Bangsa Jepang juga mengenal Garuda, yang mereka sebut Karura. Di Thailand disebut sebagai Krut atau Pha Krut.
Indonesia dan Thailand menggunakan Garuda sebagai lambang negaranya. Ibukota mongolia, Ulan Bator juga menggunakan burung garuda sebagai lambang.
Dua Negara dengan Lambang relatif sama
yaitu burung Garuda. Negara yang satu penduduknya memang banyak yg
beragama BUDHA, sedangkan negara yg satu lagi penduduknya katanya
menghargai keBUDHAyaan bangsa ....
Lambang ibukota mongolia, Ulan bator
Garuda menurut Mitologi Hindu
Garuda adalah seekor burung mitologis, setengah manusia setengah burung,
wahana Wisnu. Kisah tentang burung Garuda ditemukan di Kitab
Mahabharata, lebih tepatnya bagian pertama yaitu Adiparwa. Ceritanya
Garuda adalah anak dari Begawan Kasyapa. Begawan Kasyapa memiliki dua
istri, yaitu Sang Kadru dan Sang Winata. Setelah sekian lama, mereka
belum juga memiliki anak. Lalu Kasyapa memberikan 1000 telur pada Kadru
dan 2 telur pada Winata. Telur milik Kadru menetas menjadi 1000 ekor
ular sakti, dan milik Winata belum. Karena Winata merasa malu, lalu ia
memecah satu telur tersebut. Keluarlah seekor burung kecil yang belum
sempurna bentuknya, cacat tak berkaki, diberi nama Anaruh. Telur yang
tinggal 1 itu dijaga baik-baik oleh Winata. Suatu hari, Winata kalah bertaruh dengan Kadru karena kecurangan kadru yang membuat Winata harus menjadi budak dan melayani Kadru beserta 1000 ekor ular. Dan telur Winata satunya pun akhirnya menetas menjadi Garuda. Besar, gagah, bersinar, dan sakti. Untuk menolong ibunya, Kadru menyuruh Garuda mengambil Amerta, air kehidupan milik dewa. Amerta dijaga para dewa dan dikelilingi api yang menyala. Garuda pun melawan para dewa dan menyembur dengan air laut untuk mematikan api tersebut. Pesan ibunya, “bila menelan orang lehermu terasa panas, itu tandanya Brahmana ikut termakan. Muntahkanlah, karena ia seperti ayahmu Begawan Kasyapa. Kamu harus menghormatinya”.
Berhasillah Sang Garuda merebut Amerta. Lalu dibawanya ke Kadru untuk menyelamatkan ibunya. 1000 ular sangat senang melihat amerta dan kemudian Winata dibebaskan, tetapi Garuda tak kehilangan akal. Dikibas-kibaskan sayapnya agar para ular menjadi kotor, dan mereka pergi membersihkan badan mereka di sungai. Saat para ular pergi, Garuda membawa Amerta kembali. Di perjalanan ia bertemu dengan Dewa Wisnu, meminta untuk Amerta diserahkan kembali kepada para dewa. Dan Sang Garuda pun menjadi tunggangan Dewa Wisnu.
Nama-nama Garuda
Garuda memiliki banyak nama dan julukan. Di bawah ini disajikan nama-namanya berikut artinya:
Nama-nama lain Garuda
Kaśyapi
Wainateya
Suparṇna
Garutmān
Dakṣāya
Śālmalin
Tārkṣya
Wināyaka
Nama-nama julukan Sitānana, ‘wajah putih hijau’.
Rakta-pakṣa, ‘sayap merah’.
Śweta-rohita, ‘sang putih merah’.
Suwarṇakāya, ‘tubuh emas’.
Gaganeśwara, ‘raja langit’.
Khageśwara, ‘raja burung’.
Nāgāntaka
, ‘pembunuh naga’.
Pannaganāśana, ‘pembunuh naga’.
Sarpārāti, ‘musuh ular-ular’.
Taraswin, ‘yang cepat’.
Rasāyana, ‘yang bergerak cepat sebagai perak’.
Kāmachārin, ‘yang pergi sesukanya’.
Kāmāyus, ‘yang hidup dengan senang’.
Chirād, ‘makan banyak’.
Wiṣṇuratha, ‘kereta Wisnu’.
Amṛtāharaṇa, ‘pencuri amerta’.
Sudhāhara, ‘pencuri’
Surendrajit, ‘penakluk Indra’.
Bajrajit, ‘penakluk kilat’.
(Bersambung)
0 komentar:
Posting Komentar