sadar bahwa mereka telah diselamatkan. Doa Azarya dan Nyanyian Ketiga Pemuda yang Kudus dipertahankan dalam Septuaginta dan dalam kanon Ortodoks Timur, Ortodoks Oriental, dan Katolik; "Nyanyian Ketiga Pemuda yang Kudus " adalah bagian dari doa Matin (pagi hari) dalam Gereja Ortodoks, dan Laud (subuh) pada hari Minggu dan hari-hari pesta para santo dalam Gereja Katolik.
Narasi ini ditempatkan pada masa Pembuangan di Babel, mula-mula di istana Nebukadnezar dan penggantinya di kemudian hari, Belsyazar, dan kemudian di zaman pemerintahan 'Raja Darius' yang tidak jelas identitasnya (lih. 'Keakuratan sejarah' dan 'Waktu penulisan' di bawah). Daniel dipuji dalam Easton's Bible Dictionary, 1897, sebagai "sejarawan di Pembuangan, satu-satunya penulis yang dapat memberikan laporan tentang rangkaian kejadian pada masa yang gelap dan berat pada saat harpa Israel tergantung di pohon-pohon yang bertumbuh di tepi Sungai Efrat." Kisahnya boleh dikatakan pada umumnya menyelingi di antara Kitab Raja-raja dan Kitab Tawarikh di satu pihak dengan Kitab Ezra di pihak lain, atau (lebih tepatnya) mengisi catatan singkat yang diberikan oleh penulis Tawarikh dalam satu ayat saja dalam pasalnya yang terakhir: "Mereka yang masih tinggal dan yang luput dari pedang diangkutnya ke Babel dan mereka menjadi budaknya dan budak anak-anaknya sampai kerajaan Persia berkuasa."
Daniel muncul sebagai penafsir mimpi dan penglihatan dalam narasi-narasi ini, namun bukan sebagai seorang nabi.

D. Penglihatan-penglihatan apokaliptik dalam Daniel

Daniel di gua singa karya Peter Paul Rubens.

Daniel di gua singa. Karya Briton Rivière.

Bagian yang kedua, enam pasal sisanya, berisi tentang penglihatan-penglihatan, sebuah contoh awal dari sastra apokaliptik. Di sini si penulis, yang kini berbicara sebagai orang pertama, mengungkapkan sebuah penglihatan yang hanya diberikan kepadanya saja. Latar belakang historis dari pasal pertamanya tidak muncul, kecuali dalam bentuknya yang sangat singkat, yang terdiri dari tanggal-tanggal regnal dates. Bagian ini pun terdiri dari dari dua bahasa, sebagian (hingga 7:28) ditulis dalam bahasa Aram, sisanya (pasal 8-12) dalam bahasa Ibrani. Bagian apokaliptik dari Daniel terdiri dari tiga penglihatan dan sebuah komunikasi kenabian yang panjang, yang terutama berkaitan dengan masa depan Israel:
  1. Penglihatan pada tahun pertama Belsyazar Raja Babel (7:1) mengenai empat binatang buas yang besar (7:3) mewakili empat raja (7:17) dan empat kerajaan (7:23) yang akan datang, dan yang keempat akan menelan seluruh bumi, menginjak-injak, dan menghancurkannya (7:23); kerajaan keempat ini menghasilkan sepuluh orang raja, dan kemudian, orang kesebelas yang khusus, muncul dari kerajaan keempat yang menaklukkan tiga dari sepuluh raja (7:24), berbicara melawan Yang Maha Tinggi dan orang-orang kudus dari Yang Maha Tinggi, dan bermaksud mengubah masa dan hokum (7:25); setelah suatu masa dan satu setengah masa (tiga setengah tahun), orang ini dihakimi dan wilayahnya pun diambil daripadanya (7:26). Lalu kerajaan itu dan wilayahnya dan kebesaran kerajaan-kerajaan di bawah seluruh langit itu diserahkan kepada orang-orang kudus dari Yang Maha Tinggi (7:27)
  2. Penglihatan dalam tahun ketiga Belsyazar mengenai seekor domba jantan dan seekor kambing jantan (8:1-27); Daniel menafsirkan kambing itu sebagai "kerajaan Yawan" artinya, kerajaan Yunani (8:21)
  3. Penglihatan pada tahun pertama dari Darius anak Ahasyweros (9:1) mengenai tujuh puluh minggu, atau tujuh puluh kali "tujuh", yang dibagi ke dalam sejarah bangsa Israel dan Yerusalem (9:24)
  4. Sebuah penglihatan yang panjang dalam tahun ketiga dari Koresh raja dari Persia (10:1 - 12:13)
Penglihatan-penglihatan kenabian dan eskatologis Daniel, dengan penglihatan-penglihatan Yehezkiel dan Yesaya, adalah ilham kitab suci bagi banyak ideologi dan simbolisme apokaliptik dari Naskah Laut Mati komunitas Qumran dan sastra awal kekristenan. "Hubungan Daniel yang jelas dengan pemberontakan Makabe di Palestina tidak disangsikan merupakan salah satu alasan mengapa para prabi, setelah pemberontakan melawan Roma, menurunkannya dari posisinya di antara 'Nabi-nabi'" (Eisenman 1997, hlm. 19f).
Dalam Daniel terdapat rujukan-rujukan pertama kepada "kerajaan Allah", dan rujukan yang paling jelas terhadap kebangkitan orang mati di dalam Tanakh.
(Bersambung)

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 PEJUANG ISLAM.