Minggu, 02 Februari 2014

Filled Under:

Bali: Raja-raja Pemecutan 10

PITEKET (IMBAUAN) IDA COKORDA PEMECUTAN X
UNTUK KETURUNAN ARYA DAMAR

Dinyatakan bahwa yang berkuasa di Tabanan dan Badung adalah keturunan Arya Damar, ungkapan ini memberi ketegasan bahwa Arya Kenceng dan keturunannya yang berkuasa di Tabanan dan Badung leluhurnya adalah Arya Damar. Mungkin adanya gunanya ditinjau pura pura pedarman yang ada di pura Besakih yang menjadi sungsungan para warga yang ada di Bali dan dibuatkan pada masa pemerintahan Raja Raja Bali dahulu yang mungkin ada hubungannya dengan Arya Damar.

Setelah diadakan penyelidikan secara langsung pada tahun 1963 pada saat berlangsungnya upacara Eka Dasa Ludra ternyata pedarman yang memuliakan Arya Damar tidak ada. Walaupun demikian masih perlu diadakan penelitian dari sumber sumber kepustakaan yang ada dari penelitian dari buku buku tentang sejarah pura yang dilaksanakan Institut Hindhu Darma Denpasar pada tahun 1980 tentang Pura Besakih ternyata tidak menyinggung masalah pendirian Pura Pedharman.

Demikian pula Dr.A.J. Bernet Kempers dalam bukunya Bali Purbakala yang berisi tentang petunjuk peninggalan purbakala di Bali tahun 1956 dan Dr. R Goris dalam tulisannya tentang arti Pura Besakih namun tidak menyinggung tentang pendirian Pura-Pura Pedharman.

Demikian pula kitab Raja Purana teks dan terjemahannya yang tidak menyinggung sama sekali tentang pura pura Pedharman, walaupun purana ini berkaitan erat dengan Pura Besakih. Raja Purana hanya menyinggung tentang ketentuan dan kewajiban di Pura Besakih yang tercatum dalam Piagam Raja (Dalem) Angurah Kebayan di Besakih dan Sedahan Lor di Selat, mempunyai tugas yang sama untuk memelihara dan menegakkan piagam ini.

Buku Sejarah Bali menyinggung pula perbaikan pura pura secara besar besaran yaitu Pura Dasar Gelgel, Pura Ketel Bumi di Banjar Angkan dan Pura Besakih pada masa pemerintahan Dalem Watu Renggong Raka Gelgel tahun 1460-1550, namun tidak ada menyentuh masalah pembangunan pura pura Pedharman di Besakih, demikian pula tidak ada yang menyinggung Pura Pedharman untuk Arya Damar maupun Arya Kenceng.

Namun suatu kenyataan disekitar Pura Besakih terdapat Pura Pura Pedharman. Tidak ada keterangan yang jelan tentang pendirian Pura pura Pedharma tersebut sehingga ada kemungkinan bahwa tidak semua pemeluk Agama Hindhu di Bali mempunyai Pura Pedharman di pura Besakih. Sekarang sering terdengar di masyarakat bahwa ada warganya yang tidak menemukan pedharmannya di Pura Besakih khususnya warga keturunan Arya Damar. Akhirnya berpegang kepada apa yang telah diwariskan turun temurun secara tradisional dari penglingsir terdahulu, maka Ida Cokorda Pemecutan X menyatakan

  • bahwa di Pura Besakih tidak ada Pura Pedharman untuk Warga Keturunan Arya Damar dan warih Arya Damar hanya bersembahyang di Padma tiga Brahma, Wisnu Siwa di Pura Besakih di Penataran Agung Pura Besakih.
Ida Cokorda Pemecutan X secara tegas menyatakan bahwa leluhur beliau yang beliau yakini sebagai bhatara Kawitannya adalah Arya Damar.

Demikian salinan pernyataan Ida Cokorda Pemecutan X dalam buku sejarah Puri Pemecutan Badung tahun 1993 dan telah disahkan oleh penglingsir Agung Puri Agung Pemecutan Ida Cokorda Pemecutan XI.


IDA COKORDA NGURAH GDE PEMECUTAN X WAFAT
Ida Cokorda Ngurah Gde Pemecutan X wafat pada tanggal 17 Maret 1986 namun sebelumnya kakak beliau Anak Agung Gde Lanang Pemecutan mendahului beliau wafat pada tahun 1962.

Setelah Ida Cokorda Ngurah Gde Pemecutan wafat maka dibuatkan upacara pelebon pada tanggal 27 April 1986, untuk mengisi kekosongan pengelingsir (yang dituakan) maka sesuai rapat para semeton keluarga Puri Agung Pemecutan kemudian memutuskan untuk mengangkat A.A. Ngurah Manik Parasara sebagai Raja Pemecutan XI, abiseka ratu tanggal 16 Juli 1989 dengan gelar Ida Cokorda Pemecutan ke XI dan sebagai wakilnya dipilih A.A. Ngurah Made Darmawijaya dengan gelar Anak Agung Ngurah Gde Lanang Pemecutan.



Sumber

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 PEJUANG ISLAM.