Kronologis Penangkapan,
Penahan dan Pengasingan Sultan Ibrahim Chaliludin
Rangkaian peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan penangkapan, penahanan, pengasingan sampai dengan wafatnya Sultan Ibrahim Chaliludin secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut:
Penangkapan Sultan Ibrahim Chaliludin oleh Pihak Belanda
Penangkapan Sultan Ibrahim Chaliludin oleh pihak Belanda
bermula pada suatu malam buta di bulan Februari tahun
1916, tempat kediaman Sultan Ibrahim Chaliludin telah
dikepung oleh serdadu-serdadu Belanda yang bersenjat
lengkap. Pada malam itu Sultan tidak sempat membuat
perlawanan, sehingga beliau berhasil diringkus oleh
alat-alat kolonial. Maka dengan terpaksa, Sultan bersama
keluarganya menyerah. Dan dengan sebuah Kapal Perang
Belanda, mereka diangkut ke Banjarmasin. Bersamaan
dengan itu, bersama-sama dengan Sultan Ibrahim
Chaliludin telah ditawan pula Pangeran Mantri, Pangeran
Prawira, Adjie Menyuh dan beberapa Pengurus Sarekat
Islam lainnya.
Masa Penahanan Sultan Ibrahim Chaliludin
Tiga
tahun lamanya Sultan Ibrahim Chaliludin ditawan pihak
Belanda di Banjarmasin, sampai pada akhirnya pada
tanggal 31 Juli 1918 keluarlah vonnis Belanda yang
menetapkan bahwa Sultan Ibrahim Chaliludin diasingkan ke
Teluk Betung (Sumatera), Pangeran Mantri ke Padang
(Sumatera), Pangeran Prawira ke Banyumas dan Adjie
Menyuh ke Bengkulen.
Masa Pengasingan Sultan Ibrahim Chaliludin
Setelah di Teluk Betung, kemudian Sultan Ibrahim
Chaliludin dipindahkan ke pengasingan di Batavia
(Jakarta). Selanjutnya setelah dari Batavia (Jakarta),
Sultan Ibrahim Chaliludin dipindahkan ke Cianjur, Jawa
Barat. Cianjur dipilih sebagai tempat pengasingan Sultan
Ibrahim Chaliludin karena pada saat itu Cianjur
merupakan tempat berjangkitnya penyakit malaria,
sehingga Belanda berharap Sultan Ibrahim Chaliludin
dapat terbunuh tanpa susah-susah membunuhnya. Dalam masa
pengasingannya di Cianjur, Jawa Barat, karena Sultan
Ibrahim Chaliludin masih dianggap cukup berbahaya oleh
pihak Belanda,
Sehingga di dekat kediaman Sultan Ibrahim Chaliludin
yang sekarang dikenal dengan sebutan Kampung Banjar atau
Gang Banjar Cianjur (nama kampung Banjar berasal dari
kata Banjarmasin karena tempat berkumpulnya orang-orang
Banjar dari dua keluarga kerajaan yang ada di Kalimantan
yaitu keluarga Kerajaan Banjar dari Kalimantan Selatan
yaitu Pangeran Hidayatullah dan keluarga Kerajaan Pasir
dari Kalimantan Timur yaitu Sultan Ibrahim Chaliludin
beserta keturunannya sehingga penduduk di sekitar tempat
tersebut menamainya Kampung Banjar) di seberang jalan
Kampung Banjar tersebut didirikan Tangsi Militer Belanda
untuk mengawasi seluruh kegiatannya di kota Cianjur.
Daerah di seberang Kampung Banjar, karena tempat berdiri
sebuah bangunan Tangsi Militer Belanda maka dikenal
dengan sebutan Kampung Tangsi (sekarang Gang Pangrango).
Wafatnya Sultan Ibrahim Chaliludin
Pada
tanggal 19 Oktober 1930, Sultan Ibrahim Chaliludin,
seorang raja dan pejuang dari daerah Pasir, Kalimantan
Timur wafat. Beliau meninggalkan seorang anak bernama
Pangeran Abdulwahid yang menikah dengan Ratu Sadiah (Ibu
Ratu) yang merupakan salah seorang keturunan dari
kerajaan Banjar, Kalimantan Selatan. Sedangkan Istrinya
yang bernama Ratu Waroe (dikenal juga dengan sebutan
Dayang Ringgong) meninggal 14 tahun kemudian, tepatnya
pada tanggal 25 Agustus 1944 setahun sebelum Indonesia
merdeka. Oleh salah seorang cucunya yang bernama
Pangeran Achmad Mulia Chaliludin (lahir di Tanah Grogot
pada tanggal 3 Mei 1915, dan wafat Cianjur pada tanggal
4 Maret 1973) meminta izin pada pemerintah Jepang yang
sedang berkuasa pada waktu itu supaya Ratu Waroe dapat
dimakamkan di makam keluarga kerajaan di daerah Joglo,
Cianjur, Jawa Barat (sekarang daerah ke makam keluarga
tersebut diberi nama jalan Pangeran Hidayatullah)
bersebelahan dengan makam Sultan Ibrahim Chaliludin.
Bukti Surat Izin Pemakaman dari pemerintahan Jepang yang
sedang berkuasa pada waktu itu terlampir dalam tulisan
ini.
Tabel Kronologis Ringkas Penangkapan, Penahan dan
Pengasingan Sultan Ibrahim Chaliludin
Saat Penangkapan
(Pasir)
|
:
|
Di suatu malam di bulan Februari 1916 Sultan Ibrahim
Chaliludin beserta keluarga, para pembesar kerajaan
dan para pengikutnya ditangkap oleh Belanda, dan
dengan sebuah kapal perang Belanda diangkut ke
Banjarmasin.
|
|
|
|
Masa Penahanan
(Banjarmasin)
|
:
|
Di Banjarmasin Sultan Ibrahim Chaliludin ditahan 3
(tiga) tahun lamanya (1916-1918) oleh Belanda,
sampai akhirnya pada tanggal 31 Juli 1918 keluar
vonnis Belanda yang menetapkan bahwa Sultan Ibrahim
Chaliludin diasingkan ke Teluk Betung (Sumatera).
|
|
|
|
Masa Pengasingan
I (Teluk Betung)
|
:
|
Mulai bulan Agustus 1918, Sultan Ibrahim Chaliludin
menjalani masa pengasingan pertamanya di Teluk
Betung (Sumatera).
|
|
|
|
Masa Pengasingan II (Batavia)
|
:
|
Setelah berada di pengasingan pertama di Teluk
Betung (Sumatera), kemudian dialihkan ke Batavia
(Jakarta).
|
|
|
|
Masa Pengasingan III (Cianjur)
|
:
|
Selanjutnya pada tahun 1928 dari Batavia (Jakarta),
Sultan Ibrahim Chaliludin dialihkan kembali ke
pengasingan di Cianjur (Jawa Barat) dan wafat di
Cianjur pada tanggal 19 Oktober 1930. 14 tahun
kemudian tepatnya pada tanggal 25 Agustus 1944, Ratu
Waroe, istri dari Sultan Ibrahim Chaliludin wafat,
dan dimakamkan bersebelah dengan makam suaminya di
Pemakaman Khusus Keluarga Raja-Raja Kalimantan di
daerah Joglo, Cianjur, Jawa Barat.
|
Sumber
========================================================================
SILSILAH KELUARGA KERAJAAN PASIR
Sumber
========================================================================
SILSILAH KETURUNAN SULTAN IBRAHIM CHALILUDDIN (ADJIE MEDJE)
1.
|
Aria Manau Deng Giti (Kakah Ukop) + … (Itak Ukop) | |
2. | Sri Sukma Dewi bin Aria Manau Deng Giti (Putri di dalam Petung) + Pangeran Abu Mansyur Indra Jaya | |
3.
|
Adjie Mas Pati Indra bin Pangeran Abu Mansyur Indra Jaya | |
4. | Adjie Mas Anom Indra bin Adjie Mas Pati Indra | |
5. | Adjie Anom Singa Maulana bin Adjie Mas Anom Indra | |
6. | Adjie Geger (Sultan Adjie Muhammad Alamsyah) bin Adjie Anom Singa Maulana + Dayang Putri Saleha binti Sultan Sulaiman I (Adjie Perdana) | |
7. | Adjie Negara (Sultan Sepuh I Alamsyah) bin Adjie Geger (Sultan Adjie Muhammad Alamsyah) + Dayang Limpan binti Kiayi Jingga Pati | |
8. | Adjie Raden bin Adjie Negara (Sultan Sepuh I Alamsyah) | |
9. | Pangeran Adjie Pagala bin Adjie Raden | |
10. | Pangeran Ratu bin Pangeran Adjie Pagala | |
11. | Adjie Gapa bin Pangeran Ratu | |
12.
|
Adjie Medje (Sultan Ibrahim Chaliludin) bin Adjie Gapa + Dayang Ratu Waroe |
Sumber
=======================================================================
SILSILAH KETURUNAN
KELUARGA BESAR
SULTAN IBRAHIM CHALILUDDIN (ADJIE MEDJE)
1. Sultan Ibrahim Chaliluddin (Adjie Medje) + Ratu Waroe (Dayang Ringgong)Memiliki seorang anak lak-laki, yaitu :1.1. Pr. Adjie Abdoelwahid Chaliluddin1.1. Pr. Adjie Abdoelwahid Chaliluddin + Ratu SadiyahMemiliki beberapa orang anak, yaitu :1.1.1. Pr. Adjie Mochammad Achya Chaliluddin1.1.2. Pr. Adjie Achmad Mulia Chaliluddin1.1.3. Ratu Adjie Bandjarmas Chaliluddin1.1.4. Ratu Adjie Gandum Chaliluddin1.1.5. Pr. Adjie Abdoellah Chaliluddin1.1.6. Pr. Adjie Abdoerachman Chaliluddin1.1.7. Pr. Adjie Abdoerachim Chaliluddin1.1.8. Pr. Adjie Ariffin Chaliluddin1.1.9. Pr. Abdoelkarnaen Chaliluddin1.1.1. Pr. Adjie Mochammad Achya Chaliluddin + Raden YettyMemiliki beberapa orang anak, yaitu :1.1.1.1. ……….1.1.1.2. ……….1.1.2. Pr. Adjie Achmad Mulia Chaliluddin + Raden DjamilahMemiliki beberapa orang anak, yaitu :1.1.2.1. Ratu Adjie Oetjoe Djuwariah Chaliluddin1.1.2.2. Ratu Adjie Pitje Sutaryah Chaliluddin1.1.2.3. Pangeran Adjie Bachtiar Chaliluddin1.1.2.4. Pangeran H. Adjie Bahruddin Chaliluddin1.1.2.5. Pangeran Adjie Bachrul Chaliluddin1.1.2.6. Ratu Adjie Yayah Dariyah Chaliludin1.1.2.7. Pangeran Adjie Bahroem Chaliluddin1.1.2.8. Pangeran Adjie Baheramsyah Chaliluddin1.1.2.9. Pangeran Adjie Imansyah Chaliluddin1.1.3. Ratu Adjie Bandjarmas Chaliluddin (tidak menikah)1.1.4. Ratu Adjie Gandum Chaliluddin + Dr. Raden Poedjo SoewarnoMemiliki beberapa orang anak, yaitu :1.1.4.1. ………1.1.4.2. ………1.1.5. Pr. Adjie Abdoellah Chaliluddin + Raden E. RukminiMemiliki beberapa orang anak, yaitu :1.1.5.1. ………1.1.5.2. ………1.1.6. Pr. Adjie Abdoerachman Chaliluddin + Raden DjuwariahMemiliki beberapa orang anak, yaitu :1.1.6.1. ………1.1.6.2. ……..1.1.7. Pr. Adjie Abdoerachim Chaliluddin + Raden EntikMemiliki beberapa orang anak, yaitu :1.1.7.1. ……..1.1.7.2. ……..1.1.8. Pr. Adjie Ariffin Chaliluddin + Raden EttyMemiliki beberapa orang anak, yaitu :1.1.8.1. ……..1.1.8.2. ………1.1.9. Pr. Abdoelkarnaen Chaliluddin (tidak menikah)Keterangan :………. = Data Belum Terkumpul+ = Menikah Dengan
(Bersambung)
0 komentar:
Posting Komentar