Selasa, 04 Februari 2014

Filled Under:

Bali: Kerajaan Jembrana

Raja Jembrana A.A. Gde Agung

Kerajaan Djembrana terlahir sebagai sebuah kerajaan otonom sejak tahun 1705. Batas barat kerajaan Djembrana adalah selat Bali,
  • batas timur adalah kerajaan Tabanan yang dihubungkan tukad Yeh Leh,
  • batas utara adalah kerajaan Buleleng yang ditandai dengan deretan pegunungan
  • batas selatan adalah samudra Hindia.
Kerajaan Djembrana berkembang sesuai eranya dan menjadi kabupaten Jembrana sebagai bagian integral propinsi Bali menurut Undang Undang nomor 64 tahun 1958 tanggal 14 Agustus 1958 tentang pemekaran propinsi Sunda Kecil / Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
TAMPUK KERAJAAN DJEMBRANA :

ANAK AGUNG NGURAH DJEMBRANA Adalah pendiri dan sebagai raja Djembrana I yang memerintah sejak tahun 1705. Beliau berasal dari puri Mengwi sebagai putera ketiga dari Anak Agung Nyoman Alangkadjeng (raja Mengwi yang bergelar Cokorda Mengwi,memerintah kerajaan Mengwi sejak tahun 1682)

ANAK AGUNG GDE DJEMBRANA Memangku jabatan sebagai raja Djembrana II yang memerintah sejak tahun 1755. Beliau adalah cucu raja Djembrana I.ANAK

AGUNG PUTU AGUNG Memangku jabatan raja Djembrana III sejak tahun 1790. Beliau adalah putera dari Anak Agung Gde Djembrana.

ANAK AGUNG GDE SELOKA Putera sulung Anak Agung Putu Agung,memangku jabatan raja Djembrana IV sejak tahun 1818 yang didampingi oleh adik kandungnya yaitu Anak Agung Made Ngurah Bengkol sebagai raja muda kerajaan Djembrana.Raja muda kerajaan Djembrana wafat pada tahun 1828 dan digantikan adik kandung beliau yang bernama Anak Agung Njoman Madangan.

ANAK AGUNG PUTU NGURAH Putera sulung Anak Agung Gde Seloka, memangku jabatan sebagai raja Djembrana V sejak tahun 1839 yang didampingi oleh sepupunya yang bernama Anak Agung Made Rai (putera Anak Agung Njoman Madangan) yang selanjutnya memangku jabatan sebagai raja muda Djembrana.

ANAK AGUNG MADE RAI Memangku jabatan raja Djembrana VI sejak tahun 1867, atas permintaan masyarakat Djembrana yang diwakili oleh punggawa Negara I Wayan Geor. punggawa Djembrana I Gede Nurun, punggawa Mendoyo I Wayan Djembo dan kepala Bali Islam di Loloan Kapten Mustika. Pemerintah Hindia Belanda menobatkannya sebagai raja Djembrana dengan besluit nomor 18 tahun 1867 tanggal 15 januari 1867.

Pemerintah Belanda kemudian menghapuskan kerajaan Djembrana dan kerajaan Buleleng serta menetapkannya berada dibawah pengendalian langsung pemerintah Belanda dan raja Djembrana VI tidak memangku jabatan sebagai raja Djembrana lagi pada tahun 1882. Karena pemerintah Belanda sedang berperang melawan kerajaan Badung, Tabanan, Klungkung dan Lombok. Raja Djembrana VI mangkat pada tahun 1906 serta meninggalkan 13 putera puteri,dimana putera beliau antara lain :
  1. ANAK AGUNG GDE SUTANEGARA
  2. ANAK AGUNG NJOMAN KOTANEGARA
  3. ANAK AGUNG PUTU KERTANEGARA
  4. ANAK AGUNG KETUT PUTERANEGARA

ANAK AGUNG BAGUS NEGARA Adalah salah seorang putera Anak Agung Njoman Kertanegara menggantikan kakeknya Anak Agung Made Rai, memangku jabatan raja Djembrana VII sejak tahun 1929 sampai 1960. Pemerintah Belanda memberikan hak penuh dan mengakui secara sah kerajaan

Djembrana, Buleleng, Tabanan, Badung, Gianyar, Bangli, Klungkung dan Karangasem dengan korteverklaring (surat pernyataan) dalam upacara penobatan bersama di pura Besakih pada tanggal 30 Juni 1938. Beliau menjadi raja/kepala pemerintahan di Djembrana sejak jaman Hindi Belanda, aneksasi militer Jepang, era Negara Kesatuan Republik Indonesia hingga menjadi perubahan bentuk pemerintahan dari kerajaan menjadi kabupaten di tahun 1960.




Sumber

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 PEJUANG ISLAM.