Sabtu, 18 Januari 2014

Filled Under:

Kerajaan Kanjuruhan 2

Candi Badut

Dari namanya saja mungkin akan terkesan atau mengandung hal yang lucu-lucu yaitu badut. Nama Candi Badut sebenarnya berasal dari bahasa sansekerta "Bha-dyut" yang artinya sorot Bintang Canopus atau sorot Agastya.

Candi Badut terletak di kelurahan Karang Besuki, Sukun, Malang atau lebih mudahnya yaitu dekat dengan sub terminal Tidar untuk angkutan kota (angkot) berlabel AT (Arjosari Tidar). Dengan begitu akan lebih mudah untuk menjangkau lokasi candi Badut karena candi Badut berada di utaranya sub terminal Tidar ini.

Candi Badut ditemukan pertama kali oleh Maureen Brecher berupa gundukan batu pada tahun 1921. Pada tahun 1925-1927 oleh De Haan yang bekerja di kantor purbakala Hindia Belanda melakukan pembangunan kembali candi Badut ini karena pada saat penggalian kondisi candi dalam keadaan runtuh, kecuali bagian kaki-kaki candi badut.

Kondisi lokasi Candi Badut memang berada di tengah-tengah pemukiman penduduk sehingga untuk memasuki area candi akan terasa mengalami sedikit kesulitan. Hal ini juga kemungkinan dikarenakan tidak ada kepedulian pemerintah setempat untuk mengelola candi Badut untuk di upayakan sebagai tempat wisata purbakala.

Sumber

Candi Badut adalah sebuah candi yang terletak di kawasan Tidar, di bagian barat kota Malang. Secara administratif candi badut terletak di dusun Karang Besuki, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Lokasi ini dapat ditempuh dengan kendaraan umum jurusan Tidar arah menuju Institut Teknologi Nasional. Lokasi tersebut dapat dilihat di [[1]].
Kata Badut diduga berasal dari bahasa Sanskerta Bha-dyut yang berarti sorot Bintang Canopus atau Sorot Agastya.

Usia

Candi ini diperkirakan berusia lebih dari 1400 tahun dan diyakini adalah peninggalan Prabu Gajayana, penguasa kerajaan Kanjuruhan sebagaimana yang termaktub dalam prasasti Dinoyo bertahun 760 Masehi. candi badut berusia ratusan tahun lalu dan meninggalkan jejak purbakala sebagai peninggalan sejarah yang perlu di jaga dan dilestarikan keadaannya.

Bangunan

Para ahli menyatakan bahwa Candi Badut merupakan peralihan gaya bangunan Klasik dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Pada ruangan induk candi yang berisi lingga dan yoni, simbol Siwa dan Parwati. Sebagaimana umumnya percandian Hindu di Jawa, pada bagian dinding luar terdapat relung-relung yang semestinya berisi arca. Dua relung di kanan dan kiri pintu mestinya berisi arca Mahakala dan Nandiswara, relung utara untuk arca Durga Mahisasuramardini, relung timur untuk arca Ganesha, dan di sisi selatan terdapat relung untuk arca Agastya yakni Siwa sebagai Mahaguru. Namun di antara semua arca itu hanya arca Durga Mahisasuramardini yang tersisa di Candi Badut.

Penemuan

Candi ini ditemukan pada tahun 1921 berupa gundukan bukit batu, reruntuhan dan tanah. Orang pertama yang memberitakan keberadaan Candi Badut adalah Maureen Brecher, seorang kontrolir bangsa Belanda yang bekerja di Malang. Candi Badut dibangun kembali pada tahun 1925-1927 di bawah pengawasan B. De Haan dari Jawatan Purbakala Hindia-Belanda. Dari hasil penggalian yang dilakukan pada saat itu diketahui bahwa bangunan candi telah runtuh sama sekali, kecuali bagian kaki yang masih dapat dilihat susunannya.


Sumber

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 PEJUANG ISLAM.