Orang-orang yang selamat dari Black Death, wabah massal di abad 
pertengahan, ternyata membuat mereka hidup jauh lebih lama dan lebih 
sehat dibandingkan dengan orang yang hidup sebelum wabah melanda tahun 
1347. Wabah Black Death disebabkan bakteri Yersinia Pestis dimana
 pada waktu itu telah membunuh 30 persen orang Eropa dan hampir setengah
 warga London tewas selama gelombang pertama tahun 1347 hingga 1351.
Sharon Dewitte, antropolog asal University of South Carolina memberi 
penjelasan bagaimana wabah Pes meluas dengan gambaran populasi demografi
 dan kesehatan selama beberapa generasi selanjutnya. Penemuan ini 
berimplikasi penting untuk memahami wabah penyakit yang muncul dan 
bagaimana mempengaruhi kesehatan individu dan populasi. Hasil penelitian
 dipublikasikan secara umum dan online dalam jurnal PLoS ONE edisi 7 Mei
 2014.
Wabah Black Death Mengubah Biologi Manusia
Menurut Dewitte, dengan mengetahui seberapa kuat penyakit dapat 
membentuk biologi manusia dan memberi sarana untuk bekerja dimasa 
mendatang dalam memahami wabah, serta bagaimana wabah itu nantinya 
mempengaruhi populasi. Wabah Black Death adalah iterasi tunggal dari penyakit yang telah mempengaruhi manusia sejak abad ke 6 yang dikenal sebagai Wabah Justinian.
Untuk memahami faktor penyebab pada manusia, ilmuwan menghabiskan waktu 
10 tahun memeriksa 1000 kerangka pria, wanita dan anak-anak yang hidup 
selama dan sesudah wabah Black Death. Kerangka itu diperoleh dari
 arsip Museum of London termasuk kerangka St Mary Spital, Guildhal Yard,
 St Nicholas dan St Mary Graces. Mereka mempelajari setiap kerangka, 
menentukan jenis kelamin biologis, usia kematian dan analisis penanda 
spesifik termasuk kulit berpori dan gigi.
Sumber

0 komentar:
Posting Komentar