Kamis, 13 Februari 2014

Filled Under:

Khalifah Bani Umayyah 2

5. Abdul Malik bin Marwan

Abdul Malik bin Marwan
Khalifah dari Bani Umayyah
Masa kekuasaan 685705
Nama lengkap Abdul Malik bin Marwan
Pendahulu Marwan I
Pengganti Al-Walid I
Dinasti Bani Umayyah
Ayah Marwan I

Abdul Malik bin Marwan adalah khalifah kelima dari Bani Umayyah, menggantikan khalifah Marwan bin al-Hakam pada 692 Masehi. Selama masa pemerintahannya ia membebaskan banyak kota seperti kota-kota Romawi (696-705 M), Afrika Utara (698-703 M), dan Turkistan (705 M). Tahun 705 M ia digantikan oleh anaknya, Al-Walid bin Abdul-Malik.
Pada masa pemerintahannya lahir Imam Syi'ah keenam yaitu Ja'far ash-Shadiq.

Sumber

6. Al-Walid bin Abdul-Malik

Al-Walid I
Masa kekuasaan 705715
Nama lengkap Al-Walid bin Abdul-Malik
Pendahulu Abd al-Malik
Pengganti Sulaiman bin Abdul-Malik
Wangsa Banu Abd Shams
Dinasti Bani Umayyah
Ayah Abd al-Malik
Ibu Hind bint Utbah

Al-Walid bin Abdul-Malik bergelar Al-Walid I (lahir pada tahun 668 – meninggal di Damaskus (kini wilayah Suriah) pada 23 Februari 715 pada umur 46/47 tahun) ialah Khalifah Bani Umayyah yang memerintah antara 705 - 715. Ia melanjutkan ekspansi Khilafah Islam yang dicetuskan ayahnya, dan merupakan penguasa yang efektif.
Al-Walid I ialah putra sulung Abdul-Malik dan menggantikannya ke kursi kekhilafahan setelah kematiannya. Seperti ayahnya, ia melanjutkan untuk memberikan kebebasan pada Al-Hajjaj bin Yusuf, dan kepercayaannya Al-Hajjaj dilunasi dengan penaklukan sukses Transoxiana (706), Sindh (712), sebagian Perancis (711), Punjab (712), Khawarizm (712), Samarkand (712), Kabul (kini di Afganistan, pada 713), Tus (715), Spanyol (711), dan tempat-tempat lain. Hajjaj bertanggung jawab memilih jenderal yang menunjukkan kampanye sukses, dan banyak dikenal dari kampanye suksesnya terhadap Ibn Zubair selama masa pemerintahan ayah Al-Walid.
Al-Walid sendiri melanjutkan pemerintahan yang efektif yang merupakan ciri-ciri ayahnya, ia mengembangkan sistem kesejahteraan, membangun rumah sakit, institusi pendidikan dan langkah-langkah untuk apresiasi seni. Al-Walid sendiri merupakan penggemar berat arsitektur lalu memperbaiki, memperluas dan memperbaharui kembali Masjid Nabawi di Madinah tahun 706. Di samping itu, ia mengubah Basilika Kristen St. Yohanes Pembaptis menjadi mesjid besar, kini dikenal sebagai Masjid Agung Damaskus atau secara singkat Masjid Umayyah. Al-Walid juga secara besar-besaran mengembangkan militer, membangun angkatan laut yang kuat.
Ia juga dikenal karena kesalehan pribadinya dan banyak cerita menyebutkan bahwa ia terus-menerus mengutip al-Qur'an dan selalu menjadi tuan rumah yang menyajikan jamuan besar untuk orang-orang yang berpuasa selama bulan Ramadhan. Al-Walid digantikan saudaranya Sulaiman bin Abdul-Malik.

Sumber

7. Sulaiman bin Abdul-Malik

Sulaiman bin Abdul-Malik674 - 717) ialah Khalifah Bani Umayyah yang memerintah dari 715 sampai 717. Ayahandanya ialah Abdul-Malik, dan merupakan adik khalifah sebelumnya al-Walid I.
Sulaiman mengambil kekuasaan, dalam, pada lawan politiknya Al-Hajjaj bin Yusuf. Bagaimanapun, al-Hajjaj meninggal pada 714, maka Sulaiman menyiksa sekutu politiknya. Di antaranya ada 3 jenderal terkenal Qutaibah bin Muslim, Musa bin Nusair, dan Muhammad bin Qasim. Seluruhnya ditahan dan kemudian dibunuh.
Di bawah pemerintahannya, ekspansi berlanjut ke bagian pegunungan di Iran seperti Tabiristan. Sulaiman juga memerintahkan serangan ke Konstantinopel, namun gagal. Di kancah domestik, dengan baik ia telah membangun di Makkah untuk ziarah, dan mengorganisasi pelaksanaan ibadah. Sulaiman dikenal untuk kemampuan pidatonya yang luar biasa, namun hukuman matinya pada ke-3 jenderalnya menyuramkan reputasinya.
Ia hanya memerintah selama 2 tahun. Ia mengabaikan saudara dan putranya, dan mengangkat Umar bin Abdul-Aziz sebagai penggantinya sebab reputasi Umar sebagai salah satu dari yang bijaksana, cakap dan pribadi alim pada masa itu. Dia dikenal sebagai tokoh yang menghidupkan kembali kegiatan shalat di awal waktu, yang mana pada pemerintahan-pemerintahan sebelumnya, shalat selalu diulur-ulur waktunya. Dia memecat kroni-kroni Hajjaj bin Yusuf, gubernur Irak yang kejam, dan melarang adanya nyanyian dan musik. Hanya saja, dia punya kebiasan makan besar; diketahui dalam catatan Imam Suyuthi, bahwa dalam sekali makan saja ".... dia dapat menghabiskan 60 delima, seekor kambing, 6 ekor ayam, dan anggur kering [dari] Tha'if."[1] Pengangkatan seperti jarang terjadi pada masa itu, walau secara teknis memenuhi cara Islam untuk mengangkat pengganti, mengingat pengangkatan berkelanjutan tidak.

Referensi

  1. ^ Suyuthi, Imam Jalaluddin. Tarikh Al-Khulafa. hal.275 – 76. Bandung:Mizan.



Sumber

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 PEJUANG ISLAM.