Rabu, 02 April 2014

Filled Under:

Prasejarah; Periode Pleistosen

Perbandingan Bumi pada masa Pleistosen dan Saat ini. | earthobservatory.nasa.gov

Zaman Pleistosen terjadi antara 1,8 juta tahun lalu sampai dengan permulaan Holocene sekitar 10.000 tahun lalu. Kata Pleistosen berasal dari bahasa Yunani “Pleistos” (sebagian besar) dan “ceno” (baru).

Pada permulaan Pleistosen, dunia memasuki periode yang lebih dingin karena perpindahan tahap glacial menuju ke tahap interglasial. Hemisphere Utara menunjukkan vegetasi Artik: tundra di dalam Lingkaran Artik dan taiga—hutan konifer. Tundra adalah dunia dari tanah yang membeku abadi, dengan musim tumbuh tanaman yang sangat pendek. Kebanyakan di antaranya merupakan lumut, liken, dan alang-alang. Di daerah yang lebih rendah dengan iklim yang lebih kering membawa jenis vegetasi gurun. Sememtara lapisan es yang menutupinya kemudian secara terpisah tersebar di bagian bumi yang lebih tinggi, terutama di Hemisphere Utara. Dengan luas wilayah besar yang mendekati Artik dan kemungkinan untuk menyalurkan glasier ke arah selatan Hemisphere Utara menjadi mesin pembuat es yang besar. Antartika, walau sama dinginnya dengan Artik, terpisah dari benua selatan dan oleh karena itu proses pembentukan glasier di Selandia Baru, Chili, dan Tazmania yang membentuk bukit glasier.

Waktu permulaan yang tepat dari proses pembentukan glasier Hemisphere Utara tidaklah pasti, namun beberapa catatan isotop oksigen menunjukkan waktu akhir masa Pliosen (sekitar 3 atau 2 juta tahun lalu). Variasi mikrofosil plankton yang berlimpah menunjukkan bahwa perubahan besar pada suhu permukaan laut yang terjadi sebelum 2,8 sampai 2,6 juta tahun lalu. Penemuan terkini, puing es dalam sedimen bawah laut di sekitar Greenland berumur sekitar 7 juta tahun dan menunjukkan kemungkinan penumpukan jumlah es di Hemisphere Utara selama masa Miosen.

Posil-posil Masa Pleistosen

Lukisan Gua Prasejarah Gua El Castillo, Spanyol Berumur lebih dari 40.000 tahun yang lalu| nationalgeographic.com

Lukisan Gua Tewet, Kalimantan, Indonesia. | wikipedia.org

Banyak penelitian para paleontologis pada fosil Pleistosen yang bertujuan untuk memahami iklim masa lalu. Zaman Pleistosen bukan satu-satunya masa ketika iklim dan temperatur berubah secara drastis; fosil dari zaman Pleistosen sering kali berlimpah, terjaga dengan baik, dan dapat diperkirakan umurnya dengan sangat tepat.

Fauna Pleistosen termasuk marsupial raksasa, seperti wombat berukuran seperti badak yang masih bersaudara dengan diprotodon, dan kadal monitor raksasa megalania. Burung raksasa Selandia Baru Dinornismaximus atau Moa adalah hewan herbivora dan memiliki tinggi sampai 3 meter.

Zaman Pleistosen juga menjadi saksi ekspansi dari spesies manusia, homo sapien, dan pada masa Pleistosen, manusia menyebar di seluruh dunia. Bukti penemuannya berupa Fosil rahang di Mauer, Jerman, dari Homo heidelbergensis berumur 500.000 tahun. 

Mereka menunjukkan karakteristik fisik manusia modern, dengan kapasitas yang lebih besar, gigi yang lebih kecil dan wajah berbeda dengan “nenek moyang” hominida lainnya. Sekitar 130.000 tahun lalu manusia modern menyebar ke Afrika, Asia Tengah, dan Eropa. Mereka memilki kerangka yang gracile, dan lebih tinggi, tengkorak yang lebih bundar dari pada “saudara” mereka dari Eropa, Neanderthal. Lukisan gua yang berumur 40.000 tahun menunjukkan bahwa mereka telah mengembangkan kebudayaan yang rumit; beberapa ahli merujuk fenomena ini dengan munculnya bahasa yang rumit.






Sumber

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 PEJUANG ISLAM.