Dinasti Daud dimulai ketika suku Yehuda mengangkat Daud sebagai raja setelah wafatnya Saul. Garis Daud berlanjut saat ia menjadi raja Kerajaan Israel serikat. Saat kerajaan serikat terpecah, suku Yehuda dan Benyamin tetap mengikuti garis Daud, yang memerintah hingga kerajaan dihancurkan pada tahun 586 SM. Walau begitu, garis Daud tetap dihormati oleh para buangan di Babilonia, yang menghormati Rosh Galut sebagai raja dalam pembuangan.
Peta Kerajaan Yehuda (kuning) dan kerajaan-kerajaan di sekitarnya pada abad ke-9 SM
Wilayah
Kerajaan Yehuda terdiri dari teritori suku Yehuda, Simeon, dan Benyamin, sebuah wilayah dengan sekitar 8.900 km² (3,436 mil²). Ibukotanya adalah Yerusalem, yang terletak di teritori suku Benyamin.Wilayah yang menyusun kerajaan terdiri dari wilayah yang dikenal sebagai Har Yehudah ("pegunungan (wilayah) curam"). Wilayah tersebut dulunya merupakan kediaman bangsa Keni, Caleb, Otniel, dan di Yerusalem bangsa Yebus.
Kerajaan Serikat Salomo terpecah, dengan Yerobeam memerintah seluruh Kerajaan Israel Utara (warna hijau pada peta)
Sejarah
Setelah wafatnya Salomo (Sulayman) pada 931 SM, sepuluh suku di utara menolak menerima Rehabeam sebagai raja mereka, dan sebagai gantinya pada sekitar tahun 930 SM memilih Yerobeam, yang bukan dari garis Daud, sebagai raja mereka. Kerajaan utara kemudian dikenal dengan Kerajaan Israel atau Israel. Pemberontakan terjadi di Sikhem, dan suku Yehuda merupakan yang tersisa pertama kali yang menerima Keluarga Daud. Kemudian, setelah suku Benyamin bergabung dengan Yehuda, Yerusalem (yang terletak di teritori Benyamin: Yosua 18:28) menjadi ibukota kerajaan baru tersebut. Kerajaan selatan disebut dengan kerajaan Yehuda atau Yehuda. 2 Tawarikh 15:9 juga menyebutkan bahwa anggota suku-suku Efraim, Manasye, dan Simeon "melarikan diri" ke Yehuda selama pemerintahan Asa dari Yehuda.Selama enam puluh tahun pertama, raja-raja Yehuda berusaha mengembalikan otoritas mereka terhadap kerajaan utara, dan terjadi perang yang terus berkecamuk di antara mereka. Selama delapan puluh tahun berikutnya, sudah tidak terjadi lagi perang terbuka di antara mereka, dan kemudian menjadi saling bersekutu, bekerja sama melawan musuh mereka, khususnya Damaskus.
Israel berdiri sebagai sebiah negara merdeka hingga sekitar tahun 720 SM saat terjadi penaklukkan oleh Kekaisaran Asyur. Alkitab mengisahkan bahwa seluruh orang Israel dibuang, yang kemudian dikenal dengan "Sepuluh suku yang hilang". Namun, diperkirakan hanya seperlima populasi (sekitar 40.000) yang benar-benar dipindahkan dari wilayah mereka selama dua periode pengasingan dibawah Tiglath-Pileser III dan Sargon II.[1] Banyak orang Israel juga melarikan diri ke selatan ke Yerusalem, yang menjadi lima kali lipat lebih luas selama periode ini, sehingga didirikan sebuah tembok baru dan sebuah mata air (Siloam) yang disediakan oleh Raja Hizkia.
Setelah kehancuran Israel, Yehuda masih bertahan hingga sekitar satu setengah abad hingga ditaklukkan oleh bangsa Babilonia.
Raja Hizkia dari Yehuda (727-698 SM) dalam Alkitab disebutkan sebagai pemrakarsa pembaharuan yang memaksa hukum Yahudi menolak penyembahan berhala (dalam hal ini, penyembahan terhadap Ba'alim and Asyera di antara dewa-dewa tradisional Timur Dekat). [2][3] Selama kekuasaannya juga dibuat "Inskripsi Siloam", yang ditulis dalam abjad Ibrani Kuno.
Manasye dari Yehuda (698-642 SM), mengorbankan putranya kepada Molokh, 2 Raja-raja 21:{{{ayat}}}. Dia dan putranya Amon (berkuasa 642-640 SM) mengembalikan reformasi Hizkia dan secara resmi mengadakan kembali pemberhalaan. Menurut cerita-cerita kenabian, Manasye meletakkan sebuah berhala berwajah empat di Tempat Maha Kudus dari Tempat-tempat Kudus.
Pada pemerintahan raja Yosia (640-609 SM) terjadi reformasi agama. Menurut Alkitab, saat pemulihan dilakukan di Kuil, sebuah 'Kitab Hukum' ditemukan (kemungkinan Kitab Ulangan).[4]
Pada 586 SM, bangsa Babilonia, dibawah raja Nebukadnezar II, mengepung Yerusalem. Kuil Pertama dihancurkan begitu pula kota Yerusalem. Hingga saat ini, penghancurkan diperingati oleh orang Yahudo pada 9 Abib, atau Tisha B'Av.[5]
Akibat penaklukkan ini, banyak penduduk Yehuda diasingkan dari tanah mereka dan disebar ke seluruh Kekaisaran Babilonia, dan kerajaan Yehuda merdeka berakhir. Keluarga Daud masih tetap dihormati dan diterima sebagai pemimpin komunitas Yahudi Babilonia sebagai Rosh Galut. Kerajaan Yahudi dikembalikan oleh para Makabe empat abad kemudian dalam bentuk yang telah dimodifikasi.
Raja dan pasukan Yahudi di Yehuda kuno
Peta Levant selatan, 830-an SM. ██ Kerajaan Yehuda ██ Kerajaan Israel ██ Negara Kota Filistin ██ Kerajaan Edom ██ Kerajaan Aram-Damaskus ██ Suku Aram ██ Kekaisaran Asyur ██ Kerajaan Moab ██ Suku Arubu ██ Suku Nabatu
Nabi-nabi Yehuda
- Amos, lahir di Yehuda namun berdakwah di Israel
- Habakuk
- Mikha
- Obaja
- Yoël
- Yeremia
- Yesaya, keponakan raja Uzia
- Zakharia
- Zefanya
Raja-raja Yehuda
(Bersambung)
0 komentar:
Posting Komentar