Jumat, 17 Januari 2014

Filled Under:

Pertempuran Nabi Muhammad saw 1

=========================================================================

Penyergapan kafilah

Penyergapan kafilah adalah serangkaian serangan penyergapan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad dan sahabat-sahabat Nabi terhadap kafilah milik orang-orang Quraisy. Serangan ini pada umumnya bersifat ofensif,[1] dan dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dan merampas barang dagangan milik orang-orang Quraisy. Perampasan semacam itu dianggap sebagai tindakan yang benar, karena ketika mereka melakukan hijrah dari Mekkah, harta benda mereka banyak yang dirampas oleh orang Quraisy Mekkah.[2][3][4] Muslim menyatakan bahwa serangan itu dibenarkan dan bahwa Allah memberi mereka izin untuk mempertahankan diri dan membalas penganiayaan umat Islam di Mekkah.[5][6][7][8]

Unta dengan Rengga oleh Emile Rouergue (1855), menggambarkan rombongan kafilah yang menggunakan unta di Jazirah Arab.

Latar belakang

Para pengikut Nabi Muhammad mulai mengalami kemiskinan setelah melarikan diri dari penganiayaan di Mekkah dan berhijrah ke Madinah. Kaum Muslim meninggalkan Mekkah dengan meninggalkan harta benda dan kekayaan mereka di sana, dan setelah mereka pergi, harta benda kaum Muslim dirampas oleh orang-orang Mekkah. Sejak bulan Januari tahun 623, beberapa orang Muslim berusaha menyerang kafilah Mekkah yang melakukan perjalanan sepanjang pantai timur Laut Merah dari Mekkah ke Suriah.
Kehidupan berkelompok sangat penting untuk kelangsungan hidup di daerah gurun, karena orang-orang saling membutuhkan satu sama lain dalam mempertahankan hidup dari lingkungan dan kondisi yang keras. Dengan demikian, pengelompokan dalam suku didorong oleh kebutuhan untuk bertindak sebagai sebuah kesatuan. Persatuan itu didasarkan pada kekerabatan hubungan darah.[9] Orang-orang Arab hidup nomaden atau menetap.Hidup berpindah dari satu tempat ke tempat lain guna mencari air dan padang rumput untuk hewan ternak mereka, sementara yang menetap hidup dengan melakukan perdagangan dan pertanian. Keberlangsungan kehidupan nomaden (atau badui) sebagian penduduk juga tergantung pada perampasan kafilah-kafilah dan oasis, sehingga mereka tidak melihat ini sebagai sebuah kejahatan.[10][11]

 Jalur Hijrah dan migrasi Muslim lainnya.

Penyerangan

Serangan Pertama

Berdasarkan Ar-Rahiq Al-Makhtum ("khamar yang dilak"), sebuah hagiografi Muhammad yang ditulis oleh penulis Muslim asal India, Saif ur-Rahman Mubarakpuri, Muhammad memerintahkan penyerbuan kafilah pertama yang dipimpin oleh Hamzah bin Abdul-Muththalib, salah seorang paman Muhammad, antara tujuh sampai sembilan bulan setelah Hijrah. Sekitar tiga puluh sampai empat puluh orang berkumpul di daerah pesisir dekat al-Is, antara Mekkah dan Madinah, di sana Abu Jahal (Amr bin Hisyam), pemimpin kafilah itu berkemah dengan tiga ratus penunggang unta dan kuda Mekkah.[12][13][14][15][16]
Hamzah bertemu Abu Jahal di sana, dengan maksud untuk menyerang kafilah itu, tapi Majdi bin Amr al-Juhani, seorang Quraisy yang bersahabat dengan kedua belah pihak, ikut campur tangan di antara mereka, sehingga kedua belah pihak berpisah tanpa melakukan pertempuran. Hamzah kembali ke Madinah dan Abu Jahal melanjutkan perjalanan ke Mekkah. Muhmmad juga mempercayakan bendera pertama Islam kepada Kinaz bin Husain an Ghanawi.[12][13][14][17][18][19][20]

Serangan Kedua

Penyergapan kedua terhadap Kafilah Mekkah: Buwat
Tanggal April 623, 1 H
Lokasi Buwat
Hasil Penyergapan gagal (musuh terlalu jauh)[13][14]
Pihak yang terlibat
Muslim Madinah Quraisy Mekkah
Komandan
Ubaidah bin Harits Abu Sufyan
Kekuatan
60–80[14] 200
Korban
Tidak diketahui (beberapa panah ditembakkan) Tidak diketahui (1 panah ditembakkan)

Ubaidah bin Harits memimpin serangan kedua. Serangan ini dilakukan sembilan bulan setelah hijrah, beberapa minggu setelah serangan yang pertama di al-Is.[12][13][14][15]
Sekitar satu bulan setelah kegagalan penjarahan pertama yang dilakukan oleh Hamzah, Muhammad mempercayakan enam puluh Muhajirin yang dipimpin oleh Ubaidah untuk melakukan serangan lain terhadap kafilah Quraisy yang baru kembali dari Suriah. Kafilah itu dilindungi oleh dua ratus orang bersenjata. Pemimpin kafilah ini adalah Abu Sufyan bin Harb.
Para Muslim bergerak menuju Thanyatul-Murra, sebuah tempat minum di Hijaz. Tidak ada pertempuran yang terjadi, karena kaum Quraisy berada cukup jauh dari tempat para penyerang berada, sehingga tidak memungkinkan melakukan penyergapan. Namun Sa'ad bin Abi Waqqas sempat menembakkan panah ke arah kaum Quraisy. Panah ini kemudian dikenal sebagai panah Islam pertama.[21] Meskipun demikian, tidak ada pertempuran yang terjadi, dan orang-orang Muslim kembali dengan tangan kosong. Diyakini bahwa Ubaidah adalah orang pertama yang membawa panji Islam, yang lainnya mengatakan Hamzah sebagai yang pertama.[19]
Kejadian ini sebagian disebutkan dalam kumpulan hadits Shahih Bukhari:[18]
Aku mendengar Sa'd berkata, "Akulah yang pertama di antara orang Arab yang menembakkan panah karena Allah. Kami biasa bertempur bersama sang Nabi".

Serangan Ketiga

Sa'ad bin Abi Waqqas diperintahkan untuk memimpin serangan ketiga. Pasukannya terdiri dari sekitar dua puluh Muhajirin. Serangan ini dilakukan sekitar satu bulan setelah serangan sebelumnya. Sa'ad, bersama pasukannya, menunggu di lembah Kharrar di jalur menuju ke Mekkah, dan menunggu untuk menyerang kafilah Mekkah yang kembali dari Suriah. Tapi kafilahnya ternyata sudah lewat dan kaum Muslim terpaksa kembali ke Madinah tanpa melakukan pertempuran.[12][13] [14][15][18]

(Bersambung)

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 PEJUANG ISLAM.